Anda di halaman 1dari 9

PENATALAKSANAAN ASUHAN

PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen :
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman : 1/8

PUSKESMAS MELAI WA ODE NURAINI, SKM


NIP. 19810607 200212 2 005

1. Pengertian Asuhan pertolongan persalinan normal adalah pertolongan persalinan


sesuai acuan bagi bidan dalam melakukan pertolongan persalinan dengan
standar 60 langkah asuhan persalinan normal
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah penatalaksanaan
asuhan pertolongan persalinan normal
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Melai Nomor 184 / SK / PKM-MELAI / I / 2022
tentang Kebijakan Layanan Klinis
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/514/2015
tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2017 tentang izin dan
Penyelenggaraan Praktis Bidan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 320 Tahun 2020 tentang Standar
profesi Bidan
5. Prosedur / 1. Petugas mengenal gejala dan tanda kala I
Langkah- Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala II
langkah a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b. Ibu merasakan rangsangan yang semakin meningkat pada rectum
dan vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfinter ani membuka
2. Petugas menyiapkan pertolongan persalinan
a. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
untuk menolong persalinan dan menata laksana komplikasi ibu dan
bayi baru lahir. Untuk asfiksia tempat tidur datar dank eras, dua
buah kain dan 1 handuk dan kering, lampu sorot 60 watt dengan
jarak 60 cm dari tubuh bayi
a) Menggelar kain diatas perut ibu, tempat resusitasi dan ganjal
bahu bayi
b) Menyiapkan oxsitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai
didalam partus set
b. Pakai celemek plastic
c. Lepaskan dan simpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan
dengan tisu atau handuk pribadi yang bersih dan kering
d. Pakai sarung tangan DTT untuk melakukan periksa dalam
e. Masukkan oxytocin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril, pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik)
3. Petugas memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin/bayi
a. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
basah
a) Jika introtus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja
bersihkan dengan seksama dari arah depan ke belakang
b) Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi) dalam
wadah yang tersedia
c) Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan clorin 0,5%)
b. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap,
bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan lengkap maka
lakukan amniotomi
c. Mendokumentasikan sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan
clorin 0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbaik
serta merendamnya didalam larutan clorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan
d. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180
kali/menit)
a) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf
4. Petugas menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
pimpinan meneran
a. Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik. Membantu ibu berada dalam posisi nyaman sesuai
keinginannya
a) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
Melanjutkan pemantauan kesehatan dan kenyamanan ibu
serta janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan
mendokumentasikan temuan-temuan
b) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka
dapat mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat
ibu mulai meneran
b. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah
duduk dan pastikan ia merasa nyaman)
c. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran
a) Membimbing ibu untuk memberi semangat saat ibu
mempunyai keinginan untuk meneran
b) Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu untuk
meneran
c) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang)
d) Menganjurkan ibu untuk beristrahat diantara kontraksi
e) Menanjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu
f) Menganjurkan asupan cairan per oral
g) Menilai DJJ setiap 5 menit
h) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu
primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk
segera
d. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,
menganjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-
kontraksi tersebut dan beristrahat diantara kontraksi
5. Petugas mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
meletakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan
bayi
b. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong
ibu
c. Membuka partus set dan perhatikan kelengkapan alat dan bahan
d. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan
6. Petugas melakukan pertolongan kelahiran bayi
a. Apabila kepala lahir terlebih dahulu, saat kepala bayi membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan tangan yang lain dikepala
bayi dan lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat
pada kepala bayi, membiarkan kepala keluar perlahan-lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-lahan atau bernafas
cepat saat kepala lahir
a) Jika ada meconium dalam cairan ketuban, segera hisap mulut
dan hidung setelah kepala lahir menggunakan penghisap
lender delee diinspeksi tingkat tinggi atau steril atau bola karet
penghisap yang baru dan bersih. Dengan lembut menyeka
muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau kasa yang
bersih
b. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai
jika terjadi lilitan, kemudian meneruskan proses kelahiran
a) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan
melalui bagian atas kepala bayi
b) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnnya di
dua tempat dan memotongnya
c. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spontan
d. Apabila bahu lahir terlebih dahulu, setelah kepala melakukan
putaran paksi luar, tempatkan kedua tangan di masing-masing
posisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi
berikutnya. Dengan lembut menariknya ke bawah dan keluar
hingga bayhu anterior muncul di bawah arkus pubis, kemudian
dengan lembut menarik kea rah atas dank e luar untuk melahirkan
bahu posterior
e. Apabila badan dan tungkai lahir terlebih dahulu, setelah kedua
bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada dibawah kea rah perineum tangan, membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan kelahiran
siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan
bagian atas untuk menyanggah tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan
siku dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir
f. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di
atas (anterior) dari punggung kea rah kaki untuk menyangganya
saat punggung dari kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi
dengan hati-hati membantu kelahiran kaki bayi
7. Petugas melakukan penanganan bayi baru lahir
a. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi di atas perut
ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya
(bila tali pusat terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat yang
memungkinkan). Jika bayi tidak menangis tidak bernafas atau
sesak segera lakukan tindakan resusitasi
b. Segera mengerinkan bayi, membungkus kepala dan badan bayi
kecuali bagian pusat
c. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi dalam
uterus (hamil tunggal)
d. Memberitahu ibu bahwa penolong akan meyuntikkan oxiticyn (agar
kontraksi uterus baik)
e. Dalam waktu 1 menit setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan
oxytocin 10 unit 1M di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu
f. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem kea rah ibu
dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (kea rah ibu)
g. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a) Memegang tali pusat dengan 1 tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat diantara dua klem tersebut
b) Mengikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi
kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi perlawanan dan
lakukan ikatan kedua menggunakan lengan simpul kunci
c) Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
h. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi,
letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu
ibu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada
perut ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara dan
selimut ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi
8. Petugas melakukan penatalaksanaan aktif kala III
a. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
b. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di atas perut ibu,
tepat di atas tulang pubis dan melakukan palpasi kontrasi dan
menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan
tangan yang lain
c. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan kea rah bawah pada tali pusat dengan lembut.
Lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah
uterus dengan cara menekan uterus kea rah atas dan belakang
(dorso cranial) dengan hati-hati untuk membantu mencegah
terjadinya inversion uteri
a) Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, menghentikan
penengangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi
berikut mulai
b) Jika uterus tidak berkontraksi, petugas meminta ibu atau
seorang anggota keluarga untuk melakukan rangsangan
putting susu
d. Stelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat kea rah bawah dan kemudia kea rah atas,
mengikuti jalan lahir sambil meneruskan tekanan berlawanan arah
pada uterus
a) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva
b) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selamat 15 menit; mengulangi pemberian oksitosin 10
unit IM
c) Menilai kandung kemih dan mengkateterisasi kandung kemih
dengan menggunakan teknik aseptic jika perlu
d) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
e) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
berikutnya
f) Merujuk ibu jika pasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit
sejak kelahiran bayi
e. Memeriksa temperature tubuh ibu setiap jam selama 2 jam
pertama pasca persalinan
f. Mengevaluasi kehilangan darah
g. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 x/menit) serta suhu normal (36,5-
37,5)
h. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan
setelah dekontaminasi
i. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat
sampah yang sesuai
j. Memastikan bahwa ibu nyaman
k. Membantu ibu memberikan ASI. Menganjurkan keluarga untuk
memberikan ibu minuman dan makanan yang diinginkan
l. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan
dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan air bersih
m. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
n. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
o. Pakai sarung tangan DTT
p. Lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri salep mata antibiotic
profilaksis dan vitamin K 1 mg intramuscular di paha kiri
anterolateral setelah 1 jam kontak kulit ibu
q. Berikan suntikan HB0 setelah 1 jam pemberian Vitamin K
Letakkan bayi didalam jangkauan agar sewaktu-waktu bisa
disusukan
r. Lepaskan sarung tangan
s. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
t. Melengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan Kala IV
6. Bagan Alir
Petugas mengenal gejala dan tanda Kala I

Petugas menyiapkan pertolongan persalinan

Petugas memastikan pembukaan lengkap dan keadaan


janin/bayi

Petugas menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu


proses pimpinan meneran

Petugas mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi

Petugas melakukan pertolongan kelahiran bayi

Petugas melakukan penanganan bayi baru lahir

Petugas melakukan penatalaksanaan aktif kala III

Petugas melakukan penilaian perdarahan

7. Unit terkait 1. Poli KIA


2. Ruang Persalinan
3. Pasca Persalinan
4. Apotik

8. Dokumen terkait Rekam medic


9. Rekaman
Historis No Yang Dirubah Isi Perubahan Tanggal mulai berlaku
Perubahan 1.

Anda mungkin juga menyukai