1. Pengertian Asuhan pertolongan persalinan normal adalah pertolongan persalinan
sesuai acuan bagi bidan dalam melakukan pertolongan persalinan dengan standar 60 langkah asuhan persalinan normal 2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan asuhan pertolongan persalinan normal 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Melai Nomor 184 / SK / PKM-MELAI / I / 2022 tentang Kebijakan Layanan Klinis 4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015 tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama 2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan Penyelenggaraan Praktis Bidan 3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 320 Tahun 2020 tentang Standar profesi Bidan 5. Prosedur / 1. Petugas mengenal gejala dan tanda kala I Langkah- Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala II langkah a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran b. Ibu merasakan rangsangan yang semakin meningkat pada rectum dan vagina c. Perineum tampak menonjol d. Vulva dan sfinter ani membuka 2. Petugas menyiapkan pertolongan persalinan a. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan menata laksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat tidur datar dank eras, dua buah kain dan 1 handuk dan kering, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi a) Menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal bahu bayi b) Menyiapkan oxsitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai didalam partus set b. Pakai celemek plastic c. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering d. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam e. Masukkan oxytocin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik) 3. Petugas memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin/bayi a. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa basah a) Jika introtus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang tersedia c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan clorin 0,5%) b. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap, bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan lengkap maka lakukan amniotomi c. Mendokumentasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan clorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbaik serta merendamnya didalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan d. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180 kali/menit) a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal b) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf 4. Petugas menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran a. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik. Membantu ibu berada dalam posisi nyaman sesuai keinginannya a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan mendokumentasikan temuan-temuan b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai meneran b. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia merasa nyaman) c. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran a) Membimbing ibu untuk memberi semangat saat ibu mempunyai keinginan untuk meneran b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk meneran c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang) d) Menganjurkan ibu untuk beristrahat diantara kontraksi e) Menanjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat pada ibu f) Menganjurkan asupan cairan per oral g) Menilai DJJ setiap 5 menit h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk segera d. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi- kontraksi tersebut dan beristrahat diantara kontraksi 5. Petugas mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi a. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi b. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu c. Membuka partus set dan perhatikan kelengkapan alat dan bahan d. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan 6. Petugas melakukan pertolongan kelahiran bayi a. Apabila kepala lahir terlebih dahulu, saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir a) Jika ada meconium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap lender delee diinspeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang bersih b. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika terjadi lilitan, kemudian meneruskan proses kelahiran a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan melalui bagian atas kepala bayi b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnnya di dua tempat dan memotongnya c. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan d. Apabila bahu lahir terlebih dahulu, setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing posisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke bawah dan keluar hingga bayhu anterior muncul di bawah arkus pubis, kemudian dengan lembut menarik kea rah atas dank e luar untuk melahirkan bahu posterior e. Apabila badan dan tungkai lahir terlebih dahulu, setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang berada dibawah kea rah perineum tangan, membiarkan bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan bagian atas untuk menyanggah tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir f. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari punggung kea rah kaki untuk menyangganya saat punggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu kelahiran kaki bayi 7. Petugas melakukan penanganan bayi baru lahir a. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang memungkinkan). Jika bayi tidak menangis tidak bernafas atau sesak segera lakukan tindakan resusitasi b. Segera mengerinkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali bagian pusat c. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi dalam uterus (hamil tunggal) d. Memberitahu ibu bahwa penolong akan meyuntikkan oxiticyn (agar kontraksi uterus baik) e. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oxytocin 10 unit 1M di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu f. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kea rah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (kea rah ibu) g. Pemotongan dan pengikatan tali pusat a) Memegang tali pusat dengan 1 tangan, melindungi bayi dari gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut b) Mengikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi perlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan lengan simpul kunci c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan h. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi, letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu ibu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada perut ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara dan selimut ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi 8. Petugas melakukan penatalaksanaan aktif kala III a. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva b. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di atas perut ibu, tepat di atas tulang pubis dan melakukan palpasi kontrasi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain c. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan kea rah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus kea rah atas dan belakang (dorso cranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversion uteri a) Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan penengangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai b) Jika uterus tidak berkontraksi, petugas meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan putting susu d. Stelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil menarik tali pusat kea rah bawah dan kemudia kea rah atas, mengikuti jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selamat 15 menit; mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM c) Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih dengan menggunakan teknik aseptic jika perlu d) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan e) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya f) Merujuk ibu jika pasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit sejak kelahiran bayi e. Memeriksa temperature tubuh ibu setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan f. Mengevaluasi kehilangan darah g. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu normal (36,5- 37,5) h. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah dekontaminasi i. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang sesuai j. Memastikan bahwa ibu nyaman k. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan l. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih m. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%, membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit n. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir o. Pakai sarung tangan DTT p. Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri salep mata antibiotic profilaksis dan vitamin K 1 mg intramuscular di paha kiri anterolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu q. Berikan suntikan HB0 setelah 1 jam pemberian Vitamin K Letakkan bayi didalam jangkauan agar sewaktu-waktu bisa disusukan r. Lepaskan sarung tangan s. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir t. Melengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan Kala IV 6. Bagan Alir Petugas mengenal gejala dan tanda Kala I
Petugas menyiapkan pertolongan persalinan
Petugas memastikan pembukaan lengkap dan keadaan
janin/bayi
Petugas menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu
proses pimpinan meneran
Petugas mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
Petugas melakukan pertolongan kelahiran bayi
Petugas melakukan penanganan bayi baru lahir
Petugas melakukan penatalaksanaan aktif kala III
Petugas melakukan penilaian perdarahan
7. Unit terkait 1. Poli KIA
2. Ruang Persalinan 3. Pasca Persalinan 4. Apotik
8. Dokumen terkait Rekam medic
9. Rekaman Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai berlaku Perubahan 1.