Anda di halaman 1dari 4

SPO HEMORRHAGE POST PARTUM

No Dokumen: Halaman
No Revisi:
……./SPO/RM/…… 1/2
01
TERBIT TANGGAL: Ditetapkan
Direktur,
16 – Februari - 2013
Standar Prosedur
Operasional
MDGs dr. Nurtanti Indriyani

PENGERTIAN Perawatan penderita yang mengalami perdarahan lebih dari 500 ml


setelah bayi lahir. Perdarahan primer (perdarahan pasca persalinan
diri/early HPP) terjadi dalam 24 jam pertama, sedangkan
perdarahan sekunder (perdarahan masa nifas/late HPP) terjadi
setelah 24 jam.

TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam melakukan prosedur asuhan HPP


sehingga ibu dan bayi selamat.
2. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi.
KEBIJAKAN 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Tentang Kesehatan
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009
Tentang Rumah Sakit.
3. Keputusan Menteri Kesehatan No. 228 Tahun 2002 Tentang
Pedoman Penyusunan Standar minimal Rumah Sakit yang
wajib dilaksanakan.
4. Keputusan Menteri Kesehatan No.938/Menkes/SK/VII/2007
tentang Standar Asuhan Kebidanan.
5. Keputusan Menteri Kesehatan No. 01 Tahun 2008 Tentang
Jabatan fungsional Bidan.
6. Keputusan Menteri Kesehatan No. 604 Tahun 2008 Tentang
Pelayanan Maternal dan Perinatal
7. Keputusan Menteri Kesehatan No. 1051/Menkes/SK/XI/2008
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Obsterik
Neonatal Emergency dan Komprehensif (PONEK) 24 jam di
Rumah Sakit.
PROSEDUR 1. Menilai jumlah perdarahan pasien, bila >500 cc setelah bayi
dilahirkan, tetapkan sebagai HPP.
2. Pasien diinfus
3. Pasien tidur dengan posisi Trendelenburg
4. Selimuti tubuh pasien
5. Pasang oksigen
6. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital berkala
7. Mencari tahu penyebab HPP, antara lain:
SPO HEMORRHAGE POST PARTUM
No Dokumen: Halaman
No Revisi:
……./SPO/RM/…… 1/2
01
TERBIT TANGGAL: Ditetapkan
Direktur,
16 – Februari - 2013
Standar Prosedur
Operasional
MDGs dr. Nurtanti Indriyani

a. Atonia uteri
b. Laserasi jalan lahir
c. Retensio plasenta
d. Kelainan proses pembekuan darah
8. Melakukan tatalaksana sesuai dengan penyebab HPP:
a. Atonia uteri

i. Massage uterus melalui dinding abdomen dengan cara :


tangan kanan penolong melakukan gerakan memutar
sambil menekan fundus uteri.
ii. Bersamaan dengan massage uterus, beri methyl
ergometrin 0,2 mg IV
iii. Bila pendarahan belum berhenti, beri oksitosin 5-10
unit dalam 500 ml Dextrose 5% atau RL.
iv. Bila tindakan di atas tidak menolong, lakukan kompresi
bimanual, dengan cara: satu tangan masuk uterus,
tangan yang lain menahan korpus uteri melalui
abdomen. Uterus diangkat, diantefleksikan, lalu dengan
gerakan memutar uterus dimassage dan ditekan di
antara kedua tangan.
v. Bila pendarahan belum juga berhenti, tamponade
uterus, dengan cara: salah satu tangan memegang dan
menahan fundus uteri, tangan yang lain memasukan
tampon kasa panjang ke dalam uterus. Tampon
dipasang dari tepi ke tepi sampai seluruh kavum uteri
terisi dan vagina juga terisi tampon. Pada dinding
abdomen di atas fundus uteri diberi ganjal, pasang
stagen.
vi. Tampon diangkat 24 jam kemudian.
vii. Uterus yang makin membesar, tanda vital yang makin
SPO HEMORRHAGE POST PARTUM
No Dokumen: Halaman
No Revisi:
……./SPO/RM/…… 1/2
01
TERBIT TANGGAL: Ditetapkan
Direktur,
16 – Februari - 2013
Standar Prosedur
Operasional
MDGs dr. Nurtanti Indriyani

jelek, rujuk dengan keterangan bahwa di dalam uterus


terpasang tampon (selama dalam perjalanan tetap
dilakukan kompresi bimanual).

b. Laserasi jalan lahir


i. Melakukan evaluasi sumber perdarahan, apakah
robekan pada vagina, serviks, perineum, pecah varises,
atau uterus.
ii. Melakukan hecting pada kasus robekan vagina, serviks,
dan perineum.
iii. Apabila terjadi ruptur uteri, lapor spesialis kebidanan
dan kandungan untuk direncanakan tindakan lanjut.

c. Retensio plasenta, lakukan manual plasenta:


i. Satu tangan menahan fundus, tangan yang lain (dengan
sikap obstetrik) dimasukan ke dalam vakum uteri
dengan menyusuri tali pusat.
ii. Pinggir plasenta (sisa) dicari dan dilepaskan secara
tumpul dengan sisi ulnar tangan.
iii. Setelah yakin semua plasenta lepas, genggam dan
keluarkan.
iv. Pengeluaran ini dibarengi dengan massage uterus dari
luar dan injeksi ergometrin 0,152 mg / methyl
ergometrin 0,2 mg IV

d. Kelainan proses pembekuan darah


i. Lakukan penilaian awal, kemudian rujuk ke rumah sakit
yang memiliki fasilitas lebih memadai
ALAT YANG 1. Venflon atau Abocath ukuran 20G
DIBUTUHKAN
2. Set transfusi atau set makro
3. Cairan kristaloid (Ringer laktat atau NaCl 0,9%)
SPO HEMORRHAGE POST PARTUM
No Dokumen: Halaman
No Revisi:
……./SPO/RM/…… 1/2
01
TERBIT TANGGAL: Ditetapkan
Direktur,
16 – Februari - 2013
Standar Prosedur
Operasional
MDGs dr. Nurtanti Indriyani

4. Cairan Dextrose 5% (untuk pelarut)


5. Nasal kanul
6. Methyl ergometrin 5 ampul
7. Oksitosin 5 ampul
8. Sarung tangan steril kebidanan
9. Set hecting:
a. Needle holder
b. Jarum
c. Benang catgut
d. Spuit 3 cc
e. Lidokain 2 ampul
f. Kassa steril
1. Ruang bersalin
UNIT TERKAIT
2. Ruang rawat bersalin

Anda mungkin juga menyukai