Anda di halaman 1dari 9

Persalinan Normal

No. Dokumen : SOP∕UKP∕


SOP No. Revisi : 01
Tanggal Terbit : 04/01/2021
Halaman : 1∕3
UPT Kesehatan Deri Zarwita, SKM
Puskesmas NIP.198503242010012
036
Balai Selasa
1. Pengertian Asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan
aman selama persalinan dan setelah bayi lahir serta upaya
pencegahan komplikasi terutama perdarahan pasca persalinan,
hipotermia dan asfiksia bayi baru lahir.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam
penatalaksanaan Persalinan Normal.
3. Kebijakan Sk kepala Puskesmas No: /Kapus/VIII/2019 tentang
Penatalaksanaan prosedur Persalinan normal
4. Referensi Persalinan Normal. Jakarta:JNPK-KR. 2008
5. Prosedur / 1) Persiapan alat dan bahan
Langkah- 1. Partus set steril.
langkah 2. Sarung tangan
3. Alat resusitasi
4. Kapas toucher dan air DTT.
5. Larutan klorin 0.5%.
6. Air DTT.
7. Obat-obatan uterotonika dan disposable spuit 1, 3, 5
cc.
8. Schort.
9. Bengkok dan baskom kecil untuk placenta.
10.Benang dan jarum jahit
11.Lampu sorot.
12.Tempat pakaian kotor dan tempat sampah medis.
13.Tensimeter dan stetoskop.
14.Doppler dan gel.
15.Jam
2) Petugas yang melaksanakan.
1. Dokter.
2. Bidan
3. Perawat
3) Langkah-langkah
1. Perugas melakukan Palpasi untuk mengetahui : TFU
(Tinggi Fundus Uteri), letak punggung janin, bagian
terendah, teraba satu janin atau lebih, seberapa jauh
bagian terendah dari janin masuk pintu atas panggul
(PAP).
2. Petugas melakukan Auskultasi untuk mengetahui : DJJ
(Detak Jantung Janin) untuk mengetahui janin hidup /
mati, atau ada resiko misalnya ada gawat janin
3. Petugas melakukan Perkusi dengan cara : menekan
daerah tibia untun mengetahui adanya oedema,
mengetuk daerah patella untuk mengetahui reflex patella.
4. Petugas melakukakan Pemeriksaan dalam (Toucher)
Toucher tidak boleh dilakukan pada ibu dengan PAP
(Perdarahan Ante Partum), yang harus di perhatikan
dinding vagina ada benjolan atau penyempitan
a. Portio : apakah tebal / tipis lunak / kaku.
b. Serviks apakah sudah ada pembukaan.
c. Ketuban : masih ada / rembes.
d. Linea inominata : apakah teraba seluruhnya
atau tidak
e. Bagian terendah dari janin.
f. Seberapa jauh turunnya bagian terendah
janin kedalam ruang panggul
5. Pada kala 1 :
g. Beri penjelasan tentang proses persalinan / lamanya
persalinan.
h. Observasi vital sign.
i. Observasi his, DJJ, majunya persalinan dengan
partograf.
j. Mengosongkan kandung kemih dan rectum
k. Kolaborasi medis bila ada kelainan dalam
pemeriksaan
6. Pada kala 2:
Melihat tanda dan gejala kala II
1. Tanda gejala kala II
1. Petugas Mengamati tanda dan gejala persalinan
kala II.
2. Petugas menanyakan Ibu mempunyai keinginan
untuk meneran
3. Ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rectum dan / atau vagina nya.
4. Perineum tampak menonjol
5. Vulva dan spingter anal membuka
Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Petugas melakukan Pertolongan persalinan.
3. Petugas Memastikan perlengkapan, bahan dan
obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan
ampul oksitosin 10 iu dan menempatkan tabung
suntik steril sekali pakai di dalam partus set
4. Petugas Menggunakan baju penutup atau celemek
plastic yang bersih.
5. Petugas Melepaskan semua perhiasan yang
dipakai dibawah siku. Mencuci tangan dengan
sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan tisu bersih sekali
pakai
6. Petugas Memakai sarung tangan DTT atau steril
untuk pemeriksaan dalam
7. Petugas Menyiapkan 10 iu oksitosin ke dalam
tabung suntik (dengan memakai sarung tangan DTT
atau steril) dan meletakannya kembali di partus set
tanpa mengkontaminasi tabung suntik.
Memastikan pembukaan lengkap dengan keadaan janin
baik
8. Petugas Membersihkan vulva dan perineum,
menyekanya dengan hati- hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa
yang dibasahi air DTT. Jika introitus vagina,
perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran
ibu, membersihkan dengan seksama dengan cara
menyeka dari depan ke belakang. Membuang
kapas atau kassa yang terkontaminasi dalam
wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi (meletakan kedua sarung tangan
dengan benar di dalam larutan dekontaminasi)
9. Petugas menggunakan teknik aseptic, melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap.
 Bila selaput ketuban belum pecah
sedangkan pembukaan sudah lengkap
lakukan amniotomi dengan benar sesuaI
syarat amniontomi.
10. Petugas Mendekontaminasi sarung tangan dengan
cara mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5% dan
kemudian melepasnya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
11. Petugas Memeriksa denyut jantung janin (DJJ)
setelah kontraksi berakhir untuk memastikan bahwa
DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ
tidak normal.
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan
dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian
serta asuhan lain nya pada partograf
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses
bimbingan meneran
12. Petugas Memberitahu ibu pembukaan sudah
lengkap dan keadaan janin baik.
13. Petugas Membantu ibu berada dalam posisi yang
nyaman dan sesuai keinginan nya
14. Petugas Menunggu ibu mempunyai keinginan untuk
meneran. Melanjutkan pemantauan kesehatan dan
kenyamanan ibu serta jnin sesuai dengan pedoman
persalinan dan pendokumentasian temuan-temuan.
15. Petugas Menjelaskan pada anggota keluarga
tentang bagaimana mereka dapat mendukung dan
memberi semangat pada saat ibu mulai meneran
16. Petugas Meminta bantuan keluarga untuk
menyiapkan posisi meneran (pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ibu merasa nyaman)
17. Petugas memimpin meneran pada saat ibu
mempunyai dorongan kuat untuk meneran :
 Membimbing ibu untuk meneran saat ibu
mempunyai keinginan untuk meneran.
 Mendukung dan memberi semangat atas
usaha ibu untuk meneran.
Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran
 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok
atau mengambil posisi yang nyaman. Jika
ibu belum ingin meneran dalam 60 menit,
menganjurkan ibu untuk memulai meneran
pada pada puncak kontraksi tersebut dan
beristirahat di antara kontraksi
 Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi
belum akan terjadi segera setelah 60 menit
meneran, merujuk ibu dengan segera

Persiapan pertolongan kelahiran bayi


18. Petugas melindungi puncak kepala bayi agar tidak
terjadi antefleksi yang maksimal dan melindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter
5-6 cm.
19. Petugas Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi dan
kemudian meneruskan segera proses kelahiran
bayi :
 Jika tali pusat melilit leher janin dengan
longgar, lepaskan lewat bagian atas kepala
bayi.
 Jika tali pusat melilit leher bayi dengan era,
mengklemnya di dua tempat dan
memotongnya.
20. Petugas Menunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan
Lahirnya bahu
21. Petugas memastikan setelah kepala melakukan
putaran paksi luar, tampatkan kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan
lembut menariknya ke arah bawah dan kearah luar
hingga bahu anterior muncul dibawah pubis dan
kemudian dengan lembut menarik kea rah atas
dana rah luar untuk melahirkan bahu posterior.
Lahirnya badan dan tungkai
22. Petugas melakukan tindakan Setelah kedua bahu
lahir, menelusurkan tangan mulai kepala bayi yang
berada dibagian bawah ke arah perineum,
membiarkan bahu dan lengan posterior lahir.
Mengendalikan kelahiran siku dan tangan bayi saat
melewati perineum, gunakan lengan bagian bawah
untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.
23. Petugas menelusurkan tangan atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangga
saat punggung dan kaki lahir. Memegang kedua
mata kaki bayi dengan hati-hati untuk membantu
kelahiran bayi Setelah tubuh dan lengan lahir
Penanganan bayi baru lahir
24. Petugas Menilai bayi dengan cepat (jika dalam
penilaian terdapat jawaban tidak dari 5 pertanyaan
maka lakukan langkah awal), kemudian meletakan
bayi diatas perut ibu dengan posisi kepala bayi lebih
rendah dari tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek,
meletakan bayi di tempat yang memungkinkan).
25. Petugas Segera mengeringkan bayi, membungkus
kepala dan badan bayi kecuali tali pusat.
26. Petugas segera Menjepit tali pusat menggunakan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Melakukan urut
pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasangkan klem kedua 2 cm dari klem pertama
ke arah ibu
27. Petugas Memegang tali pusat dengan satu tangan,
melindungi bayi dari gunting dan memotong tali
pusat diantara 2 klem tersebut.
28. Petugas Mengganti klem yang berada di tali pusat
dengan klem umbilical sekali pakai jika diperlukan
29. Petugas Mengganti handuk yang basah dan
menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang
bersih dan kering, menutup bagian kepala,
membiarkan tali pusat terbuka.
Jika bayi kesulitan bernafas, mengambil tindakan
yang sesuai
30. Petugas Memberikan bayi kepada ibunya untuk
dilakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dengan
meletakan nya diatas dada ibu
Penatalaksanaan aktif persalinan kala 3
31. Petugas meletakan kain yang bersih dan kering
melakukan palpasi andomen untuk memastikan
kemungkinan adanya bayi kedua
32. Petugas memberitahu kepada ibu bahwa ia akan
disuntik
33. Petugas memberikan suntikan oksitosin 10 unit IM
di 1/3 paha kanan atas ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu dalam waktu 1
menit setelah kelahiran bayi,
Penegangan tali pusat terkendali
34. Petugas Memindahkan klem pada tali pusat sekitar
dengan jarak 5-10 cm dari vulva.
35. Petugas Meletakkan satu tangan diatas kain pada
perut ibu, tepat di atas tulang pubis, dengan
menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali
pusat dan klem dengan tangan yang lain.
36. Petugas Menunggu uterus berkontraksi kemudian
melakukan peregangan kearah bawah pada tali
pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan
cara menekan uterus kea rah atas dan belakang
(dorso kranial) dengan hati-hati untuk membantu
mencegah terjadinya inversion uteri.
Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga timbul kontrkasi berikutnya
mulai.
Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau
anggota keluarga untuk melakukan rangsangan
putting susu
Mengeluarkan Plasenta
37. Petugas meminta ibu untuk meneran sambal
menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke
arah atas, mengikuti kurve jalan lahir sambil
meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
Setelah plasenta terlepas,
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan
klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari
vulva
 Jika plasenta tidak terlepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
1. Beri dosis ulang oksitosin 10 IU IM
2. Lakukan kateterisasi jika kandung kemih
penuh.
3. Minta keluarga menyiapkan rujukan
4. Ulangi peregangan tali pusat 15 menit
berikutnya
5. Jika placenta tidak lahir dalam 30 menit
setelah bayi lahir / bila terjadi perdarahan
segera lekukan plasenta manual
38. Petugas melanjutkan kelahiran plasenta dengan
menggunakan kedua tangan, dan dengan hati- hati
memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin,dengan lembut dan perlahan melahirkan
selaput ketuban tersebut. Jika plasenta terlihat di
introiutus vagina,
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung
tangan DTTatau steril dan memeriksa vagina
dan servik ibu dengan
seksama.Menggunakan jari-jari tangan atau
klem DTT atau steril untuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal
Rangsangan taktil (pemijatan uterus)
39. Petugas Segera melakukan tindakan masase
uterus , letakan telapak tangan di fundus
danlakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
teraba keras) setelah plasenta dan selaput ketuban
lahir, lakukan
Menilai perdarahan
40. Petugas Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang
menempel ke ibu maupun bayi dan pastikan selaput
ketuban lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke
dalam kantung plastic atau tempat khusus.
 Jika uterus tidak berkontraksi setelah
melakukan masase selama 15 detik,
mengambil tindakan yang sesuai
41. Petugas Mengevaluasi adanya laserasi pada vagian
dan perineum. Dan segera menjahit laserasi yang
mengalami perdarahan
Melakukan prosedur pasca persalinan
42. Petugas Menilai ulang uterus dan memastikan nya
berkontraksi dengan baik. Mengevaluasi
perdarahan pervaginam
43. Petugas Mencelupkan kedua tangan yang memakai
sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%,
membilas kedua tangan yang masih bersarung
tangan tersebut dengan air DTT dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan
kering.
44. Petugas Menempatkan klem tali pusat DTT atau
steril atau mengikat tali pusat dengan simpul mati di
sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
45. Petugas Mengikat satu lagi simpul mati dibagian tali
pusat yang bersebrangan dengan simpul mati yang
pertama
46. Petugas Melepaskan klem bedah dan
meletakkannya di dalam larutan klorin 0,5 %
47. Petugas Menyelimuti kembali bayi dan menutupi
bagian kepalanya. Memastikan handuk atau
kainnya bersih dan kering
48. Petugas Menganjurkan ibu untuk memulai
pemberian ASI
Evaluasi
49. Petugas Melanjutkan pemantauan kontraksi
uterus dan perdarahan pervagina:
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca
persalinan
 Setiap 15 menit pada satu jam pertama
pasca persalinan.
 Setiap 20-30 menit pada jam kedua pasca
persalinan
 Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik,
melaksanakan perawatan yang sesuai
dengan tatalaksana atonia uteri
 Jika ditemukan laserasi yang memerlukan
penjahitan, lakukan penjahitan dengan
anastesi local dan menggunakan teknik yang
sesuai
50. Petugas Mengajarkan pada ibu dan keluarga
bagaimana melakukan masase uterus dan
memeriksa kontraksi uterus
51. Petugas Mengevaluasi kehilangan darah
52. Petugas Memeriksa TTV dan kandung kemih setiap
15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30
menit pada jam kedua pasca persalinan.
53. Petugas Memeriksa temperature tubuh ibu sekali
setiap jam selama 2 jam pertama pasca persalinan
54. Petugas Melakukan tindakan yang sesuai untuk
temuan yang tidak normal
55. Petugas mencuci dan membilas peralatan setelah
dekontaminasi.
56. Petugas Membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke dalam temoat sampah yang
sesuai.
57. Petugas membersihkan cairan ketuban, lender dan
darah. Membantu ibu memakai pakaian yang bersih
dan kering
58. Petugas Memastikan bahwa ibu nyaman,
membantu ibu memberikan ASI menganjurkan
keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang di inginkannya
59. Petugas Mendekontaminasi daerah yang digunakan
untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5 % dan
membilasnya dengan air bersih
60. Petugas Mecelupkan sarung tangan kotor kedalam
larutan klorin 0,5%, membalikka bagian dalam
keluar dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
61. Petugas Mencuci kedua tangan dengan sabun dan
air mengalir
Dokumentasi
62. Petugas Melengkapi partograf (halaman depan dan
belakang)

6. Diagram Alir
(jika Pasien datang
dibutuhkan)

dokumentasi

7. Hal-hal yang
perlu
diperhatikan
8. Dokumen Rekam medis.
terkait Partograf
Inform consent
Surat keterangan kelahiran
9. Unit Terkait 1. Rawat inap
2. Poned
10. Rekaman No Yang Isi Perubahan TanggalMulai di
Historis . Dirubah Berlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai