Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN FISIOLOGIS

PADA NY. T USIA 28 TAHUN G2P1A0 USIA HAMIL 39+4 MINGGU


DI PUSKESMAS MOJOGEDANG I

PENGKAJIAN:
Tanggal : 22 Maret 2019 Jam : 09.30 WIB
IDENTITAS PASIEN:
Identitas Pasien Penanggung Jawab
Status : Suami
1. Nama : Ny. T 1. Nama : Tn S
2. Umur : 28 tahun 2. Umur : 34 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMP 4. Pendidikan : SMP
5. Pekerjaan : Karyawan Swasta 5. Pekerjaan : Karyawan Swasta
6. Suku bangsa : Jawa 6. Suku Bangsa : Jawa
7. Alamat : Sukorejo, Pendem 7. Alamat : Sukorejo, Pendem

Kala I (22 Maret 2019)


A. DATA SUBJEKTIF
1. Alasan masuk kamar bersalin : Ibu mengatakan datang karena perutnya sudah
kencang kencang dan mengelurakan lendir darah
2. Keluhan Utama : Ibu sudah merasa kenceng-kenceng sejak pagi ± 07.00 WIB (22
Maret 2019)
3. Tanda-tanda persalinan
a. Ibu merasa kontraksi dimulai pukul 07.00 WIB saat istirahat semakin bertambah,
Ibu mengatakan satu kali kontraksi durasinya belum lama dan ibu belum
merasakan kesakitan yang teramat sangat atau seperti mau BAB. Ibu merasa tidak
nyaman akibat his yang datang dan juga nyeri punggung bagian bawah.
b. Ibu mengatakan mengeluarkan cairan dalam bentuk seperti darah dan lendir
4. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : Ibu mengatakan pergerakan janin dalam 24
jam ini aktif seperti biasanya, namun ibu tidak menghitung berapa kali gerakannya.
Ibu hanya mengatakan berkisar 15 – 20 kali.
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan ini merupakan pernikahan pertamanya. Ibu baru menikah 1 kali sejak
usia ibu 21 tahun saat suami berusia 27 tahun. Saat ini ibu sudah memasuki tahun
tujuh
6. Riwayat Menstruasi
Ibu mengatakan pertama kali menstruasi saat usia 13 tahun. Siklusnya 27 hari, teratur
dan lamanya 9 hari. Sifat darah yang dikeluarkan encer dengan warna merah tua. Ibu
biasa ganti pembalut 4 sampai 6 kali setiap hari. Selama haid ibu tidak pernah
memiliki keluhan nyeri atau pun mengeluarkan cairan berbau.
7. Riwayat Kehamilan sekarang :
a. HPMT: 19 Juni 2018
b. HPL: 26 Maret 2019
c. UK: 39+4 minggu
d. Riwayat ANC : Selama kehamilan ibu melakukan ANC sebanyak 11 kali dengan
perincian 8 kali di BPM, 5 kali periksa di puskesmas untuk pemeriksaan
laboraturium (pada trimester 1 , 2, 3) dan melakukan USG 2 kali pada trimester 1
dan 3.
e. Obat-obatan/jamu yang dikonsumsi selama hamil : Selama kehamilan ibu
mengatakan hanya mengonsumsi obat dan suplemen yang diberikan oleh bidan
dan tenaga kesehatan.
f. Imunisasi TT : Pada kehamilan kali ini ibu tidak disuntik TT karena sudah
mendapat imunisasi TT lengkap sejak kehamilan anak kedua.
g. Keluhan/masalah/keadaan yang dirasakan ibu selama hamil:
No. Keluhan Tindakan Keterangan
1 Mual muntah tapi tidak Ibu mendapat penkes tentang cara Mual muntah tapi
sampai mengganggu mengurangi mual muntah dan ibu tidak sampai
aktifitas mendapat terapi vitamin B6. mengganggu
aktifitas
2. Ibu sempat sakit gigi Ibu mendapat ANC rutin dan Ibu sempat sakit
mendapat saran dari bidan untuk gigi
minum air hangat, tidak makan
makanan kecut atau yang memicu
gigi sensitive. Selain itu ibu
disarankan pergi ke dokter gigi jika
sakit semakin mengganggu
3. Ibu merasa kram kaki Bidan memberi penkes tentang Ibu merasa kram
sebaab terjadinya kram kaki pada kaki
ibu hamil dan menyarankan untuk
sering beristirahat dan ibu
mendapat suplemen zat besi dan
kalk (Kalsium)

8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu


G2 P1 A0 Ah 1 (usia 6 tahun)
Kehamilan Persalinan Nifas
Tempat Kead anak
THN Frek KELUHAN Asi
UK Jenis persali Penolong JK/ BB Penyulit IMD Penyulit sekarang
ANC /PENYULIT eksklusif
nan
2013 10 tidak ada 38 normal BPM Bidan P/ Tidak 1 tidak Tidak sehat
kali mgg 2300 ada jam ada Hanya
gr 3 bulan
Kehamilan saat ini
9. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan
a. Kontrasepsi sebelum hamil : Ibu menggunakan alat kontrasepsi jenis suntik
KB 3 Bulan
b. Rencana setelah melahirkan : Ibu berniat menggunakan KB Suntik 3 Bulan
setelah nanti melahirkan
10. Riwayat Kesehatan
a. Penyakit sistemik, menurun, menular yang pernah/sedang diderita : Ibu
mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular maupun menahun.
b. Penyakit yang pernah/ sedang diderita keluarga : Ibu mengatakan ibu
mertuanya memiliki riwayat hipertensi dan sampai saat ini terkadang masih
mengonsumsi obat dari tenaga kesehatan.
c. Riwayat operasi : Ibu mengatakan tidak pernah operasi sebelumnya.
d. Riwayat kembar, cacat : Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan
kembar atau pun cacat.
11. Kebutuhan Fisik
a. Nutrisi : Ibu makan terakhir pukul 06.30 WIB (tanggal 22 Maret 2019)
dengan menu nasi 1 porsi ( ½ piring), telur 1 butir, dan sayur bayam. Ibu juga
mengonsumsi air putih total 2 gelas
b. Eliminasi :
1) BAK : Ibu buang air kecil terakhir sebelum berangkat ke Puskesmas (22
Maret 2019). Warna kuning jernih, bau khas urine, ibu tidak ada keluhan
2) BAB : Ibu buang air besar terakhir tanggal 21 Maret 2019, pukul terakhir
20.00 WIB. Ibu mengatakan BAB nya lancar, tidak ada keluhan.
c. Istirahat (tidur) : Ibu mengatakan istirahat malam tidur nyenyak pukul 21.00
WIB (21 Maret 2019 sampai pagi)
d. Personal hygiene
Ibu mandi sekaligus keramas terakhir pukul 06.00 WIB tanggal 22 Maret
2019
12. Keadaan Psiko, Sosio dan Spiritual (kesiapan menghadapi proses persalinan)
a. Pendamping persalinan : Ibu didampingi oleh ibu klien dan suami
b. Tanggapan ibu dan keluarga terhadap proses persalinan yang dihadapi :
Keluarga sangat senang dengan proses persalinan ini.
c. Persiapan persalinan yang telah dilakukan : Ibu juga telah menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan dalam tas sehingga jika seaktu-waktu ibu merasa
akan melahirkan, ibu sudah siap. Tetapi pasda saat berangkat ke puskesmas
untuk control kehamilan dan memastika dalam persalinan ibu tidak membawa
persiapan persalinan
d. Pengetahuan tentang proses persalinan : Ibu mengatakan ini adalah kali
keduanya mengalami proses persalinan sehingga ibu sudah paham bagaimana
tanda-tanda persalinan dan kapan harus tenaga kesehatan.
e. Perasaan ibu saat ini : Ibu merasa deg-degan saat dirinya dan menunggu
kelahiran bayi nya
B. DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – Tanda Vital
1) Tekanan Darah : 110/70 mmHg
2) Suhu : 36.6 0C
3) Respirasi : 22 x/menit
4) Nadi : 84 x/menit
d. Berat badan saat ini : 45 kg
Sebelum hamil berat badan ibu 39 kg, kunjungan lalu 45 kg.
e. Tinggi badan : 149 cm
f. IMT sebelum hamil : 15.1
g. LILA : 22 cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala :
1) Rambut : Hitam,Bersih,tidak berketombe, tidak rontok
2) Muka : Tidak oedema, tidak pucat, terdapat cloasma gravidarum
3) Mata : Tidak ada oedema, conjungtiva berwarna merah muda, dan sclera
berwarna putih.
4) Hidung : tidak ada benjolan, tidak ada penumpukan secret.
5) Telinga : bentuk Simetris, tidak ada penumpukan serumen
6) Mulut / gigi / gusi : tidak ada karies dentis, tidak sariawan, gusi dan tidak
epulis
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, vena jugularis maupun
kelenjar tiroid.
c. Dada (payudara) : Bentuk mammae membesar (kanan-kiri simetris), terdapat
hiperpigmentasi pada bagian areola, putih susu tampak menonjol dan kolostrum
keluar.
d. Abdomen
1) Inspeksi : Bentuk perut memanjang, tidak ada bekas luka, tidak ada linea
alba/albican ataupun strie albican/livide. Saat pemeriksaan tampak 1 kali
gerakan janin.
2) Palpasi
a) Leopold 1: TFU 3 jari dibawah px, teraba bulat, lunak, tidak melenting.
b) Leopold 2: Bagian kanan teraba keras, memanjang (puka) bagian kiri
teraba bagian-bagian kecil janin.
c) Leopold 3: Bagian terbawah teraba bulat, keras, melenting
d) Leopold 4: Bagian terbawah sudah masuk PAP (divergen)
e) TFU Mc.Donald : 30 cm.
Taksiran Berat Janin: 2945 gram
3) Auskultasi: Punctum maksimum di bagian kanan, frekuensi DJJ 148
kali/menit, teratur.
4) His: frekuensi 4 kali/10 menit, durasi 35 detik, intensitas sedang.
5) Palpasi supra pubik : vesika urinaria kosong.
e. Ekstrimitas : tidak terdapat varices atau pun oedema pda ekstremitas atas maupun
bawah. Refleks patella tidak di lakukan, dan sudah dilakukan pada ANC Pertama,
kuku tidak pucat dan bersih.
f. Genetalia Eksterna dan Anus
1) Vagina : Tampak bersih, terdapat lendir darah. Tidak ada tanda chadwick,
oedma, varices, tanda-tanda infeksi ataupun bekas luka
2) Anus : tidak ada hemoroid ataupun tanda-tanda kelainan lainnya.
3. Pemeriksaan Dalam (09.35 WIB)
a. Indikasi : Ibu sudah merasakan kenceng-kenceng sejak pukul 07.00 (22 Maret
2019) dan berdasarkan pemeriksaan ditemukan his 3 kali selama 10 menit dengan
durasi 35 detik.
b. Tujuan : Untuk mengetahui apakah ibu sudah masuki tahap inpartu atau belum.
c. Hasil : terdapat pembukaan 4-5 cm, serviks tipis lunak, kk (+), bagian terbawah
berada di Hodge II, kepala turun, tidak teraba bagian menumbung, presentasi
kepala, molase 0, STLD (-)
d. Kesimpulan : Ny T sudah memasuki tahap inpartu kala I fase aktif.
4. Pemeriksaan laboratorium
Tidak di lakukan
Lab (Tanggal 23 Agustus 2019)
HB : 11,3 gr%
PU : (-)
GU : (-)
HBsAg (-)
VCT : NR
C. Analisis Data
1. Diagnosa Kebidanan : Ny T G2P1A0 usia 28 tahun uk 39+4 minggu janin tunggal
hidup intrauteri puka inpartu kala I fase aktif.
2. Masalah : Ibu cemas dengan situasi dirumahnya.
3. Kebutuhan :
a. Konseling pada keluarga untuk mengkondisikan anak pertama
b. Pantau persalinan ibu
c. Anjurkan ibu untuk beristirahat disela-sela his.
d. Teknis nafas dalam
D. Penatalaksanaan
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan kepada ibu dan keluarga
bahwa ibu sudah dalam proses persa keadaan umum ibu dan janin baik , Tekanan
Darah : 110780 mmHg, Suhu : 36.6˚C Respirasi : 22 x/menit, Nadi : 84 x/menit. Pada
pemeriksaan perut ibu didapatkan hasil pada fundus teraba lunak dan tidak melenting,
punggung kanan, presentasi kepala dan sudah masuk panggul 2/5, DJJ (+) 138
x/menit. Pada pemeriksaan dalam yang dilakukan didapatkan hasil pembukaan 4-5 cm,
portio lunak, ketuban (+), UUK, lendir darah.
a. Rasionalisasi : dengan memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
agar ibu mengetahui keadaan ibu dan janin yang ada dalam kandungannya serta
mengetahui apakah ibu sudah masuk persalinan atau belum saat ini sehingga
kekhawatirannya akan berkurang.
b. Hasil : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan.
2. Memberitahu suami dan keluarga yang mendampingi untuk selalu mendukung dan
memenuhi kebutuhan ibu dalam melewati fase-fase persalinan.
a. Rasionalisasi : dukungan yang baik akan membantu ibu menurunkan rasa nyeri
yang diderita. Dalam kondisi relaks, tubuh akan memproduksi hormon bahagia
yang disebut endorphin yang akan menekan hormon stressor, sehingga rasa nyeri
yang dirasakan akan berkurang. Dukungan diberikan oleh suami akan membuat
ibu lebih nyaman dan lebih menikmati setiap perjalanan persalinan, semakin ibu
menikmati proses persalinan maka ibu akan merasa lebih relaks akibatnya ibu
tidak lagi terfokus pada rasa nyeri persalinan, sehingga nyeri persalinan tidak lagi
terasa (Hilmansyah, 2011).
b. Hasil : Suami dan keluarga selalu mendampingi ibu dan memenuhi kebutuhan
yang diperlukan oleh ibu seperti menemani ke kamar mandi, memenuhi asupan
nutrisi ibu dan lain sebagainya.
3. Mengajarkan ibu teknik relaksasi (olah napas) saat kontraksi
a. Rasionalisasi : Olah napas saat proses persalinan adalah dapat membantu
mengalihkan konsentrasi saat terjadi kontraksi. Ibu diharapkan lebih fokus pada
pernapasannya sehingga dapat menurunkan tingkat kecemasan. Saat ibu merasa
lebih rileks, maka hormon oksitosin akan lebih mudah keluar sehingga durasi
persalinan akan semakin cepat . Dengan menarik nafas dalam-dalam pada saat ada
kontraksi dengan menggunakan pernapasan dada melalui hidung akan
mengalirkan oksigen ke darah yang kemudian dialirkan keseluruh tubuh akan
mengeluarkan hormon endorphin yang merupakan penghilang rasa sakit yang
alami didalam tubuh.
b. Hasil : Ibu telah melakukan olah napas dengan benar sesuai dengan yang
diajarkan oleh bidan
4. Menganjurkan ibu untuk miring kiri untuk mempercepat penurunan kepala.
a. Rasionalisasi : posisi miring kiri menurunkan tekanan uterus pada vena kava
dapat menghindari terjadinya hipoksia pada janin, menciptakan pola kontraksi
uterus yang efisien, meningkatkan dimensi pelvis, memudahkan pengamatan
janin, memberikan paparan perineum yang baik, menyediakan daerah yang bersih
untuk melahirkan dan menimbulkan perasaan yang nyaman bagi ibu
b. Hasil : ibu bersedia untuk miring kiri.
5. Melakukan teknik counter pressure pada ibu
a. Rasionalisasi : Pijat counter-pressure kepada ibu bersalin sebagai pengurang rasa
nyeri dalam persalinan karena pijat merangsang tubuh melepaskan senyawa
endhorphin yang merupakan pereda sakit alami. Endhorphin juga dapat
menciptakan perasaan nyaman dan enak, selain itu dengan menekan daerah
lumbal/sakral dari tulang belakang nyeri dapat dihambat. Hal ini didasari oleh
gate control teory yaitu ketika sentuhan dan nyeri dirangsang bersama, sensasi
sentuhan berjalan ke otak menutup pintu gerbang nyeri menuju otak sehingga
terjadi teknik blockade nyeri, yang menyebabkan nyeri dapat dihambat.
b. Hasil : Ibu bersedia di lakukan counter pressure dan menrasa lebih nyaman ketika
kontraksi datang
6. Melakukan Penekanan Akurpresure titik SP 6 Syayinjio
a. Rasionalisasi :
Titik Sanyinjiao (SP 6) berada pada meridian limpa kaki, yaitu poksimal rominens
malleolus medialis di sisi tepi posterior tulang tibialis. Titik sanyinjiao ini
merupakan tempat pertemuan tiga Yin yaitu meridian limpa, hati dan ginjal.
Akupunktur meyakini bahwa titik San yin jiao mempengaruhi cara kerja yaitu
dengan menguatkan limpa dan lambung terkait dengan produksi energi (qi) dan
darah, menghilangkan kelembaban, mengharmonisir kerja hati berikut
menguatkan ginjal dapat berdampak pada pengaturan menstruasi dan
menginduksi persalinan. Kemampuan mengharmonisir jiao bawah berdampak
pada pengaturan kemih dan genetalia. Selain itu, juga mempunya efek untuk
menenangkan mental/spirit, serta memperlancar peredaran darah yang terletak
pada tiga meridian Yin serta mengurangi rasa
a. Hasil : Ibu telah di lakukan penekanan titik SP 6 dan ibu merasakan kontraksi
yang semakin kuat
7. Mempersiapkan diri, lingkungan dan alat.
a. Rasionalisasi :
1) Persiapan diri : Pelindung diri merupakan penghalang atau barier antara
penolong dengan bahan-bahan yang berpotensi untuk menularkan penyakit.
Oleh sebab itu, penolong persalinan harus memakai celemek yang bersih dan
penutup kepala atau ikat rambut pada saat menolong persalinan.
Juga gunakan masker penutup mulut dan pelindung mata. Kenakan
semua perlengkapan pelindung pribadi selama membantu kelahiran
bayi dan plasenta serta saat melakukan penjahitan laserasi atau luka
episiotomy
2) Persiapan lingkugan : Persiapan untuk mencegah terjadinya kehilangan panas
tubuh yang berlebihan pada bayi baru lahir harus dimulai sebelum kelahiran
bayi itu sendiri. Siapakan lingkungan yang sesuai bagi proses kelahiran bayi
ituatau memastikan bahwa ruangan tersebut bersih, hangat, pencahayaan
cukup, dan bebas dari tiupan angina
3) Persiapan alat : Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana
proses persalinan akan berlangsung. Ruangan harus memiliki
pencahayaan / penerangan yang cukup. Ibu dapat menjalani persalinan
ditempat tidur yang bersih. Ruangan harus hangat dan terhalang dari
tiupan angin secara langsung. Pastikan bahwa semua perlengkapan untuk
menolong persalinan, menjahit laserasi atau luka episiotomi dan resusitasi
bayi baru lahir. Semua perlengkapan dan bahan harus dalam keadaan steril.
b. Hasil : Penolong telah mempersiapkan alat perlindungan diri, alat telah
disiapkan, dan lingkungan untuk kelahiran bayi telah dipersiapkan.
8. Memantau kemajuan persalinan berupa his, djj, pengeluaran per vaginam, dan lama
persalinan dalam partograf.
a. Rasionalisasi : Partograf adalah lembaran observasi untuk memantau kemajuan
persalinan. Tujuan utama dan penggunaan partograf adalah :
1) Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam.
2) Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal. Dengan
demikian juga dapat melakukan deteksi secara dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama.
Partograf harus digunakan :
1) Partograf akan membantu penolong persalinan dalam memantau,
mengevaluasi dan membuat keputusan klinik baik persalinan normal maupun
yang disertai dengan penyulitan.
2) Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat (rumah sakit, klinik bidan
dan lain-lain).
3) Semua penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu selama
persalinan dan kelahiran dicatat secara rutin ke dalam partograf.
Semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat ke dalam partograf.
Diantaranya (Depkes RI, 2009) :
1) Denyut jantung janin : setiap ½ jam.
2) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus : setiap ½ jam.
3) Nadi : setiap ½ jam.
4) Pembukaan serviks : setiap 4 jam. Penurunan : setiap 4 jam.
5) Tekanan darah dan temperatur tubuh : setiap 4 jam.
6) Produksi urin, aseton dan protein : setiap 2 sampai 4 jam.
b. Hasil : Keadaan ibu terpantau dalam lembar partograf.
CATATAN PERKEMBANGAN 1

Nama Pasien: No. RM Ruang:


Ny. T Puskesmas
Mojogedang
I
Umur: 28 Tanggal: 22 Maret 2019
tahun
Tanggal/Jam: Catatan Perkembangan Rasionalisasi Tindakan Nama dan
22 Maret (SOAP) Paraf
2019
11.30 WIB
S = Ibu mengatakan kenceng- Menurut Wiknjosastro (2014) gejala
kenceng semakin sering dan tanda kala II persalinan adalah :
a) ibu merasa ingin meneran
bersamaan adanya kontraksi
b) ibu merasakan adanya peningkatan
tekanan pada rektum dan/atau
vaginanya
c) vulva-vagina dan sfingter ani
membuka
d) meningkatnya pengeluaran lender
bercampur darah.
Anamnesis perlu ditanyakan agar
penolong tahu apa yang dirasakan
oleh ibu.
O= Menurut Rohani dkk (2011) asuhan
1. Keadaan umum : baik kala II persalinan merupakan
2. Kesadaran : Composmentis kelanjutan tanggung jawab bidan
3. His : 5 x/10 menit durasi lebih pada waktu pelaksanaan asuhan kala
dari 40 detik I persalinan, yaitu sebagai berikut:
4. DJJ : Teratur, 148 x/menit a. Evaluasi kontinu kesejahteraan
5. VT : terdapat pembukaan 10 ibu.
cm, serviks tidak teraba, kk (-) b. Evaluasi kontinu kesejahteraan
jernih, bagian terbawah berada janin.
di Hodge III + , tidak teraba c. Evaluasi kontinu kemajuan
bagian menumbung, presentasi persalinan.
kepala, molase 0, STLD (+) d. Perawatan tubuh wanita.
6. Terdapat tanda persalinan : e. Asuhan pendukung wanita dan
terlihat dorongan ingin orang terdekatnya beserta keluarga
meneran, tekanan pada anus, persiapan persalinan
penonjolan ada vulva dan anus f. Penatalaksanaan kelahiran.
menonjol g. Pembuatan keputusan untuk
penatalaksanaan kala II persalinan
A = Ny T P2A0 usia 28 tahun uk Dalam assessment, bidan akan
39+4 minggu janin tunggal hidup melakukan 3 poin pokok, yaitu
intrauteri puka inpartu kala II. menegakkan diagnosa kebidanan baik
aktual maupun potensil, menentukan
masalah (aktual dan potensial) dan
menentukan kebutuhan. Diagnosa
kebidanan mengacu kepada
nomenklatur, artinya diagnosa yang
ditegakkan merupakan diagnosa hasil
anamnesis dan pemeriksaan yang
merupakan kasus kebidanan, kasus
yang menjadi hak, kewajiban dan
wewenang bidan untuk memberikan
asuhan kebidanan. (Varney, 2007)
P= Asuhan persalinan normal (APN)
1. Membantu ibu untuk mengatur adalah asuhan yang bersih dan aman
posisi senyaman mungkin dari setiap tahapan persalinan yaitu
(posisi setengah duduk). mulai dari kala satu sampai dengan
2. Memberi motivasi dan dukung kala empat dan upaya pencegahan
mental pada ibu. komplikasi terutama perdarahan
3. Mengajarkan ibu cara mengejan pasca persalinan, hipotermi serta
yang benar (ambil nafas panjang asfiksia pada bayi baru lahir (JNPK-
dalam dan hembuskan melalui KR, 2013)
sela-sela gigi). Menurut Astuti (2012), dalam asuhan
4. Memantau kesejahteraan ibu persalinan normal mengalami
dan bayi selama proses pergeseran paradigma dari menunggu
persalinan, memastikan kandung terjadinya dan menangani
kemih kosong. komplikasi, menjadi pencegahan
5. Menganjurkan ibu istirahat komplikasi. Beberapa contoh yang
antara his dan beri minum serta menunjukkan adanya pergeseran
pimpin persalinan. paradigma tersebut adalah:
6. Menganjurkan ibu untuk a. Mencegah perdarahan pasca
meneran jika ada kontraksi dan persalinan yang disebabkan oleh
istirahat jika tidak ada kontraksi. atonia uteri (tidak adanya kontraksi
a. Melahirkan kepala uterus)
1) Saat kepala bayi berada di b. Laserasi (robekan jalan lahir) /
vulva dengan diameter 5- Episiotomi (tindakan memperlebar
6 cm, memasang handuk jalan lahir dengan menggunting
bersih diatas perut ibu, perineum)
bentangkan ⅓ bagian kain c. Retensio Plasenta (tidak lepasnya
bersih di bawah bokong plasenta setelah 30 menit bayi
ibu, kemudian buka lahir)
partus set dan memakai d. Partus Lama (persalinan yang
handscoon. berlangsung lebih dari 24 jam pada
2) Lindungi perineum primigravida atau lebih dari 18 jam
dengan satu tangan yang pada multigravida).
dilapisi dengan kain di e. Asfiksia Bayi Baru Lahir.
bawah bokong, tangan Pencegahan Asfiksia pada BBL
yang satu di kepala bayi dilakukan melalui upaya
(steneng), lalu biarkan pengenalan penanganan sedini
kepala keluar secara mungkin.
perlahan.
3) Bersihkan muka, mulut
dan hidung bayi dengan
kasa atau kain.
4) Memeriksa adanya lilitan
tali pusat.
5) Menunggu kepala bayi
melakukan putar paksi
luar  kepala di kanan.
b. Melahirkan bahu
Setelah bayi melakukan putar
paksi luar menempatkan
kedua tangan di kedua sisi
muka bayi. Menganjurkan
ibu untuk meneran saat
kontraksi berikutnya.Dengan
lembut menariknya ke bawah
dan ke arah luar sehingga
bahu depan keluar di bawah
arkas pubis kemudian
menarik ke arah atas. Untuk
melahirkan bahu bokong,
tangan melakukan sangga
susur (menyusuri punggung)

c. Melahirkan badan dan


tungkai
Membaringkan bayi di atas
kain atau handuk di atas perut
ibu, keringkan dengan
handuk kemudian potong tali
pusat.
Hasil : Lahir Bayi Ny T tanggal 22
Maret 2019 pukul 12.07 WIB jenis
kelamin Laki-lai, menangis kuat
gerak aktif. Langsung dilakukan
IMD selama 1/2 jam. (durasi kala
II adalah 30 menit, total
perdarahan adalah 30 cc)

CATATAN PERKEMBANGAN II

Nama Pasien: Ruang:


Ny T No. RM Kamar
Bersalin
Umur: 28
Tanggal: 22 Maret 2019
tahun
Tanggal/Jam: Catatan Perkembangan Nama dan
22 Maret (SOAP) Paraf
Rasionalisasi Tindakan
2019 (12.10)

S = Ibu mengatakan masih mules Dimulai segera setelah bayi sampai


setelah bayinya lahir dan lega lahirnya plasenta yang berlangsung
bayinya sudah lahir. tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi
lahir uterus teraba keras dengan fundus
uteri agak diatas pusat beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk
melepaskan plasenta dari dindingnya.
otot uterus (miometrium) berkontraksi
mengikuti penyusutan volume rongga
uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran ini menyebabkan berkurangnya
ukuran tempat perlekatan plasenta.
Karena tempat perlekatan menjadi
semkin kecil, sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah maka pasenta
akan terlipat, menebal dan kemudian
lepas dari dinding uterus. Setelah lepas,
plasenta akan turun ke bagian bawah
uterus atau ke dalam vagina. Setelah
janin lahir, uterus mengadakan kontraksi
yang mengakibatkan penciutan
permukaan kavum uteri, tempat
implantassi plasenta. Akibatnya,
plasenta akan lepas dari tempat
implantasinya. Sulistyawati dan
Nugraheny (2010)
O= Menurut Sulistyawati dan Nugraheny
1. Keadaan umum : baik
(2010) lepasnya plasenta sudah dapat
2. Kesadaran : Composmentis
3. Bayi lahir spontan pukul 12.07 diperkirakan dengan memperhatikan
WIB jenis kelamin Laki-laki,
tanda-tanda sebagai berikut :
cacat (-), anus (+)
4. Kontraksi baik a. Uterus mulai membentuk bundar
5. TFU teraba setinggi pusat,
b. Uterus terdorong ke atas, karena
keras
6. Plasenta belum lahir, tali pusat plasenta dilepas ke segmen bawah
menjulur di vulva
Rahim
7. Perdarahan ± 50 cc
c. Tali pusat bertambah panjang;
d. Terjadi perdarahan.

Pada kala III persalinan, otot uterus


menyebabkan berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba-tiba setelah
lahirnya bayi. Penyusutan ukuran
rongga uterus ini menyebabkan
implantasi plasenta karena tempat
implantasi menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah. Oleh karena itu plasenta akan
menekuk, menebal, kemudian
terlepasdari dinding uterus. Setelah
lepass, plasenta akan turun ke bagian
bawah uterus atau bagian atas vagina
(Rohani, 2011)

A = Ny.T P2A0 usia 28 tahun Dalam assessment, bidan akan


inpartu kala III. melakukan 3 poin pokok, yaitu
menegakkan diagnosa kebidanan baik
aktual maupun potensil, menentukan
masalah (aktual dan potensial) dan
menentukan kebutuhan. Diagnosa
kebidanan mengacu kepada
nomenklatur, artinya diagnosa yang
ditegakkan merupakan diagnosa hasil
anamnesis dan pemeriksaan yang
merupakan kasus kebidanan, kasus yang
menjadi hak, kewajiban dan wewenang
bidan untuk memberikan asuhan
kebidanan. (Varney, 2007)

P= Penatalaksanaan aktif didefinisikan


1. Penatalaksanaan aktif kala III.
sebagai pemberian oksitosin segera
a. Palpasi abdomen untuk
setalah lahir bahu anterior, mengklem
memastikan bahwa tidak ada
tali pusat segera setelah pelahiran bayi,
bayi kedua.
menggunakan traksi tali pusat terkendali
b.Memberitahu ibu bahwa akan
untuk pelahiran plasenta (Varney,
disuntik.
2007).
c. Dalam 2 menit setelah lahir,
Menurut Sulistyawati dan Nugraheny
berikan suntikan oksitosin 10
(2011) asuhan kala III persalinan adalah
unit IM ⅓ paha kanan atas
sebagai berikut :
bagian luar.
a. Memberikan pujian kepada pasien
d.Penegangan tali pusat atas keberhasilannya
terkendali. b. Lakukan manajemen aktif kala III
e. Memindahkan klem pada tali c. Pantau kontraksi uterus
pusat 5-10 cm dari vulva. d. Berikan dukungan mental pada
f. Meletakkan satu tangan di pasien
atas kain yang ada di perut e. Berikan informasi mengenai apa
ibu, tepat diatas tulang pubis yang harus dilakukan oleh pasien
dan menggunakannya untuk dan pendamping agar proses
masase, memegang tali pusat pelahiran plasenta lancer
dan klem dengan tangan lain. f. Jaga kenyamanan pasien dengan
g. Menunggu uterus menjaga kebersihan tubuh bagian
berkontraksi dan kemudian bawah (perineum)
melakukan penegangan ke Rasionalisasi MAK III :
arah bawah pada tali pusat, a. Penyuntikan uterotonika
lakukan perlawanan arah Penyuntikan obat uterotonika segera
bagian bawah uterus dengan setelah melahirkan bayi adalah salah
cara menekan uterus ke atas satu intervensi paling penting yang
dan ke belakang (dorso digunakan untuk mencegah
kranial) dengan hati-hati. perdarahan postpartum. Obat
h.Mengeluarkan plasenta  uterotonika yang paling umum
jam 12.17 WIB digunakan adalah oksitosin, yang
i. Setelah plasenta lepas telah terbukti sangat efektif
menarik tali pusat ke bawah dalam mengurangi kasus PPP dan
kemudian ke atas mengikuti persalinan kala tiga yang lama.
jalan lahir sambil meneruskan (Poeschmann 1991 & Nordstrom,
tekanan berlawanan arah pada 1997)
uterus. Syntometrine (campuran
j. Jika tali pusat bertambah ergometrine dengan oksitosin)
panjang, pindahkan hingga ternyata malah lebih efektif daripada
berjarak 5-10 cm dari vulva. oksitosin saja. Namun,
k.Jika plasenta terlihat di syntometrine dikaitkan dengan lebih
introitus vagina, lanjutkan banyak efek samping, seperti sakit
kelahiran plasenta kepala, rasa mual, muntah, dan
menggunakan kedua tangan tekanan arah tinggi. (Mc Donald,
dengan hati-hati memutar 2001)
hingga selaput ketuban b. Peregangan tali pusat terkendali
terpelintir dengan lambat dan Penegangan tali pusat terkendali
perlahan melahirkan selaput mencakup menarik tali pusat ke
ketuban tersebut. bawah dengan sangat hati-hati begitu
l. Setelah plasenta lahir lakukan rahim telah berkontraksi, sambil
masase uterus dan secara bersamaan memberikan
meletakkan telapak tangan di tekanan ke atas pada rahim dengan
fundus dan dimasase dengan mendorong perut sedikit di atas
gerakan melingkar dan tulang pinggang. Praktek ini
lembut hingga uterus membantu dalam pemisahan
berkontraksi. plasenta dari rahim dan
2. Menilai perdarahan. pelepasannya.
a. Memeriksa plasenta pada sisi Dengan melakukannya hanya selama
maternal dan foetal serta kontraksi rahim, maka mendorong
ketuban untuk memastikan tali pusat secara hati-hati ini
bawah selaput ketuban membantu plasenta untuk keluar.
lengkap dan utuh, meletakkan Tegangan pada tali pusat harus
plasenta dalam tempat dihentikan setelah 30 atau 40 detik
khusus. bila plasenta tidak turun, tetapi
b.Mengevaluasi ada laserasi penegangan dapat diulang lagi pada
atau tidak. kontraksi rahim yang berikut. Risiko
Hasil : Plasenta lahir lengkap potensial yang berkaitan dengan
pukul 12.20 WIB, Tidak rupture penegangan tali pusat terkendali
perineum, kontraksi baik, VU adalah inversio uteri (terbaliknya
kosong. Lama kala III adalah 13 rahim) dan tali pusat putus dari
menit dengan total perdarahan plasenta. Pada lima uji klinik
adalah 50 cc terkontrol mengenai manajemen
aktif dibandingkan dengan
manajemen menunggu, tidak tercatat
kasus inversio uteri atau tali pusat
putus. (Prendiville, 2000)
Agar penegangan tali pusat
terkendali dilakukan dengan aman,
maka sangat penting untuk
memberikan pelatihan dan panduan
kepada petugas.

c. Masase fundus uteri


Setelah pelepasan plasenta, memijat
uterus juga dapat membantu
kontraksi untuk mengurangi
perdarahan.
( Prendiville , 2000)

CATATAN PERKEMBANGAN III

Nama Ruang:
Pasien: Raung
Ny T bersalin
No. RM
Puskesmas
Mojogedang
I
Umur: 28
Tanggal: 22 Maret 2019
tahun
Tanggal/Jam: Catatan Perkembangan Rasionalisasi Tindakan Nama dan
22 Maret (SOAP) Paraf
2019 ( 12.17)
S = Ibu mengatakan lega karena Menurut Syaifudin (2006),
plasenta sudah dapat dikeluarkan dan
pengkajian subjektif saat post
ibu masih merasa mules.
Ibu mengatakan bahagia dengan partum harus dilakukan agar tenaga
kelahiran bayinya
kesehatan dapat mengetahui apa
yang saat ini ibu rasakan dan dapat
mengetahui apa yang ibu butuhkan.
O= Pemantauan dan penangana yang
1. Keadaan umum : baik
dilakukan oleh tenaga medis selama
2. Kesadaran : composmentis
kala IV diantaranya :
3. Tanda – tanda vital
a. Pemeriksaa kelengkapan
a. Suhu : 37 °C
plasenta dan selaput ketuban
b. Tekanan Darah : 120/80
etelah kelahiran plasenta.
mmHg
b. Memperhatikan jumlah darah
c. Nadi : 88 kali/menit
yang keluar
d. pernafasan : 24 kali / menit
c. Memeriksa kondisi jalan lahir
4. Pemeriksaan abdomen
d. Memantau keadaan umum ibu
Fundus 2 jari dibawah pusat
e. Dokumentasikan hasil
kontraksi uterus kuat
pemantauan)
5. Perdarahan : ± 100 ml
(Hidayat, 2010)
6. Lama kala IV = 2 jam

A = Ny T P2A0 usia 28 tahun inpartu Dalam assessment, bidan akan


kala IV. melakukan 3 poin pokok, yaitu
menegakkan diagnosa kebidanan
baik aktual maupun potensil,
menentukan masalah (aktual dan
potensial) dan menentukan
kebutuhan.
Diagnosa kebidanan mengacu
kepada nomenklatur, artinya
diagnosa yang ditegakkan
merupakan diagnosa hasil
anamnesis dan pemeriksaan yang
merupakan kasus kebidanan, kasus
yang menjadi hak, kewajiban dan
wewenang bidan untuk
memberikan asuhan kebidanan.
P= 1. Menjahit laserasi atau
1. Mengevaluasi adanya
episiotomi adalah untuk
kemungkinan laserasi
menyatukan kembali jaringan
2. Melakukan observasi keadaan
tubuh (mendekatkan) dan
ibu berupa tanda – tanda vital ,
mencegah kehilangan darah
kontraksi uterus perdarahan dan
yang tidak perlu (memastikan
fundus uteri
hemostatis). Ingat bahwa setiap
3. Melakukan perawatan BBL dan
kali jarum masuk jaringan
membersihkan ibu dari percikan
tubuh, jaringan akan terluka
darah
dan menjadi tempat potensial
4. Mengajarkan ibu cara melakukan
untuk timbulnya infeksi. Oleh
masase fundus uteri
sebab itu pada saat menjahit
5. Mengobservasi kala IV pada 1
laserasi atau episiotomi
jam pertama setiap 15 menit
gunakan benang yang cukup
sekali dan 1 jam kedua setiap 30
panjang dan gunakan sedikit
menit sekali yaitu tekanan darah,
mungkin jahitan untuk
nadi, suhu, tinggi fundus uteri,
mencapai tujuan pendekatan
kontraksi uterus, kandung kemih,
dan hemostatis (JNPK-KR
jumlah perdarahan
Depkes RI, 2008).
6. Melakukan dekontaminasi alat
2. Pengkajian tanda tanda vital
Hasil : Bayi masih dalam proses
dilakukan sebab setelah
IMD, ibu dan bayi sudah dibersihkan
melakukan aktifitas
dari percikan darah, kala IV
melelahkan (dalam hal ini
terpantau.
persalinan) akan terjadi
penurunan sedang pada sistolik
dan diastolik TD dan takikardi
ringan. (Varney, 2007)
3. Masase fundus merangsang
kontraksi uterus dan
mengontrol perdarahan
(Varney, 2007)
4. Semua bayi diperiksa segera
setelah lahir untuk mengetahui
apakah transisi dari kehidupan
intrauterine ke ekstrauterine
berjalan dengan lancar dan
tidak ada kelainan.Pemeriksaan
medis komprehensif dilakukan
dalam 24 jam pertama
kehidupan. Pemeriksaan rutin
pada bayi baru lahir harus
dilakukan, tujuannya untuk
mendeteksi kelainan atau
anomali kongenital yang
muncul pada setiap kelahiran
dalam 10-20 per 1000
kelahiran, pengelolaan lebih
lanjut dari setiap kelainan yang
terdeteksi pada saat antenatal,
mempertimbangkan masalah
potensial terkait riwayat
kehamilan ibu dan kelainan
yang diturunkan, dan
memberikan promosi
kesehatan , terutama
pencegahan terhadap sudden
infant death syndrome (SIDS)
(Lissauer, 2013). Tujuan utama
perawatan bayi segera sesudah
lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas,
memotong dan merawat tali
pusat, mempertahankan suhu
tubuh bayi, identifikasi, dan
pencegahan infeksi (Saifuddin,
2008).
Asuhan bayi baru lahir
meliputi (1) Pencegahan
Infeksi (PI) (2) Penilaian awal
untuk memutuskan resusitasi
pada bayi

Lampiran Kala IV
Jam Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung Darah
Ke Jari di uterus kemih yang
bwh keluar
pusat
Jam Waktu TD Nadi Suhu TFU Kontraksi Kandung Darah
Ke Jari di uterus kemih yang
bwh keluar
pusat
1 12.17 120 / 80 87 37°C 2 Baik (-) 50 ml
12.32 120 / 80 86 2 Baik
13.47 120 / 80 87 2 Baik
13.02 120 / 80 89 3 Baik
2 13.32 120 / 80 88 37°C 3 Baik 50 ml
14.02 120/80 84 3 Baik (-) 50 ml

Anda mungkin juga menyukai