Anda di halaman 1dari 28

TUGAS KELOMPOK

AKSEPTOR BARU KB

Tugas dari : Eva Novia, Amd.Keb.,SKM


Oleh : Kelompok
1. Titik Fajriah
2. Siti Hajar
3. Mardiah ningsih
4. Aria Kasturi
5. Fisca Pratiwi

PELATIHAN PENJENJANGAN
JABATAN FUNGSIONAL BIDAN AHLI PERTAMA
BALAI PELATIHAN KESEHATAN PROVINSI LAMPUNG
TAHUN 2021
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ......................................................................................................i

BAB II

BAB III STUDI KASUS .................................................................................................15

BAB IV PEMBAHASAN ...............................................................................................21

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................22

B. Saran .....................................................................................................................22

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT karena
atas limpah rahmat dan karunianya makalah ini dapat diselesai kan. Penyusunan
makalah ini masih banyak kesulitan yang amat sangat dirasakan oleh kami. Atas
dasar kekurangan dan kelemahan kami dalam menyelesaikan makalah ini, kamipun
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan.

Makalah ini dapat dituntaskan sebagaimana yang kami harapkan, banyak


hambatan, rintangan, coban serta bermacam-macam ujian namun pada akhirnya
ALLAH SWT memperkenankan kami menyelesaikan makalah ini yang berjudul
IUD (intrauterine device) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim),
insyaallah di dalamnya terdapat ilmu yang bermanfaat.

PENYUSUN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan


adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya
pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk
mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan
penduduk di Indonesia semakin nyata. Hal ini terlihat dalam kurun waktu
10 tahun, jumlah penduduk di Indonesia meningkat sebesar 32,5 juta dari
205,1 juta pada tahun 2000 menjadi 237,6 juta di tahun 2010 (BKKBN,
2010). Diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2015 mencapai 255,5
juta (Yashinta, 2009).
Oleh karena itu Pemerintah terus berupaya untuk menekan laju
pertumbuhan dengan program Keluarga Berencana (KB). Program KB
adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan
nasional dan bertujuan untuk ikut serta menciptakan kesejahteraan
penduduk Indonesia, untuk mencapai keseimbangan yang baik (Depkes
RI, 2006). Pemerintah melalui lembaga Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) tengah menjalankan program Metode
Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET).
Kontrasepsi itu sendiri berasal dari kata ”kontra” yang berarti mencegah
atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang
matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan , maksud dari
kontrasepsi adalah menghindari/ mencegah terjadinya kehamilan sebagai
akibat pertemuan antara 3 sel telur matang dengan sel sperma tersebut
(BKKBN, 2009). Banyak metode dan alat kontrasepsi yang dapat
digunakan untuk mencegah kehamilan maupun melindungi diri dari
penyakit menular seksual, tentunya setiap metode maupun alat memiliki
kelebihan dan kekurangan masing – masing (Chandra, 2015).
Ada berbagai macam alat kontrasepsi yang telah digunakan di indonesia,
yaitu : IUD, Implant dan MOW. Tetapi menurut riset IUD merupakan alat

1
kontrasepsi wanita yang paling banyak digunakan karena telah dirancang
sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan, dan masa aktif fungsi
kontrasepsinya), diletakkan dalam kavum uteri sebagai usaha kontrasepsi,
menghalangi fertilisasi, dan menyulitkan telur berimplantasi dalam uterus
(Hidayati, 2009). Selain itu IUD juga memiliki banyak keunggulan, yaitu :
efektifitasnya tinggi, sekitar 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam
1 tahun pertama pemakaian, IUD juga termasuk alat kontrasepsi yang
paling praktis dan aman serta dapat digunakan hingga
menepause(Sarowono, 2005).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan IUD?
2. Apa saja jenis dari IUD?
3. Bagaimana cara kerja dari IUD?
4. Bagaimana prosedur pemasangan IUD dilakukan?
5. Apa saja manfaat dan kelebihan dari pemasangan IUD?
6. Apa saja efek samping dari pemasangan IUD?
7. Apa penyebab dan tanda-tanda IUD yang bergeser?
8. Bagaimana cara mencegah pergeseran IUD?

C. Tujuan Penulisan
1. Masyarakat dapat mengetahui apa yang di maksud dengan IUD
2. Masyarakat dapat mengetahui beragam jenis IUD
3. Masyarakat dapat mengetahui cara kerja IUD
4. Masyarakat dapat mengetahui prosedur pemasangan IUD yang benar
5. Masyarakat dapat mengetahui manfaat dan kelebihan dari
pemasangan IUD
6. Masyarakat dapat mengetahui efek samping dari pemasangan IUD
7. Masyarakat dapat mengetahui penyebab IUD yang bergeser serta
cara untuk mencegahnya

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian IUD
(AKDR, bahasa Inggris: intrauterine device, IUD), disebut juga spiral atau
coil adalah perangkat kontrasepsi berukuran kecil, sering berbentuk 'T',
mengandung tembaga atau levonorgestrel, yang dimasukkan ke dalam
rahim. Alat ini adalah salah satu bentuk kontrasepsi jangka panjang
reversibel yang merupakan metode pengendalian kelahiran yang paling
efektif. IUD adalah metode penundaan kehamilan yang paling
direkomendasikan untuk mencegah kehamilan, terutama untuk menjaga
jarak antar kehamilan.
Prosentase Kegagalan dengan IUD tembaga adalah sekitar 0,8%
sedangkan IUD levonorgestrel memiliki tingkat kegagalan 0,2% pada
tahun pertama penggunaan. Di antara alat dan metode kontrasepsi
pengendalian kelahiran, bersama dengan implan, menghasilkan kepuasan
terbesar dari pengguna. Pada tahun 2007, IUD adalah bentuk yang paling
banyak digunakan kontrasepsi reversibel, dengan lebih dari 180 juta
pengguna di seluruh dunia.
Bukti menunjukkan efektivitas dan keamanan pada remaja dan orang-
orang yang memiliki dan sebelumnya tidak memiliki anak. IUD tidak
mempengaruhi proses menyusui dengan ASI dan dapat diterapkan segera
setelah melahirkan. Metode ini juga dapat digunakan segera setelah aborsi.
Setelah dilepas, bahkan setelah penggunaan jangka panjang, kesuburan
dapat segera kembali normal.
Sementara IUD tembaga dapat meningkatkan perdarahan menstruasi dan
mengakibatkan kram lebih menyakitkan IUD hormonal dapat mengurangi
perdarahan menstruasi atau menghentikan menstruasi sama sekali. Kram
dapat diobati dengan NSAID. komplikasi potensial lainnya termasuk
pengusiran (2-5% ) dan jarang perforasi rahim (kurang dari 0,7%). Sebuah
model sebelumnya dari alat kontrasepsi (yang perisai Dalkon) dikaitkan
dengan peningkatan risiko penyakit radang panggul; Namun, risiko tidak
terpengaruh dengan model saat ini pada mereka tanpa infeksi menular
seksual pada waktu penyisipan.

B. Jenis-jenis pemasangan IUD


Ada dua jenis pemasangan IUD, sebagai berikut:
1. IUD Non-Hormonal atau Tembaga

3
Sesuai namanya, KB spiral jenis ini tidak mengandung hormon dan
dibuat dengan tembaga dan plastik. Tembaga mencegah kehamilan
dengan bertindak sebagai spermisida (zat yang membunuh
sperma), sehingga mencegah sperma mencapai dan membuahi sel
telur.
KB spiral ini mulai dapat mencegah kehamilan segera setelah
ditempatkan dalam rahim. Ini adalah metode kontrasepsi darurat
yang sangat efektif usai lima hari berhubungan seksual tanpa
kondom.
Setelah ditempatkan, KB ini dapat efektif mencegah kehamilan
hingga 10 tahun lamanya.
2. IUD Hormonal
KB spiral hormon mengandung hormon progestin levonorgestrel.
Progestin menyebabkan lendir serviks menebal dan lapisan rahim
menipis. Penggunaan KB spiral ini dapat mencegah sperma
mencapai dan membuahi sel telur.
Diperlukan waktu satu minggu bagi KB spiral hormonal untuk
mulai bekerja, jadi sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada
penyedia layanan kesehatan apakah Moms harus menunggu untuk
berhubungan seks atau menggunakan metode kontrasepsi
cadangan (seperti kondom) untuk sementara waktu.
Penggunaan KB spiral jenis ini efektif mencegah kehamilan selama 3
hingga 5 tahun, tergantung dari jenisnya.
IUD hormonal memiliki empat merek yang ada di pasaran:
 Mirena, mencegah kehamilan hingga 6 tahun
 Kyleena, mencegah kehamilan hingga 5 tahun
KB spiral ini mulai dapat mencegah kehamilan segera setelah
ditempatkan dalam rahim. Ini adalah metode kontrasepsi darurat
yang sangat efektif usai lima hari berhubungan seksual tanpa
kondom.
Setelah ditempatkan, KB ini dapat efektif mencegah kehamilan
hingga 10 tahun lamanya.
3. IUD Hormonal
KB spiral hormon mengandung hormon progestin levonorgestrel.
Progestin menyebabkan lendir serviks menebal dan lapisan rahim
menipis. Penggunaan KB spiral ini dapat mencegah sperma
mencapai dan membuahi sel telur.

4
Diperlukan waktu satu minggu bagi KB spiral hormonal untuk
mulai bekerja, jadi sebaiknya tanyakan terlebih dahulu pada
penyedia layanan kesehatan apakah Moms harus menunggu untuk
berhubungan seks atau menggunakan metode kontrasepsi
cadangan (seperti kondom) untuk sementara waktu.
Penggunaan KB spiral jenis ini efektif mencegah kehamilan selama 3
hingga 5 tahun, tergantung dari jenisnya.
IUD hormonal memiliki empat merek yang ada di pasaran:
 Mirena, mencegah kehamilan hingga 6 tahun
 Kyleena, mencegah kehamilan hingga 5 tahun
 Liletta, mencegah kehamilan hingga 4 tahun
 Skyla, mencegah kehamilan hingga 3 tahun
Selain itu juga ada berberapa macam jenis IUD andalan yang sering
digunakan, yaitu :
a. IUD Andalan TCU 380 A
IUD jenis ini juga sering disebut dengan istilah Copper T.
Kandungan tembaganya mampu mencegah kehamilan dengan
efektivitas yang tinggi hingga 99,4%. Cukup satu kali pasang
mampu melindungi hingga 10 tahun. Tubuh Sahabat pun bisa
kembali subur dengan cepat.
b. IUD Andalan Silverline 380 Ag
Inilah produk IUD premium dari Andalan. Kandungan inti perak
dalam IUD Silverline mampu meningkatkan efektivitas
kontrasepsi. Lengan yang lentur memberikan kenyamanan saat
digunakan dan benang dengan bahan khusus yang lebih lembut.
Silverline 380 Ag efektif melindungi hingga 5 tahun.
c. IUD Andalan Silverline 200 Ag
Satu lagi IUD premium dari Andalan. Kandungan inti perak dalam
IUD Silverline ini mampu meningkatkan efektivitas kontrasepsi.
Lengan yang lentur memberikan kenyamanan saat digunakan dan
memiliki benang dengan bahan khusus yang lebih lembut.
Silverline 200 Ag efektif melindungi hingga 3 tahun.
d. Postpartus IUD Andalan TCU 380 A
IUD ini khusus untuk dipasang pasca-persalinan. Lengan inserter
khusus yang dibuat lebih panjang, membuat bidan atau dokter
mudah meletakkan IUD ke dalam rahim tanpa perlu menyentuh
IUD sehingga proses pemasangan dapat lebih steril. Benangnya

5
yang lebih panjang, memudahkan untuk pemeriksaan saat kontrol
berkala. Dengan IUD TCu 380 A, masa perlindungan tetap optimal
hingga 10 tahun.
e. IUD Andalan Sleek CU 375
Ukurannya lebih kecil sepanjang ± 3 cm, cocok bagi rahim pendek.
IUD ini terbuat dari plastik yang terbungkus kawat tembaga.
Nyaman dan mudah saat pemasangan karena ujung lengan
berbentuk bola. Efektivitas perlindungan dari kehamilan pun tetap
tinggi hingga 5 tahun.
f. IUD Andalan TCU 380 A Safe Load
Safe Load adalah alat untuk mempermudah bidan atau dokter
melipat lengan IUD ke dalam inserter. Tambahan alat ini membuat
IUD lebih steril karena meminimalisir kontak dengan tangan.
Dengan IUD TCu 380 A, masa perlindungan tetap optimal hingga
10 tahun.

C. Cara Kerja dari IUD


Seperti yang telah dijelaskan di atas, IUD terdiri dari 2 jenis, yaitu
IUD non-hormonal dan IUD hormonal.
a. Cara kerja IUD Non-Hormonal
IUD Non-Hormonal memiliki lilitan tembaga di sekelilingnya.
Tembaga ini mengeluarkan zat yang menimbulkan peradangan di
dalam rahim yang mampu merusak sel sperma dan sel telur sebelum
keduanya sempat bertemu.
b. Cara kerja IUD Hormonal
IUD hormonal bekerja dengan cara melepas hormon progestin sedikit
demi sedikit setiap harinya.
Hormon ini akan mengentalkan cairan di bagian leher rahim sehingga
sperma susah masuk ke dalam rahim. Kalaupun berhasil terjadi
pembuahan, hormon ini akan menipiskan lapisan rahim sehingga
membuat sel telur yang dibuahi susah menempel.

D. Prosedur Pemasangan IUD


1. Persiapan menjalani pemasangan IUD
 Pasien disarankan untuk makan terlebih dahulu sebelum prosedur,
agar tidak merasa pusing selama pemasangan IUD.
 Sampel urine pasien akan diperiksa untuk memastikan pasien tidak

6
hamil.
 Pasien meminum obat pereda nyeri jika diperlukan untuk
menghilangkan kram perut selama pemasangan IUD.
2. Proses pemasangan IUD
Pertama, pasien akan diminta untuk berbaring di meja pemeriksaan
dengan kedua kaki diangkat ke atas.Dokter akan memasukkan alat
bernama spekulum atau cocor bebek ke dalam vagina. Dengan
menggunakan alat ini, dokter dapat:
 Memeriksa ukuran dan posisi rahim
 Membersihkan leher rahim dan vagina dengan cairan
antiseptik
 Mendeteksi adanya kelainan pada rahim
 Memposisikan leher rahim (serviks) agar sejajar dengan rahim
IUD berbentuk seperti huruf T, dengan lengan di kedua sisinya. Dokter
akan melipat kedua lengan tersebut dan memasukkan IUD ke dalam
rahim menggunakan aplikator.Setelah IUD selesai dimasukkan, lengan
IUD akan dibebaskan dari lipatan dan aplikator dikeluarkan.IUD
memiliki benang di bagian bawahnya yang akan tampak menggantung
di leher rahim hingga vagina. Dokter akan memotong benang ini
sekitar 2-4 cm di luar serviks.

3. Hal yang perlu diperhatikan setelah pemasangan IUD


 Pasien mungkin akan mengalami kram perut ringan dan perdarahan
dari vagina sekitar 3-6 bulan setelah IUD dipasang. Obat pereda
rasa nyeri maupun kantong pemanas (heating pad) dapat digunakan
untuk meredakan gejala dan rasa tidak nyaman.
 Setiap bulan selama 3 bulan pertama setelah pemasangan IUD,
pasien disarankan untuk memeriksa adanya benang IUD yang
keluar dari leher rahim.
 Mencuci tangan terlebih dahulu, lalu masukkan jari ke dalam
vagina hingga mencapai leher rahim, yang terasa seperti bagian
keras di bagian atas vagina. Benang IUD akan terasa menggantung
keluar dari leher rahim.
 Apabila benang terasa lebih pendek atau lebih panjang dari
biasanya, kemungkinan IUD telah berpindah posisi.
Hubungi dokter kandungan dan gunakan kondom atau alat
kontrasepsi lainnya untuk mencegah kehamilan.

7
E. Manfaat dan Kelebihan IUD
Manfaat
 Mencegah kehamilan
IUD merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif hingga saat ini
dalam mencegah proses pembuahan dari masuknya sel sperma ke
dalam sel telur. Tingkat kegagalan dalam pertahanan kehamilan
dengan IUD hanya 0,2 persen.
 Memperbaiki siklus Haid
IUD dengan bahan hormon ternyata dapat memperbaiki silus hormon
anda terutama paska melahirkan.
 Memperbaiki gejala menstruasi
Gejala yang timbul pada siklus menstruasi sangatlah mengganggu.
Tetapi beberapa dari wanita yang pernah memakai IUD merasakan
pengurangan kram dan nyeri selama masa menstruasi.
 Dapat bersifat darurat
IUD dapat dipasangkan kapan saja apabila diperlukan untuk mencegah
kehamilan.
 Mempercepat kesuburan
Pemberian IUD tembaga sangat bermanfaat dalam hal kesuburan
terutama setelah alat tersebut dilepas, kesuburan akan cepat kembali
pulih.
 Menjaga berat badan
Ibu paska melahirkan sangat identik dengan meningkatkan berat badan.
Penggunaa IUD hormonal dapat berfungsi untuk mencegah kenaikan
berat badan dengan mengatur hormonal yang ada di dalam tubuh.
 Pencegahan yang cukup lama
IUD yang telah dipasang di dalam jangka waktu lama yaitu hingga
12 tahun pad IUD tembaga. Sedangkan pada IUD hormonal dapat
bertahan hingga 5 tahun.
 Tidak mengganggu mood seksual
Penggunaan IUD terutama IUD tembaga dinilai tidak berpengaruh
dalam mood serta aktivitas seksual dengan pasangan anda. IUD
tembaga tidak mengandung hormon yang dapat menaiikan kadar
hormon di dalam tubuh anda sehingga pada IUD tembaga memiliki
efek samping yang sangat kecil terkait hormon seksual.
Kelebihan :
8
 Dapat mencegah kehamilan hingga 99%
Pemakaian IUD yang benar, mampu mencegah kehamilan dengan
sangat efektif. Kemungkinan hamil setelah pemakaian IUD dengan
benar, kurang dari 1%.
 Lebih praktis
Kontrasepsi IUD terbilang lebih praktis, sebab dalam sekali
pemasangan, dapat mencegah kehamilan dalam jangka waktu yang
cukup lama. Penggunaan IUD dapat mencegah kehamilan hingga 10
tahun. Selain itu, IUD bisa dilepas kapan saja ketika Anda sudah ingin
merencanakan kehamilan.
 Harga yang relatif terjangkau
Dari segi harga, kontrasepsi IUD juga sebenarnya lebih murah, karena
Anda hanya perlu mengeluarkan biaya pada awal pemasangan saja.
 Aman untuk ibu menyusui
Ibu menyusui harus jeli memilih kontrasepsi agar produksi dan kualitas
air susu ibu (ASI) tetap terjaga. Kontrasepsi IUD non- hormonal
menjadi salah satu alat kontrasepsi yang disarankan untuk ibu
menyusui.
 Direkomendasikan untuk kondisi tertentu
Kontrasepsi IUD direkomendasikan untuk Anda yang tidak bisa
mengonsumsi pil KB ataupun menderita penyakit tertentu, seperti
penyakit darah tinggi.
 Tidak meningkatkan berat badan
Kenaikan berat badan menjadi salah satu isu yang tidak bisa dilepaskan
dari pemakaian alat kontrasepsi. Dengan penggunaan IUD, Anda tak
perlu khawatir akan hal tersebut, karena tidak ada bukti bahwa IUD
akan menyebabkan peningkatan berat badan. Karena itu, bisa
disimpulkan bahwa IUD termasuk dalam alat KB yang tidak membuat
gemuk.
F. Efek samping pemasangan IUD
Efek samping sesuai jenis IUD :
1. Efek samping IUD lapis tembaga
Anemia
 Nyeri punggung
 Pendarahan di antara siklus menstruasi
 Kram perut
 Infeksi pada vagina (vaginitis)
9
 Nyeri saat berhubungan intim
 Nyeri saat menstruasi
 Pendarahan hebat
 Keputihan
2. Efek samping IUD hormonal
 Sakit kepala
 Timbulnya jerawat
 Nyeri payudara
 Menstruasi sangat sedikit, tidak teratur, bahkan tidak haid sama
sekali
 Kenaikan berat badan
 Gangguan mood
 Kista ovarium
 Nyeri dan kram panggul
Efek samping yang biasa terjadi setelah pemasangan, yaitu :
a. Siklus menstruasi yang tidak lancar
Siklus menstruasi Anda akan berubah setelah pemasangan IUD.
Beberapa wanita melaporkan bahwa siklus menstruasi mereka jadi
lebih panjang. Sementara wanita lainnya melaporkan siklus
yang lebih pendek. Bahkan, tidak jarang yang melaporkan bahwa
mereka tidak mengalami menstruasi sama sekali.Di samping itu,
kemungkinan besar Anda akan mengalami keputihan yang tidak wajar.
Namun, Anda tak perlu panik, karena efek samping tersebut adalah
efek yang umum muncul setelah pemasangan kontrasepsi spiral.
Umumnya, kondisi ini terjadi pada tiga bulan setelah pemasangan.
Setelah itu tubuh Anda akan beradaptasi kembali.
b. Rahim tertusuk
Karena bentuknya yang kecil dan seperti huruf T, KB spiral memiliki
kemungkinan menusuk dinding rahim yang dapat menyebabkan
perdarahan hingga infeksi. Kondisi ini juga dikenal sebagai perforasi
uterus. Namun, kasus ini terbilang jarang terjadi.Tetapi seandainya
terjadi, segera konsultasi ke dokter untuk mengeluarkannya karena ada
kemungkinan alat kontrasepsi berpindah tempat dan melukai organ
lain. Dalam kasus yang parah, dibutuhkan operasi untuk mengeluarkan
alat tersebut dari rahim Anda.
c. Kehamilan ektopik
Karena ada perubahan jalur sperma, ada kemungkinan penggunaan

10
kontrasepsi spiral menyebabkan kehamilan ektopik. Kehamilan ektopik
adalah kehamilan yang terjadi di luar rahim. Sering kali terjadi di tuba
fallopi.Meski terbilang efek samping
yang jarang terjadi, kehamilan ektopik adalah kondisi serius yang
dapat mengancam nyawa dan harus segera ditangani oleh tenaga
medis.
d. Perubahan hormon
Pemasangan IUD hormonal akan memengaruhi hormon yang ada di
tubuh Anda. Akibatnnya Anda bisa merasakan nyeri payudara, kulit
berminyak, mual, sakit kepala, sakit perut, dan gejala PMS yang lebih
berat dari sebelumnya. Untungnya, hal ini akan terjadi di beberapa
bulan setelah pemasangan saja. Namun jika gejala sangat mengganggu,
lekas konsultasi dengan dokter.

e. Rasa sakit saat pemasangan


Memasukkan benda asing ke dalam vagina pasti selalu menyakitkan,
apa lagi jika bentuknya tajam. Anda bisa merasakan nyeri saat proses
pemasangan alat kontrasepsi. Makanya, tak heran beberapa orang
membutuhkan anestesi lokal.Rasa sakit dan tidak nyaman bukan hanya
muncul saat pemasangan tapi juga sesudahnya. Anda bisa mengalami
sakit kepala, nyeri perut atau kram, hingga perdarahan. Tetapi
untungnya hal ini akan lewat dalam waktu beberapa hari saja
G. IUD bergeser
a. Penyebab pergeseran IUD, sebagai berikut :
1. Benang yang dipotong terlalu pendek
Potongan benang yang terlalu pendek bisa membuatnya tidak
terasa ketika diraba.
2. Benang menggelung di samping leher rahim
Benang ini kadang bisa menggelung di samping leher rahim, atau
bersembunyi di balik jaringan vagina.
3. Lepasnya IUD
Meski tidak umum, tetap ada kemungkinan IUD Anda keluar dari
uterus. Biasanya, kondisi ini terjadi pada tahun pertama
pemasangan.
4. Dipasang segera setelah melahirkan normal
KB spiral dilaporkan berisiko lepas seluruhnya dalam 6 bulan
setelah melahirkan.

11
5. Dipasang saat berusia masih sangat muda
Risiko kebobolan hamil bisa berkurang jika usia pakai KB spiral
(IUD) sudah di atas 19 tahun.
6. Dipasang segera setelah mengalami keguguran
Studi dari The European Journal of Contraception & Reproductive
Health Care melaporkan, wanita yang pakai IUD dalam dua
minggu setelah aborsi berisiko lebih tinggi mengalami pergeseran
alat atau lepas sepenuhnya, ketimbang orang-orang yang
menunggu lebih lama.
b. Tanda-tanda IUD bergeser dari posisinya, sebagai berikut :
1. String IUD lebih panjang atau pendek, bahkan tidak terasa
Di ujung bawah alat IUD terdapat untaian tali (string) yang cukup
panjang. Itu kenapa ketika baru dipasang ke rahim, dokter akan
memotong sedikit tali tersebut. Idealnya, Anda bisa merasakan di
mana letak tali tersebut.
Ketika Anda menyadari bahwa tali tersebut malah memendek atau
memanjang dari sebelumnya, ini tanda bahwa posisi IUD bergeser.
Pada beberapa kasus, posisi IUD yang bergeser bahkan bisa
menarik tali tersebut ke dalam vagina sehingga tampak seperti
“tertelan”.
2. Sakit saat sedang berhubungan seks
Jika belakangan Anda mengeluhkan rasa sakit saat berhubungan
seks padahal sebelumnya tidak pernah begitu, ini mungkin pertanda
IUD yang seharusnya ada dalam rahim melorot hingga ke leher
rahim.
Di sisi lain, Anda bisa saja tidak menyadarinya. Sebaliknya, justru
pasangan Anda yang merasakan kalau posisi IUD bergeser dan
tidak pada tempatnya.
3. Kram perut hebat
Kebanyakan wanita akan merasakan kram perut selama beberapa
hari setelah pasang IUD dan saat menstruasi, terutama jika
menggunakan KB spiral tembaga. Kram perut sebagai efek
samping pemasangan ini tidak sampai terasa sangat menyakitkan.
Jika lama kelamaan Anda menyadari bahwa rasa nyeri kramnya
semakin kuat dan berlangsung cukup lama, ini mungkin pertanda
IUD Anda pindah lokasi. Namun, kram perut tidak selalu menjadi
jaminan posisi IUD bergeser. Maka untuk lebih pastinya,

12
periksakan ke dokter Anda.
4. Perdarahan vagina yang tidak biasa
Sama seperti kram perut, pemasangan KB spiral bisa membuat
beberapa wanita mengalami flek alias bercak darah ringan.
Jenis KB spiral yang Anda gunakan juga memengaruhi perdarahan
menstruasi Anda. Pengguna IUD hormonal cenderung mengalami
perdarahan menstruasi yang jauh lebih ringan dari biasa, atau
bahkan tidak menstruasi sama sekali setelah tubuh beradaptasi
dengan IUD. Sebaliknya, IUD tembaga sering membuat menstruasi
lebih berat.
Maka, penting untuk menyadari pola perdarahan menstruasi Anda
sebelum dan selama memakai IUD. Jika timbul
perdarahan yang lebih hebat dari biasanya, mungkin karena posisi
IUD bergeser dari tempatnya.
5. Keputihan yang tidak normal
Keputihan adalah cara tubuh untuk membersihkan vagina. Di sisi
lain, keputihan juga bisa menjadi tanda kalau posisi IUD telah
melenceng — terutama bila jumlah cairan dan warna keputihannya
tidak normal. Keputihan yang normal seharusnya tidak berwarna
dan tidak berbau.
Keputihan yang banyak, berwarna kehijauan, hingga menimbulkan
bau tidak sedap bisa jadi pertanda posisi IUD bergeser. Namun,
bisa juga disebabkan oleh infeksi vagina. Sebaiknya segera
hubungi dokter untuk mengetahui apa penyebab utamanya.
c. Cara mencegah IUD yang bergeser, yaitu :
1. Pastikan sebelum pemasangan bahwa syarat pemasangan sudah
terpenuhi, seperti tidak terdapat infeksi dan keputihan yang terus
menerus. Anda juga harus menjalani pemeriksaan fisik
sebelumnya.
2. Kontrol rutin setelah pemasangan. Anda disarankan untuk kontrol
ke dokter kandungan minimal 6 bulan sekali meskipun masa pakai
IUD anda termasuk lama.
3. Anda mematuhi masa pakai IUD dan tidak boleh melebihinya.
Misal jika masa pakai 5 tahun maka harus segera dilepas ketika
sudah lima tahun.
d. Cara mengecek posisi IUD
1. Cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, untuk

13
meminimalisir masuknya bakteri ke dalam vagina pada saat Anda
memasukkan jari Anda.
2. Duduk atau jongkok dalam posisi squat
3. Masukkan jari telunjuk ke dalam vagina sampai Anda merasakan
leher rahim
4. Raba ujung benang IUD yang ada di leher rahim
5. Jangan menarik atau menggerakkan benang IUD
6. Jika Anda bisa merasakan benangnya, maka IUD masih terpasang
dengan benar dan pada tempatnya.
7. Jika benang tidak teraba, bisa jadi alat kontrasepsi telah bergeser
atau ada kemungkinan benang tergulung alias kusut di dalam
serviks. Sebab itu, konsultasi dengan dokter untuk mengetahu lebih
lanjut.
8. Alat kontrasepsi itu juga bisa jadi bergeser ketika Anda merasakan
benang IUD lebih panjang atau lebih pendek dari biasanya, bahkan
sampai merasakan badan plastik IUD. Apabila ini yang terjadi,
maka Anda harus berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan
membetulkan posisi IUD seperti semula agar tetap mencegah
kehamilan. Melanjutkan penggunaan IUD yang bergeser atau lepas
di dalam rahim tetap bisa meningkatkan risiko hamil.

BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB TERHADAP NY. P
DI PUSKESMAS RAWAT PALAS
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN 2021

No Register : 245
Tanggal Masuk : 2/12/2021
Pukul : 11.15 WIB
Pengkaji : Mardiah Ningsih

I. PENGKAJIAN
Identitas/ biodata
A. Identitas pasien
Nama Pasien : Ny. P Nama Suami : Tn. J

14
Umur : 34 Tahun Umur : 36 Tahun
Suku    : Jawa Suku  : Jawa
Pendidikan   : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan   : IRT Pekerjaan : Tani
Alamat       : Desa Palas jaya Alamat : Desa Palas jaya

a. Anamnesa

1. Alasan datang : Ibu mengatakan ingin menggunakan KB IUD


2. Riwayat pernikahan : Ibu mengatakan ini perkawinan pertama, lama
perkawinan 5 tahun.
3. Riwayat menstruasi :
Menarche : 13 Tahun
Lama Haid : 7 Hari
Siklus : 28 Hari
Banyaknya : 3x ganti Pembalut
Warna : Merah
Disminore : Tidak ada
Flour albus : Tidak ada

4. Riwayat obstetric
P2A0
No Tgl/thn Tempat Usia Jenis Penolong Komplikasi H/ JK BB PB
lahir persalinan kehamilan persalinan M
1 29/10/2016 PMB 39 mg Normal Bidan Tdk ada H L 29 49
00
2 19/7/2021 RS 39 mg SC Dokter Sungsang M P 34 50
00

5. Riwayat KB sebelumnya
Riwayat 1 Tahun terakhir apakah ada memakai alat kontrasepsi :
No Metode KB Ya/Tidak
1. PIL Tidak
2. IUD Tidak
3. Suntik TIdak
4. Kondom Ya

15
6. Riwayat sosial
Merokok : Tidak
Minuman keras : Tidak

7. Riwayat penyakit Ginekologi


Tumor : Tidak
Ginekologi : Tidak
Penyakit kelamin : Tidak
GO : Tidak
Sifilis : Tidak
Herpes : Tidak
Keputihan : Tidak
Perdarahan tanpa sebab : Tidak
9. Riwayat kesehatan yang lalu
DM : Tidak
Jantung : Tidak
Hepatitis : Tidak
Hipertensi : Iya
TBC : Tidak
10. Pola kebutuhan sehari-hari
1. Nutrisi
Porsi makan sehari-hari : 3x/hari, 1 piring sedang
Jenis : nasi, sayur, lauk

Pola minum : 6-8 gelas/hari


Jenis : Air putih, teh, ibu tidak minum kopi
2. Eliminasi
BAB : frekuensi:1 kali/hari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan
BAK : frekuensi : 4-5x/hari. Warna jernih bau khas, jumlah sedang, tidak ada
keluhan
3. Personal Hyggiene
Mandi : 2x/hari
Gosok gigi : 2x/hari
Potong kuku : 2x/minggu
Ganti Pakaian : 2x/hari
4. Pola seksual
Ibu mengatakan tidak ada masalah dalam hubungan seksual
5. Keadaan Psikologi
16
Pengetahuan ibu mengenai alat kontrasepsi
Ibu mengatakan mengetahui beberapa jenis alat kontrasepsi antara lain suntik, pil,
IUD, susuk/implant dan kondom
Ibu mengatakan ingin menggunakan IUD karena ingin KB jangka Panjang
Dukungan suami : Hubungan ibu dan suami baik, suami mendukung keputusan
ibu untuk menggunakan IUD
1. Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
b) Tanda-Tanda Vital
TB : 160 cm
BB : 62 kg
TD : 150/ 90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 23 x/menit
S : 36,8℃
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Bersih , Tidak benjolan dan kelainan
Muka : tidak ada kelainan
Mata : Simetris, tidak strabismus, konjungtiva merah muda, penglihatan
baik
Hidung : Bersih, Tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut : Tidak sianosis, tidak stomatitis
Telinga : Bersih, Tidak ada serumen, pendengaran baik
Leher : Tidak ada pembesaran, kelenjar tiroid, dan vena jugularis
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, tidak ada benjolan
Abdomen : Tidak ada benjolan dan kelainan didaerah supra pubik, tidak ada
pembesaran pada Abdomen

Pemeriksaan genitalis eksterna


Vagina dan Vulva : Tidak ada tumor, tidak ada laserasi, tidak ada
inflamasi, tidak ada jaringan parut,
Kelanjar Bartolini dan Skene : Tidak ada cairan, tidak ada inflamasi dan
tidak ada benjolan
Pemeriksaan Inspekulo
Dinding vagina bagian dalam : Tidak ada benjolan, tidak ada laserasi, tidak
ada fluksus pada verniks posterior
Portio : Berwarna kemerahan, tidak ada fluksus, tidak
17
perdarahan, tidak keluar keputihan
Uterus : Berwarna kemerahan dan Tidak ada
kelainan
panjang Uterus 7cm
Pemeriksaan bimanual
Gerakan serviks bebas, posisi uterus antefleksi tidak ada infeksi, tidak ada
tumor pada adneksa.
11. Pemeriksaan Penunjang
Test Urine/PP Test : Negatif

TANGGAL JAM CATATAN PERKEMBANGAN TANDA


TANGAN
/PARAF
2-12-2021 11.15 S:
WIB Ibu P datang diantar suami mengatakan memiliki Riwayat Mardiah
darah tinggi, dan ingin beralih alat kontrasepsi dari Kondom Ningsih
ke IUD

O:
11.20 KU : Baik
WIB
Kesadaran : Composmentis
TB : 160 cm
BB : 62 kg
TD : 150/ 90 mmHg
Nadi : 82 x/menit
RR : 23 x/menit
S : 36,8℃

A:
Calon akseptor KB Baru
11.25 P:
WIB 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, ibu mengerti
2. Memberikan informasi kepada PUS tentang Berbagai
Jenis alat kontrasepsi , ibu mengerti
3. Menjelaskan kekurangan dan kelebihan berbagai jenis alat
kontrasepsi, ibu mengerti
4. Menjelaskan prosedur tentang KLOP KB , ibu mengerti
5. Membantu dan mengarahkan PUS dalam mengambil
keputusan untuk meyakinkan pemilihan alat kontrasepsi
yang diinginkan, ibu mengerti dan mengambil keputusan
18
untuk menggunakan KB IUD

S: Ibu bersedia melakukan pemasangan IUD


O:
11.35 - Abdomen
WIB
Tidak ada pembesaran pada Abdomen, tidak ada benjolan
dan kelainan didaerah supra pubik
Pemeriksaan genitalis eksterna
-Vagina dan Vulva
Tidak ada tumor, tidak ada laserasi, tidak ada inflamasi, tidak
ada jaringan parut
-Kelanjar Bartolini dan Skene
Tidak ada cairan, tidak ada inflamasi dan tidak ada benjolan
Pemeriksaan inspekulo
Dinding vagina bagian dalam
Tidak ada benjolan, tidak ada laserasi, tidak ada fluxus pada
verniks posterior
Portio
Berwarna kemerahan, tidak ada fluxus, tidak ada perdarahan,
Tidak ada lesi dan keputihan
Uterus
Berwarna kemerahan dan Tidak ada kelainan
Pemeriksaan bimanual
Gerakan serviks bebas, posisi uterus antefleksi tidak ada infeksi,
tidak ada tumor pada adneksa.

A: Calon Akseptor KB IUD


P:
1. Menyampaikan hasil pemeriksaan, ibu mengerti
2. Menjelaskan proses pemasangan IUD serta apa yang akan
ibu rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah
pemasangan, ibu mengerti
3. Membuat informed consent untuk melakukan pemasangan
IUD, ibu menandatangani informed concent
4. Mempersiapkan alat-alat dan Bahan Habis pakai untuk
Pemasangan IUD, Peralatan dan perlengkapan sudah siap
5. Melakukan pemasangan IUD sesuai dengan SOP, IUD
19
telah dipasang

S : Ibu mengatakan terasa agak sedikit nyeri pada saat


pemasangan IUD
O:
KU : Baik
Kesadaran : Composmentis
11.50 Uterus : IUD sudah terpasang, ada sedikit perdarahan
WIB
A:
Akseptor KB IUD
P:
1. Memberitahu ibu bahwa IUD telah terpasang, ibu
mengerti
2. Melakukan konseling Pasca Pemasangan IUD sesuai
SOP, ibu mengerti
3. Meminta ibu untuk mengulangi Kembali penjelasan
yang telah diberikan, ibu mengerti dan akan kontrol
Kembali tgl 9 Desember 2021 atau jika ada keluhan yang
mendesak
4. Melengkapi rekam medik dan Kartu AKDR ibu, sudah
dilakukan
5. Memastikan ibu tidak mengalami kram hebat dan
mengamatinya selama 15 menit sebelum
memperbolehkan ibu pulang, ibu pulang

,
Data Perkembangan (Kunjungan Pasca Pemasangan 1 Minggu)
Tanggal : 9/12/2021 Pukul : 10.00 Wib

A. Subjektif
Ibu ingin melakukan kontrol sesuai jadwal yang telah ditentukan
B. Objektif
1. Pemeriksaan Umum
TB : 165 cm Pols : 82 x/i
BB : 75 kg RR : 23 x/i
TD : 140/ 89 mmHg
Temp : 36,8 C
Keadaan Umum ibu : baik
20
Kesadaran : Composmentis
2. Pemeriksaan Obstetri
Porsio : Tampak Merah Muda, benang IUD tampak di depan mulut rahim
C. Analisa Data
1. Diagnosa
Akseptor KB IUD post pemasangan satu minggu
2. Masalah
Tidak ada keluhan
3. Kebutuhan
- Pantau IUD dalam rahim,

D. Pelaksanaan
1. Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan, bahwa keadaan ibu
sehat
2. Mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina dan sekaligus
menganjurkan ibu mengosogkan kandung kemih.
3. Mempersiapkan alat dan bahan untuk pemeriksaan kontrol iud
4. Mempersilahkan ibu untuk naik kemeja ginekologi dan mengatur posisi
ibu pada posisi obstetri
5. Melakukan pemeriksaan IUD dengan cara bidan memakai sarung tangan
steril lalu memasang spekulum dan melakukan inspekulo.
6. menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan
7. membersihkan alat-alat pemasangan IUD dan merapikan alat serta BHP
8. Mempersilahkan ibu untuk turun dan menggunakan pakaian kembali
9. Mendokumentasikan hasil pelayanan didalam kartu (K/I/KB/13) dan
mencatat didalam register R/I/KB

21
BAB IV
PEMBAHASAN

Pengkajian dimulai pada tanggal 2 Desember 2021. Ibu mengatakan ingin


berKB. Kemudian Bidan mengarahkan dengan menggunakan klop KB. Lalu pasien dan
suami tertarik dengan metode KB IUD. Dilakukan pemeriksaan TTV ibu, yaitu TD:
150/90 mmHg, N: 82 x/menit, RR: 23 x/menit, T: 36,8°C. Proses laktasi dan pengeluaran
ASI lancar. Didalam klop KB diberikan penjelasan mengenai macam-macam alat
kontrasepsi yang aman bagi ibu menyusui. Ibu telah memahami dan berdiskusi dengan
suaminya mengenai alat kontrasepsi yang akan digunakan, ibu mengatakan ingin
menggunakan kontrasepsi IUD. Kemudian bidan mejelaskan kembali mengenai
keuntungan serta kerugian KB IUD. Keuntungan KB IUD diantaranya dapat memcegah
kehamilan 99%, lebih praktis, harga relatif terjangkau, aman untuk ibu menyusui,

22
rekomendasikan untuk kondisi tertentu, tidak meningkatkan berat badan. Serta kerugian
dari KB IUD adalah memiliki efek samping berupa nyeri punggung, pendarahan di antara
siklus menstruasi, kram perut, infeksi pada vagina (vaginitis), nyeri saat berhubungan
intim, nyeri saat menstruasi, pendarahan hebat, keputihan. Ibu bersedia, kemudian ibu
diberikan KB IUD didalam rahim. Selanjutnya ibu dianjurkan untuk melakukan
kunjungan ulang 1 minggu kemudian.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian dilakukan secara langsung terhadap Ny. PJ dan suami.
Berdasarkan data subjektif yang diperoleh, Ibu mengatakan ingin berKB. Ibu telah
memahami dan berdiskusi dengan suaminya mengenai alat kontrasepsi yang akan
digunakan, ibu mengatakan ingin menggunakan kontrasepsi KB IUD tetapi suami

23
masih ragu. Kemudian dilakukan pemeriksaan ibu mengalami riwayat hipertensi dan
kenaikan berat badan dan produksi ASI ibu lancar serta ibu menyusui bayinya.
Kemudian penulis memberi informasi kembali kepada PUS tersebut tentang KB
IUD, tempat pemasangan, kelebihan dan kekurangan setelah pemasangan KB IUD
dalam membantu dan mengarahkan ibu dan suami dalam mengambil keputusan
untuk meyakinkan pemasangan alat kontrasepsi IUD. Ibu dan suami mengatakan
bahwa mereka sudah mengerti dan bersedia untuk menggunakan alat kontrasepsi
IUD. Selanjutnya bidan pun memberikan informed consent untuk melakukan
pemasangan IUD. Setelah itu bidan melakukan pemasangan KB IUD didalam rahim
ibu dan ibu dianjurkan untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi, atau jika
ada keluhan yang mendesak,

B. Saran
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan kebidanan
serta diharapkan makalah ini dapat menjadi informasi bagi penulis lain untuk
memahami pelaksanaan asuhan kebidananm keluarga berencana sehingga menjadi
lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Alat_kontrasepsi_dalam_rahim#:~:text=Alat%20kontrasep
si%20dalam%20rahim%20(AKDR,yang%20dimasukkan%20ke%20dalam%20rahim.

https://www.orami.co.id/magazine/ketahui-tentang-kb-spiral-jenis-efek-samping-

24
keuntungan-dan-prosedur-pemasangannya/

https://www.sehatq.com/artikel/pakai-iud-kb-spiral-bisa-hamil

http://www.tundakehamilan.com/artikel/details/yuk-kenali-ragam-jenis-kb-spiral-iud-
untuk-wanita-1

https://www.sehatq.com/tindakan-medis/pemasangan-iud

https://www.honestdocs.id/apa-saja-manfaat-dari-iud

https://www.alodokter.com/beragam-manfaat-dan-kelebihan-kontrasepsi-
iud#:~:text=Kontrasepsi%20IUD%20terbilang%20lebih%20praktis,Anda%20sudah
%20ing in%20merencanakan%20kehamilan.

https://www.sehatq.com/artikel/efek-samping-iud-pertimbangkan-sebelum-memilihnya

https://hellosehat.com/seks/kontrasepsi/tanda-posisi-iud-bergeser-kb-spiral/#gref

https://www.cantika.com/read/1392770/cara-mengecek-posisi-alat-kb-iud-atau-spiral-
dan-bagaimana-jika- bergeser#:~:text=Jika%20Anda%20bisa%20merasakan
%20benangnya,dokter%20untuk% 20mengetahu%20lebih%20lanjut.
https://www.honestdocs.id/cara-mudah-mengecek-posisi-benang-iud

https://www.sehatq.com/artikel/pakai-iud-kb-spiral-bisa-hamil

25
26

Anda mungkin juga menyukai