Anda di halaman 1dari 6

Standar Operasional Prosedur (SOP)

PERDARAHAN POST PARTUM

Nomor :

RevisiKe

BerlakuTgl :

Ditetapkan oleh:

Kepala UPTD Puskesmas Kedungtuban

drg.Eni Sutanti,MM
NIP.19630623 198903 2 014

PEMERINTAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KEDUNGTUBAN
Jl. Raya Cepu-Randublatung KM 12 Telp. (0296) 4270202
Email: kedungtubanpuskesmas@yahoo.co.id
PROSEDUR
PERDARAHAN POST
PARTUM

No.Dok :

No.Revisi :

SOP Tgl.Terbit :

Halaman :

UPTD Puskesmas
drg.Eni Sutanti,MM
Kedungtuban
NIP.19630623 198903 2 014

1. Pengertian Perdarahan Post Partum (PPP) adalah Perdarahan setelah bayi lahir
(Kala IV) sebelum /pada saat setelah plasenta lahir, dengan jumlah
.500 cc

2. Tujuan Sebagai pedoman bagi petugas dalam melakukan penanganan


perdarahan post partum kepada pasien agar
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Kedungtuban NO.800 / I / 93 / 2019 Tentang
Perdarahan Post Partum

4. Refrensi  PELATIHAN KLINIK ASUHAN PERSALINAN NORMAL

JNPK-KR 2014

5. Petugas 1. Massage uterus melalui dinding abdomen dengan cara :


tangan kanan penolong melakukan gerakan memutar sambil
menekan fundus uteri.
2. Bersamaan dengan massage uterus ? beri methergin 0,2 mg (
Metil ergometrin ) iv
3. Bila pendarahan belum berhenti -> beri oxytosin 5-10 unit
dalam 500 ml Dextrose 5% atau RL.
4. Bila tindakan di atas tidak menolong -> kompresi bimanual,
dengan cara : satu tangan masuk uterus, tangan yang lain
menahan korpus uteri melalui abdomen. Uterus diangkat,
diantefleksikan, lalu dengan gerakan memutar uterus
dimassage dan ditekan di antara kedua tangan.
5. Bila pendarahan belum juga berhenti -> tamponade uterus,
dengan cara : salah satu tangan memegang dan menahan
fundus uteri, tangan yang lain memasukan tampon kasa
panjang ke dalam uterus. Tampon dipasang dari tepi ke tepi
sampai seluruh kavum uteri terisi dan vagina juga terisi
tampon . Pada dinding abdomen di atas fundus uteri diberi
ganjal -> pasang stagen.
6. Tampon diangkat 24 jam kemudian.
7. Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makin jelek ->
rujuk dengan keterangan bahwa di dalam uterus terpasang
tampon (selama dalam perjalanan tetap dilakukan kompresi
bimanual).
8. Laserasi jalan lahir
Dengan spekulum lakukan eksplorasi, apakah ada :
9. Perlukaan jalan lahir / robekan vagina / robekan serviks
10. Luka episiotomi / robekan perineum
11. Varises pecah
12. Ruptur uteri (terutama bila riwayat persalinan sebelumnya sulit
/ dilakukan tindakan)
13. Penanganan :
14. Perlukaan -> jahitan silang yang dalam
15. Ruptur uteri -> rujuk ke RS / RSUD dengan infus terpasang
didampingi seorang paramedis.
16. Retensio Plasenta
Lakukan manual Plasenta :
17. Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan sikap
obstetrik) dimasukan ke dalam vakum uteri dengan menyusuri
tali pusat.
18. Pinggir plasenta ( sisa ) dicari dan dilepaskan secara tumpul
dengan sisi ulnar tangan.
19. Setelah yakin semua plasenta lepas -> genggam dan
keluarkan.
20. Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari luar
dan injeksi ergometrin 0,152 mg / metergin 0,2 mg iv.
21. Bila ditemukan plasenta akreta -> rujuk ke RS / RSUD dengan
infus terpasang diserta seorang paramedis.

6. Diagram Alir massage uterus (beri injeksi methergin 0,2


Massage uterus mg ( Metil ergometrin ) iv
melalui dinding
abdomen

Bila pendarahan belum berhenti ->


Bila tindakan di atas tidak beri oxytosin 5-10 unit dalam 500
menolong -> kompresi bimanual, ml Dextrose 5% atau RL.
dengan cara : satu tangan masuk
uterus, tangan yang lain menahan
korpus uteri melalui abdomen.
Uterus diangkat, diantefleksikan,
lalu dengan gerakan memutar
uterus dimassage dan ditekan di Bila pendarahan belum juga berhenti
antara kedua tangan. -> tamponade uterus, dengan cara :
salah satu tangan memegang dan
menahan fundus uteri, tangan yang
lain memasukan tampon kasa
panjang ke dalam uterus. Tampon
dipasang dari tepi ke tepi sampai
seluruh kavum uteri terisi dan vagina
juga terisi tampon . Pada dinding
abdomen di atas fundus uteri diberi
ganjal -> pasang stagen.

Satu jam kemudian, berikan bayi Kenakan pakaian pada bayi atau etap diselimuti
suntikan Hepatitis B pertama untuk manjaga kehangatannya. Tetap tutupi bayi
dengan topi selama beberapa hari pertama.Bila
suatu saat kaki bayi terasa dingin saat disentuh,
buka pakaian kemudian telungkupkan kembali di
dada ibu sampai bayi hangat kembali

Lalu tempatkan ibu dan bayi di ruangan


yang sama. Letakkan kembali bayi dekat
dengan ibu sehingga mudah terjanghkau
dan bayi bisa menyusu sesering Segera setelah BBL selesai menghisap, bayi
keinginannya akanberhenti menelan dan melepaskan puting.
Bayi dan ibu akan merasa mengantuk. Bayi
kemudian diselimuti dengan kain bersih, lalu
laukan penimbangan dan pengukuran bayi,
mengoleskan salp antibiotikapada mata bayi dan
memberikan vitamin K1
7.Hal-hal yang 1. Pemberian informasi kepada pasien tentang tindakan yang
dilakukan .
diperhatikan

8. DokumenTerkait  Register persalinan


 Rujukan
 Status Persalinan
 Register Rujukan
9. Unit Terkait  Ruang Nifas
 Ruang Persalinan
 Rumah Sakit Rujukan

10. Rekaman Histori Tanggal mulai


No Yang dirubah Isi perubahan
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai