Anda di halaman 1dari 6

PERTOLONGAN PERSALINAN

SUNGSANG
No. Dok : UKP/SOP.155.108/2018
SOP No. Revisi : 00
Tanggal Terbit: 14/06/2018
Halaman : 1 dari 6
UPTD PUSKESMAS dr. Hadi Susilo Wijaya
DATA DIAN NIP.198703232014031002

1. Pengertian Persalinan pada bayi dengan presentasi bokong (sungsang) dimana bayi
terletak sesuai dengan sumbu ibu, kepala berada di fundus uteri sedangkan
bokong merupakan bagian terbawah.
2. Tujuan Sebagai panduan untuk petugas dalam melakukan pertolongan persalinan
sungsang yang tidak dapat melakukan rujukan segera.
3. Kebijakan 1. SK Kepala UPTD Puskesmas Data Dian Nomor 440/007/PKM-DD
tentang Jenis-jenis Pelayanan.
2. SK Kepala UPTD Puskesmas Data Dian Nomor 440/008/PKM-DD
tentang Jenis Kegiatan dan Jadwal Pelayanan.
3. SK Kepala UPTD Puskesmas Data Dian Nomor 440/052/PKM-DD
tentang Layanan Klinis yang Berorientasi Pasien (LKBP)
4. Referensi 1. Buku acuan asuhan persalinan normal JNPK- KR, tahun 2002
2. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan dasr dan
rujukan tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
5. Prosedur/ 1. Persiapan Alat dan Bahan
Langkah- a. Partus set
Langkah b. Heacting set
c. Sarung tangan
d. Alas bokong/Underpad
e. Handuk
f. Kain bersih
g. Celemek
h. Baju bayi
i. Larutan klorin
j. Washlap
k. Gelas ukur
l. Bengkok
2. Langkah-Langkah
a. Melihat tanda dan gejala kala II
1) Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
a) Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b) Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum / vaginanya
c) Perinium menonjol

Hal 1/6
d) Vulva vagina dan sprinkter anal membuka
Bila kala II belum terjadi atau proses kelahiran masih lama, segera
lakukan persiapan rencana rujukan ke Rumah Sakit.
2) Menyiapkan pertolongan persalinan
a) Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial
b) Siap digunakan mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan
menempatkan spuit steril sekali pakai ke dalam partus set
c) Mengenakan baju penutup / clemek plastik yang bersih
d) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku
e) Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
dan mengeringkan tangan dengan handuk 1x pakai / pribadi
yang bersih
f) Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi (DTT).
Memakai sarung tangan DTT / steril untuk semua
pemeriksaan
g) Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam spuit (dengan
memakai saring tangan disinfeksi tingkat tinggi / steril) dan
meletakkannya ke dalam partus set
3) Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a) Membersihkan vulva dan perineum, mengekang dengan
hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas
/ kasa yang sudah dibasahi air disifeksi tingkat tinggi. Jika
mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh
kotoran ibu membersihkannya dengan seksama. Dengan
cara menyeka dari depan ke belakang, membuang kasa yang
sudah terkontaminasi dalam wadah yang benar, mengganti
sarung tangan jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung
tangan tersebut dengan benar didalam larutan
dekontaminasi)
b) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan
serviks sudah lengkap.
c) Bila ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan lengkap
lakukan amniotomi
d) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0,5 % dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya di dalama larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit mencuci kedua tangan (seperti
diatas)

Hal 2/6
e) Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi
berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(100-180 x/menit)
f) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
g) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ dan
semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada
parthograph
4) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
meneran
a) Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik
b) membantu ibu berada pada posisi yang nyaman sesuai
keinginanya
c) menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu
serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasikan temuan-temuan.
d) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka
dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saaat
ibu mulai meneran
e) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
untuk meneran ( pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
dalam posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa
nyaman)
f) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran
g) Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinginan untuk meneran
h) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran
i) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)
j) Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
k) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu
l) Menganjurkan asupan cairan per oral
m) Menilai DJJ setiap 5 menit
n) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara merujuk
segera .

Hal 3/6
o) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera setelah 60 menit meneran merujuk ibu dengan segera
5) Persiapan pertolongan kelahiran bayi
a) saat bokong telah membuka vulva dengan diameter 5 – 6 cm,
meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk
mengeringkan bayi
b) Meletakkan kain yang bersih dilipat sepertiga bagian
dibawah bokong ibu
c) Membuka partus set
d) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
e) Saat bokong sudah crowning dan perineum menipis,
suntikkan oksitosin 5 IU dan dilanjutkan dengan episiotomi.
b. Menolong kelahiran bayi
Lahirnya Bokong
1) Fase lambat pertama : mulai lahirnya bokong, pusat sampai
ujung scapula depan dibawah sympisis. Sifat petugas adalah
pasif, hanya menolong membuka vulva, saat bokong dan kaki
lahir kedua tangan memegang bokokng secra Bracht, yaitu kedua
ibu sejajar sumbu panjang paha janin sedangkan jari-jari yang
lain memegang pada pangkal paha.
2) Fase cepat : lahirnya tali pusat sampai mulut.
Setelah bokong lahir dan pusat terlihat, petugas mengendorkan
tali pusat dan menunggu sampai ujung scapula terlihat dibawah
sympisis.
Saat ujung scapula anterior terlihat dibawah sympisis, petugas
melakukan gerakan hiperlordosis yaitu punggung janin di
dekatkan ke perut ibu, bersamaan dengan hiperlordosis, asisten
petugas melakukan kristeller sampai dagu, mulut lahir.
Bila saat hiperlordosis terjadi hambatan, segera lakukan
pertolongan secara manual ’aid.
3) Setelah mulut lahir, kristeller berhenti dan hanya menahan uterus
saja, lalu ibu disuruh meneran sedikit untuk melahirkan kepala.
Bila terdapat lilitan tali pusat yang terlalu erat hingga
menghambat putaran paksi luar atau lahirnya bahu, minta ibu
berhenti meneran dengan perlindungan tangan kiri, pasang klem
di dua tempat pada tali pusat dan potong tali pusat diantara 2
klem tersebut.
4) Saat dagu dan mulut lahir, tangan kiri memegang kaki bayi
dengan perasat garpu, tangan kanan menahan perineum lalu
menyanggah kepala saat kepala lahir. Selanjutnya penanganan
bayi baru lahir.

Hal 4/6
TEKNIK MELAHIRKAN BAHU SECARA KLASIK
/DEVENTER
1) Melahirkan lengan belakang dulu, karena lengan belakang
berada di ruang yang luas (sacrum)
2) Kedua kaki janin dipegang dengan tangan petugas pada
pergelangan kaki, ditarik keatas dan sejauh mungkin sehingga
perut janin mendekati perut ibu.
3) Bersamaan dengan itu, tangan kiri petugas yaitu jari telunjuk
dan jari tengah masuk ke jalan lahir menelsuri vosa cubiti,
lengan dilahirkan seolah-olah mengusap muka janin.
4) Untuk melahirkan bahu depan, kaki janin dipegang dengan
tangan kanan ditarik cunam ke bawah ke arah punggung ibu
kemudian dilahirkan.
5) Bila lengan depan sulit dilahirkan maka harus diputar menjadi
lengan belakang yaitu kedua lengan yang sudah lahir di sekam
dengan kedua tangan petugas sedemikian sehingga kedua ibu
jari petugas terletak di punggung dna sejajar dengan sumbu
badan janin sedang jari lain mencengkeram dada, kemudian di
putar punggung melewati sympisis sehingga lengan depan
menjadi lengan belakang lalu lengan depan dengan teknik tsb
diatas.
MELAHIRKAN BAHU DAN LENGAN SECARA LOVSET
Prinsip : memutar badan janin dalam stengah lingkaran bolak balik
sambil dilakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang
sebelumnya berada di belakang akhirnya lahir dibawah sympisis.
1) Badan janin dipegang secara femuropelvik sambil dilakukan
traksi curam kebawah badan janin diputar setengah lingkatan
sehingga bahu belakang menjadi bahu depan. Kemudian sambil
dilakukan traksi badan janin diputar kembali ke arah yang
berlawanan setengah lingkaran sehingga bahu belakang tampak
di bawah sympisis dan lengan dapat dilahirkan.
2) Bila lengan janin tidak bisa lahir dengan sendirinya maka lengan
janin dapat dialhirkan dengan kedua jari petugas.

MELAHIRKAN KEPALA SECARA MAURICEAU


1) Tangan petugas sesuai dengan muka janin (tangan yang dekat
dengan perut janin) dimasukkan ke dalam jalan lahir yaitu jari
tengah dimasukkan ke dalam mulut janin, jari telunjuk dan jari
manis pada vosa canina, sedangkan jari yang lain mencengkeram
leher, kemudaian badan bayi ditunggangkan pada lengan bawah.

Hal 5/6
2) Kedua tangan petugas menarik curam ke bawah sambil seorang
asisten melakukan kristeller ringan. Tenaga tarikan terutama
dilakukan oleh tangan petugas yang mencengkeram leher janin.
Bila ooksiput tampak di bawah sympisis, kepala janin dielevasi
ke atsa dengan suboksiput sebagai hipomoklion sehingga
lahirlah berturut-turut dagu, mulut, hidung, mata, dahi, ubun-
ubun besar dan akhirnya seluruh kepala.
c. Petugas melakukan penanganan bayi baru lahir dan melanjutkan
asuhan persalinan seperti persalinan normal atau sesuai kajian yang
ditemukan.
6. Hal-hal yang 1. Volume perdarahan Ibu
perlu 2. Apgar score
diperhatikan 3. Tafsiran Berat Badan Janin
7. Unit Terkait Pelayanan Persalinan
8. Dokumen 1. Partograf
Terkait 2. Register Persalinan
3. Buku KIA
9. Rekam historis No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai
perubahan diberlakukan

Hal 6/6

Anda mungkin juga menyukai