i
Kata pengantar
Segala puji dan syukur kami panjatkan kekhadirat Allah SWT, Tuhan yang telah
Salawat dan salam semoga selamanya tercurah dan terlimpah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, para sahabatnya serta seluruh umatnya termasuk kita yang
akan melanjutkan perjuangan dakwahnya semoga kita akan mendapatkan safa’atnya nanti
diakhirat, amin
Pardiansyah,S.Kep selaku dosen Mata Kuliah Keperawatan Gadar Anak, yang telah sudi
memberikan sebagian ilmunya kepada kami selaku mahasiswa terutama untuk saran dalam
pembuatan tugas ini, semoga semua kebaikan beliau akan mendapatkan balasan yang
Tiada gading yang tak retak, begitupun dalam pembuatan tugas ini tentu terdapat
banyak kesalahan baik secara struktural penulisan maupun isi materi yang diuraikan
didalamnya. Semua saran yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan
PENULIS
ii
Daftar isi
Halaman judul ................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 2
C. Etiologi ................................................................................ 5
D. Manifestasi Klinis ................................................................................ 5
E. Patofisiologi ................................................................................ 9
F. Pemeriksaan Penunjang................................................................................ 9
G. Komplikasi ................................................................................ 10
H. Penatalaksanaan ................................................................................ 11
I. Pathway ................................................................................ 13
B. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 16
C. Intervensi ......................................................................... 16
Bab iv PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 25
B. Saran ................................................................................ 25
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. PJB merupakan kelainan
kongenital paling banyak yang terjadi, hampir 1/3 dari kasus kelainan kongenital yang
ada merupakan kasus dengan penyakit jantung bawaan.Prevalensi PJB di seluruh dunia
berkisar antara 6 - 10 per 1000 kelahiran.Persebarannya tergantung demografinya. Saat
ini dari 220 juta penduduk Indonesia, diperhitungkan bayi yang lahir mencapai
6.600.000 dan 48.800 diantaranya adalah penyandang PJB.
Insiden retardasi pertumbuhan pada anak PJB telah banyak dilaporkan di seluruh
dunia. Penelitian yang dilakukan oleh Varan7 pada tahun 1996 di Turki dengan kriteria
NCHS dari 89 pasien penderita PJB, 37 pasien berada di bawah persentil 5 untuk berat
badan dan panjang badan, dan 58 pasien berada di bawah persentil 5 untuk berat
badan. Penelitian tahun 2005 di Semarang yang dilakukan oleh Wishnuwardhana , 22
pasien penderita PJB asianotik sebelum diberi perlakuan, didapatkan rerata WAZ -
1,57±0,9SB , rerata HAZ -0,75±1,97SB dan rerata WHZ -0,89±1,7SB. Dan penelitian
pada tahun 2009 oleh Damayanti R. Sjarif dkk di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, hasilnya menunjukkan bahwa prevalensi gagal tumbuh lebih tinggi pada
anak dengan PJB lesi asianotik.
1
pada suatu fase tumbuh kembang akan dihubungkan dengan defisit perkembangan
kognitif, kemampuan intelektual dan pertumbuhan saraf, efek ke maturasi dan
performa sekolah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2
- Mengetahui tentang penatalaksanaan/pengobatan untuk klien dengan PJB
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah penyakit jantung yang dibawa sejak lahir,
dan terjadi ketika bayi masih berada dalam kandungan. Kelainan pembentukan jantung
terjadi pada awal kehamilan karena saat usia kandungan 7 minggu, pembentukan
jantung sudah lengkap.
Penyakit jantung kongenital atau penyakit jantung bawaan adalah sekumpulan
malformasi struktur jantung atau pembuluh darah besar yang telah ada sejak lahir.
Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak.
Apabila tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal waktu bayi. Apabila penyakit
jantung bawaan ditemukan pada orang dewasa, hal ini menunjukkan bahwa pasien
tersebut mampu melalui seleksi alam, atau telah mengalami tindakan operasi dini pada
usia muda.
B. Jenis Penyakit Jantung Kongenital
Penyakit jantung bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan
fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya
lubang di sekat jantung sehingga terjadi pirau dari kiri ke kanan, kelainan salah
satu katup jantung dan penyempitan alur keluar ventrikel atau pembuluh darah
besar tanpa adanya lubang di sekat jantung. Masing-masing mempunyai spektrum
presentasi klinis yang bervariasi dari ringan sampai berat tergantung pada jenis dan
beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru. Yang akan dibicarakan disini hanya
2 kelompok besar PJB non sianotik; yaitu (1) PJB non sianotik dengar, lesi atau
lubang di jantung sehingga terdapat aliran pirau dari kiri ke kanan,misalnya
ventricular septal defect (VSD), atrial septal defect (ASD) dan patent ductus
arteriosus (PDA), dan (2) PJB non sianotik dengan lesi obstruktif di jantung bagian
kiri atau kanan tanpa aliran pirau melalui sekat di jantung, misalnya, aorticstenosis
(AS), coarctatio aorta (CoA) dan pulmonary stenosis (PS).
4
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
C. Etiologi
Penyebab PJB belum pasti, meskipun beberapa faktor dianggap berpotensi sebagai
penyebab. Faktor-faktor yang berpotensi antara lain infeksi virus pada ibu hamil
(misalnya campak Jerman atau rubella), obat-obatan atau jamu-jamuan, alkohol. Faktor
keturunan atau kelainan genetik dapat juga menjadi penyebab meskipun jarang, dan
belum banyak diketahui. Misalnya SindromaDown (Mongolism) yang sering disertai
dengan berbagai macam kelainan, dimana salah satunya PJB.
Menurut (Rilantono, 2013). Etiologi penyakit jantung bawaan bisa ditimbulkan
oleh beberapa faktor. Salah satunya disebabkan oleh faktor genetik dan maternal
dimana saat ini sebagai faktor-faktor yang paling berperan. Selain itu infeksi virus,
paparan radisasi, alkohol dan obat-obatan yang diminum pada ibu hamil juga di duga
sebagai penyebab penyakit jantung bawaan.
D. Manifestasi Klinis
5
VSD terjadi bila sekat ventrikel tidak terbentuk dengan sempurna.
Akibatnya darah dari bilik kiri mengalir ke bilik kanan pada systole.Manifestasi
klinis : Pada pemeriksaan selain didapat pertumbuhan terhambat, anak terlihat
pucat, banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik, diameter dada
bertambah, sering terlihat pembenjolan dada kiri. Tanda yang menonjol adalah
nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela intrakostal dan region
epigastrium.Pada anak yang kurus terlihat implus jantung yang hiperdinamik.
Kelainan septum atrium disebabkan dari suatu lubang pada foramen ovale
atau pada septum atrium.Tekanan pada foramen oval atau septum atrium,
tekanan pada sisi kanan jantung meningkat.
Manifestasi klinis: Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi
saluran pernafasan atas. Mungkin ditemukan adanya murmur jantung. Pada foto
rontgen ditemukan adanya pembesaran jantung dan diagnosa dipastikan dengan
katerisasi jantung.
DAP terjadi bila duktus tidak menutup bila bayi lahir. Penyebab DAP
bermacam-macam, bisa karena infeksi rubela pada ibu dan prematuritas
Pada kelainan ini striktura terjadi diatas atau dibawah katup aorta. Katupnya
sendiri mungkin terkena atau retriksi atau tersumbat secara total aliran
darah.Manifestasi Klinis : Anak menjadi kelelahan dan pusing sewaktu cardiac
6
output menurun, tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan
terhadap O2 tidak terpenuhi, hal ini menjadi serius dapat rnenyebabkan
kematian, ini juga ditandai dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada
batas kiri sternum, diagnosa ditegakan berdasarkan gambaran ECG yang
menunjukan adanya hipertropi ventrikel kiri, dan dari kateterisasi jantung yang
menunjukan striktura.
- Koarktasio Aorta
Tetralogi of fallot merupakan penyakit jantung yang umum, dan terdiri dari 4
kelainan yaitu:
7
1. Stenosis pulmonal,
4. Kelainan aorta yang menerima darajh dari ventrikel dan aliran darah kanan
ke kiri melalui kelainan septum ventrikel.
Manifestasi klinis :Bayi baru lahir dengan TF menampakan gejala yang nayata
yaitu adanya cianosis, letargi dan lemah. Setain itu juga tampak tanda-tanda
dyspnea yang kemudian disertai jari-jari clubbing, bayi berukuran kecil dan
berat badan kurang. Bersamaan dengan pertambahan usia, bayi diobservasi
secara teratur, serta diusahakan untuk mencegah terjadinya dyspne. Bayi mudah
mengalami infeksi saluran pernafasan atas.Diagnosa berdasarkan pada gejala-
gejala klinis, mur-murjaniung, EKG foto rongent dan kateterisai jantung.
8
percampuran lagi di tempat tersebut, keadaan ini sangat mengancam jiwa
penderita.
E. Patofisiologi
Penyakit Jantung Bawaan dipengaruhi oleh faktor yaitu faktor genetik dan
maternal. Pada kelainan struktur jantung digolongkan menjadi penyakit jantung
bawaan asianotik dan penyakit jantung bawaan sianotik. Penyakit jantung bawaan
asianotik; kondisi ini disebabkan oleh lesi yang memungkinkan darah shunt dari kiri ke
sisi kanan sirkulasi atau yang menghalangi aliran darah dengan penyempitan katup
serta pencampuran darah dari arteri (Padila, 2013).
Terdapat lubang antara atrium kanan dan kiri menimbulkan tekanan atrium kiri
lebih besar ketimbang atrium kanan, sehingga darah akan mengalir dari atrium kiri ke
kanan. Darah yang mengalir dari atrium kiri ke kanan menimbulkan volume atrium
kanan meningkat menyebabkan hipertropi atrium kanan dan selain itu meningkatnya
volume dan tekanan atrium kanan maka darah akan mengalir ke ventrikel kanan dan
paru-paru juga meningkat. Hal ini menyebabkan penumpukan darah dan oksigen di
paru sehingga alveoli membesar dan terjadi pola nafasnya tidak efektif.
Volume di ventrikel kiri menurun disebabkan darah mengalir dari atrium kanan ke
atrium kiri. Hal ini akan menyebabkan kontraktilitasventrikel kiri menurun sehingga
terjadi penurunan curah jantung. Penurunan curah jantung menjadikan tubuh akan
kurang oksigen dan kurang nafsu makan. Kurangnya suplai oksigen ke tubuh membuat
tubuh akan terasa lemas dan pusing. Kurangnya nafsu makan menjadikan nutrisi tidak
adekuat sehingga pertumbuhan akan terhambat dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan perkembangan (Irnizarifka, 2011).
F. Pemeriksaan Penunjang
- Foto thoraks : Melihat atau evaluasi adanya atrium dan ventrikel kiri membesar
secara signifikan (kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat.
9
- Echokardiografi : Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi
cukup bulan atau lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan
volume atrium kiri sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan).
- Kateterisasi jantung : hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasil ECHO
atau Doppler yang meragukan atau bila ada kecurigaan defek tambahan lainnya.
G. Komplikasi
3. Aritmia
4. Endokarditis bakterialistis
5. Hipertensi
6. Hipertensi pulmonal
10
H. Penatalaksanaan
Kelainan tersebut dapat ditutup dengan dijahit atau dipasang suatu graft
pembedahan jantung terbuka, dengan prognosis baik.
Stenosis dihilangkan dengan insisi pada katup yang dilakukan pada saat
anak mampu dilakukan pembedahan toraks.
- Koarktasio Aorta
11
Kelainan dapat dikoreksi dengan Balloon Angioplasty, pengangkatan
bagian aorta yang berkontriksi atau anastomi bagian akhir, atau dengan cara
memasukkan suatu graf.
12
I. Pathway
13
Pathway Penyakit Jantung Bawaan Sianotik : ToF
Percampuran darah
v v kaya O2 dengan
CO2
v
Hipoksemia
v
Kelemahan tubuh
Hipoksiavdan laktat
v
Penurunan
v Asidosis metabolik O2 di otak
v v
Gangguan pertukaran gas Kesadaran menurun
v
Kejang
v
Resiko cedera
v
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
a. Biodata Klien
b. Riwayat Kesehatan
- Riwayat terjadinya infeksi pada ibu selama trimester pertama. Agen penyebab
lain adalah rubella, influenza atau chicken pox.
- Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga gizi ibu,
dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
c. Pemeriksaan Fisik
- Bayi baru lahir berukuran kecil dan berat badan kurang. Anak terlihat pucat,
banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
- Tanda yang menojol adalah nafas pendek dan retraksi pada jugulum, sela
intrakostal dan region epigastrium.
15
- Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinarnik.
- Anak mungkin sering mengalami kelelahan dan infeksi saluran pernafasan atas.
- Adanya kenaikan tekanan darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan
daripada kaki. Denyut nadi pada lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal
dan temoral.
B. Diagnosa Keperawatan
C. Intervensi
Kriteria hasil :
16
Intervensi Rasional
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, klien dapat
mentoleransi gejala-gejala yang ditimbulkan akibatpenurunan curah jantung.
Kriteria Hasil :
- Tanda vital dalam rentang normal (TD 120/80 mmHg, Nadi 60-100x/menit,
Respirasi 18-20x/menit, SB 36,5OC-37,5OC)
Intervensi Rasional
Bina hubungan saling percaya Menciptakan suasana yang kondusif
(BHSP) dengan pasien dan dan bersahabat.
keluarga pasien.
Observasi keadaan kulit terhadap Pucat menunjukan adanya
pucat dan sianosis. penurunan perfusi sekunderterhadap
ketidakadekuatan curah jantung,
17
vasokonstriksi dan anemi.
Observasi tanda-tanda vital tiap 4 Permulaan terjadinya gangguan pada
jam jantung akan ada perubahanpada
tanda-tanda vital seperti pernafasan
menjadi cepat, peningkatan suhu,
nadimeningkat, peningkatan tekanan
darah, semuanya dapat cepat
dideteksi untukpenangan lebih
lanjut.
Monitor tanda-tanda PJB seperti Untuk mengetahui sejauh mana
gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, tingkat kegawatan dari anak serta
mudah lelah, periorbital edema, diperlukan dalam mendeteksi untuk
oliguria, dan hepatomegali. penanganan lebih lanjut.
Berikan oksigen tambahan dengan Meningkatkan sediaan oksigen
kanula nasal/masker sesuai untuk kebutuhan miokard dan
indikasi. untukmelawan efek
hipoksia/iskemia.
Informasikan dan anjurkan tentang Istirahat yang adekuat dapat
pentingnya istirahat yang adekuat. meminimalkan kerja dari jantung
dandapat mempertahankan energi
yang ada.
Observasi perubahan pada sensori, Dapat menunjukan tidak adekuatnya
contoh letargi, bingung disorientasi perfusi serebral sekunder
cemas. terhadappenurunan curah jantung.
Berikan health education pada Lebih meningkatkan pengetahuan
pasien dan keluarga pasien tentang dan informasi bagi pasien dan
cardiac output keluarga pasien serta lebih
kooperatif dalam tindakan
pelaksanaan yang dilakukan perawat
Kolaborasi dengan team medis Mempengaruhi reabsorbsi natrium
dalam pemberian tindakan dan air, dan digoksinmeningkatkan
farmakologis berupa digitalis dan kekuatan kontraksi miokard dan
digoxin. memperlambat frekuensi jantung
18
dengan menurunkan konduksi dan
memperlambat periode refraktori
padahubungan AV untuk
meningkatkan efisiensi curah
jantung.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan anak
dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan beratbadan selama terjadi
perubahan status nutrisi.
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Timbang berat badan setiap hari dengan Mengawasi penurunan berat badan atau
timbangan yang sama dan waktu yang efektivitas intervensi nutrisi.
sama.
19
Anjurkan ibu untuk terus memberikan Air susu akan mempertahankan
anak susu, walaupun sedikit tetapi kebutuhan nutrisi anak.
sering
Pada anak yang sudah tidak menyusui Meningkatan intake atau masukan dan
lagi maka berikan makanan dengan mencegah kelemahan
porsi sedikit tapi sering dengan diet
sesuai instruksi (TKTP).
Berikan dan bantu hygiene mulut yang meningkatkan nafsu makan dan
baik sebelum dan sesudah makan, pemasukan oral, menurunkan
gunakan sikat gigi halus untuk pertumbuhan bakteri, meminimalkan
penyikatan yang lembut, berikan kemungkinan infeksi.
pencuci mulut yang di encerkan bila
mukosa oral luka.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan anak
dapat melakukan aktivitas yang sesuai tanpa adanyakelemahan.
Kriteria Hasil :
TTV Normal
20
Intervensi Rasional
Batasi aktifitas anak yang berlebihan. Meminimalkan kerja dari jantung dan
dapat mempertahankan energi yang
ada.
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, nyeri berkurang
atau hilang.
Kriteria Hasil :
21
Intervensi Rasional
Ajarkan teknik distraksi relaksasi pada Dengan adanya distraksi nyeri anak
anak dan ibu. dapat dialihkan/pengalihan dan dapat
menurunkan respon nyeri.
Evaluasi respon terhadap obat/terapi penggunaan terapi obat dan dosis, catat
yang diberikan nyeri yang tidak hilang atau berkurang
22
6. Resiko infeksi dibuktikan dengan efek prosedur invasif
Kriteria Hasil :
Intervensi Rasional
Kriteria Hasil :
- Klien dan keluarga mengenal tanda dan gejala yang mengindikasikan faktor
resiko cidera
- Pasien dapat menunjukan sikap melindungi diri sendiri dari risiko cidera
23
Intervensi Rasional
Ciptakan lingkungan yang aman untuk Mencegah terjadinya risiko cidera
pasien
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit jantung bawaan ( PJB ) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir.
Klasifikasi :
- Koarktasio Aorta
B. Saran
25
Kita hendaknya lebih memahami tentang congenital heart diseases atau
penyakit jantung bawaan (CHD) dalam meningkatkan pelayanan pada penderita/
anak khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan.
Demikian saran dari kami semoga apa yang kami suguhkan dapat
bermanfaat bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta: PPNI
Alfyana Nadya Rahwamati. 2015. Jurnal Hubungan Penyakit Jantung Bawaan dengan
Perkembangan Anak usia 0-5 tahun di Unit Perawatan Jantung RS Dr.Kariadi
Semarang diunduh di
http://jurnal.stikeskusumahusada.ac.id/index.php/JK/article/view/12 pada tanggal
08/11/2017 pukul 20:10 WITA
27