Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MATERNITAS PADA NY.R DENGAN KB IUD DI PUSKESMAS


NEGLASARI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Klinik Keperawaran


Maternitas
Dosen Pembimbing : Hj. Endang S.ST, Ners, M.KM

Disusun Oleh:
Lency Cahyaningsih
(P2790522022)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS
2022/2023
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian Keluarga Berecana


Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, mengatur interval diantara
kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur
suami dan istri dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Hartanto, 2015).
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan. Agar dapat mencapai hal tersebut, maka dibuatlah beberapa
cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara
tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan
keluarga (Sulistyawati, 2013).
Keluarga berencana adalah upaya meningkatkan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran,
pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk
mewujudkan keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera (Yuhedi, 2014).
Tujuan umum adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan
kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya (Anggraini dan Martini, 2012).
Sasaran program KB tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 menurut Anggraini dan Martini
(2012), meliputi :
a. Menurunnya rata-rata laju pertumbuhan penduduk menjadi sekitar 1,14
persen per tahun.
b. Menurunnya angka kelahiran total menjadi sekitar 2,2 per perempuan.
c. Menurunnya pasangan usia subur (PUS) yang tidak ingin punya anak lagi
dan ingin menjarangkan kelahiran berikutnya, tetapi tidak memakai
alat/cara kontrasepsi (unmet need) menjadi 6 persen.
d. Meningkatnya peserta KB laki-laki menjadi 4,5 persen.
e. Meningkatnya penggunaan metode kontrasepsi rasional, efektif, dan
efisien.
f. Meningkatnya rata-rata usia perkawinan pertama perempuan menjadi 21
tahun.
g. Meningkatnya partisipasi keluarga dalam pembinaan tumbuh kembang
anak.
h. Meningkatnya jumlah keluarga prasejahtera dan keluarga sejahtera yang
aktif dalam usaha ekonomi produktif
i. Meningkatnya jumlah institusi masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan program KB nasional.
Dampak program KB menurut Anggraini dan Martini (2012),
antara lain :
1. Penurunan angka kematian ibu dan anak.
2. Penanggulangan masalah kesehatan reproduksi.
3. Peningkatan kesejahteraan keluarga.
4. Peningkatan derajat kesehatan.
5. Peningkatan sistem pengelolaan dan kapasitas sumber daya manusia
(SDM).
6. Pelaksanaan tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam
penyelenggaraan kenegaraan dan pemerintahan berjalan lancar.

B. Pengertian Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya kehamilan,
dapat bersifat sementara dapat pula bersifat permanen (Prawirohardjo, 2006).
Akseptor KB adalah anggota masyarakat yang mengikuti gerakan KB
dengan melaksanakan penggunaan alat kontrasepsi. Macam-macam
kontrasepsi menurut Hartanto (2015), antara lain:
1. Kontrasepsi Metode Sederhana
a. Tanpa alat
1) KB alamiah, terdiri dari pantang berkala, metode kalendir, metode suhu
badan basal, metode lendir serviks.
2) Coitus interuptus atau senggama terputus.
b. Dengan Alat
1) Mekanis (barrier), terdiri dari kondom pria, barier intra- vaginal
(diagfragma, kap serviks, spons, kondom wanita).
2) Kimiawi, yang berupa spermisid (Vaginal cream, vaginal foam,
vaginal jelly, vaginal suppositoria, vaginal tablet dan vaginal soluble
film).
2. Kontrasepsi Metode Modern
a. Kontrasepsi Hormonal
1) Per-oral : pil oral kombinasi dan minipil.
2) Suntikan atau injeksi KB, meliputi : depo provera setiap 3 bulan,
norigest setiap 10 minggu dan cyclofem setiap bulan.
3) Sub-kutis (implant) atau alat kontrasepsi bawah kulit (AKBK) yang
meliputi implant dan norplant.
b. IUD (Intra Uteri Device )adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, yang
meliputi : Copper T, Medusa, Seven Copper T.
3. Metode Kontrasepsi Mantap
a. Pada wanita : Medis Operatif Wanita (MOW) : Tubektomi.
b. Pada pria : Medis Operatif Pria (MOP) : Vasektomi.

C. IUD (Intra Uteri Device)


1. Pengertian IUD
IUD merupakan alat kontrasepsi yang ditempatkan didalam uterus.
IUD dibuat dari plastik khusus yang diberi benang pada ujungnya.
Benang ini gunanya untuk pemeriksaan (kontrol) (Yuhedi, 2014).
IUD merupakan kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian
rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa aktif fungsi kontrasepsinya),
diletakkkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi, menghalangi
fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus (Hidayati, 2009).
2. Jenis-jenis IUD
Ada beberapa jenis IUD yang beredar atau dipakai di Indonesia. Secara
umum, IUD terdiri atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut :
a. Inert, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja antikarat (the chiness
ring).
b. Mengandung tembaga seperti Cu T380A, CU T200C, Multiload (Cu
ML250 dan 375), Nova T Cu T380A berbentuk kerangka plastik, kecil,
fleksibel, menyerupai huruf T diselubungi oleh kawat tembaga halus,
sangat efektif, reversible, dan berjangka panjang (dapat sampai dengan 10
tahun).
c. Mengandung hormon steroid, seperti progestasert (hormon progesterone)
dan levonol (levonorgestrel) (Hidayati, 2009).
3. Cara kerja IUD menurut Manuaba (2010) yaitu :
a. IUD merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi
benda asing dengan timbunan leukosit, makrofag, dan limfosit.
b. IUD menimbulkan perubahan pengeluaran cairan prostaglandin yang
mengahalangi kapasitasi spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit
menyebabkan blastokis dirusak oleh makrofag dan blastokis tidak mampu
melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan IUD dengan Cupper menyebabkan gangguan
gerak spermatozoa sehingga mengurangi kemampuan untuk
melaksanakan konsepsi.
4. Efektifitas IUD
Menurut Hidayati (2009) angka kegagalan IUD berkisar 0,6-0,8
kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama pemakaian (terdapat
kegagalan dalam 125-170 kehamilan).
5. Keuntungan IUD
Menurut Manuaba (2010), keuntungan dari pemakaian IUD yaitu :
a. Alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima masyarakat dunia, termasuk
Indonesia dan menempati urutan ketiga dalam pemakaian.
b. Pemasangan tidak memerlukan tindakan medis yang sulit.
c. Kontrol medis yang ringan
d. Penyulit tidak terlalu berat.
e. Pulihnya kesuburan setelah IUD dicabut berlangsung baik.
6. Indikasi pemakaian IUD
Menurut Yuhedi (2014), indikasi pemakaian IUD antara lain :
a. Wanita usia reproduksi.
b. Wanita nulipara atau yang sudah mempunyai anak atau yang belum
mempunyai anak.
c. Wanita yang menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan efektivitas
tinggi.
d. Wanita pasca keguguran dan pasca melahirkan.
e. Wanita dengan risiko tentang IMS (Infeksi Menular Seksual)
f. Wanita yang tidak suka mengingat kapan waktu minum pil KB.
g. Wanita yang gemuk maupun kurus.
h. Wanita hipertensi.
i. Penderita penyakit jantung, diabetes militus, dan penyakit hati dan
empedu.
7. Kontraindikasi IUD
a. Wanita yang hamil dan dicurigai hamil.
b. Wanita yang mengalami perdarahan per vagina yang
belum jelas penyebabnya.
c. Wanita yang sedang menderita infeksi alat genetalia (vaginitis, servisitis)
dan wanita dengan kanker organ genital.
d. Wanita dengan kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak
uterus yang dapat mempengaruhi kavum uteri (Yuhedi, 2014).
8. Efek samping IUD
Efek samping pemakaian IUD menurut Manuaba (2010), antara lain:
a. Masih terjadinya kehamilan dengan IUD in situ.
b. Terdapat perdarahan (spotting dan menometroragia).
c. Dapat terjadi infeksi dimana tingkat terakhir infeksi menimbulkan
kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik.
d. Tali IUD dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan mengganggu
hubungan seksual.
Menurut Suratun (2013) efek samping pemasangan IUD, yaitu :
a. Perdarahan
Keluarnya darah dari liang vagina, diluar haid dalam jumlah kecil berupa
bercak-bercak atau dalam jumlah berlebihan.
b. Keputihan/ Leukorea
Terdapat cairan putih yang berlebihan, terjadi akibat produksi cairan rahim
yang berlebihan. Tidak berbahaya apabila cairan tersebut tidak berbau,
tidak terasa gatal dan tidak terasa panas.
c. Eksplusi
Terasa adanya IUD dalam liang senggama yang menyebabkan rasa tidak
enak bagi wanita. Terjadi ekspulasi sebagian atau seluruhnya. Biasanya
terjadi pada waktu haid.
d. Nyeri
Nyeri pada waktu pemasangan IUD, saat haid dan saat senggama.
e. Infeksi
Adanya rasa nyeri di daerah perut bagian bawah, bila disertai demam,
keputihan yang berbau busuk dan rasa nyeri pada waktu bersenggama atau
periksa dalam.
f. Translokasi
Pindahnya IUD dari tempat seharusnya.
9. Pathway KB IUD
IUD

Benda asing dari uterus

Reaksi radang Perubahan Terjadi Kurang


Cavum uteri rekasi kimia efek mekanik pengetahuan

prosedur
Fagosit meningkat Perubahan Erosi Kontraksi Ansietas
pemasangan
Reaksi endometrium uterus
Enzimatik
Perubahan uterus Spotting Iskemia
Endomentrium otot uterus
Perubahan Infeksi
Ansietas
Keputihan endometrium Pelepasan
Meningkat Makrofag mediator
Nidasi tidak meningkat inflamasi
Infeksi pelvis terjadi
Menekan Stimulasi
Hipertermi sperma syaraf
simpatis &
Sperma dan ovum parasimpatis
Tidak bertemu
Persepsi
nyeri

D. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data
yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap.
Pengumpulan data ini meliputi :
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut dapat ditentukan
nama dengan informasi atau komunikasi (Nursalam, 2009).
Data subjektif meliputi :
1) Biodata : Identitas pasien dan penanggung jawab (suami, ayah,
keluarga).
2) Nama pasien dikaji untuk membedakan pasien satu dengan yang lain
agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.
3) Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko, apabila dibawah
20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang dan jika lebih dari 35 tahun
akseptor KB mendekati menopause.
4) Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan pasien untuk
membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa.
5) Suku pasien dikaji untuk mengetahui adat dan kebiasaan yang
berhubungan dengan KB.
6) Pendidikan pasien dikaji untuk mengetahui sejauh mana tingkat
intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai
dengan pendidikannya.
7) Pekerjaan pasien dikaji untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial
ekonominya, karena mempengaruhi dalam pemenuhan gizi pasien.
8) Alamat pasien dikaji untuk mempermudah hubungan jika diperlukan
dalam keadaan mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal
pasien.
9) Keluhan utama
Mengetahui keluhan utama/alasan datang ke institusi pelayanan
kesehatan dan kunjungan saat ini apakah kunjungan pertama atau
kunjungan ulang (Muslihatun dkk, 2009). Keluhan pada akseptor KB
IUD dengan leukorea fisiologi adalah terdapat cairan putih yang
berlebihan, tidak terasa gatal dan tidak terasa panas, sedangkan pada
leukorea patologi adalah keputihan yang disertai rasa gatal, raum kulit
dan nyeri, sekret vagina yang bertambah banyak, rasa panas saat
kencing, sekret vagina berwarna putih dan menggumpal , berwarna
putih keabu- abuan atau kuning dan berbau (Prawirohardjo, 2006).
10) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan ke, umur klien saat
perkawinan dan lama perkawinan (Muslihatun dkk, 2009).
11) Riwayat Menstruasi
Meliputi siklus, lama menstruasi, dismenorea, perdarahan pervaginam
dan flour albus (Muslihatun dkk, 2009).
12) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu untuk mengetahui
jumlah paritas dan abortus (Muslihatun dkk, 2009).
13) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat saat
pemasangan dan berhentinya, keluhan/alasan berhenti (Muslihatun dkk,
2009). Pada kasus akseptor KB IUD dengan leukorea fisioligis subyek
studi kasus menggunakan KB IUD dengan keluhan keluar cairan
berlebih dari vagina bening, tidak panas gatal dan berbau (Suratun,
2013).
14) Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit sekarang seperti batuk, pilek
ataupun demam. Riwayat penyakit sistemik yang sedang atau pernah
diderita (penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC, ginjal, ASMA,
epilepsi, hati, malaria, penyakit kelamin, HIV/AIDS). Riwayat penyakit
sistemik keluarga, riwayat penyakit ginekologi dan riwayat penyakit
sekarang (Muslihatun dkk, 2009).
15) Kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan pasien sehari-hari dalam menjaga
kebersihan dirinya dan bagaimana pola makan sehari-hari apakah
terpenuhi gizinya atau tidak.
a) Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan
mengamati adalah penurunan berat badan atau tidak pada pasien.
b) Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali BAB dan BAK, dan bagaimana
keseimbangan antara intake dan output.
c) Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan malam. Pada
kasus akseptor KB IUD dengan leukorea fisiologi istirahat ibu
terganggu karena adanya rasa yang tidak nyaman.
d) Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu sehari-hari. Pada kasus akseptor KB
IUD dengan leukorea fisiologi aktifitas akan terganggu karena
kondisi tubuh yang tidak nyaman atau keadaan penyakit yang
dialaminya.
e) Personal hygiene
Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien. Kebersihan
perorangan sangat penting agar terhindar dari penyakit kulit
(Muslihatun dkk, 2009). Pada kasus akseptor KB IUD dengan
leukorea personal hygiene yang kurang tepat dapat menyebabkan
keputihan atau leukorea. Personal hygiene meliputi data berapa kali
mandi, keramas dan gosok gigi dalam sehari, cara cebok yang benar
dari depan ke belakang, bahan celana dalam dari katun dan ganti
celana minimal 2 kali sehari (Suratun, 2013).
f) Pola seksual
Untuk mengetahui berapa frekuensi yang dilakukan ibu (Muslihatun
dkk, 2009). Pada kasus leukorea hubungan seksual terganggu karena
ibu merasa tidak nyaman.
g) Keadaan psikologis
Untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang, apakah ibu merasa
takut atau cemas dengan keadaan sekarang (Nursalam, 2009).
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga
kesehatan (Nursalam, 2009).
1) Status generalis
a) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan pasien secara keseluruhan dengan
kriteria baik yaitu apabila ibu mampu melakukan aktivitas secara
mandiri tanpa bantuan atau lemah apabila ibu tidak bisa melakukan
aktivitas secara mandiri (Matondang, 2013)
b) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis yaitu
kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab pertanyaan
tentang keadaan sekelilingnya. Apatis adalah keadaan kesadaran
yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak
acuh. Delirium adalah gelisah, disorientasi, memberontak, berteriak-
teriak. Somnolen kesadaran menurun respon psikomotor yang
lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila
dirangsang. Stupor yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi respon
terhadap nyeri. Coma yaitu tidak bisa dibangunkan tidak ada respon
terhadap rangsangan apapun (Muslihatun dkk, 2009).
2) Tanda-tanda vital meliputi :
a) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi, tekanan
darah normal adalah 120/80 mmHg.
b) Denyut jantung
Menilai kecepatan, irama suara jantung jelas dan teratur. Denyut
jantung normal pada orang dewasa adalah 60-80 x/menit.
c) Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit. Respirasi
normal 40-60 x/menit.
d) Temperatur
Temperatur normal rektal axilla yaitu 37°C dan kulit 36,5°C.
3) Pemeriksaan Antropometri
Menurut Nursalam (2009), pemeriksaan atropometri meliputi:
a) Berat badan : Untuk memantau berat badan naik atau turun.
b) Panjang badan : Untuk mengukur tinggi badan.
4) Pemeriksaan head to toe
a) Kepala dan leher
Meliputi edema wajah, mata (kelopak mata pucat, warna sklera),
mulut (rahang pucat, kebersihan, keadaan gigi, karies, karang,
tonsil), leher (pembesaran kelenjar tyroid, pembuluh limfe)
(Muslihatun dkk, 2009).
b) Muka
Pada daerah wajah/muka dilihat simetris atau tidak, apakah warna
kulitnya, ekspresi wajahnya, dan pembengkakan daerah wajah dan
kelopak mata. Dilanjutkan inspeksi konjungtiva untuk mengetahui
ada tidaknya kemerahan atau anemia (Muslihatun dkk, 2009).
c) Mata
Pemeriksaan mata dilakukan dengan inspeksi bola mata, kelopak
mata, konjungtiva, sklera, dan pupil. (Muslihatun dkk, 2009).
d) Telinga
Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk mengetahui
keadaan telinga luar, saluran telinga, gendang telinga/membran
timpani, dan pendengaran (Muslihatun dkk, 2009).
e) Hidung
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan bentuk dan
fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari bagian luar, bagian
dalam kemudian sinus-sinus. Pada pemeriksaan hidung juga dilihat
apakah ada polip dan kebersihannya (Muslihatun dkk, 2009).
f) Mulut dan faring
Pengkajian mulut dan faring dilakukan dengan posisi pasien duduk.
Pengkajian dimulai dengan mengamati bibir, gudi, lidah, selaput
lendir, pipi bagian dalam, lantai dasar mulut, dan palatum kemudian
faring (Muslihatun dkk, 2009).
g) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar gondok atau tyroid, tumor dan
pembesaran kelenjar getah bening (Muslihatun dkk, 2009).
h) Payudara
Meliputi bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola, keadaan puting
susu, retraksi, adanya benjolan/massa yang mencurigakan,
pengeluaran cairan dan pembesaran kelenjar limfe ( Muslihatun dkk,
2009)
i) Abdomen
Meliputi adanya bentuk, adanya bekas luka, benjolan/masa tumor,
pembesaran hepar, nyeri tekan (Muslihatun dkk, 2009).
j) Pemeriksaan vulva vagina
 Pemeriksaan vulva
Untuk mengetahui adanya perdarahan dan adanya pengeluaran
pervaginam. Pada kasus akseptor KB IUD dengan leukorea
fisiologi dilakukan pemeriksaan inspeksi vulva terlihat cairan
berupa lendir kental, jernih dan tidak berbau, labia mayora dan
minora tidak odema (Suratun, 2013).
 Inspekulo
Untuk mengetahui keadaan servik (cairan/darah, luka,
peradangan atau tanda-tanda keganasan, keadaan dinding vagina,
posisi benang IUD (Muslihatun dkk, 2009). Pada kasus akseptor
KB IUD dengan leukorea fisiologi adalah terdapat cairan putih
yang berlebihan (Suratun, 2013).
k) Pemeriksaan penunjang dan laboratorium
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apabila
diperlukan misalnya pemeriksaan laboratorium. Pada kasus akseptor
KB IUD dengan leukorea fisiologi dilakukan pemeriksaan pap
smear (Muslihatun dkk, 2009).
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang
KB IUD.
b. Defisit pengetahuan (D.0111) berhubungan dengan kurangnya informasi
tentang vulva hygiene.
c. Resiko infeksi (D.0142) berhubungan dengan Leukorea berlebih.
d. Kesiapan peningkatan pengetahuan (D.0113) tentang KB IUD
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa
No. Kriteria hasil Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1. Ansietas Setelah dilakukan Reduksi ansietas (I.09314)
(D.0080) tindakan keperawatan Observasi
selama ..x.. diharapkan 1. Monitor tanda-tanda ansietas
tingkat ansietas (verbal dan nonverbal)
menurun dengan kriteria 2. Identifikasi kemampuan
hasil (L.09093): mengambil keputusan
1. Perilaku gelisah 3. Identifikasi saat tingkat
menurun ansietas berubah (misal:
2. Perilaku tegang kondisi, waktu, stresor)
menurun Terapeutik
3. Konsentrasi 1. Ciptakan suasana terapeutik
membaik untuk menumbuhkan
4. Pola tidur membaik kepercayaan
5. Pola berkemih 2. Temani pasien untuk
membaik mengurangi kecemasan, jika
6. Verbalisasi memungkinkan
kebingungan 3. Pahami situasi yang membuat
menurun ansietas
7. Verbalisasi khawatir 4. Dengarkan dengan penuh
akibat kondisi yang perhatian
dihadapi menurun 5. Gunakan pendekatan yang
tenang dan meyakinkan
Edukasi
1. Latihan teknik relaksasi
2. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
3. Anjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
4. Jelaskan prosedur termasuk
sensasi yang mungkin dialami
5. Anjurkan melakukan kegiatan
yang tidak kompetitif, jika
perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian obat
anti ansietas, jika perlu
2. Defisit Setelah dilakukan Edukasi proses penyakit (I.12444)
pengetahuan tindakan keperawatan Observasi
(D.0111) selama ..x.. diharapkan 1. Identifikasi kesiapan dan
tingkat pengetahuan kemampuan menerima
(L.12111) meningkat informasi
dengan kriteria hasil: Terapeutik
1. Perilaku sesuai 1. Sediakan materi dan media
anjuran meningkat pendidikan kesehatan
2. Kemampuan 2. Jadwalkan pendidikan
menjelaskan kesehatan sesuai kesepakatan
pengetahuan tentang 3. Berikan kesempatan untuk
suatu topik mingkat bertanya
3. Perilaku sesuai Edukasi
dengan pengetahuan 1. Jelaskan penyebab dan faktor
meningkat risiko penyakit
4. Persepsi yang keliru 2. Jelaskan proses patofisiologi
terhadap masalah munculnya penyakit
menurun 3. Jelaskan tanda dan gejala yang
5. Perilaku membaik ditimbulkan oleh penyakit
4. Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
5. Ajarkan cara meredakan atau
mengatasi gejala yang
dirasakan
6. Ajarkan cara meminimalkan
efek samping dari intervensi
atau pengobatan
7. Informasikan kondisi pasien
saat ini
8. Anjurkan melapor jika
merasakan tanda dan gejala
memberat atau tidak biasa
3. Resiko Setelah dilakukan 1. Pertahankan teknik aseptif
infeksi tindakan keperawatan 2. Cuci tangan setiap sebelum
(D.0142) selama ..x.. diharapkan dan sesudah tindakan
infeksi tidak terjadi 3. Anjurkan klien untuk rajin
dengan kriteria hasil: mengganti pakaian dalam.
1. Klien bebas dari 4. Monitor tanda dan gejala
tanda dan gejala infeksi
infeksi 5. Kaji tanda-tanda terjadinya
2. Menunjukkan inflamasi
kemampuan untuk 6. Kolaborasikan pemberian
mencegah antibiotik dengan dokter
timbulnya infeksi
3. Jumlah leukosit
dalam batas normal
4. Menunjukkan
perilaku hidup sehat
5. Status imun,
gastrointestinal,
genitourinaria
dalam batas normal
4. Kesiapan Setelah dilakukan 1. Sediakan materi dan media
peningkatan tindakan keperawatan pendidikan kesehatan
pengetahuan selama ..x.. diharapkan 2. Fasilitasi ibu memilih
(D.0113) kesiapan peningkatan kontrasepsi yang tepat
pengetahuan meningkat 3. Berikan kesempatan untuk
dengan kriteria hasil: bertanya
1. Verbalisasi
kebingungan
menurun
2. Verbalisasi khawatir
akibta kondisi yang
dihadapi menurun
3. Proses dalam
menerima informasi
membaik
4. Tingkat pengetahuan
pasien mengenai KB
IUD meningkat

4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi kestatus kesehatan yang baik yang menggambarkan kriteria hasil
yang diharapkan. Ukuran implementasi keperawatan yang diberikan kepada
klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki
kondisi, pendidikan untuk klien, keluarga, atau tindakan untuk mencegah
masalah kesehatan yang muncul dikemudian hari (Yustiana & Ghofur, 2016).
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan merupakan tahap akhir dari rangkaian proses
keperawatan yang berguna apakah tujuan dari tindakan keperawatan yang
telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. Evaluasi keperawatan
mengukur keberhasilan dari rencana dan pelaksanaan tindakan keperawatan
yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Penilaian adalah tahap
yang menentukan apakah tujuan tercapai. Evaluasi selalu berkaitan dengan
tujuan yaitu pada komponen kognitif, afektif, psikomotor, perubahan fungsi
dan tanda gejala yang spesifik (Yustiana & Ghofur, 2016)
ASUHAN KEPERAWATAN AKSEPTOR KB

Hari/Tanggal Pengkajian : Rabu, 31 Agustus 2022


Waktu Pengkajian : 10.00 WIB
Tempat Pengkajian : Poli KIA Puskesmas Neglasari

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Ny.R
Usia / Tanggal Lahir : 03 Juli 1992/ 30 Tahun
Pendidikan : Tamat SD
Pekerjaan : IRT
Suku / Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Karang Sari Rt.01/13
Status Perkawinan : Menikah
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn.A
Usia / Tanggal Lahir : 03 September 1990/ 32 Tahun
Pendidikan : Tamat SMP
Pekerjaan : Karyawan
Suku / Bangsa : Jawa, Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl. Karang Sari Rt.01/13
Status Perkawinan : Menikah
Hubungan dengan Pasien : Suami
c. Keluhan utama :
Pasien mengatakan ingin memasang KB IUD.
d. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien mengatakan ingin menggunakan KB setelah melahirkan anak
kedua. Pasien mengatakan sebelum anaknya lahir pasien sudah berbicara
dengan suami untuk memakai KB. Pasien kebingungan dalam memilih
jenis KB yang aman untuk klien. Pasien tertarik ingin menggunakan IUD
namum pasien merasa cemas untuk menentukan pilihan karena pasien
banyak melihat kejadian akibat penggunaan KB ini.
e. Riwayat Genekologi
1) Menarche : Usia 13 tahun
2) Siklus haid : 28 hari
3) Lama haid : 5-6 hari
4) Keluhan saat haid : Nyeri haid di hari pertama haid
5) Fluor Albus : Tidak ada
6) HPHT : 28 Agustus 2022
g. Riwayat Obtetrik
1) Jumlah anak yang hidup : 2 (dua)
2) Jumlah anak yang meninggal : tidak ada
3) Jenis kelamin anak yang dilahirkan : Laki-laki dan perempuan
4) Jenis persalinan terakhir : Normal
5) Komplikasi persalinan : Tidak ada
6) Keadaan nifas terakhir : tidak dikaji
7) Laktasi : tidak dikaji
h. Riwayat Kesehatan sekarang dan Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan dirinya dan keluarganya tidak memiliki penyakit
menular atau penyakit keturunan seperti hepatitis, diabetes melitus,
penyakit jantung, kelainan pembekuan darah, endometriosis maupun
penyakit menular lainnya.
i. Riwayat Perkawinan
1) Sekarang perkawinan yang ke : Pertama
2) Umur istri waktu pertama menikah : 24 tahun
3) Lamanya pernikahan : 6 tahun
4) Umur suami waktu menikah : 26 tahun
5) Untuk istri pernikahan yang ke : Pertama
6) Untuk suami pernikahan yang ke : Pertama
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran umum
Keadaan umum baik dan kesadaran composmentis
b. Tanda-tanda vital
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,4°C
Respirsi : 22 x/menit
c. Kepala
1) Rambut : Kebersihan rambut bersih dan distribusi merata
2) Mata : Pengelihatan baik, konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik,
kelopak mata tidak ada oedema, reaksi pupil ketika mendapat
rangsangan cahaya mengecil, gerakan bola mata normal tidak ada
strambismus.
3) Telinga : Kebersihan telinga bersih, tidak ada serumen dan fungsi
pendengaran baik.
4) Hidung: Kebersihan hidung bersih tidak terdapat serumen, dan fungsi
penciuman baik
5) Mulut : Bibir warna merah, tidak ada stomatitis. Gusi berwarna merah
muda, tidak ada perdarahan dan pembengkakan.
6) Gigi : Jumlah gigi lengkap 31 buah, tidak terdapat lubang, ompong, gigi
palsu dan caries
d. Leher
Tidak adanya pembesaran kelenjar tiroid maupun kelenjar getah bening
e. Dada
Pergerakan dada simetris, bunyi nafas vesikuler, bunyi jantung tidak
terdapat mur-mur dan gallop, irama jantung reguler. Bentuk payudara
simetris, puting susu menonjol, tidak ada kolostrum dan tidak ada benjolan
disekitar payudara.
f. Abdomen
Tidak adanya bekas operasi atau luka parut lainnya. Terdapat linea nigra,
terdapat linea alba dan striae gravidum, fundus uteri teraba 2 jari dibawah
prossesus xypoideus
g. Ekstremitas atas
Bentuk simetris, gerakan aktif, tidak ada oedem dan kuku jari bersih
h. Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, tidak ada oedema, kuku jari bersih, tidak ada varises dan
reflek patella positif
i. Pemeriksaan genetalia
1) Genetalia eksterna
Terdapat cairan lendir yang bercampur gumpalan darah berwarna
merah terang dari vagina, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini,
tidak ada pembengkakan.
2) Genetalia Interna
Terdapat pengeluaran cairan lokia bercampur darah dari vagina, tidak
ada pembengkakan pada portio dan serviks, terdapat luka episiotomy.
3) Anus
Tidak ditemukan hemoroid, tidak ada kelainan.
3. Data Psikologis
a. Status emosi :
Status emosi pasien mengatakan cemas
b. Pola koping :
Jika ada masalah pasien membicarakannya dengan suami dan ibunya
untuk di musyawarahkan
c. Pola komunikasi :
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik menggunakan bahasa Indonesia
d. Konsep diri
1) Gambaran diri : Pasien mengatakan tidak ada bagian tubuh yang paling
disukai dan bagian tubuh yang tidak disukai, klien mengatakan biasa-
biasa saja.
2) Peran diri : Pasien mengatakan sebagai istri yang mengurus suami nya
di rumah dan akan segera mempunyai anak pertama.
3) Ideal diri : Pasien mengatakan berharap menjadi ibu yang baik
4) Harga diri : Pasien mengatakan senang dengan kelahiran bayinya yang
pertama dan keluarga antusias untuk kelahirnnya
5) Identitas diri: Pasien mengatakan dirinya seorang perawat dan
bersyukur karna akan segera menjadi seorang ibu yang dapat
melahirkan bayinya
4. Data Social
Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga sekitar rumah
baik-baik saja tidak ada bertengkar satu sama lain
5. Data spiritual
a. Kegiatan dalam melaksanakan ibadah:
Pasien melaksanakan ibadah sholat 5 waktu, sesuai dengan
kepercayaannya yaitu agama islam.
b. Kegiatan ibadah selama dalam perawatan:
Pasien tidak dapat melaksanakan kegiatan ibadahnya, tetapi pasien selalu
berdoa kepada Allah SWT.
c. Keyakinan terhadap pertolongan Tuhan:
Pasien sangat yakin dan percaya bahwa Tuhan akan selalu menolongnya
dan pasien selalu bersabar dalam menghadapi setiap cobaan yang
dihadapinya.
d. Keyakinan terhadap perawatan dan pengobatan:
Pasien sangat yakin dan percaya dengan segala tindakan medis di zaman
yang sudah modern ini.
e. Keyakinan untuk penyembuhan /pemulihan kesehatannya:
Pasien sangat yakin bahwa kesehatannya akan dapat pulih kembali dan
anaknya dapat dilahirkan dengan selamat.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak ada
b. Pemeriksaan Diagnostik
Tidak ada
c. Terapi Medis
Tidak ada

B. Analisa Data

No. Data Interpretasi data Masalah


1. DS : Kurangnya Kesiapan
1. Pasien mengatakan pengetahuan cukup peningkatan
ingin terhadap tindakan pengetahuan
menggunakan KB pemasangan tentang KB IUD
setelah persalinan. kontrasepsi AKDR IUD
2. Pasien ↓
kebingungan Kesiapan peningkatan
dalam memilih pengetahuan tentang
jenis KB yang KB IUD
aman untuk pasien
dan tidak
mengganggu
pasien ketika
dalam masa
menyusui anaknya
DO :
1. Pasien
menjelaskan
mengenai jenis KB
yang diketahuinya
2. Pasien masih
tampak bingung
dan bertanya-tanya
2. S: IUD Ansietas
1. Pasien tertarik ↓
ingin Kurangnya
menggunakan IUD Pengetahuan Tentang
namun pasien prosedur pemasangan
cemas untuk dan efek yang terjadi
menentukan ↓
pilihan karena Ansietas
banyak kejadian
akibat penggunaan
KB ini

O:
1. Pasien masih
tampak bingung
dan bertanya-tanya

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kesiapan peningkatan pengetahuan tentang KB IUD (D.0113)
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
D. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1. Kesiapan Setelah Edukasi keluarga
peningkatan dilakukan berencana
pengetahuan tindakan selama Observasi
tentang KB IUD 1 x 15 menit, 1. Identifikasi 1. Mengetahui
ditandai dengan diharapkan kesiapan dan kesiapan dan
keinginan pasien tingkat kemampuan penerimaan pasien
memakai KB pengetahuan pasien menerima dalam menerima
IUD pasien meningkat informasi tentang segala bentuk
dengan kriteria KB IUD post informasi yang
hasil : plasenta diberikan
1. Verbalisasi 2. Identifikasi 2. Mengetahui
minat dalam pengetahuan seberapa banyak
belajar tentang tentang tentang informasi yang
KB IUD post KB IUD sudah pasien
plasenta ketahui
meningkat Terapeutik
1. Berikan 1. Agar informasi yang
2. Kemampuan
kesempatan disampaikan lebih
menjelaskan
kepada pasien mudah diterima
pengetahuan
untuk bertanya
tentang KB
2. Lakukan 2. Pendidikan
IUD post
pemeriksaan fisik kesehatan
plasenta
terjadwalkan sesuai
3. Kemampuan kesiapan pasien dan
menggambark petugas
an
pengalaman
sebelumnya 3. Fasilitasi ibu dan 3. Agar pasien
tentang suatu pasangan dalam menyalurkan segal
topik pengambilan sesuatu yang
keputusan belumdipahaminya
4. Perilaku
menggunakan KB terkait KB IUD
sesuai dengan
IUD 4. Mengetahui ada
pengetahuan
Edukasi atau tidaknya
tentang KB
1. Jelaskan tentang keluhan fisik dan
IUD post
sistem reproduksi untuk menentukan
plasenta
rencana
meningkat
selanjutnya
2. Jelaskan mengenai 5. Ibu dan pasangan
metode dapat berdiksusi
kontrasepsi KB mengambil
IUD keputusan yang
tepat
2. Ansietas b.d Setelah Edukasi 1. Memudahkan
kurang terpapar dilakukan asuhan penggunaan alat dalam
informasi keperawatan kontrasepsi menyampaikan isi
ditandai dengan selama 1 x 15 (I.12411) materi
pasien bertanya menit diharapkan Teraupeutik 2. Memberikan
tentang KB IUD. kondisi emosi 1. Sediakan materi otonomi ibu untuk
dan pengalaman dan media menentukan
subjektif pendidikan pilihan untuk
terhadap objek kesehatan dirinya
yang tidak jelas 2. Fasilitasi ibu 3. Membantu ibu
dan spesifik memilih untuk menerima
menurun dengan kontrasepsi yang infomasi dengan
kriteria hasil: tepat lebih baik
1. Verbalisasi 3. Berikan
kebingungan kesempatan
menurun untuk bertanya
2. Verbalisasi
khawatir
akibat kondisi
yang dihadapi
menurun
3. Proses dalam
menerima
informasi
membaik
4. Tingkat
pengetahuan
pasien
mengenai KB
IUD
meningkat

D. Implementasi Keperawatan
No Waktu Diagnosa Implementasi Hasil
1. Rabu,
31 Agustus
2022
10.00 1 1. Mengidentifikasi kesiapan dan 1. Pasien mengatakan ingin
kemampuan pasien menerima mengetahui tentang KB
informasi tentang KB IUD IUD
10.03 1 2. Mengidentifikasi pengetahuan 2. Pasien mengatakan
tentang KB IUD belum mengetahui
tentang KB IUD
10.05 1,2 3. Memberikan kesempatan kepada 3. Pasien bertanya tentang
pasien untuk bertanya efek penggunaan IUD
10.07 1 4. Melakukan penapisan pada ibu 4. Pasien setuju untuk
untuk penggunaan KB IUD post pemasangan IUD
plasenta
10.09 1 5. Melakukan pemeriksaan fisik 5. TD : 120/70 mmHg
Suhu : 36,10C
Nadi : 82 x/menit
RR : 19 x/menit
10.10 1,2 6. Memfasilitasi ibu dan pasangan dalam 6. Pasien setuju dan
pengambilan keputusan menggunakan bersedia untuk
KB IUD dilakukan pemasangan
IUD pada pasien
10.15 1 7. Menjelaskan mengenai metode 7. Pasien tampak mengerti
kontrasepsi KB IUD. dan paham tentang
metode kontrasepsi KB
IUD

E. Evaluasi Keperawatan
Tanggal Diagnosa SOAP Tanda
Keperawatan Tangan
31 1 S : Pasien mengatakan semakin tertarik Lency
Agustus mengenai KB IUD
2022 O : Pasien dapat menjelaskan kembali
10.16 informasi yang telah dijelaskan dan di
WIB diskusikan. Pasien terlihat antusias
uuntuk mengenal KB IUD
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
31 2 S : Pasien mengatakan sudah mulai Lency
Agustus mengerti mengenai alat kontrasepsi,
2022 manfaat, jenis, efek samping, keluhan
10.16 yang umumnya muncul selama
WIB menggunakan alat kontrasepsi
O:
1. Pasien memahami informasi yang
diberikan.
2. Pasien memproses informasi dengan
baik dan mampu mengulangi kembali
informasi yang diberikan
3. Kebingungngan dan rasa khawatir
pasien terhadap alat kontrasepsi
menurun
4. Pengetahuan pasien mengenai KB
dan alat kontrasepsi semakin baik
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai