Anda di halaman 1dari 68

PEMBEKALAN PESERTA PIDI TAHUN 2018

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI

PROGRAM INTERNSIP
DOKTER INDONESIA
Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Pusat
2018 - 2020
Pokok Bahasan
Latar Belakang
✓ Pentingnya Program Internsip Dokter di Indonesia
✓ Perkembangan Program Internsip Dokter di Indonesia
✓ Perubahan Hilir ke Hulu (Praktik Kedokteran dan
Pendidikan kedokteran)
Pengertian, Tujuan, dan Komponen Internsip

Pelaksana Program Internsip Dokter Indonesia


✓ Peserta, Wahana, Pendamping
✓ Tata Tertib Pelaksanaan Program
✓ Kegiatan Peserta
✓ Hak, Kewajiban, dan Larangan-larangan Peserta
✓ Indikator Kinerja dan Penilaian
LATAR BELAKANG
PROGRAM Internsip DI INDONESIA?
PENTINGNYA PROGRAM Internsip DOKTER

✓Meningkatkan
Kompetensi Dokter
✓Membentuk Dokter
Dokter yang Profesional
sebagai Ujung
Tombak Utama dan ✓Meningkatkan Mutu
Terdepan dalam Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
PENEMPATAN PROGRAM Internsip DOKTER

Provinsi Penempatan Program Internsip Dokter Indonesia


Tahun 2010-2017
Pertama kali di Sumbar
Aceh pada 2010
North Kalimantan

Riau West Kalimantan East North Sulawesi


Kalimantan Gorontal
o
Nort Sumatera Riau West Papua
Island Central Sulawesi
Noth Maluku Papua
Bangka-
Belitung West
West Sumatera Sulawe
si
Central Kalimantan South
Bengkulu Maluku
South Kalimantan East
Jakarta Sulawe
Central Java South si
East Java
Sulawesi
Banten
West Nusa Tenggara
West Java
Yogyakart
a Bali East Nusa Tenggara

34 PROVINSI > 40.000 Peserta


Data s/d Tahun 2017
PERKEMBANGAN PROGRAM Internsip DOKTER

Jumlah Peserta
10.749
9395
8302
4974 4677
3654
401 1141

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Fakultas Kedokteran
73 75
61
50
43
24
11
2

787 Wahana 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
Tahun 2017
SURVEY PESERTA PROGRAM Internsip DOKTER

Pertanyaan:
Apakah Anda Mampu Menjadi Dokter Layanan
Primer Tanpa melalui Proses Internsip?

4% Pentingnya
27%
69% Program
Internsip

MAMPU TIDAK MAMPU SANGAT TIDAK MAMPU


Terjadi perubahan-perubahan di..

PENDIDIKAN KEDOKTERAN

HULU

PRAKTIK KEDOKTERAN

HILIR
dari hilir..
UUD 1945

Setiap warga negara berHak


memperoleh Pelayanan
Kesehatan
UU No.36/2009
Hak atas yankes yg aman, bermutu, Negara bertanggung jawab
terjangkau
atas penyediaan fasyankes
Negara menjamin ketersediaan upaya yang layak
kesehatan yg bermutu, aman, efisien,
dan terjangkau
Jaminan
Profesionalitas
asuransi
YANKES dan YANKES
BERMUTU EFISIEN
Kesehatan
Kualitas NaKes
bagi seluruh
(DOKTER)
rakyat
Memenuhi Indonesia
ketentuan Kode YANKES UU 25/2009
etik, standar
AMAN Pelayanan
profesi, Publik : NaKes YANKES
pelayanan, dan  hendaknya TERJANGKAU
prosedur bekerja dlm
operasional. Kualitas
optimum
UU No.29/2004 Tentang Praktik Kedokteran
Pasal 2 : Praktik Kedokteran dilaksanakan ber-azaskan
Pancasila dan didasarkan pada nilai ilmiah, manfaat,
keadilan, kemanusiaan, keseimbangan serta perlindungan
dan keselamatan pasien.

Pasal 35 : Dokter atau dr Gigi yg telah memiliki STR


mempunyai wewenang melakukan praktik kedokteran yaitu
: mulai dari mewawancarai pasien, memeriksa fisik dan
mental, dstnya sampai pengobatan dan meracik dan
menyerahkan obat kepada pasien.
Pasal 36 : Setiap dokter dan dokter gigi yg melakukan
praktik kedokteran di Indonesia wajib memiliki SIP.
...ke Hulu
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
Selama masa kepaniteraan klinik (dokter
muda/Ko Ass/mahasiswa) tidak dibenarkan
(lagi) menangani pasien secara mandiri tanpa
supervisi yang ketat.
Yang bertanggung jawab terhadap pasien DPJP

Implikasi UUPK pada Pendidikan Profesi Dokter di RS


Sistem Pendidikan Dokter
1. UU SisDikNas no.20 / th 2003 : Kurikulum Berbasis
Kompetensi pada semua Program Studi Pendidikan
Tinggi
2. UU PraDok no.29/ th 2004 : Ada SKDI dan SPPDI oleh KKI,
dan pengaturan praktek Kedokteran
3. Standar Pendidikan Kedokteran seluruh Dunia (WFME) :
 Trilogi Pendidikan Kedokteran yaitu :
• BME(Basic Medical Education)
• PGME(Post Graduate Medical Education)
• CPD(Continuing Professional Development)
Standar Pendidikan Dokter Saat Ini
 Kurikulum Berbasis Kompetensi (7 area Kompetensi)
 Ada SKDI dan SPPDI dari KKI
 Implementasi pembelajaran metode SPICES
 Pembelajaran Keterampilan Klinik/Medik (Manekin/Simulasi)
 Lama studi :
5-5½ tahun  3½ th Sarjana Kedokteran
 1½-2 th Profesi Dokter (KoAss)
 Ujian Nas UKMPPD  CBT (200 soal) dan OSCE (12 station)
 Sumpah Dokter

L U L U S D O KT E R
PERBEDAAN KBK (KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI)
DENGAN
KBD (KURIKULUM BERBASIS DISIPLIN ILMU)
DI FAKULTAS KEDOKTERAN
ACUAN KBK KBD
Referensi WHO-World Federation of Konvensional
Medical Education (WFME)
Lama studi S.Kedokteran 7 Semester S.Ked 10 Semester
Profesi Dokter 3-4 Semester Profesi 4 Semester

Proses Metoda : S.P.I.C.E.S Metoda pembelajaran:


Student centered, Problem Kuliah + Praktikum
based, Integrated, Community, “Pasien jadi objek”
Elective/Early exposure to
clinic, Systematic approach.
“Pasien bukan objek”

Internsip + -

KBK mengacu kepada WHO-WFME, masa pendidikan dipersingkat, mahasiswa selama masa
kepaniteraan klinik mendapat supervisi ketat karena “pasien bukan objek”
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
Undang Undang Pendidikan Kedokteran no 20/2013

Pasal 7 (ayat 7) : Program profesi dokter dan profesi


dokter gigi sebagaimana dimaksud pada ayat 6
dilanjutkan dengan program Internsip.

Pasal 7 (ayat 8) : Program Internsip diselenggarakan


secara nasional bersama oleh Kementerian yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang
Pendidikan, Kesehatan, Asosiasi Institusi Pendidikan
Kedokteran, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan,
Organisasi Profesi dan Konsil Kedokteran Indonesia.
Perubahan Sistem Pendidikan Dokter
Undang Undang Pendidikan Kedokteran no 20/2013

Pasal 38 ayat (1) : Mahasiswa yang telah lulus dan


telah mengangkat sumpah sebagai dokter atau dokter
gigi sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 ayat 1,
harus mengikuti program Internsip yang merupakan
bagian dari penempatan wajib sementara.

Pasal 38 ayat (2) : Penempatan wajib sementara pada


Program Internsip diperhitungkan sebagai masa kerja.
PENGERTIAN, TUJUAN, DAN KOMPONEN
Internsip DOKTER
Internsip adalah pemahiran dan
pemandirian dokter yang merupakan
bagian dari program penempatan wajib
sementara paling lama 1 (satu) tahun
(UU Pendidikan Dokter no 20/2013, penjelasan pasal 7 ayat 7)
PROGRAM INTERNSIP DOKTER
INDONESIA
DIATUR
PERATURAN MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 39 TAHUN 2017
DASAR HUKUM:
UU 20 / 2003 tentang SISDIKNAS
UU 29 / 2004 tentang PRAKTIK KEDOKTERAN
UU 36 / 2009 tentang KESEHATAN
UU 20/2013 tentang PENDIDIKAN DOKTER
PP 52/2017 tentang PERATURAN PELAKSANAAN UU 20/2013
tentang PENDIDIKAN KEDOKTERAN
PERKONSIL NO 1 /2010 tentang REGISTRASI INTERNSIP
LANDASAN BERPIKIR TUJUAN
Memberi
Filosofi: kesempatan dokter
❖ Perubahan kurikulum pendidikan menjadi baru lulus, untuk
kurikulum berbasis kompetensi (KBK)
❖ Pemantapan mutu dan profesionalisme melakukan praktik
lulusan pendidikan kedokteran Kedokteran
❖ Pemahiran penerapan kompetensi dengan
pendampingan,
Sosiologi: sesuai SKDI
 Pemerataan pelayanan kesehatan
 Penyelarasan hasil pendidikan dengan praktik
di lapangan

Yuridis:
o Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2013
tentang Pendidikan Kedokteran Dokter yang
o Permenkes Nomor 39 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Program Internsip Dokter
Profesional
dan Dokter Gigi Indonesia
Tujuan Program Internsip Dokter Indonesia
KBDI
Dirjen Dikti 2005
Legal Aspek: St Komp KKI 2006
•UU Sisdiknas
•UU PK KBK
•Per Menkes
•Per Konsil WFME:
•UU Dikdok 20/’13 BME
Pre Registration
Training
PGME
CPD

Meningkatkan Kinerja Outcome


Profesi Lulusan Dokter

Penerapan
Pemahiran Standar Profesi
Pemandirian
Manfaat dan Dampak
Program Internsip Dokter Indonesia
Kualitas Pelayanan di Trainning
Hospital / HC

INPUT PROCESS OUTPUT OUTCOME IMPACT


Quality of Quality of
Students Curriculum Quality of Quality of
Quality of
Staffs Teaching Learning PROFESSIONALISM HEALTH
GRADUATE
Facilities Assessment STATUS

UKMPPD
Internsip
Standar Pendidikan /
Kompetensi : KKI

MENUNJUKKAN
Menerapkan standar Standar Profesi
KEMANDIRIAN kompetensinya
Komponen
Program Internsip Dokter Indonesia

PROGRAM PENDAMPING PENEMPATAN


KEGIATAN
BANTUAN
BIAYA
HIDUP

AKREDITASI
WAHANA
MASA
KERJA

INTERNSIP
PELAKSANA PROGRAM
Internsip DOKTER
Organogram PIDI

MENTERI KESEHATAN

KEP. MENKES RI

KA BADAN

KIDI
SEKRETARIAT PIDI PUSAT KEP. KA BADAN
PUSAT

KIDI
SEKRETARIAT PIDI PROVINSI
PROVINSI
Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI)

Kewenangan Menteri dalam penyelenggaraan Program Internsip


a. Dapat membentuk KIDI
b. Dapat membentuk KIDI Provinsi bila dibutuhkan

Unsur keanggotaan KIDI:


Unsur keanggotaan KIDI Provinsi:
a. Kemenkes;
a. Dinas kesehatan;
b. Kemenristekdikti;
b. AIPKI;
c. AIPKI;
c. IDI;
d. IDI;
d. Asosiasi Perumahsakitan daerah
e. Asosiasi Perumahsakitan
f. KKI

Ketua KIDI dijabat oleh


wakil Kemenkes
Organisasi Program Internsip Dokter Indonesia

Ketua KIDI (Kemenkes ) : dr.Pattiselanno Roberth Johan, MARS


Wakil Ketua KIDI (AIPKI ) : dr.Emil Bachtiar Moerad,Sp.P

Ketua Sub Komite Wahana (Kemenkes ) : Dr.dr.Agus Hadian Rahim, Sp.OT(K).M.Epid, MH.Kes
Anggota (Arsada) : dr.Zainoel Arifin, M.Kes

Ketua Sub Komite Peserta (ARSPI) : dr.Hermien Widjajati,Sp.A,MARS


Anggota (Kemenristekdikti ): Prof.drh.Aris Junaidi, Ph.D
Anggota (KKI ): Prof.Dr.dr.Nancy Margarita Rehatta,Sp.An(K),KNA,KIC
Ketua Sub Komite Pendamping (AIPKI): dr.Angga Kartiwa, Sp.M (K), MKes
Anggota (PB IDI ): Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb, Sp KK (K)
Ketua Sub Komite Pembinaan Pengawasan (PB IDI ): Dr. dr. Setyo Widi Nugroho, Sp.BS
Anggota (Kemenkes): dra.Oos Fatimah Rosyati,M.Kes

Sekretaris KIDI: dr.Rini Rachmawati MARS

Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/Menkes/500/2017 Tentang Anggota


Komite Internsip Dokter Indonesia Masa Bakti Tahun 2017-2020
PESERTA

ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI

FK KDI KKI PIDI/KIDI


1 2 3 4
SERTIFIKAT SERTIFIKAT STR 1. PENDAFTARAN
KEWENANGAN 2. PEMILIHAN WAHANA
PROFESI KOMPETENSI 3. PENETAPAN PESERTA PIDI
DAN INTERNSIP 4. PEMBEKALAN PIDI

IJASAH
PEMBERANGKATAN 5
Penyelenggaraan Program Internsip
(Permenkes Nomor 39 Tahun 2017)

• Wajib diikuti oleh setiap dokter dan dokter gigi WNI lulusan program profesi dokter atau
dokiter gigi dalam negeri dan luar negeri.
• Ketentuan mengenai program Internsip dokter gigi diatur dengan Peraturan Menteri.
• Persyaratan mengikuti program internsip dokter: telah disumpah sebagai dokter dan
memiliki STR untuk kewenangan Internsip yang dikeluarkan oleh KKI dan hanya berlaku
selama melaksanakan program Internsip.
• Setiap peserta program Internsip wajib mempunyai SIP Internsip yang dikeluarkan oleh
Pemda Kab/Kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di Kab/Kota lokasi
penempatan dan didapatkan setelah memperoleh STR untuk kewenangan Internsip.
• Program Internsip dokter dilaksanakan paling lama 1 (satu) tahun.
• Dilaksanakan di wahana Internsip meliputi Rumah Sakit dan Puskesmas serta jejaringnya
yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
• Setiap peserta program Internsip wajib didampingi oleh Pendamping Program Internsip.
• Setiap dokter yang telah menyelesaikan program Internsip mendapatkan Surat Tanda
Selesai Internsip yang diberikan oleh Menteri Kesehatan.
1.Warga Negara Indonesia (WNI)
2.Dokter lulusan Pendidikan Profesi Dokter,
memiliki Ijazah dan telah diambil sumpah
Persyaratan 3.Telah dinyatakan lulus uji kompetensi dan
Peserta PIDI memiliki sertifikat kompetensi
4.Memilki Surat Tanda Registrasi (STR)
Kewenangan Internsip yang diterbitkan Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI)
5.Bersedia mengikuti peraturan dan ketentuan
pelaksanaan Internsip
6.Memiliki buku rekening pribadi atas nama
sendiri (disarankan Bank milik Pemerintah)
yang masih aktif untuk pembayaran bantuan
biaya hidup selama menjalankan Program
Internsip

Ketentuan
• Pendaftaran PIDI dilaksanakan Persyaratan
secara online
• Peserta dapat melakukan Umum
pendaftaran melalui Portal
Internsip dengan alamat
http://www.internsip.depkes.go.id
Persyaratan Memiliki NPWP atas
Peserta PIDI nama sendiri

Dalam keadaan sehat, Wajib memiliki alamat


yang dibuktikan surat elektronik
dengan medical (email) yang masih
check up peserta berlaku aktif

Peserta menjadi
anggota BPJS Aktif
ALUR KEGIATAN PESERTA PIDI

KIDI PUSAT •Penetapan peserta &wahana PIDI


•Pembekalan peserta PIDI di Provinsi

Minggu I :
o Pembekalan di Dinkes Kab/Kota..Perkenalan
WAHANA o Orientasi lapangan (RS, Puskesmas,)
o Credentialing ,Evaluasi kesehatan,penyusunan
jadwal peserta,Pengurusan SIP Kew Internsip
Minggu II, dst :
o Rotasi sesuai dengan jadwal dari wahana
o Pengisian log book ,laporan kasus ,ketrampi-
lan medik.UKM
o Konsultasi & evaluasi kinerja dengan pendam
ping sesuai jadwal
o Presentasi kasus,Mini Project
Hari terakhir rotasi di 1 wahana:
Laporan kepada koordinator wahana berupa
o Buku log yang sudah ditanda tangani
pendamping,cek list ketrampilan klinis.
o Laporan kasus
o Borang-borang laporan kinerja peserta
o Daftar hadir

• Verifikasi hasil evalusi kinerja peserta PIDI


KIDI PROPINSI • Surat Laporan Pelaksanaan Internsip
• Surat rekomendasi STSI
• Pemulangan dan Evaluasi
BUKU PEDOMAN PROGRAM Internsip DOKTER

Pedoman Pelaksanaan
Program Internsip Dokter
Indonesia

Pedoman Peserta Program


Internsip Dokter Indonesia

Pedoman Pendamping
Peserta Program Internsip
Dokter Indonesia

Pedoman Wahana Program


Internsip Dokter Indonesia

Buku Log dan Kumpulan


Borang Program Internsip
Dokter Indonesia
Wahana PIDI
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang dapat
Menjadi Wahana PIDI
RS
Kelas C,
PUSKESMAS
D, dan B
dengan atau tanpa
perawatan
Dengan kriteria memiliki:
✓ Unit yang memberikan pelayanan
primer secara komprehensif. Selain
memberikan pelayanan kuratif juga
melakukan kegiatan promotif dan
preventif
✓ Unit Gawat Darurat termasuk
Note: Adanya Komite Medik yang
Kebidanan bersedia menjadi pembimbing medis
PENDAMPING PIDI

Peserta PIDI didampingi 1 pendamping PIDI mendampingi


seorang dokter dengan Peran pendamping PIDI 7 peserta PIDI, memperoleh
kriteria: sebagai motivator , role sertifikat pelatihan pendamping
model, teman sejawat PIDI yang terakreditasi,,
dokter senior untuk berkonsultasi, memperoleh honor dan SKP IDI,,
(DU/SP)yang masih aktif , mengamati dan mendampingi
penilai dan mentor, kegiatan peserta dalam hal etika,
bersedia secara aktif fasilitator proses hukum, kemahiran, kinerja
melakukan tugas pemahiran dan dokter, memberi umpan balik
pendampingan dan pemandirian positif dan konstruktif kepada
peserta PIDI
punya WAKTU.
RUANG LINGKUP KEGIATAN PESERTA PIDI

Melakukan praktik
kedokteran layanan primer
Orientasi PIDI (pengenalan – yang meliputi kasus medik Melakukan konsultasi dan
kredensialing - pendalaman dan bedah, kebidanan & rujukan untuk kasus-kasus
teknik medik - SIP) perinatal, kedaruratan dan yang ditemukan di wahana
kejiwaan baik pada anak,
dewasa dan lanjut usia

Melakukan kegiatan ilmiah


Ketrampilan Medik yang
medik berupa diskusi kasus, Melakukan kegiatan
diwajibkan pemasangan
presentasi kasus dan diskusi kesehatan masyarakat baik
infus, pemasangan kateter,
tentang masalah atau kasus didalam maupun diluar
pertolongan persalinan
yang ditemukan selama gedung. Kegiatan ini
normal, menjahit luka,
menjalanka internsip serta terutama dilakukan di
pemasangan NGT, Bedah
pengisian buku log dan Puskesmas
minor
borang internsip lainnya
KEGIATAN PESERTA PIDI DI RAWAT INAP

Membuat dan Melakukan


melengkapi Menangani Mengikuti
Menerima follow-up
Rekam Medik kegawat - visitasi
pasien pasien baru pasien baru
daruratan dokter
baru. yang ditangani yang
bersama DPJP. pasien. spesialis.
ditangani.
PENJADWALAN KEGIATAN

Kegiatan dilakukan selama 12 bulan di wahana Internsip berupa kegiatan 8


bulan di ruang rawat inap, rawat jalan
(poliklinik) dan UGD Rumah Sakit, serta 4 bulan di Puskesmas

Rumah Sakit, 8 bulan Puskesmas, 4 bulan


Rawat Jalan & Rawat Inap Rawat Jalan dan Rawat Inap
Medik Poli umum (20%)
Bedah Kunjungan rumah
Perinatal dan Kebidanan Paliatif
Kejiwaan Ceramah kesehatan
UGD Dinas luar
CONTOH JADWAL KEGIATAN PESERTA PIDI

NO WAHANA BAGIAN/INSTALASI BULAN KE

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 RUMAH Rawat Jalan dan
SAKIT Rawat Inap
- Medik
- Bedah
- Kejiwaan
2 RUMAH UGD/EMERGENCY
SAKIT
3 PUSKESMAS - Poli Umum/BP
- Kunjungan
Rumah
- Kegiatan
Paliatif
- Ceramah
Kesehatan
- Dinas Luar
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

1. Internsip dijalani selama 1 (satu) tahun, dapat diperpanjang bila


sasaran akhir yang ditentukan belum dapat tercapai
2. Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) adalah program
nasional, sehingga dokter peserta PIDI dapat ditempatkan
diseluruh provinsi dalam wilayah NKRI.
3. Peserta PIDI dalam 1 (satu) Kelompok tidak boleh bertukar
tempat.
4. Peserta PIDI wajib mengikuti Pembekalan PIDI di Provinsi dan
Kabupaten/Kota/Wahana
5. Seluruh peserta PIDI diwajibkan mengikuti : Orientasi PIDI di
wahana, Proses kredensialing oleh Komite Medik, Evaluasi
kesehatan oleh pendamping PIDI.
6. Ketentuan jam kerja bagi peserta PIDI:
 7 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1mg untuk 6 hari kerja
 8 jam dalam 1 hari dan 40 jam dalam 1mg untuk 5 hari kerja
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

7. Pengaturan Pakaian Kerja :


 Peserta PIDI wajib menggunakan pakaian sopan
 Rapi dan pantas serta berpenampilan rapi
 Peserta PIDI wajib menggunakan jas dokter, tanda pengenal
yang dikeluarkan oleh wahana.
 Pada saat bertugas di UGD, dimungkinkan memakai pakaian
jaga khusus sesuai wahana masing2

8. Pengaturan akomodasi Peserta PIDI:


 Peserta PIDI wajib mengurus dan mengatur akomodasi
secara mandiri selama bertugas di Wahana.
 Untuk keamanan & kenyamanan, peserta PIDI disarankan
bertempat tinggal dekat dari wahana.
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

9. Pengaturan BBH, honorarium dan imbal jasa

 Peserta PIDI akan mendapatkan BBH sesuai ketentuan.


 BBH Peserta akan dibayarkan langsung ke rekening
masing- masing Peserta PIDI
 Peserta PIDI yang meninggalkan pelaksanaan PIDI karena
izin lebih 1 bulan, BBHnya akan dibayarkan kembali
setelah ijin selesai & mengajukan permohonan untuk
mengikuti PIDI lagi.
 KIDI tidak menyediakan honorarium dan imbal jasa lain.
 Peserta PIDI tidak dibenarkan menerima ajakan kerja
sama, berpraktek mandiri, termasuk menerima komisi
atau hadiah yang mengikat Peserta PIDI.
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

10. Pengaturan hari libur dan izin


 Ketentuan hari libur mengikuti kalender nasional
ketentuan yg berlaku di wahana
 Peserta tidak boleh meninggalkan tugas kecuali dg izin
tertulis kpd Pendamping & Pimpinan Wahana
 Meski dalam status libur, jika meninggalkan Wahana
(Kota/Kabupaten), harus tetap izin (lisan atau tertulis)
 Terdapat 2 jenis ijin :
- Izin yang tidak perlu diganti 4 hari (menikah, dukacita,
sakit)
- Izin yang harus diganti (ibadah, melahirkan, ikut
seminar, atau kedinasan)
 Jika ijin lebih dari 1 bulan, maka permohonan ijin dapat
ditembuskan kepada KIDI Provinsi dan KIDI Pusat
 Penggantian hari ijin dilakukan setelah PIDI selesai
TATA TERTIB DAN KETENTUAN

11. Pengaturan tugas jaga:


 Tugas jaga diatur bersama oleh Pendamping dan Peserta
PIDI, sesuai ketentuan Wahana
 Peserta PIDI wajib mengikuti no.1
 Pengganti dan Penggantian Tugas Jaga diajukan secara
tertulis dan disetujui Pendamping serta tidak boleh
secara berturut-turutan
 Pengaturan kewajiban simpan rahasia

12. Peserta PIDI wajib mengisi daftar hadir :


- Harian
- Tugas Jaga
- Kegiatan Ilmiah
- Kegiatan lapangan/luar gedung
TATA TERTIB DAN KETENTUAN
13. Pengaturan Penyelesaian Tugas dan Laporan
 Mengisi buku log.
 Membuat 5 laporan kasus
 Melakukan Prosedur Ketrampilan Medik
 Laporan pelayanan/kegiatan Puskesmas
 Laporan penyuluhan di Puskesmas.
 Membuat Mini Project di Puskesmas.
14. Dalam pelaksanaan PIDI yang sedang berjalan, peserta PIDI
tidak diperkenankan mengajukan pindah relokasi ke wahana
yang lain, kecuali dengan alasan yang tepat (Mis.sakit) dan
mendapatkan rekomendasi persetujuan dari KIDI Provinsi awal
dan Pendamping serta KIDI Provinsi yang dituju dan ditujukan
ke KIDI Pusat.
15. Peserta PIDI tidak diperkenankan merangkap bekerja atau
sekolah pada saat menjalankan PIDI. Jika memilih
Sekolah/Studi lanjut, harus mengundurkan diri dari PIDI
KLASIFIKASI PELANGGARAN TATA TERTIB

▪ Terlambat hadir,pelanggaran disiplin>3x


RINGAN ▪ Pelanggaran mengisi absensi >1x

▪ Menuntut sesuatu yang bukan haknya


SEDANG ▪ Tidak sopan/melanggar etika.
▪ Tidak bersedia melaksanakan tugas &
kewajiban sebagai Peserta PIDI (termasuk
tidak hadir tanpa berita 3x berturut2)
▪ Pemalsuan tanda tangan, Laporan, atau Informasi.
BERAT ▪ Melaksanakan pekerjaan yang bukan/ tidak sesuai
Kompetensinya.
▪ Menghilangkan dan memanipulasi data rekam medik
▪ Membocorkan rahasia pasien.
▪ Berbuat asusila.
▪ Membuat onar, berkelahi sesama peserta/teman
sejawat.
KLASIFIKASI PELANGGARAN TATA TERTIB

Sangsi atas Pelanggaran berupa Sangsi Administratif


(Permenkes No 39/th 2017) berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguran Tertulis
c. Diberhentikan sebagai Peserta PIDI

Sangsi atau Tindakan atas pelanggaran Peserta PIDI :


 Pelanggaran Ringan : Peringatan/Teguran lisan dari Pendamping dan
Koordinator Wahana
 Pelanggaran Sedang: Teguran tertulis Pendamping dan Koordinator
Wahana, cc KIDI Provinsi, berupa : Perpanjangan waktu Internsip
selama 7 hari kerja atau Pembuatan makalah di akhir PIDI dan
dipresentasikan di Wahana
 Pelanggaran Berat : Teguran tertulis Pendamping dan Koordinator
Wahana cc KIDI Provinsi dan Pusat, berupa : Perpanjangan masa
Internsip selama 30 hari kerja dan atau bisa diberhentikan dari PIDI
HAK PESERTA PIDI

Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 39 Tahun 2017

(1) Peserta program (2) Bantuan biaya


Internsip mempunyai HAK: hidup dasar dan
transportasi
a. mendapat bantuan biaya hidup dasar, sebagaimana
transportasi, dan/atau tunjangan; dimaksud pada ayat
(1) huruf a
b. mendapat perlindungan hukum sepanjang
ematuhi standar kompetensi, standar ditanggung oleh
profesi, dan standar pelayanan;
Menteri.
c. mendapat pendampingan dari dokter
yang telah memenuhi kualifikasi
sebagai pendamping;

d. mendapat fasilitas tempat tinggal;

e. mendapatkan jaminan
kesehatan dan ketenagakerjaan.
KEWAJIBAN PESERTA PIDI

Bekerja sebagai dokter sesuai Standar Kompetensi,standar


pelayanan,standar profesi
Bekerja sesuai Permenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang
Panduan Praktik Klinis Dokter di Fasyankes Primer
Wajib mengikuti ketentuan yang sudah diatur dalam PIDI, 8
bulan di RS dan 4 bulan di Puskesmas
Mengintegrasikan pengetahuan,ketrampilan,sikap dalam
Pendidikan dalam pelayanan kesehatan
Mengembangkan ketrampilan praktik kedokteran pelayanan
kesehatan primer, promotive dan preventive.
Aktif dalam pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan
kesehatan& bersedia ditempatkan diseluruh wilayah Indonesia.
PARAMETER PEMANDIRIAN DAN PEMAHIRAN

Bekerja sebagai dokter sesuai Standart Kompetensi


Dokter Indonesia dan STR kewenangan Internsip

Mampu melakukan diagnosa penyakit sesuai


Permenkes Nomor 514 tahun 2015 tentang
Panduan Klinis Dokter di Fasyankes Primer

Mempunyai tanggung jawab medikolegal

Target pasien UKP, ketrampilan klinis, laporan


kasus, jumlah dan distribusi pasien terpenuhi

Target UKM sesuai dengan tupoksi PKM dan Mini


Project terpenuhi
PENILAIAN PESERTA PIDI

Penilaian peserta PIDI adalah penilaian kinerja dan dilakukan oleh


pendamping PIDI
Secara informal pendamping PIDI memperoleh masukan dari
pemangku kepentingan terkait, antara lain sejawat lain, tenaga
kesehatan lain, masyarakat dan pasien
Penilaian kinerja Peserta PIDI didapat dari
1. Observasi oleh pendamping PIDI & pemangku kepentingan
terkait kinerja Peserta PIDI terhadap : - Perilaku
- Kompetensi medik
- Komunikasi
- Kepribadian & Profesionalisme
2 . Penilaian buku log(target kasus dan tindakan medis),laporan
kasus, UKM (laporan kegiatan&penyuluhan),Project Mini.
3. Kehadiran
KINERJA PESERTA PIDI

 Kinerja Peserta PIDI yang dipantau oleh


pendamping PIDI meliputi:
Kinerja profesional sesuai penugasan yang
diberikan, dengan acuan Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI 2012)

Perilaku profesional sebagai bagian dari Standar


Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI 2012)

Pendamping PIDI melakukan pemantauan:


 Langsung
 Tidak langsung (laporan dan catatan)
KINERJA PESERTA PIDI

Kinerja Perilaku
Profesional Profesional
Pengetahuan dan
ketrampilan klinik Etika profesi
(UKP)

Manajemen/
Pengelolaan pasien Hubungan antar
(UKP) dan program personal
(UKM)
INDIKATOR KINERJA PESERTA PIDI

Indikator Target Keterangan


Perilaku • Tidak ada pelanggaran disiplin
• kehadiran (ijin maksimum 10 hari)
• aktif
• argumentatif
• Tidak ada tugas yang dilalaikan

Kinerja Klinis • UKP sejumlah 400 kasus - Komposisi bervariasi


• 5 laporan kasus, 1 dipresentasikan umur, jenis kelamin
dan kelompok UKP
UKM sejumlah 7 kegiatan termasuk miniproject Minimal 1 kali

Komunikasi Tidak ada keluhan tentang komunikasi peserta

Kepribadian & Tidak ada keluhan tentang tanggungjawab,


profesionalisme manajemen waktu dan pengelolaan rekam medik
INDIKATOR KINERJA UKP

Indikator kerja di Wahana RS


(UGD/ poli/ ruangan)
Indikator yang digunakan:
• Jumlah , komposisi kasus dan diagnose kasus
• Laporan kasus dalam format laporan kasus
• Jumlah tindakan medik

Ukuran:
 400 kasus
 5 Laporan Kasus, 1 dipresentasikan di Forum Ilmiah RS
 100 tindakan medik
Capaian kasus UKP:
• Setiap peserta wajib melaporkan dalam buku log,
400 kasus yang ditangani selama magang di
wahana rumah sakit
• Komposisi kasus meliputi jenis kelamin pasien,
kelompok umur, klasifikasi kasus:
✓ Kelompok kasus medis
✓ Kelompok kasus bedah
✓ Kelompok kasus kegawatdaruratan
✓ Kelompok kasus kebidanan dan perinatal
✓ Kelompok kasus kejiwaan
✓ Kelompok kasus medikolegal
• Tindakan medis yang wajib dilakukan:
- Memasang infus : minimal 50x/setahun.
- Memasang kateter : minimal 5x/setahun
- Menjahit luka : minimal 10x/setahun
- Bedah Minor : minimal10x/setahun
- Memasang NGT, minimal 2x/setahun
- Menolong partus normal : minimal 2x/th
• Tindakan medis tercatat dibuku log dan ditandatangani
pendamping /dokter jaga/DPJP
• Jika peserta PIDI tidak bisa memenuhi indikator kinerja
UKP,maka bisa diteruskan saat stase di Puskesmas dan
jika tidak terpenuhi juga saat di PKM,maka Peserta PIDI
wajib memperpanjang masa tugas Internsipnya.
INDIKATOR KINERJA UKM

Capaian kasus UKM:


• Setiap peserta wajib melaporkan dalam buku log Puskesmas, 6
jenis kegiatan UKM, yang diikuti selama magang di wahana
Puskesmas
• Klasifikasi kegiatan yang wajib diikuti dan dilaporkan adalah:
✓ Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
✓ Upaya Kesehatan Lingkungan
✓ Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
(KB)
✓ Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
✓ Upaya surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Menular dan Tidak Menular
✓ Upaya Pengobatan Dasar (20%)
✓ Mini project ,penelitian sederhana dan singkat dengan
pendekatan lingkaran pemecahan masalah (DATA PRIMER)
Proyek Mini:
- Setiap peserta PIDI wajib membuat satu proyek mini
- Cakupan Kegiatan penelitian sederhana&singkat yang
bertujuan untuk mengidentifikasi, analisis, atau pemecahan
suatu masalah kesehatan masyarakat yang dihadapi oleh
Puskesmas tempat peserta magang.
- Kegiatan proyek mini:
Perencanaan
Pelaksanaan
Pelaporan
- Judul Utama Proyek Mini : dapat satu Topik dalam satu
Kelompok Besar peserta,yang pelaksanaannya dilakukan per
Kelompok sesuai stase Puskesmas, dengan pendekatan lingkaran
pemecahan masalah ,secara berkesinambungan dan setiap
Peserta PIDI membuat laporan sesuai topic yang diteliti .
Misalnya:
Topik Utama : Penanggulangan Diare di Puskesmas A
- Kelompok 1 : Identifikasi Penderita Diare
dr.A: Identifikasi Penderita Diare didesa A
dr.B: Identifikasi Penderita Diare didesa B dst

- Kelompok 2: Penyebab Diare


dr.E : Penyebab diare didesa A
dr.F : Penyebab diare didesa B dst

- Kelompok 3 : Intervensi dan Solusi


dr.K : Intervensi dan Solusi diare didesa A
dr.L : Intervensi dan solusi diare didesa B dst
PELAPORAN PESERTA PIDI

Laporan2 kegiatan Peserta PIDI dimasukkan dalam Buku Log Rumah


Sakit dan Puskesmas.
• Jenis-jenis pelaporan peserta PIDI adalah:
✓ Pelaporan kinerja di Wahana RS:
 Laporan UKP
 Laporan Kasus
 Laporan Tindakan medis/Ketrampilan medik
 Laporan kegiatan lainnya (asisten operasi dll)
✓ Pelaporan kinerja di Wahana Puskesmas:
 Laporan kegiatan UKM
 Laporan pelayanan
 Laporan penyuluhan
 Laporan Proyek Mini
 Laporan kegiatan lainnya (Bakti social dll)
RESUME EVALUASI KINERJA PESERTA

Pada akhir stase setiap hasil kegiatan UKP dan UKM, capaian kinerja
nya diberikan penilaian : A . Baik
B . Cukup
C . Kurang.
Misalnya :
• Capaian Kinerja di Wahana Rumah Sakit
 Capaian 400 kasus : A  Menjahit luka : A
 Laporan kasus : A  Bedah Minor : A
 Presentasi kasus : A  Pemasangan NGT : A
 Pemasangan Infus : B  Menolong Partus Normal : A
 Pemasangan kateter : A  Kegiatan lainnya : A

• Capaian Kinerja di Wahana Puskesmas


 UKP : A
 UKM : A
EVALUASI PESERTA PIDI

• Penekanan pada buku log dan konsultasi


Mingguan dengan pendamping

• Membahas laporan jumlah dan distribusi kasus


2 mingguan yang telah ditangani, laporan kasus

• Membahas laporan kasus; sangat dianjurkan


Bulanan dalam bentuk presentasi dihadapan semua
peserta dan pendamping

• Rekapitulasi 1-4 dengan umpan balik dan


Catur wulan I, II dan III pembahasan kemajuan serta berbagai masalah
dan kendala peserta  format penilaian kinerja

• Sidang evaluasi akhir, pengambilan keputusan.


Akhir program
PENERBITAN SURAT TANDA REGISTRASI

Konsil
Kedokteran
KIDI Pusat
Indonesia
Pada akhir penugasan, menerbitkan STSI
Pendamping dan mengirimkan menerbitkan
melakukan penilaian Rekomendasi Surat Tanda
Evaluasi Akhir penerbitan STR ke KKI Registrasi
Peserta mendapatkan
Surat Laporan Pelaksanaan KIDI Provinsi (STR)
Internsip (SLPI) yang mengeluarkan
ditandatangani oleh Surat Rekomendasi
Pendamping dan Dikeluarkannya STSI
Koordinator Wahana
Singkatan – Singkatan
KBK : Kurikulum Berbasis Kompetensi
KBD/KBDI : Kurikulum Berbasis Disiplin/Kurikulum Berbasis Disiplin Ilmu
WFME : World Federation of Medical Education
BME : Basic Medical Education
PGME : Post Graduate Medical Education
CPD : Continuing Professional Development
SPICES : Student centered. Problem based. Integrated. Community.
Elective/Early exposure to clinic. Systematic
SISDIKNAS : Sistem Pendidikan Nasional
KDI : Kolegium Dokter Indonesia
HC : Health Center
SKDI : Standar Kompetensi Dokter Indonesia
SPPDI : Standar Pendidikan Profesi Dokter Indonesia
SLPI : Surat Laporan Pelaksanaan Internsip
STSI : Surat Tanda Selesai Internsip
UKMPPD : Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter
UKM : Upaya Kesehatan Masyarakat
UKP : Upaya Kesehatan Perorangan
TERIMA KASIH
SELAMAT BERTUGAS

Anda mungkin juga menyukai