Anda di halaman 1dari 3

PENGELOLAHAN PASIEN DENGAN

KETUBAN PECAH DINI (KPD)


No Dokumen No. Revisi Halaman
1-2
SPO/14/RSBH/90/2015

RUMKIT TK.III Ditetapkan di Jember


BALADHIKA HUSADA Karumkit Tk. III Baladhika Husada

Tanggal Terbit
16/04/2015
SPO

dr. A.Rusli Budi Ansyah Sp.B., MARS


Letnan kolonel Ckm NRP 1920047940367
Suatu tindakan perawatan dan pengelolaan pasien inpartu dimana
PENGERTIAN pada pasien diketemukan pecahnya kulit ketuban sebelum terjadinya
persalinan pada umur > 20 minggu.
Memberikan langkah-langkah pada petugas dalam pengelolaan
TUJUAN ketuban pecah dini sehingga tindakan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan.
1. Surat ketetapan kepala Rumah Sakit Tk.III Baladhika Husada
nomor SK/42/I/2015
KEBIJAKAN 2. Berdasarkan kebijakan kepala Rumah Sakit Tk.III Baladhika
Husada No.SK/42/1/2015 tentang pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Komprehensif.
A. Prosedur :
Petugas mengetahui kriteria diagnosis ketuban pecah dini sebagai
berikut:
1. Umur kehamilan >2minggu.
2. Keluar cairan dari vagina.
3. Pemeriksaan inspeculo: tampak cairan keluar dari oue.
4. Test kertas nitrasin: terjadi perubahan warna menjadi biru.
5. Test ferning: positif.

B. Faktor etiologi :
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebabberpengaruh
PROSEDUR terjadinya kpd yaitu:
1. Infeksi.
2. Koitus.
3. Anomali janin.
4. Absormalitas struktur dan biokimia kulit ketuban.
5. Status sosial ekonomi yang rendah.
Diagnosa banding :
1. Fistula vesico vaginalis dengan kehamilan.
2. Stress incontinensis.
Pemeriksaan penunjang :
1. Darah: jumlah leokosit > 15.000/mm3 kemungkinan terjadi
infeksi.
Usg: membantu dan menentukan umur kehamilan, letak dan berat
janin, letak dan gradasi plasenta serta jumlah air ketuban.

C. Pra interaksi :
1. Berikan penjelasan kepada keluarga atau pasien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Lakukan inform consent
3. Siapkan ruangan/kamar.
4. Siapkan alat.
5. Cuci tangan.

D. Interaksi :
1. Pengelolaan kpd bergantung pada:
a. Umur kehamilan.
b. Kesejahteraan dan maturitas paru-paru janin.
c. Presentasi janin.
d. Ada/tidaknya infeksi pada ibu dan janin.
e. Ada/tidaknya tanda-tanda inpartu.
f. Cervikal rippeners (untuk kepentingan induksi).
2. Lakukan secara konservatif:
a. Rawat rumah sakit.
b. Jika kulit ketuban pecah > 6jam, beri antibiotik sesuai
dengan prosedur pemberian antibiotik kemoterapi
obstetrik dan ginekologi.
c. Jika umur kehamilan > 32-34mg dirawat selama air
ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar
lagi.
d. Beri kortikosteroid selama 7 hari untuk memacu
kematangan paru-paru janin.
e. Bila umur kehamilan 32-34 mg, air ketuban masih
keluar, pertimbangkan untuk dilakukan terminasi pada
umur kehamilan 35 minggu.
f. Lakukan secar aktif bila:
Umur kehamilan > 37 minggu, dilakukan induksi persalinan
dan bila gagal dilakukan bedah caesar.
g. Pada keadaan dkp/ letak lintang dilakukan sectio
caesarea.
h. Didapatkan infeksi, diberikan antibiotik (sesuai
prosedur pemberian antibiotik kemoterapi obstetri dan
ginekologi) dan kehamilan di akhiri dengan:
1). Sectio caesarea bila bishop score < 5 atau pada
keadaan infeksi yang berat.
2). Induksi persalinan bila bishop score > 5.
I. Perawatan rs: dilakukan sampai pengeluaran air ketuban
berhenti atau setelah perawatan tindakan terminasi
selesai.
E. Terminasi :
1. Cuci tangan.
2. Catat tindakan dan hasilnya di Rekam Medis pasien.
UNIT TERKAIT Instalwatnap,Instalbedah dan anastesi.

Anda mungkin juga menyukai