Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN PERSALINAN SUNGSANG

Nomor : SOP/UKP/115/ I /2018


Terbit ke :1
SOP No.Revisi :-
Tgl.Diberlakukan : 17 Januari 2018
Halaman :1/ 13

Ttd

UPT Puskesmas
Sobang Yayan Madhyana
NIP.19760430 199603 1 001

1. Pengertian Proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukun bulan (37- 42
minggu), lahir spontan dengan presentasi Bokong murni yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada janin
2. Tujuan a. Untuk memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi
b. Agar persalinan berlangsung dengan lancar
c. Mencegah komplikasi akibat persalinan terhadap bayi dan ibu
3. Kebijakan SK Kepala UPT Puskesmas Sobang No. UP/IX/SK/007/20018 tentang
Standar Layanan Klinis.
4. Referensi Buku Acuan MIDWIFERY UPDATE Tahun 2016
5. Prosedur Persiapan Alat :
A. Trolley dengan alasnya
1. Bagian atas berisi:
a. Bak instrument yang berisi partus set :
- handscoen (2 pasang)
- ½ kocher (1)
- Gunting episiotomi (1)
- Benang tali pusat/klem umbilical (1)
- Arteri klem (2)
- Gunting tali pusat (1)
- Kasa Steril
- Spuit 3 cc
- Kateter nelaton
b. Kom kecil berisi :
- Oksitosin 1 ampul
- Lidokain 1 % 1 ampul
c. Kom berisi air DTT
d. Kom yang berisi kapas DTT
e. Kom kecil berisi betadin
f. Bak instrument yang berisi hecting set :
- Hand scoen
- Spuit 3 cc
- Pinset anatomis
- Arteri klem 1 buah
- Benang cut gut (chromic)
- Jarum jahit
g. Tensimeter
h. Stetoskop
i. Thermometer
2. Bagian bawah berisi:
- Leanec/Doppler
- 2 buah nierbeken
- 1 buah piring plasenta
- Schort
- Masker
- Geogle (kacamata)
- Sepatu boot/sandal tertutup
- 1 buah handuk kecil untuk cuci tangan
- 3 buah kain bersih
- 2 buah handuk bersih
- Pakaian bayi terdiri dari :
 Kain varnel/bedong
 Popok bayi
 Baju bayi
- Pakaian ibu, yang terdiri dari :
 Pakaian dalam
 Pembalut
 Baju ibu
3. Dua buah tempat sampah
- Tempat sampah medis berwarna kuning
- Tempat sampah non medis warna hitam
4. 2 buah baskom berisi larutan klorin 0,5 % dan air bersih
5. Partograf
Persiapan Pasien :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Informed consent (persetujuan pasien)
6. Langkah- Pelaksanaan :
langkah I. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
2. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum
dan vagina
3. Perineum tampak menonjol
4. Vulva membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
1. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi
ibu dan bayi baru lahir.
2. Memakai alat pelindung diri
3. Mencuci tangan sesuai dengan prosedur cuci tangan
4. Memakai sarung tangan steril pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
5. Masukan oksitosin ke dalam spuit (gunakan tangan yang memakai
sarung tangan steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik). Menggunakan tekhnik one hand touch
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
6. Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kaps DTT
7. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi
8. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 %, lepaskan
sarung tangan dalam secara terbalik, dan rendam dalam klorin 0,5
% selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan
9. Mendengarkan denyut jantung janin setelah kontraksi mereda
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU
PROSES MENERAN
10. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik
11. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat.
12. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran

 Bimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan


untuk meneran
 Dukung dan beri semangat atas usaha ibu meneran
 Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai
dengan pilihannya
 Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu
 Anjurkan asupan cairan peroral
 Lakukan penilaian DJJ setiap 5 menit
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk
primipara dan 60 menit (1 jam) untuk multipara
13. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran. Anjurkan ibu
untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit.
V. PERSIAPAN PERTOLONGAN KELAHIRKAN BAYI
14. Jika bokong bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
 Sediakan tempat untuk antisipasi terjadinya komplikasi
persalinan (asfiksia) disebelah bawah kaki ibu di tempat
yang datar dan alas yang keras. Alaskan 2 kain dan 1
handuk dengan lampu sorot 60 watt 9 jarak 60 cm dari
tubuh bayi
15. Buka partus set
16. Gunakan handscoon steril
VI. MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA BRACHT
17. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, biarkan
bokong keluar perlahan-lahan
 Jangan melakukan intervensi, ikut saja proses keluarnya
janin
18. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada

19. Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula inferior


tampak dibawah simpisis (dengan mengikuti gerak rotasi anterior,
yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu tanpa tarikan)
disesuaikan dengan lahirnya badan janin
 Bila pada tahap ini ternyata terjadi hambatan pengeluaran
saat tubuh janin mencapai daerah scapula inferior, segera
lakukan pertolongan dengan cara klasik atau Mueller
20. Gerakan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi, kepala
VII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA MUELLER
21. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva instruksikan klien untuk meneran
dengan benar jika ada his, pimpin berulang kali hingga bokong
turun didasar panggul
22. Periksa perineum, jika perineum kaku lakukan episiotomy
 Lakukan episiotomy saat bokong membuka vulva dan
perineum sudah tipis
23. Penolong berada didepan vulva dalam posisi kuda-kuda
24. Segera setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Bracht
 Kedua ibu jari menolong sejajar pada daerah paha, jari-jari
yang lain memegang daerah panggul
25. Jangan melakukan tarikan, ikuti saja prosedur keluarnya bayi
26. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada
27. Lahirnya bahu
Untuk melahirkan bahu depan bokong janin dipegang secara
femuro-felviks
 Kedua ibu jari penolong diletakan pada bokong dan jari
telunjuk pada Krista iliaka dan jari-jari yang lain
mencengkram paha bagian depan
28. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam kebawah sejauh
mungkin sampai bahu depan tampak dibawah simpisis
 Bila lengan depan belum lahir lakukan dengan mengait
lengan bawahnya (jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu
janin sampai fosa kubiti, kemudian lengan bawah dilahirkan
dengan gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka
janin)

29. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin yang
masih dipegang secara femuro-felviks ditarik keatas sampai bahu
belakang lahir
30. Lahirnya kepala
Jika tahap ini terjadi hambatan pengeluaran kepala segera lakukan
pertolongaan dengan cara mauriceau
31. Setelah bayi lahir letakan di perut ibu, bungkus bayi dengan
handuk, segera lakukan penanganan bayi baru lahir
VIII. MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA KLASIK
32. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva instruksikan klien untuk meneran
dengan benar jika ada his, pimpin berulang kali hingga bokong
turun didasar panggul
33. Periksa perineum, jika perineum kaku lakukan episiotomy
Lakukan episiotomy saat bokong membuka vulva dan perineum
sudah tipis
34. Penolong berada di depan vulva dalam posisi kuda-kuda
35. Segera setelah bokong lahir, bokong dipegang secara bracht
Kedua ibu jari menolong sejajar pada daerah paha, jari-jari yang
lain memegang daerah panggul
36. Jangan melakukan tarikan, ikuti saja prosedur keluarnya bayi
37. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian dada
38. Lahirnya bahu
Untuk melahirkan bahu belakang pegang kedua kaki janin dengan
satu tangan penolong pada pergelangan kakinya kemudian
elevasikan keatas sejauh mungkin sehingga perut janin mendekati
perut ibu
39. Bersamaan dengan itu tangan lain penolong dimasukkan ke dalam
jalan lahir dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin
sampai fosa kubiti, kemudian lengan bawah dilahirkan dengan
gerakan seolah-olah lengan bawah mengusap muka janin
40. Untuk melahirkan lengan depan, tangan penolong yang telah
digunakan untuk memegang pergelangan kaki janin sambil ditarik
curam kebawah sehingga punggung janin mendekati punggung ibu
41. Dengan cara yang sama lengan dilahirkan, maka harus diputar
menjadi lengan belakang
Cengkram gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dengan kedua
tangan penolong dimana kedua jari terletak di punggung dan sejajar
dengan sumbu badan janin sedangkan jari-jari yang lain
mencengkram dada janin, sehingga lengan depan berada dibelakang
kemudian lengan belakang dilahirkan dengan tekhnik tersebut
diatas
IX. MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA LOVSET
42. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva berdiameter 5-6 cm, biarkan
bokong keluar perlahan-lahan
Jangan melakukan intervensi, ikut saja proses keluarnya janin
43. Segera setelah bokong lahir, longgarkan tali pusat setelah lahirnya
perut sampai dada
44. Badan janin dipegang secrara femuro-pelviks
Kedua ibu jari penolong diletakkan pada bokong dan jari telunjuk
pada Krista iliaka dan jari-jari yang lain mencengkam pada bagian
depan
45. Putar badan janin 180 ̊ sambil dilakukan penarikan curam kebawah
sehingga bahu belakang menjadi bahu depan
46. Badan janin diputar kembali kearah yang berlawanan setengah
lingkaran sambil dilakukan tarikan curam kebawah demikian
seterusnya secara bolak balik sehingga bahu belakang tampak
dibawah simpisis dan lengan dapat dilahirkan
Bila lengan janin belum lahir dengan sendirinya maka lengan janin
dapat dilahirkan dengan mengait lengan bawah dengan jari
penolong (jari tengah dan telunjuk menelusuri bahu janin sampai
pada fosa kubiti, kemudian lengan dilahirkan dengan gerakan
seolah-olah lengan mengusap muka janin
Bila pada tahap ini ternyata terjadi hambatan pengeluaran kepala
janin maka segera lakukan penolongan dengan cara mauriceau
X. MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA MAURICEAU
47. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, biarkan
bokong keluar perlahan-lahan
Jangan melakukan intervensi, ikut saja proses keluarnya janin

48. Segera setelah bokong lahir, longgarkan tali pusat setelah lahirnya
perut dan sebagian dada
49. Segera setelah badan janin lahir letakkan diatas tangan kiri
penolong sehingga posisi badan bayi seperti menunggang kuda
50. Jari tengah dimasukkan kedalam mulut, jari telunjuk dan jari manis
mencengkram fossa kania, sedangkan jari lainnya mencengkram
leher
51. Tangan kanan memegang atau mencengkram bahu dan tengkuk
janin
52. Minta asisten untuk menekan fundus uteri
53. Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus uteri,
penolong melakukan tarikan kebawah sesuai arah sumbu jalan lahir
dibimbing jari yang dimasukkan untuk menekan dagu atau mulut
54. Bila sub oksiput tampak dibawah simpisis, kepala janin dielevasi
keatas (mendekati perut ibu) sehingga berturut-turut lahir dagu,
mulut, hidung, mata, dahi lalu lahirlah semua kepala janin
XI. PENANGANAN BAYI BARU LAHIR
55. Lakukan penilaian bayi baru lahir sbb:
 Sebelum bayi lahir:
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium
(warna kehijauan)?
 Segera setelah bayi alhir (jika bayi cukup bulan)
Sambil menepatkan bayi diatas perut ibu, lakukan penilaian
(selintas)
- Apakah bayi menangis atau bernafas/tidak megap-
megap?
- Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
- Apakah warna kulit bayi kemerahan?
56. Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut
ibu
57. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam
uterus (hamil tunggal)
58. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik

59. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 IU


secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu
60. Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong sisi tali pusat kearah
distal (ibu) jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem
pertama
61. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat di
antara 2 klem tersebut
 Jepit tali pusat dengan klem umbilical
 Lepaskan klem arteri dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
62. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu – bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya.
Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari putting susu atau aerola mamae ibu
 Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi
di kepala bayi
63. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
64. Melakukan penegangan tali pusat terkendali:
 Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu
(diatas simpisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain
memegang klem untuk menegangkan tali pusat
 Menunggu uterus berkontraksi
65. Setelah uterus berkontraksi, tangan kanan yang memegang klem di
tali pusat melakukan penegangan ke arah bawah pada tali pusat
dengan lembut tanpa menariknya. Tangan kiri melakukan tekanan
yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara
menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso-kranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan menunggu
hingga kontraksi berikut mulai.
66. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurve jalan lahir sambil tetap meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali
pusat selama 15 menit:
- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
- Menilai kandung kemih dan melakukan kateterisasi
kandung kemih dengan menggunakan tekhnik aseptic jika
perlu
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
berikutnya
- Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta
manual
67. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahirkan
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta
dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan steril dan
memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forsep disinfeksi
tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan bagian selaput yang
tertinggal
68. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus menjadi keras)
XII. MENILAI PERDARAHAN
69. Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan telah dilahirkan
lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat
khusus

70. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan


penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan menimbulkan
perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
XIII. ASUHAN PASCA PERSALINAN
71. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
72. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering
73. Pastikan kandung kemih kosong dan memeriksa TFU
74. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masasse uterus dan menilai
kontraksi
75. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
76. Memeriksa tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu ibu dan
pastikan keadaan umum ibu baik
77. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60 kali/menit)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan
segera merujuk ke rumah sakit
 Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke
RS
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibu bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam
satu selimut
78. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi
79. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
80. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan darah
di ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu memakai pakaian
yang bersih dan kering

81. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk member ibu makanan dan minuman yang
diinginkannya
82. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
83. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
84. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering
85. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi
86. Dalam satu jam pertama, beri salep mata profilaksis infeksi, vitamin
K1 1 mg IM di paha kiri lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
pernafasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan suhu tubuh (normal
36,5 - 37,5 °C)
87. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi
Hepatitis B di paha kanan lateral. Letakkan bayi di dalam
jangkauan ibu agr sewaktu-waktu dapat disusukan
88. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
89. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan handuk yang bersih dan kering
90. Dokumentasikan seluruh tindakan dan temuan yang ada ke dalam
catatan asuhan kebidanan dan partograf.
7. Unit terkait Kamar Bersalin
8. Diargam Alir

Mengenal tanda dan gejala kalaMemastikan


2
kelengkapan
Memakai Cuci
tangan
APD
peralatan dan obat

Mendengarkan Memastikan Masukan oksitosin Memakai


denyut jantung pembukaan ke dalam spuit sarung tangan
janin lengkap

Jika bokong bayi telah


Menyiapkan ibu Minta keluarga Lakukan membuka vulva dengan
dan keluarga membantu pimpinan diameter 5-6 cm, letakkan
untuk membantu menyiapkan meneran handuk bersih diatas perut
proses meneran posisi meneran

Gunakan Buka
Menolong Menolong kelahiran handscoon partus set
kelahiran bayi bayi secara bracht steril

Menolong Menolong Lakukan


Menolong kelahiran kelahiran bayi penilaian bayi
kelahiran bayi
bayi secara klasik secara lovset baru lahir
secara mauriceau

Periksa kembali Ganti handuk basah Keringkan bayi mulai dari


uterus untuk dengan handuk/kain muka, kepala dan bagian
memastikan tidak ada yang kering. tubuh lainnya kecuali
lagi bayi dalam uterus Biarkan bayi diatas bagian tangan tanpa
(hamil tunggal) membersihkan verniks

Dalam waktu 1 menit


setelah bayi lahir, Dalam waktu 2 menit
Beritahu ibu bahwa ia setelah bayi lahir, jepit tali
akan disuntik oksitosin suntikan oksitosin 10
IU secara IM pusat dengan klem kira-
agar uterus berkontraksi kira 3 cm dari pusat bayi.

Melakukan Selimuti ibu – bayi


penegangan dengan kain kering Letakkan bayi
tengkurap di dada Pemotongan
tali pusat dan hangat, pasang
ibu untuk kontak dan pengikatan
terkendali topi di kepala bayi
kulit ibu – bayi tali pusat

lepaskan
tangan kanan yang memegang
sarung
klem di tali pusat melakukan Tangan kiri Jika tali pusat bertambah panjang,
tangan
penegangan ke arah bawah melakukanlepaskan pindahkan
Jika plasenta klemterlihat
hingga di introitus
berjarak
Pantau keadaan dorso- sarung tangan
secara
pada tali pusat dengan lembut sekitar cmDekontaminasi
vagina,5-10melanjutkan
dari vulva kelahirkan
bayi dan pastikanPakai sarung
Dekontaminasi
secara terbalik
plasenta alat dalam
Setelah
Bersihkan
dengan satuibu
jamdari
terbalik
tanpa
Periksamenariknya.
Ajarkan keluarga Evaluasi
bahwa bayikemungkinan
melakukan masase
tangan
tempat bersalin Dalam satu jam menggunakan
pertama,
kedalam bersih/DTT kedalam
untuk kedua tangan larutan
pemberian
paparan klorin
memegang vitamin
darah dan K1
plasenta
kelengkapa laserasi pada vagina
Cuci dan Asuhan beri salep mata, vitamin K1
melakukan massase Cuci
bernafas dengan
fundus uterus dengan
larutan larutan
klorin 0,5%memutar
berikan dalam 10plasenta
suntikan
Dokumentasikan seluruh tindakan danfundus
temuan yangtangan
larutan
n plasenta ada ke selama
perineum dalam catatan
pemeriksaan
tangan15 detik asuhan kebidanan
fisik
kala ddengan
IV cairan
hati-hati
1 mg IM dan
tubuh partograf
dengan
klorin uteri baik bayi klorin
0,5% 0,5%hingga selaputimunisasi
menit
menggunakan Hepatitis
ketuban terpilin B
air DTT.
ASUHAN PERSALINAN SUNGSANG
Nomor : DT/UKP/115/ I /2018
DAFTAR
TILIK
Terbit ke :1
No.Revisi :-
Tgl.Diberlakukan : 17 Januari 2018
Halaman :1/ 7

Ttd

UPT Puskesmas
Sobang
Yayan Madhyana
NIP.19760430 199603 1 001

Unit : …………………………………………………………………...
Nama Petugas : ……………………………………………………………………
Tanggal Pelaksanaan : ……………………………………………………………………
No Langkah Kegiatan Ya Tidak TB
1 Persiapan Alat :
Trolley dengan alasnya
1. Bagian atas berisi:
a. Bak instrument yang berisi partus set :
- handscoen (2 pasang)
- ½ kocher (1)
- Gunting episiotomi (1)
- Benang tali pusat/klem umbilical (1)
- Arteri klem (2)
- Gunting tali pusat (1)
- Kasa Steril
- Spuit 3 cc
- Kateter nelaton
b. Kom kecil berisi :
- Oksitosin 1 ampul
- Lidokain 1 % 1 ampul
c. Kom berisi air DTT
d. Kom yang berisi kapas DTT
e. Kom kecil berisi betadin
f. Bak instrument yang berisi hecting set :
- Hand scoen
- Spuit 3 cc
- Pinset anatomis
- Arteri klem 1 buah
- Benang cut gut (chromic)
- Jarum jahit
g. Tensimeter
h. Stetoskop
i. Thermometer
2 2. Bagian bawah berisi:
- Leanec/Doppler
- 2 buah nierbeken
- 1 buah piring plasenta
- Schort
- Masker
- Geogle (kacamata)
- Sepatu boot/sandal tertutup
- 1 buah handuk kecil untuk cuci tangan
- 3 buah kain bersih
- 2 buah handuk bersih
- Pakaian bayi terdiri dari :
 Kain varnel/bedong
 Popok bayi
 Baju bayi
- Pakaian ibu, yang terdiri dari :
 Pakaian dalam
 Pembalut
 Baju ibu
6. Dua buah tempat sampah
- Tempat sampah medis berwarna kuning
- Tempat sampah non medis warna hitam
7. 2 buah baskom berisi larutan klorin 0,5 % dan air bersih
8. Partograf
3 Persiapan Pasien :
1. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
2. Informed consent (persetujuan pasien)
4 MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
2. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rectum dan vagina
3. Perineum tampak menonjol
4. Vulva membuka
5 Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
6 Memakai alat pelindung diri

7 Mencuci tangan sesuai dengan prosedur cuci tangan


8 Memakai sarung tangan steril pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam
9 Masukan oksitosin ke dalam spuit (gunakan tangan yang
memakai sarung tangan steril dan pastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik). Menggunakan tekhnik one hand
touch
10 Membersihkan vulva dan perineum menggunakan kaps DTT
11 Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah
lengkap maka lakukan amniotomi
12 Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih
memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 %, lepaskan
sarung tangan dalam secara terbalik, dan rendam dalam klorin
0,5 % selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah sarung
tangan dilepaskan
13 Mendengarkan denyut jantung janin setelah kontraksi mereda
14 Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin
baik
15 Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika ada
rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat.
16 Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran
 Bimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai
keinginan untuk meneran
 Dukung dan beri semangat atas usaha ibu meneran
 Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai
dengan pilihannya
 Anjurkan ibu untuk istirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi
semangat pada ibu
 Anjurkan asupan cairan peroral
 Lakukan penilaian DJJ setiap 5 menit
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan
terjadi segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran
untuk primipara dan 60 menit (1 jam) untuk multipara
17 Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran. Anjurkan
ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam selang waktu 60 menit.
18 Jika bokong bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
 Sediakan tempat untuk antisipasi terjadinya komplikasi
persalinan (asfiksia) disebelah bawah kaki ibu di tempat
yang datar dan alas yang keras. Alaskan 2 kain dan 1
handuk dengan lampu sorot 60 watt 9 jarak 60 cm dari
tubuh bayi
19 Buka partus set
20 Gunakan handscoon steril
21 MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA BRACHT
1. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
biarkan bokong keluar perlahan-lahan
 Jangan melakukan intervensi, ikut saja proses
keluarnya janin
22 2. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian
dada
23 3. Lakukan hiperlordosis janin pada saat angulus scapula
inperior tampak dibawah simpisis (dengan mengikuti gerak
rotasi anterior, yaitu punggung janin didekatkan ke perut ibu
tanpa tarikan) disesuaikan dengan lahirnya badan janin
 Bila pada tahap ini ternyata terjadi hambatan
pengeluaran saat tubuh janin mencapai daerah scapula
inferior, segera lakukan pertolongan dengan cara
klasik atau Mueller
24 Gerakan keatas hingga lahir dagu, mulut, hidung, dahi, kepala
25 MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA MUELLER
1. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva instruksikan klien untuk
meneran dengan benar jika ada his, pimpin berulang kali
hingga bokong turun didasar panggul
26 2. Periksa perineum, jika perineum kaku lakukan episiotomy
 Lakukan episiotomy saat bokong membuka vulva dan
perineum sudah tipis
27 3. Penolong berada didepan vulva dalam posisi kuda-kuda
28 4. Segera setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Bracht
Kedua ibu jari menolong sejajar pada daerah paha, jari-jari
yang lain memegang daerah panggul
29 5. Jangan melakukan tarikan, ikuti saja prosedur keluarnya bayi
30 6. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian
dada
31 7. Lahirnya bahu
Untuk melahirkan bahu depan bokong janin dipegang secara
femuro-felviks
 Kedua ibu jari penolong diletakan pada bokong dan jari
telunjuk pada Krista iliaka dan jari-jari yang lain
mencengkram paha bagian depan
32 8. Dengan pegangan ini badan janin ditarik curam kebawah
sejauh mungkin sampai bahu depan tampak dibawah simpisis
 Bila lengan depan belum lahir lakukan dengan mengait
lengan bawahnya (jari tengah dan telunjuk menelusuri
bahu janin sampai fosa kubiti, kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin)
33 9. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, maka badan janin
yang masih dipegang secara femuro-felviks ditarik keatas
sampai bahu belakang lahir
34 10. Lahirnya kepala
Jika tahap ini terjadi hambatan pengeluaran kepala segera
lakukan pertolongaan dengan cara mauriceau
35 11. Setelah bayi lahir letakan di perut ibu, bungkus bayi dengan
handuk, segera lakukan penanganan bayi baru lahir
36 MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA KLASIK
1. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva instruksikan klien untuk
meneran dengan benar jika ada his, pimpin berulang kali
hingga bokong turun didasar panggul
37 2. Periksa perineum, jika perineum kaku lakukan episiotomy
Lakukan episiotomy saat bokong membuka vulva dan
perineum sudah tipis
38 3. Penolong berada di depan vulva dalam posisi kuda-kuda
39 4. Segera setelah bokong lahir, bokong dipegang secara bracht
Kedua ibu jari menolong sejajar pada daerah paha, jari-jari
yang lain memegang daerah panggul
40 5. Jangan melakukan tarikan, ikuti saja prosedur keluarnya
bayi
41 6. Longgarkan tali pusat setelah lahirnya perut dan sebagian
dada
42 7. Lahirnya bahu
Untuk melahirkan bahu belakang pegang kedua kaki janin
dengan satu tangan penolong pada pergelangan kakinya
kemudian elevasikan keatas sejauh mungkin sehingga perut
janin mendekati perut ibu
43 8. Bersamaan dengan itu tangan lain penolong dimasukkan ke
dalam jalan lahir dengan jari tengah dan telunjuk menelusuri
bahu janin sampai fosa kubiti, kemudian lengan bawah
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin
44 9. Untuk melahirkan lengan depan, tangan penolong yang telah
digunakan untuk memegang pergelangan kaki janin sambil
ditarik curam kebawah sehingga punggung janin mendekati
punggung ibu
45 10. Dengan cara yang sama lengan dilahirkan, maka harus
diputar menjadi lengan belakang
Cengkram gelang bahu dan lengan yang sudah lahir dengan
kedua tangan penolong dimana kedua jari terletak di
punggung dan sejajar dengan sumbu badan janin sedangkan
jari-jari yang lain mencengkram dada janin, sehingga lengan
depan berada dibelakang kemudian lengan belakang
dilahirkan dengan tekhnik tersebut diatas
46 MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA LOVSET
1. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva berdiameter 5-6 cm,
biarkan bokong keluar perlahan-lahan
Jangan melakukan intervensi, ikut saja proses keluarnya
janin
47 2. Segera setelah bokong lahir, longgarkan tali pusat setelah
lahirnya perut sampai dada
48 3. Badan janin dipegang secrara femuro-pelviks
Kedua ibu jari penolong diletakkan pada bokong dan jari
telunjuk pada Krista iliaka dan jari-jari yang lain
mencengkam pada bagian depan
50 4. Putar badan janin 180 ̊ sambil dilakukan penarikan curam
kebawah sehingga bahu belakang menjadi bahu depan
51 5. Badan janin diputar kembali kearah yang berlawanan
setengah lingkaran sambil dilakukan tarikan curam kebawah
demikian seterusnya secara bolak balik sehingga bahu
belakang tampak dibawah simpisis dan lengan dapat
dilahirkan
Bila lengan janin belum lahir dengan sendirinya maka
lengan janin dapat dilahirkan dengan mengait lengan bawah
dengan jari penolong (jari tengah dan telunjuk menelusuri
bahu janin sampai pada fosa kubiti, kemudian lengan
dilahirkan dengan gerakan seolah-olah lengan mengusap
muka janin
Bila pada tahap ini ternyata terjadi hambatan pengeluaran
kepala janin maka segera lakukan penolongan dengan cara
mauriceau
52 MENOLONG KELAHIRAN BAYI SECARA MAURICEAU
1. Lahirnya bokong
Saat bokong bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
biarkan bokong keluar perlahan-lahan
Jangan melakukan intervensi, ikut saja proses keluarnya
janin
53 2. Segera setelah bokong lahir, longgarkan tali pusat setelah
lahirnya perut dan sebagian dada
54 3. Segera setelah badan janin lahir letakkan diatas tangan kiri
penolong sehingga posisi badan bayi seperti menunggang
kuda
55 4. Jari tengah dimasukkan kedalam mulut, jari telunjuk dan jari
manis mencengkram fossa kania, sedangkan jari lainnya
mencengkram leher
56 5. Tangan kanan memegang atau mencengkram bahu dan
tengkuk janin
57 6. Minta asisten untuk menekan fundus uteri
58 7. Bersamaan dengan adanya his, asisten menekan fundus
uteri, penolong melakukan tarikan kebawah sesuai arah
sumbu jalan lahir dibimbing jari yang dimasukkan untuk
menekan dagu atau mulut
59 8. Bila sub oksiput tampak dibawah simpisis, kepala janin
dielevasi keatas (mendekati perut ibu) sehingga berturut-
turut lahir dagu, mulut, hidung, mata, dahi lalu lahirlah
semua kepala janin
60 Lakukan penilaian bayi baru lahir sbb:
 Sebelum bayi lahir:
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur
mekonium (warna kehijauan)?
 Segera setelah bayi alhir (jika bayi cukup bulan)
Sambil menepatkan bayi diatas perut ibu, lakukan
penilaian (selintas)
- Apakah bayi menangis atau bernafas/tidak megap-
megap?
- Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
- Apakah warna kulit bayi kemerahan?
61 Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain yang kering. Biarkan
bayi diatas perut ibu
62 Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi
dalam uterus (hamil tunggal)
63 Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
64 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 IU
secara IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu
65 Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong sisi tali pusat
kearah distal (ibu) jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari
klem pertama
66 Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat
di antara 2 klem tersebut
 Jepit tali pusat dengan klem umbilical
 Lepaskan klem arteri dan masukkan dalam wadah yang
telah disediakan
67 Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu –
bayi. Luruskan bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada
ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting susu atau aerola mamae
ibu
 Selimuti ibu – bayi dengan kain kering dan hangat, pasang
topi di kepala bayi
68 Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
69 Melakukan penegangan tali pusat terkendali:
 Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu
(diatas simpisis), untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain
memegang klem untuk menegangkan tali pusat
 Menunggu uterus berkontraksi
70 Setelah uterus berkontraksi, tangan kanan yang memegang klem
di tali pusat melakukan penegangan ke arah bawah pada tali
pusat dengan lembut tanpa menariknya. Tangan kiri melakukan
tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso-kranial)
secara hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat
dan menunggu hingga kontraksi berikut mulai.
71 Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,
mengikuti kurve jalan lahir sambil tetap meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan
tali pusat selama 15 menit:
- Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
- Menilai kandung kemih dan melakukan kateterisasi
kandung kemih dengan menggunakan tekhnik aseptic
jika perlu
- Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
- Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit
berikutnya
- Jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir
atau terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan
plasenta manual
72 Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahirkan
plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang
plasenta dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar
plasenta hingga selaput ketuban terpilin. Dengan lembut dan
perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan steril dan
memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama.
Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau forsep
disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan
bagian selaput yang tertinggal
73 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan
masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus menjadi keras)
74 Periksa kedua sisi plasenta (maternal-fetal) pastikan telah
dilahirkan lengkap. Masukkan plasenta ke dalam kantung plastic
atau tempat khusus
75 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan
76 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
77 Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan handuk bersih dan
kering
78 Pastikan kandung kemih kosong dan memeriksa TFU
79 Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masasse uterus dan menilai
kontraksi
80 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
81 Memeriksa tekanan darah, nadi, pernafasan dan suhu ibu dan
pastikan keadaan umum ibu baik
82 Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/menit)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi
dan segera merujuk ke rumah sakit
 Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk
ke RS
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan
kembali kontak kulit ibu bayi dan hangatkan ibu-bayi
dalam satu selimut
83 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan
setelah didekontaminasi
84 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai
85 Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan
darah di ranjang atau di sekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
86 Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk member ibu makanan dan minuman
yang diinginkannya
87 Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%
88 Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit
89 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangan dengan handuk bersih dan kering
90 Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi
91 Dalam satu jam pertama, beri salep mata profilaksis infeksi,
vitamin K1 1 mg IM di paha kiri lateral, pemeriksaan fisik bayi
baru lahir, pernafasan bayi (normal 40-60 kali/menit) dan suhu
tubuh (normal 36,5 - 37,5 °C)
92 Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan lateral. Letakkan bayi di
dalam jangkauan ibu agr sewaktu-waktu dapat disusukan
93 Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
94 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan handuk yang bersih dan kering
95 Dokumentasikan seluruh tindakan dan temuan yang ada ke
dalam catatan asuhan kebidanan dan partograf.
Jumlah
Compliance rate (CR) : …………….
Sobang, 2018
Observer tindakan

………………………………
NIP: ……………….................

Anda mungkin juga menyukai