PERSALINAN NORMAL
Nomor : PDM/KIA/001
Terbit ke : 01
PANDUAN No.Revisi : 00
Tgl.Diberlakukan : 1 Januari
Dinkes.Kab. 2017 UPTD Unit
Kebumen Halaman : Puskesmas
Kebumen I
Ditetapkan Kepala
UPTD Unit
Puskesmas Yamoto, S.KM, M.Si
Kebumen I
NIP.19690711 199203 1 004
BAB 1
DEFINISI
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang telah cukup bulan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan
sendiri. (manuaba ,2010 )
In partu (partus dimulai ) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody
show) karena serviks mulai membuka (dilatasi_) dan mendatar (effacement).Darah berasal
dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran ketika
serviks mendatar dan membuka.
Pada kala pengeluaran janin,his terkoordinir,kuat,cepat,dan lebih lama,kira kira 2-3 mnt
sekali.kepala janin telah turun masuk keruang panggul sehingga terjadilah tekanan pada
otot -otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa mengedan.karena
tekanan pada rektum ibu merasa ingin buang ,dengan tanda anus terbuka.pada waktu
his ,janin mulai kelihatan,vulva membuka dan perineum meregang.dengan his mengedan
dan terpimpin,akan lahirlh kepala , diikuti oleh seluruh badan janin.
Setelah bayi lahir,kontraksi rahim istirahat sebentar.uterus teraba keras dengan fundus
uteri setinggi pusat,dan berisi placenta yang menjadi tebal 2x sebelumnya.beberapa saat
kemudiaan,timbul his pelepasan plasenta dan pengeluaran uri.dalam waktu 5 -1 menit
seluruh plasenta terlepas,terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan
sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya berlangsung
5-30 menit setelah bayi lahir.pengeluarakan plasenta disertai dengan darah kira kira 100-
200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum
BAB III
TATA LAKSANA
4). Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap maka bidan
melakukan amniotomi
a. jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diametr 5-6 bidan
meletakkan kain bersih pada tempat tidur
b. membuka tutup partus set dan perhatikan kelengkapan alat dan
bahan
c. memakai sarung tangan steril pada kedua tangan
d. memasang kain steril 1/3 bagian dibawah bokong ibu
Setelah kepala bayi melakukan putaran paksi luar , bidan menepatkan ke dua
tangan di masing – masing sisi muka bayi kemudian dengan lembut menariknya
kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior muncul dibawah atas dan
kearah luar untuk melahirkan bahu posterior
b. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali tangan tanpa membersihkan verniks kemudian mengganti kain basah
dengan kain / handuk kering
c. Memriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus
( hamil tunggal )
d. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi baik
e. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir bidan menyuntikkan oksitosin 10 unit IM
( intra muscular ) 1/3 paha atas bagian distal lateral ( lakukan apirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin ) atau secar IV jika ibu sudah terpasang infuse
f. Setelah 2 menit pasca persalinan jepit tali pusat dengan klem kira – kira 3 cm dari
pusat bayi kemudian melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem dari arah bayi
dan memasang klem ke dua 2 cm dari klem pertama kearah ibu
h. Dengan satu tangan bidan memegang tali pusat yang telah di jepit ( lindungi perut
bayi ) dan lakukan penguntungan tali pusat diantara dua klem tersebut.
i. Jika kondisi bayi baik bidan meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi
yaitu dengan meletkkan bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga
bayi menempel di dada / perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantra payudara
ibu dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu
2. Melakukan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu tepat diatas tulang
pubis , dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi kontraksi dan
menstabilkan uterus , memegang tali pusat dan klem dengan tangan yang lain
3. Setelah uterus berkontraksi bidan menegangkan tali pusat kea rah bawah sambil
tangan yang lain mendorong uterus kea rah belakang atas ( dorso cranial
) secara hati – hati ( untuk mencegah inversion uteri ). Jika plasenta tidak lahir
selama 30 – 40 detik hentikan penengangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur diatas
6. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menengangkan tali pusat , beri dosis
ulangan oksitosin 10 unit IM dan lakukan katerisasi ( aseptic ) jika kandung kemih
penuh, ulangi penegangan tali pusat.
7. jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau bila terjadi
perdarahan bidan segera lakukan plasenta manual
9. Jika selaput ketuban robek , bidan memakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari – jari tangan atau klem
DTT atau steril untuk mengeluarkan tangan selaput yang tertinggal
10. Segera setelah plasenta lahir dan selaput ketuban lahir bidan melakukan
masase uterus dengan cara meletakan telapak tangan di fundus dan melakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
( maksimal 15 detik setelah plasenta lahir )
a. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Kemudian memasukkan plasenta kedlam kantung plastic
atau tempat khusus
b. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera menjahit
laserasi yang mengalami perdrahan aktif
c. Merapikan ibu
4). Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik melakukan asuhan yang sesuai untuk
menatalaksaan atonia uteri
f. Mengajarkan ibu / keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
h. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama paska persalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua paska persalinan
i. Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama 2 jam pertama paska
persalinan
k. Setelah observasi kurang lebih 2 jam dan keadaan umum pasien normal tidak ada
tanda perdarahan pasien dapat dipindahkan keruang rawat
l. Melengkapi partograf
BAB IV
DOKUMENTASI