Anda di halaman 1dari 6

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

KBI KBE
No.
: MK/HB///
Dokumen
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/
Ditetapkan,
Pimpinan Klinik Bersalin H.Bunda
Klinik Bersalin
H.Bunda

Jatmiko Susilaningsih, SST., M.Kes

Definisi Kompresi bimanual adalah suatu tindakan untuk mengontrol dengan segera
homorrage post partum serta menekan rahim diantara keduatangan dengan
maksud merangsang rahim untuk berkontraksi dan mengurangi perdarahan.

Tujuan Sebagai acuan petugas untuk menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga
menghentikan perdarahan

Kebijakan Dilakukan oleh bidan lulusan D III kebidanan sesuai dengan standar pelayanan
kebidanan

Persiapan Alat dan Sarung tangan steril


Bahan
Cairan infuse
Peralatan infuse
Jarum infuse
Plester
Kateter urin
Prosedur a. Pakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut
masukkan secara obstetrik (menyatukan kelima hujung jari) melalui
introitus ke dalam vagina ibu.

b. Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah
pada kavum uteri mungkin hal ini menyebabkan uterus tak dapat
berkontraksi secara penuh

c. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan


dinding anterior uterus ke arah tangan luar yang menahan dan
mendorong dinding posterior uterus ke arah depan sehingga uterus
ditekan dari arah depan dan belakang

d. Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus ini


memberikan tekanan langsung pada pembuluh darah yang terbuka

1/6
b. Letakkan
( bekas tangan lain pada
implantasi dinding diabdomen
plasenta) dinding danuterus
dinding
dan juga
belakang korpusmiometrium
merangsang uteri, sejajar dengan dinding depan korpus uteri.
untuk berkontraksi.
Usahakan untuk mencakup/memegang bagian belakang uterus
seluas mungkin. KOMPRESI BIMANUAL INTERNAL

c. Lakukan kompresi uterus dengan cara saling mendekatkan tangan


depan dan belakang agar pembuluh darah di dalam anyaman
miometrium dapat dijepit secara manual. Cara ini dapat menjepit
pembuluh darah uterus dan membantu uterus untuk berkontraksi..

Gambar: Kompresi Bimanual Internal


Sumber: Gabbe et al, 1991.

e. Jika uterus berkontraksi dan perdarahan berkurang, teruskan


melakukan KBI selama dua menit, kemudian perlahan -lahan
Gambar: Kompresi Bimanual Eksternal
keluarkan tangan dan pantau ibu secara melekat selama kala
Sumber: WHO/FHE/MMH, Geneva, 94-5
empat.
f. Jika uterus berkontraksi tapi perdarahan masih berlangsung,
periksa ulang perineum, vagina dan serviks apakah terjadi
laserasi. Jika demikian, segera lakukan penjahitan untuk
menghentikan perdaraha
g. Jika uteru s tidak berkontraksi dalam waktu 5 menit, ajarkan
keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksternal (KBE)
kemudian lakukan langkah -langkah penatalaksanaan atonia uteri
selanjutnya. Minta keluarga untuk mulai menyiapkan rujukan.

K OMPRESI BIMANUAL EKSTER NAL

a. Letakkan satu tangan pada dinding abdomen dan dinding depan


korpus uteri dan di atas simfisis pubis.

2/6
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
KAA
No.
: MK/HB///
Dokumen
No. Revisi : 0
SOP
Tanggal
:
Terbit
Halaman : 1/
Ditetapkan,
Pimpinan Klinik Bersalin H.Bunda
Klinik Bersalin
H.Bunda

Jatmiko Susilaningsih, SST., M.Kes

1.Pengertian Kompresi aorta abdominalis adalah perasat yang dilaksanakan pada saat kondisi
dimana terjadi kontraksi uterus yang kurang kompeten dan telah dilaksanakan baik
kompresi bimanual eksternal maupun internal akan tetapi belum berhasil

2. Tujuan Menangani keadaan atonia uteri

3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas DORO II tentang

4. Referensi Dep.Kes RI,2003, Standar Pelayanan Kebidanan,Jakarta


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo ,2002,Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,Jakarta

3/6
5. Langkah- I.Bidan melakukan inform consent dan meminta tanda tangan persetujuan dari
langkah/
keluarga pasien
Prosedur

II.Persiapan

a.Persiapan Pasien

1. Bidan memasang infus

2. Bidan membersihkan Perut bawah lipat paha dan vulva dengan larutan
sabun dan cairan DTT

3. Bidan memasang alas bokong dan kain penutup perut bagian bawah

4. Bidan menyiapkan Larutan antiseptik


5. Bidan menyiapkan Medikamentosa  Analgetika dan sedativa

• Sulfas atropin 0,25 -0,50 mg / ml


• Oksitosin 10 iu dan ergometrin 0,02 iu

4/6
 Antibiotika
6. Bidan menyiapkan Oksigen dan regulator
b.Persiapan penolong

1. Baju kamar tindakan, apron, alas kaki, masker, kaca mata


2. Sarung tangan DTT / steril 4 pasang
3. Tensimeter dan stetoskop 1 buah
4. Lampu sorot 1 buah
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan

d. Tindakan

1. Bidan mengosongkan kandung kemih pasien


2. Bidan melakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat di pastikan
bahwa perdarahan ini disebabkan oleh atonia uteri

3. Bidan memastikan tetesan cairan infus yang berisi oksitosin 20 iu berjalan


dengan baik dan ergometrin 0,4 mg (perhatikan kontraindikasi) sudah
diberikan secara intramuskulair

4. Bidan menambahkan Mesoprostol maksimal 4 tablet bila kontaksi uterus


kurang memadai per anal

5. Bidan mengatur posisi pasien sehingga pasien berada pada ketinggian yang
sama dengan pinggul penolong

6. Bidan mengatur tungkai pasien diletakkan pada dasar yang rata (tidak
menggunakan penopang kaki) dengan sedikit fleksi artikulasio koksan

7. Bidan meraba pulsasi arteri femoralis dengan jalan meletakkan ujung jari
telunjuk dan tengah tangan pada lipat paha yaitu pada pertengahan garis lipat
paha dengan garis horisontal yang melalui titik 1cm diatas dan sejajar dengan
tepi atas simphisis os pubis.Pastikan pulsasi arteri tersebut teraba dengan
baik

8. Setelah pulsasi dikenali jangan pindahkan kedua ujung jari dari titik pulsasi
tersebut

9. Bidan mengepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung jari telunjuk
tengah manis dan kelingking pada umbilikus kearah

5/6
kolumna vertebralis dengan arah tegak lurus
10. Bidan mendorongan kepalan tangan akan mengenai bagian terasa keras
dibagian tengah sumbu dan badan pasien dan apabila tekanan tangan kiri
mencapai aorta abdominalis maka pulsasi arteri femoralis (yang dipantau
dengan ujung jari telunjuk tengah dan tanagan kanan) akan berkurang/
terhenti ( tergantung dari derajad tekanan pada aorta).

11. Bidan memperhatikan perubahan perdarahan pervaginan dengan perubahan


pulsasi arteri femoralis.

12. Perhatikan : Bila perdarahan berhenti sedangkan uterus tidak berkontraksi


usahakan pemberian preparat prostaglandin bila bahan tersebut tidak
tersedia atau uterus tetap tidak dapat berkontraksi setelah pemberian
prostaglandin, pertahankan posisi demikian hingga pasien dapat mencapai
fasilitas rujukan.

13. Bila perdarahan berkurang atau berhenti pertahankan posisi tersebut dan
lakukan pemijatan uterus ( masage oleh asisten) hingga uterus berkontraksi
dengan baik.

14. Bidan membereskan alat alat


15. Pencegahan infeksi paska tindakan perawatan lanjutan

6. Unit Terkait Ruang Persalinan

6/6

Anda mungkin juga menyukai