Anda di halaman 1dari 5

Standar Operasional Prosedur (SOP)

PERDARAHAN ANTE - PARTUM


Nomor :

RevisiKe

BerlakuTgl :

Ditetapkan oleh:
Kepala UPTD Puskesmas Kedungtuban

drg.Eni Sutanti,MM
NIP.19630623 198903 2 014

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEDUNGTUBAN
Jl. Raya Cepu-Randublatung KM 12 Telp. (0296) 4270202
Email: kedungtubanpuskesmas@yahoo.co.id
PROSEDUR
PERDARAHAN ANTE -
PARTUM
No.Dok :

No.Revisi :

SOP Tgl.Terbit :

Halaman :

UPTD Puskesmas
drg.Eni Sutanti,MM
Kedungtuban
NIP.19630623 198903 2 014

1. Pengertian Perdarahan Ante-partum adalah pendarahan pervaginam pada usia


kehamilan 20 minggu atau lebih dengan diagnosis banding seperti solusio
plasenta, plasenta previa dan vasa previa.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan perdarahan


ante-partum
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kedungtuban

4. Refrensi  Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
 Permenkes No 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.
 Buku saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar
dan Rujukan.

5. Prosedur 1. Pasien dating diterima oleh Bidan di kamar bersalin.


2. melakukan inform consent.
3. melakuan anamnesis riwayat penyakit sekarang, seperti :
 Perdarahan per vaginam pada usia 20 minggu atau lebih.
 Perdarahan spontan tanpa aktivitas atau trauma padadaerah
abdomen.
 Nyeri atau tanpa nyeri akibat kontraksi uterus.
 Beberapa faktor predisposisi :
- Riwayat solusio plasenta.
- Perokok.
- Hipertensi.
- Multiparitas.
4. melakukan pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan generalis serta
pemeriksaan obstetric, seperti :
 Pemeriksaan Generalis :
- Pemeriksaan Tanda – tanda vital meliputi kesadaran, suhu,
nadi, tekanan darah dan frekuensi napas
- Pemeriksaan menyeluruh dari kepala hingga kaki secara cepat
 PemeriksaanObstetri :
- Periksa luar
Menentukan bagian terbawah janin, menentukan letak janin ada
kelainan atau tidak dan mengukur DJJ dengan doppler.
- Periksa dalam (inspekulo)
Menentukan sumber perdarahan, apakah perdarahan berasal
dari dalam ostium uteri atau hanya perdarahan yang berasal
dari servix atau dinding vagina, serta menentukan jumlah
perdarahannya.
5. Konsul kepada dokter tentang hasil pemeriksaan.
6. Dokter memberikan penegakkan diagnosis dengan berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik.
7. melakukan penatalaksanaan, antara lain :
 Bila didapatkan ada tanda – tanda syok seperti akral dingin dan
pucat, nadi> 100x/menit teraba lemah dan tekanan darah sistolik<
90 mmhg maka hendaknya segera dilakukan stabilisasi keadaan
umum sebelum pasien di rujuk kerumah sakit, dengan cara :
- Pemberian oksigen nasal kanul 2 – 3 Liter / menit.
- Lakukan pemasangan infus 2 jalur intravena dengan
menggunakan ringer laktat atau NaCl 0,9% dengan dosis
loading secepatnya (kecepatan 1 L dalam 15 – 20 menit), dapat
diulang kembali sampai maksimal 3 L dalam 2 – 3 jam apabila
keadaan pasien tidak membaik.
- Lakukan pemasangan kateter untuk memantau urine output.
 Bila didapatkan tanda – tanda inpartu seperti cairan lender
bercampur darah dan kontraksi uterus minimal terjadi 2 kali dalam
10 menit serta kehamilan lebih dari 37 minggu, lanjutkan dengan
tatalaksana persalinan normal, kecuali pada pasien plasenta previa
dan vasa previa. Jika kehamilan kurang dari 37 minggu sebaiknya
pasien dirujukke rumah sakit.
 Bila tidak didapatkan tanda – tanda inpartu pikirkan perdarahan
ante-partum dan segera lakukan pemasangan infuse intravena lalu
kemudian rujuk pasien kerumah sakit. Pada plasenta previa tidak
disarankan untuk periksa dalam.
8. mendokumentasikan identitas pasien, hasil anamnesis, hasil
pemeriksaan fisik, dan terapi yang diberikan kepada Pasien di dalam
rekam medis.

1. Pasien di rujuk kerumah saki tuntuk penanganan lebih lanjut


6. Diagram Alir
1. Pasien dating Biarkan bayi mencari dan menemukan puting
diterima oleh
dan mulai menyusu
Bidan di
kamar
bersalin. Anjurkan ibu dan keluarganya
untuk tidak menginterupsi upaya
Menunda asuhan BBL normal bayi untuk menyusu misalnya
lainnya hingga bayi selesai memindahkan bayi dari satu
menyusu. Tunda memandikan bayi payudara ke payudara lainnya.
6-24 jam setelah bayi lahir untuk Menyusu pertama biasanya
mencegah hipotermia berlangsung sekityar 10-15 menit.
Bayi cukup menyusu dari satu
payudara

Usahakan tetap menempatkan ibu Segera setelah BBL selesai menghisap, bayi
dan bayi diruang bersalin hingga bayi akanberhenti menelan dan melepaskan puting.
selesai menyusu Bayi dan ibu akan merasa mengantuk. Bayi
kemudian diselimuti dengan kain bersih, lalu
laukan penimbangan dan pengukuran bayi,
mengoleskan salp antibiotikapada mata bayi dan
memberikan vitamin K1

Satu jam kemudian, berikan bayi Kenakan pakaian pada bayi atau etap diselimuti
suntikan Hepatitis B pertama untuk manjaga kehangatannya. Tetap tutupi bayi
dengan topi selama beberapa hari pertama.Bila
suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh,
buka pakaian kemudian telungkupkan kembali di
dada ibu sampai bayi hangat kembali

Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan


yang sama. Letakkan kembali bayi dekat
dengan ibu sehingga mudah terjanghkau
dan bayi bisa menyusu sesering
keinginannya

7.Hal-hal yang
diperhatikan
8. DokumenTerkait  Register persalinan
 Buku KIA
 Status Persalinan
9. Unit Terkait  Ruang Nifas
 Ruang Persalinan
10. Rekaman Histori Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi perubahan
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai