Anda di halaman 1dari 5

Standar Operasional Prosedur (SOP)

SYOK ANAFILAKTIK
Nomor :

RevisiKe

BerlakuTgl :

Ditetapkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Kedungtuban

drg.Eni Sutanti,MM
NIP.19630623 198903 2 014

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEDUNGTUBAN
Jl. Raya Cepu-Randublatung KM 12 Telp. (0296) 4270202
Email: kedungtubanpuskesmas@yahoo.co.id
PROSEDUR SYOK
ANAFILAKTIK

No.Dok :

No.Revisi :

SOP Tgl.Terbit :

Halaman :

UPTD Puskesmas
drg.Eni Sutanti,MM
Kedungtuban
NIP.19630623 198903 2 014

1. Pengertian Syok anafilaktik adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang berlebihan


terhadap masuknya protein/ zat asing ke dalam tubuh
2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam melakukan penatalaksanaan
Syok Anatilatik

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kedungtuban NO.800 / I / 93 / 2019 Tentang


Syok Anafilatik

4. Refrensi a. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun


2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi dokter di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Primer.
b. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Primer Edisi I 2013, Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta : 2013.
5. Petugas 1. Hentikan pemberian obat/ antigen penyebab.
2. Baringkan penderita dengan posisi tungkai lebih tinggi dari
kepala (trendelenburg).
3. Berikan Oksigen 3-5 L/menit.
4. Pasang infus dengan cairan plasma expander (Dextran). Jika
cairan tersebut tidak tersedia, Ringer Laktat (RL) atau NaCl
fisiologis dapat diberikan sebagai cairan pengganti sampai
tekanan darah kembali optimal dan stabil.
5. Adrenalin : 0,3-0,5 ml dari larutan 1 : 1000 IM, dapat diulangi
5-10 menit.
6. Jika tidak respo, diberikan Adrenalin 0,1-0,2 ml dilarutkan
dalam 10 ml larutan NaCl fisiologis diberikan secara IV
perlahan-lahan.
7. Aminofilin : 250 mg diberikan perlahan-lahan selama 10 menit
IV, dilanjutkan 250 mg lagi melalui drip infus bila dianggap
perlu, diberikan apabila bronkospasme belum hilang dengan
pemberian adrenalin.
8. Antihistamin : Difenhidramin HCl 5-20 mg IV
9. Kortikosteroid : Deksametason 5-10 mg IV, Hidrokortison 100-
250mg IV.
10. Resusitasi Kardio Pulmoner (RKP), seandainya terjadi henti
jantung (cardiac arrest).
11. Jika syok sudah teratasi, penderita diawasi / diobservasi
selama kurang lebih 4 jam
12. Penderita yang tidak membaik dirujuk ke RS terdekat dengan
pengawasan tenaga medis.
13. Setiap tindakan dicatat dalam rekam medis pasien.
6. Diagram Alir
Baringkan penderita dengan
PERSIAPAN posisi tungkai lebih tinggi dari
kepala (trendelenburg)

Pasang infus dengan cairan plasma Berikan


expander (Dextran). Jika cairan tersebut Oksigen 3-5
tidak tersedia, Ringer Laktat (RL) atau NaCl
fisiologis dapat diberikan sebagai cairan L/menit
pengganti sampai tekanan darah kembali
optimal dan stabil.

Adrenalin : 0,3-0,5 ml dari larutan 1 : 1000


IM, dapat diulangi 5-10 menit.
Jika tidak respo, diberikan Adrenalin 0,1-0,2
ml dilarutkan dalam 10 ml larutan NaCl
fisiologis diberikan secara IV perlahan-lahan.
Aminofilin : 250 mg diberikan perlahan-lahan selama 10 menit IV, dilanjutkan
250 mg lagi melalui drip infus bila dianggap perlu, diberikan apabila
bronkospasme belum hilang dengan pemberian adrenalin.

Antihistamin : Kortikosteroid : Deksametason 5-10


Difenhidramin HCl 5-20 mg mg IV, Hidrokortison 100-250mg IV.
IV

Penderita yang tidak Jika syok sudah teratasi, penderita


membaik dirujuk ke RS diawasi / diobservasi selama kurang
terdekat dengan lebih 4 jam
pengawasan tenaga medis.

Setiap tindakan dicatat


dalam rekam medis
pasien.

7.Hal-hal yang Pantau KU pasien


diperhatikan
8. DokumenTerkait  Register Insiden KTD
 Rekam Medis

9. Unit Terkait  Ruang Persalinan


 Ruang Nifas
 Ruang Tindakan
 Puskesmas Pembantu
 PKD
10. Rekaman Histori
Perubahan Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi perubahan
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai