Anda di halaman 1dari 6

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL

KOMPRESI BIMANUAL

NO REVISI : NO DOKUMEN : HAL :

Definisi Kompresi bimanual adalah suatu tindakan untuk mengontrol dengan


segera homorrage post partum serta menekan rahim diantara keduatangan
dengan maksud merangsang rahim untuk berkontraksi dan mengurangi
perdarahan.

Tujuan Sebagai acuan petugas untuk menimbulkan kontraksi pada rahim


sehingga menghentikan perdarahan

Kebijakan Dilakukan oleh bidan lulusan D III kebidanan sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan
Persiapan Alat Sarung tangan steril
dan Bahan Cairan infuse
Peralatan infuse
Jarum infuse
Plester
Kateter urin
Prosedur a. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan
lembut masukkan secara obstetrik (menyatukan kelima hujung
jari) melalui introitus ke dalam vagina ibu.
b. Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan
darah pada kavum uteri mungkin hal ini menyebabkan uterus tak
dapat berkontraksi secara penuh
c. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior,
tekan dinding anterior uterus ke arah tangan luar yang menahan
dan mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga
uterus ditekan dari arah depan dan belakang
d. Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus ini
memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka

84
(bekas implantasi plasenta) di dinding uterus dan juga
merangsang miometrium untuk berkontraksi.

KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL

Gambar: Kompresi Bimanual Internal


Sumber: Gabbe et al, 1991.
e. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan
melakukan KBI selama dua menit, kemudian perlahan-lahan
keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama kala
empat.
f. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung,
periksa ulang perineum, vagina dan serviks apakah terjadi
laserasi. Jika demikian, segera lakukan penjahitan untuk
menghentikan perdarahan.
g. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal (KBE)
kemudian lakukan langkah-langkah penatalaksanaan atonia uteri
selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.

KOMPRESI BIMANUAL EKSTERNAL

a. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan


korpus uteri dan di atas simfisis pubis.

85
b. Letakkan tangan lain pada dinding abdomen dan dinding
belakang korpus uteri, sejajar dengan dinding depan korpus uteri.
Usahakan untuk mencakup/memegang bagian belakang uterus
seluas mungkin.
c. Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan
tangan depan dan belakang agar pembuluh darah di dalam
anyaman miometrium dapat dijepit secara manual. Cara ini dapat
menjepit pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk
berkontraksi..

Gambar: Kompresi Bimanual Eksternal


Sumber: WHO/FHE/MMH, Geneva, 94-5

Purabaya,

Kepala Puskesmas Purabaya

H. MUDRIKAH, SKM
NIP. 19690114.199503.1.002

86
KOMPRESI AORTA ABDOMINALIS
Nomor Dokumen :
Nomor Revisi :
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2
Tanda Tangan
UPTD Puskesmas Fathiroh, S.KM.
Doro II NIP.
Kabupaten Pekalongan 196508221985112001

1.Pengertian Kompresi aorta abdominalis adalah perasat yang dilaksanakan pada saat
kondisi dimana terjadi kontraksi uterus yang kurang kompeten dan telah
dilaksanakan baik kompresi bimanual eksternal maupun internal akan
tetapi belum berhasil
2. Tujuan Menangani keadaan atonia uteri

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas DORO II tentang

4. Referensi Dep.Kes RI,2003, Standar Pelayanan Kebidanan,Jakarta


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ,2002,Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Jakarta
5. Langkah- langkah/ I.Bidan melakukan inform consent dan meminta tanda tangan
Prosedur persetujuan dari keluarga pasien

II.Persiapan

a.Persiapan Pasien

1. Bidan memasang infus

2. Bidan membersihkan Perut bawah lipat paha dan vulva dengan


larutan sabun dan cairan DTT
3. Bidan memasang alas bokong dan kain penutup perut bagian
bawah
4. Bidan menyiapkan Larutan antiseptik
5. Bidan menyiapkan Medikamentosa
 Analgetika dan sedativa
 Sulfas atropin 0,25 -0,50 mg / ml
 Oksitosin 10 iu dan ergometrin 0,02 iu

87
 Antibiotika
6. Bidan menyiapkan Oksigen dan regulator
b.Persiapan penolong

1. Baju kamar tindakan, apron, alas kaki, masker, kaca mata


2. Sarung tangan DTT / steril 4 pasang
3. Tensimeter dan stetoskop 1 buah
4. Lampu sorot 1 buah
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan

d. Tindakan

1. Bidan mengosongkan kandung kemih pasien


2. Bidan melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat di
pastikan bahwa perdarahan ini disebabkan oleh atonia uteri
3. Bidan memastikan tetesan cairan infus yang berisi oksitosin 20 iu
berjalan dengan baik dan ergometrin 0,4 mg (perhatikan
kontraindikasi) sudah diberikan secara intramuskulair
4. Bidan menambahkan Mesoprostol maksimal 4 tablet bila kontaksi
uterus kurang memadai per anal
5. Bidan mengatur posisi pasien sehingga pasien berada pada
ketinggian yang sama dengan pinggul penolong
6. Bidan mengatur tungkai pasien diletakkan pada dasar yang rata
(tidak menggunakan penopang kaki) dengan sedikit fleksi
artikulasio koksan
7. Bidan meraba pulsasi arteri femoralis dengan jalan meletakkan
ujung jari telunjuk dan tengah tangan pada lipat paha yaitu pada
pertengahan garis lipat paha dengan garis horisontal yang melalui
titik 1cm diatas dan sejajar dengan tepi atas simphisis os
pubis.Pastikan pulsasi arteri tersebut teraba dengan baik
8. Setelah pulsasi dikenali jangan pindahkan kedua ujung jari dari
titik pulsasi tersebut
9. Bidan mengepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari
telunjuk tengah manis dan kelingking pada umbilikus kearah

88
kolumna vertebralis dengan arah tegak lurus
10. Bidan mendorongan kepalan tangan akan mengenai bagian terasa
keras dibagian tengah sumbu dan badan pasien dan apabila tekanan
tangan kiri mencapai aorta abdominalis maka pulsasi arteri
femoralis (yang dipantau dengan ujung jari telunjuk tengah dan
tanagan kanan) akan berkurang/ terhenti ( tergantung dari derajad
tekanan pada aorta).
11. Bidan memperhatikan perubahan perdarahan pervaginan dengan
perubahan pulsasi arteri femoralis.
12. Perhatikan : Bila perdarahan berhenti sedangkan uterus tidak
berkontraksi usahakan pemberian preparat prostaglandin bila bahan
tersebut tidak tersedia atau uterus tetap tidak dapat berkontraksi
setelah pemberian prostaglandin, pertahankan posisi demikian
hingga pasien dapat mencapai fasilitas rujukan.
13. Bila perdarahan berkurang atau berhenti pertahankan posisi
tersebut dan lakukan pemijatan uterus ( masage oleh asisten)
hingga uterus berkontraksi dengan baik.
14. Bidan membereskan alat alat
15. Pencegahan infeksi paska tindakan perawatan lanjutan
6. Unit Terkait Ruang Persalinan

7.Rekaman Historis

DiberlakukanTgl.

No Halaman Yang dirubah Perubahan

89

Anda mungkin juga menyukai