NOMOR TAHUN
TENTANG
1
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
(PONEK) 24 Jam di Rumah Sakit;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512 / Menkes /
Per / IV / 2007 tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan
Praktik Kedokteran;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Izin dan
Penyelengaraan Praktik Bidan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 012 Tahun 2012 Tentang Akreditasi Rumah
Sakit;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691 / Menkes / PER / VIII / 2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
13. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 450 / Menkes / SK / IV / 2004 Tentang
Pemberian ASI Eksklusif Pada Bayi Usia 0 sampai
dengan 6 Bulan
14. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 230 Tahun 2010 Tentang Rawat Gabung Ibu
dan Bayi
15. Peraturan Gubernur Jateng No. 20 Tahun 2011
Tentang Percepatan Pencapaian Target Rencana Aksi
Daerah MGDs Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011-
2015;
16. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
dan Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (Lembaran
Daerah Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 23);
17. Peraturan Walikota Semarang Nomor 10 Tahun 2008
tentang Tata Kelola Badan Layanan Umum Rumah
Sakit Daerah ;
18. Peraturan Walikota Semrang Nomor 9 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan dan
Akuntansi Rumah Sakit Umum Daerah sebagai
Badan Layanan Umum;
19. Keputusan Walikota Semarang Nomor 445 / 0069
Tahun 2003 tentang Peningkatan Kelas Rumah Sakit
Umum Daerah ;
20. Keputusan Walikota Semarang Nomor 445 / 0174
Tahun 2007 tentang Penetapan Rumah Sakit Umum
Daerah sebagai Badan Layanan Umum;
21. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 10 Tahun 2015 tentang Maklumat Pelayanan
PONEK di Rumah Sakit Umum Daerah ;
22. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 40 Tahun 2015 tentang Penggunaan Ruang
Dewi kunti sebagai Ruang Rawat Inap dan Rawat
Gabung Kelas IB, II, dan III di Rumah Sakit Umum
Daerah ;
23. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 224 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif Rumah
Sakit Umum Daerah ;
24. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
2
Nomor 389 Tahun 2015 tentang Tim PONEK
(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif) Rumah Sakit Umum Daerah ;
25. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 430 Tahun 2015 tentang Kebijakan Pelayanan
Bedah Sentral Rumah Sakit Umum Daerah ;
26. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 461 Tahun 2015 tentang Kebijakan
Pelaksanaan Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan
Menyusui di Rumah Sakit Umum Daerah ;
27. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 462 Tahun 2015 tentang Kewajiban
Mengutamakan Pelayanan dalam Program Rumah
Sakit Sayang Ibu dan Bayi Rumah Sakit Umum
Daerah;
28. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 463 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Program
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi Rumah Sakit
Umum Daerah ;
29. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 464 Tahun 2015 tentang Inisiasi Menyusu
Dini di Rumah Sakit Umum Daerah ;
30. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Nomor 465 Tahun 2015 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif di Rumah Sakit Umum Daerah .
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum tentang
Pedoman Rawat Gabung Ibu dan Bayi di Rumah Sakit
Umum Daerah .
KEDUA : Memberlakukan Pedoman Rawat Gabung Ibu dan Bayi di
Rumah Sakit Umum Daerah sejak tanggal ditetapkan.
KETIGA : Pedoman Pelayanan Rawat Gabung Ibu dan Bayi Rumah
Sakit Umum Daerah digunakan sebagai acuan pelayanan
Rawat Gabung Ibu dan Bayi di RSUD .
KEEMPAT : Melakukan evaluasi Buku Panduan Rawat Gabung Ibu
dan Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah , minimal 1
tahun sekali.
KELIMA : Apabila hasil evaluasi ditemukan adanya perubahan,
maka akan dilakukan perubahan dan perbaikan
sebagaimana mestinya.
KEENAM : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal,
Dr. .
3
LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR
RSUD
Nomor :
Tanggal :
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
antara negara ASEAN dan penurunannya sangat lambat. Mengutip data hasil
Bayi (AKB) mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup. Melengkapi hal tersebut,
tahun.
2. Mengurangi tiga per empat rasio kematian ibu dalam proses melahirkan.
4
UNICEF telah menyebutkan bukti ilmiah terbaru yang juga
dikeluarkan oleh Journal Pediatrics yaitu bahwa bayi yang diberikan susu
bayi yang disusui ibunya secara eksklusif. Riset terakhir menunjukkan bahwa
jika tidak ada masalah medis maka tidak ada alasan untuk memisahkan
ruang perawatan ibu dengan bayi. Dengan semakin seringnya ibu melakukan
kontak fisik langsung dengan bayinya ( skin to skin contact ) akan membantu
ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui bayinya
Ibu dan Bayi ini dapat dijadikan pedoman bagi karyawan di Rumah Sakit
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Pedoman Rawat Gabung Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah
5
2. Tujuan Khusus
Pelayanan Rawat Gabung Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah .
Ibu Bayi.
Umum Darah
2. Ruang Bersalin
D. BATASAN OPERASIONAL
Rawat Gabung adalah pelayanan yang diberikan kepada bayi baru lahir,
a. Memenuhi hak ibu dan bayi untuk selalu berada di samping ibu
setiap saat
anak
6
e. Ibu memperoleh dukungan dari suami dan keluarga dalam
pemberian ASI
lahir
E. LANDASAN HUKUM
Tahun 3637);
7
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333 / Menkes / SK / XII / 1999
Milik Pemerintah ;
Bidan;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 012 Tahun 2012
Tahun 2011-2015;
16. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata
8
(Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 23);
17. Peraturan Walikota Semarang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Tata Kelola
19. Keputusan Walikota Semarang Nomor 445 / 0069 Tahun 2003 tentang
20. Keputusan Walikota Semarang Nomor 445 / 0174 Tahun 2007 tentang
21. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 10 Tahun 2015
22. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 40 Tahun 2015
tentang Penggunaan Ruang Dewi kunti sebagai Ruang Rawat Inap dan
Rawat Gabung Kelas IB, II, dan III di Rumah Sakit Umum Daerah ;
23. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 224 Tahun
24. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 389 Tahun
25. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 430 Tahun
Daerah ;
26. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 461 Tahun
9
27. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 462 Tahun
Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi Rumah Sakit Umum Daerah ;
28. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 463 Tahun
2015 tentang Pelaksanaan Program Rumah Sakit Sayang Ibu dan Bayi
29. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 464 Tahun
30. Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Nomor 465 Tahun
2015 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif di Rumah Sakit Umum
Daerah .
10
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1. Tenaga Medis
pasien maternal.
neonatal.
- Dokter Umum, sebagai dokter IGD dan dokter ruangan yang bertugas
2. Tenaga Kebidanan
3. Tenaga Keperawatan
11
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
1. Dokter
Dokter Jumlah
Dokter Spesialis Obstetri Ginekologi 4 orang
Dokter Spesialis Anak 4 orang
Dokter Umum 13 orang
2. Bidan
12
C. PENGATURAN JAGA
Dokter jaga diatur mingguan, satu dokter jaga untuk satu minggu
c. Kejadian Kegawatan
Bila terjadi keadaan kegawatan dan dokter jaga ataupun dokter DPJP
1) Dr. SpOG
2) Dr. SpOG
3) Dr. M.Kes.
4) Dr. SpOG
tersebut.
13
2. Jadwal Jaga Spesialis Anak
a. Jadwal Jaga
Dengan catatan untuk dokter jaga IBS berlaku dari jam 07.00-14.00
WIB.
Bila terjadi keadaan kegawatan dan dokter jaga ataupun dokter DPJP
1) Dr. SpA
2) Dr. SpA
3) Dr. SpA
4) Dr. SpA
Dibagi menjadi tiga sift, dengan satu kali jaga dua dokter umum.
14
b. Bangsal
Dibagi menjadi tiga sift, dengan satu kali jaga satu dokter umum.
4. Bidan
Jadwal Jaga Bidan diatur oleh kepala ruang sesuai dengan perhitungan
15
BAB III
STANDAR FASILITAS
KM 1 KM 2
KM 3
KM 5
KM 4
A
R
A
H
KM 6 K KM 7
E
L
U
A
KM/ R NURSE R
ARSIP STATION
KM PENGAWASAN
R. PANTRY
TINDAKAN
BAYI
R. BIDAN
R. PERINATOLOGI
R. LINEN
KM. PERI
SPOEL HOOK
16
B. STANDAR FASILITAS
1. Standar Umum
Standar Umum Rawat Gabung Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah :
17
BAB IV
A. DI KAMAR BERSALIN
Bersalin.
2. Bayi yang memenuhi syarat untuk rawat gabung dilakukan perawatan bayi
a. Kondisi Bayi
Semua bayi, kecuali bayi yang berisiko dan mempunyai kelainan yang
b. Ibu
1. Ruangan yang nyaman dengan tirai untuk menjaga privasi ibu saat
menyusui bayi.
tidur ibu.
5. Ibu harus dibantu untuk dapat menyusui bayinya dengan baik, dan untuk
merawat payudaranya.
18
6. Bayi boleh menyusu kapanpun sewaktu bayi menginginkan.
dokter jaga.
9. Bila bayi sakit atau perlu diobservasi lebih teliti, bayi dipindahkan ke
10. Untuk meminimalkan risiko infeksi, pada saat jam kunjungan bayi
C. DI POLIKLINIK KEBIDANAN
19
BAB V
LOGISTIK
a. Peralatan
● Resusitator, sungkup, selang oksigen, 1 kanula oksigen
● Kateter penghisap ukuran 18
● OPA dengan 2 ukuran no 90mm dan 100mm L/m
● Tabung oksigen lengkap dengan flow meter
● Masker oksigen
● Selang Oksigen
● Tensimeter
● Stetoskop
● Laryngoskop dengan cadangan bola lampu dan baterai cadangan
● Endo-tracheal Tube/ ETT no 7 atau 7,5
● Stilet untuk ETT
● Spuit 5 cc untuk isi cuff ETT dengan udara
b. Persediaan Obat Emergency
Obat-obatan Umum
● Adrenalin/Epinephrin
● Atropin sulfate
● Dextrose 40%
● Diphenhydramine atau phenergan
● Dexamethason
● Sodium bicarbonat 8,4%
Obat obstetrik
● Ergometrin inj.
● Magnesium sulfate 20% atau 40%
● Oxytocin inj.
● Misoprostol tablet
● Nifedipine
● Kalsium Glukonas
c. Persediaan Lainnya
● Plester
● Povidone iodine 10% dan alkohol
● Kain kasa steril
● Kateter Vena dengan ukuran 16, 18
● Infus Set dan Transfusi Set
● Cairan infus Ringer lactate, NaCl 0,9%
● Three-way stopcock dan Extention Tube
● Aqua bides
● Xylocain Jelly untuk intubasi
● Sarung tangan steril
● Spuit no. 1, 3, 5, 10, 20, 50 cc
20
2. Obat dan Bahan Habis Pakai Troly Emergensi Neonatal
1. Disetiap ruangan terdapat satu petugas farmasi klinik dan satu pelayan
dari pasien.
21
4. Untuk pemberian obat perdrip yang dicampur dalam infus wajib dilakukan
labeling berisi nama pasien, obat yang dimasukkan, dosis perberian dan
C. LINEN
2. Pengelolaan linen kotor dan bersih dilakukan oleh petugas linen. Linen
kotor diambil oleh petugas dari ruangan ke loundry. Linen bersih dari
loundry diantar ke ruangan asal. Dengan tempat dan troli linen kotor dan
Linen non infeksius adalah linen yang tidak tercemar oleh cairan tubuh
seperti darah, pus, muntahan, urin. Linen ini ditempatkan dalam ember
berwarna biru.
2. Linen infeksius.
Linen Infeksius adalah linen yang tercemar oleh cairan tubuh seperti
darah, pus, muntahan, urin. Linen ini ditempatkan dalam ember warna
D. ALAT STERIL
2. Alat yang telah dipakai dilakukan perendaman dengan cairan klorin 0,5%
22
23
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
A. PENGERTIAN
keselamatan pasien.
B. TUJUAN
meliputi :
5. Pencegahan Infeksi
24
D. STANDAR PASIEN SAFETY DI RSUD
pasien.
b. Gelang identitas untuk pasien laki- laki berwarna biru muda dan gelang
resiko jatuh diberi pin warna kuning pada gelang identitas dan bila
pasien ada alergi terhadap obat diberi pin warna merah pada gelang
identitas.
c. Ada 2 identitas yang digunakan, yaitu nama dan tanggal lahir yang
medis.
Situation
Background
Assesment
Recommendation
Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini.
25
Dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan
Obat-obat high alert tidak disimpan di ruang rawat inap kecuali pada
dipastikan selalu tersedia dan harus diganti segera jika jenis dan
jumlahnya sudah tidak sesuai lagi dengan daftar yang ditempel dalam
Setiap pasien yang mendapatkan terapi (obat) harus disertai resep yang
obat setiap hari dan dibedakan menurut jam pemberian obat sehingga
Indikasi, Benar Obat, Benar Dosis, Benar cara pemberian, Benar waktu
pasien sedikit karena jam pemberian obat yang berbeda dengan pasien
lain bisa memakai baki obat). Sebelum obat diberikan ke pasien, pasien
26
Obat tetes mata/hidung/telinga
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 14.00 22.00 - - -
4 dd 06.00 12.00 18.00 24.00 - -
6 dd 06.00 10.00 14.00 18.00 22.00 02.00
Suppositoria
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 06.00 14.00 22.00 - - -
Per oral
Pagi 08.00 - - - - -
Siang 12.00 - - - - -
Sore 18.00 - - - - -
Malam 20.00 - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 12.00 18.00 - - -
4 dd 08.00 12.00 16.00 20.00 - -
Nebulizer
1 dd 06.00 - - - - -
2 dd 06.00 18.00 - - - -
3 dd 04.00 12.00 20.00 - - -
4 dd 04.00 10.00 16.00 22.00 - -
Injeksi(termasuk antibiotika)
1 dd 08.00 - - - - -
2 dd 08.00 20.00 - - - -
3 dd 08.00 16.00 24.00 - - -
4 dd 08.00 14.00 18.00 24.00 - -
27
dengan pengawasan perawat senior, dan dilakukan evaluasi untuk
1) Handwash
Waktunya 40 – 60 detik
2) Hand rub
Waktunya 20 – 30 detik
metode Morse Fall Scale untuk pasien dewasa dan humpy dumpty
28
dijadikan dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk
4) Perawat memasang pin kuning pada gelang identitas pasien dan tanda
resiko pasien jatuh ditempat tidur bila pasien beresiko jatuh dan
tersebut.
7. Bila terjadi insiden diruang rawat inap, pelaku dan yang mengetahui
29
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. PENGERTIAN
dan aman baik itu bagi pekerja, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
Keselamatan kerja dalam Rawat Gabung Ibu dan Bayi adalah suatu
B. TUJUAN
untuk pasien.
30
5. Setiap pasien yang menular atau beresiko menular dirawat di ruang isolasi.
menularkan infeksi
c. Pengeringan
DAN BAYI
Tata laksana keselamatan kerja dalam Rawat Gabung Ibu dan Bayi di Rumah
31
1. Manajerial
2. Pengendalian Administratif
3. Pengendalian Lingkungan
Pelayanan Rawat Gabung Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah .
32
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu dalam pelayanan Rawat Gabung Ibu dan Bayi meliputi :
2. Monitoring dan evaluasi kegiatan Pelayanan Rawat Gabung Ibu dan Bayi di
Umum Daerah .
33
Pengumpulan Data
PeriodeAnalisa Tiga bulam
Jumlah Ibu Bersalin Pervaginam dengan Bayi Baru
Numerator Lahir Bugar yang dilakukan Inisiasi Menyusu Dini di
RSUD
Jumlah Ibu Bersalin Pervaginam dengan Bayi Baru
Denominator
Lahir Bugar di RSUD
Sumber data Rekam Medis Rumah Sakit
Standar > 90 %
Penanggung jawab
Ketua TIM PONEK
Pengumpulan data
Sakit
34
Standar <8%
Penanggung jawab
Ketua TIM PONEK dan Ka. Instalasi Obsgin
Pengumpulan data
35
BAB IX
PENUTUP
Angka kematian ibu dan angka kematian bayi semakin meningkat dan
tidak mengalami perubahan berarti pada 5 tahun terakhir. Keadaan ini akan
yang optimal. Karakteristik kasus kebidanan yang sifatnya akut dan fatal
akan menurunkan kondisi kesehatan pada ibu hamil dan bayi di masyarakat
Pelayanan Rawat Gabung Ibu dan Bayi Rumah Sakit Umum Daerah . Dalam
pelaksanaan Pelayanan Rawat Gabung Ibu dan Bayi Rumah Sakit Umum
dengan pelaksana.
Gabung Ibu dan Bayi di Rumah Sakit Umum Daerah ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu kami akan melakukan evaluasi minimal 3 tahun
sejak tanggal ditetapkannya. Kami juga menerima saran dan kritik guna
Umum Daerah ini dapat bermanfaat bagi Pelayanan Rawat Gabung Ibu dan
36
KEPUSTAKAAN
37