Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

( APN )
No. Dokumen : 445/599/SOP/402.102.26/2021

No. Revisi : 02
SOP
Tanggal Terbit : 8 Januari 2021

Halaman : 1 dari 15

UPT PUSKESMAS drg. DYAH ARIANA D


GANTRUNG NIP. 197810212010012008

1 Pengertian Asuhan Persalinan Normal ( APN ) adalah asuhan yang bersih dan
aman selama pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan
berumur lebih dari 37 minggu dan setelah bayi lahir serta upaya
pencegahan komplikasi.

2 Tujuan Sebagai acuan dalam pertolongan persalinan yang bersih dan aman
serta mencegah terjadinya komplikasi dalampersalinan.

3 Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas GantrungNomor :


445/16/SOP/402.102.26/2021 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis
UPT Puskesmas Gantrung

4 Referensi 1. Sinopsis Obstetri 2002


2. Maternal dan Neonatal2002
3. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Buku Acuan Ed. 3 ( Revisi )
Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik, 2007
Pelatihan APN 2008

5 Langkah- 1. Petugas mengenal Gejala dan Tanda Kala Dua


langkah 1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala
Dua
 Ibu merasakan adanya dorongan kuat untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan rectum dan vagina semakin
meningkat
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan spingter ani membuka
2. Petugas menyiapkan Pertolongan Persalinan
2.Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial untuk menolong persalinan dan
penatalaksanaan komplikasi ibu dan Bayi Baru Lahir
 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi
serta ganjal bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai didalam partus set
3. Memakai celemek plastic
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir, kemudian keringkan tangan dengan handuk
bersih dan kering
5. Memakai sarung tangan DTT
6. Memasukkan oksitosin 10 unit ke dalam spuit ( one hand )
3.Petugas memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin
Baik
7. Membersihkan vulva dan perineum, dari depan ke
belakang dengan kapas yang dibasahi nair DTT
 Buang kapas dalam bengkok
 Ganti sarung tangan jika terkontaminasi
8. Melakukan pemeriksaan dalamuntuk memastikan
pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan
sudah lengkaplakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5 %,kemudian lepaskan dan rendam
sarung tangan dalam posisi terbalik selama 10
menit.Kemudian cuci tangan
10. Memeriksa Denyut Jantung Janin ( DJJ ) setelah kontraksi
atau saat relaksasi uterus untuk memastikan DJJ dalam
batas normal ( 120-160 x/detik )
 Mengambil tindakan yang sesuai jika tidak normal
 Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil penilaian serta asuhan pada partograf
4. Petugas menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses
Bimbingan Untuk Meneran
11. Memberitahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan
posisi yang nyaman dan yang sesuai dengan keinginan ibu
 Menunggu hingga timbul rasa ingin meneran,lanjutkan
pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin dan
dokumentasikan semua temuan yang ada
 Menjelaskan pada anggota keluarga bagaimana peran
mereka untuk mendukung dan member semangat
kepada ibu untuk meneran secara benar
12. Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi
untuk meneran
13. Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa
ada dorongan kuat untuk meneran
 Bimbing ibu untuk meneran secara benar
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran apabila caranya tidaksesuai
 Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihan ibu
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga untuk member dukungan dan
semangat untuk ibu
 Beri cukup asupan cairan per-oral ( minum )
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera
lahir setelah 120 menit ( 2 jam ) meneran
( primigravida ) atau 60 menit ( 1 jam ) meneran
( multigravida )
14. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam 60 menit
5. Petugas mempersiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
15. Meletakkan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi )
di atas perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm
16. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan bahan dan alat
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
6. Petugas mempersiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering.
Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan mambantu lahirnya kepala. Anjurkan
ibu untuk meneran perlahan sambil bernafas cepat dan
dangkal
20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan
ambil tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dan
lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit di leher secara longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat,klem tali pusat
di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut
21. Menunggu kepala bayi putaran paksi luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,pegang
secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat
kontraksi. Dengan lembut gerakkan kea rah bawah dan
distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan kea rah atas distal untuk
mengeluarkan bahu belakang
Lahirkan badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah kearah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri
dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan lahir,penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang
kedua mata kaki ( masukkan telunjuk diantara kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari-
jari lainnya )
7. Petugas melakukan penanganan Bayi Baru Lahir
25. Melakukan penilaian ( selintas )
 Apabila bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan ?
 Apabila bayi bergerak dengan aktif ?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-
megap lakukan tindakan resusitasi ( langkah prosedur
resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia )
26. Mengeringkan tubuh bayi di atas perut ibu
Mengeringkan bayi dari muka,kepala dan bagian tubuh
lainnya ( tanpa membersihkan verniks ) kecuali bagian
tangan
 Ganti handuk basah dengan handuk kering
 Memastikan bayi dalamkondisi yang mantap di atas
perut ibu
27. Memeriksa kondisi perut ibu untuk memastikan tidak ada
bayi dalam uterus ( hamil tunggal )
28. Memberitahu ibu bahwa penolong akan menyuntik
oksitosin ( agar uterus berkontraksi baik )
29. Menyuntikkan oksitosin 10 unit ( intra muskulear ) di 1/3
paha atas bagian distal lateral, dalam waktu 1 menit
setelah bayi lahir
30. Menjepit tali pusat dengan klem pad sekitar 3 cm dari
pusar ( umbilicus ) bayi.dari sisi luar klem penjepit, dorong
isi tali pusat kearah distal ( ibu ) dan melakukan
penjepitan kedua pada 2 cm distal dari klem pertama
31. Memotong dan mengikat talu pusat
 Dengan satu tangan mengangkat tali pusat yang sudah
dijepit kemudian menggunting tali pusat diantara dua
klem tersebut
 Mengikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan kembali kesisi berlawanan
danmelakukan ikatan kedua dengan simpul kunci
 Melepaskan klem dan meletakkan dalamwadah berisi
larutan klorin
32. Meletakkan bayi di dada ibu untuk melakukan kontak
kulit ibu dan kulit bayi ( IMD = Inisiasi Menyusui Dini )
33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
memasang topi di kepala bayi
8. Petugas melakukan penatalaksanaan Aktif Kala Tiga
34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga 5 – 10 cm
dari vulva
35. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu,di tepi
atas simfisis untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan
tali pusat
36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusatke
arah bawah sambiltangan lain mendorong uterus kea rah
belakang atas ( dorso cranial ) secara hati-hati ( untuk
mencegah inversion uteri ). Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur di atas.
 Jika uterus tidak segera berkontraksi,meminta ibu,
suami atau anggota keluarga untuk melakukan
stimulasi putting susu
37. Mengeluarkan Plasenta
Melakukan penegangan dan dorongan dorso cranial hingga
plasenta terlepas,meminta ibu meneran sambil penolong
menarik tali pusatn dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kea rah atas,mengikuti proses jalan lahir ( tetap
lakukan tekanan dorso cranial )
 Jika tali pusat bertambah panjang, memindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan
melahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat :
a) Memberikan dosis ulang oksitosin 10 unit IM
b) Melakukan kateterisasi, jika kandung kemih penuh
c) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
d) Mengulangi penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
e) Segera merujuk jika plasenta tidak lahir dalam 30
menit setelah bayi lahir
f) Melakukan plasenta manual, jika terjadi
perdarahan
38. Menangkap plasenta dengan kedua tangan, saat plasenta
muncul di introitus vagina. Memegang dan memutar
plasenta searah, hingga selaput plasenta terpilin kemudian
melahirkan dan menempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT
atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem DTT atau
steriluntuk mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal
39. Melakukan masase uterus, dengan meletakkan tangan di
atas fundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi,
segera setelah plasenta lahir
9. Petugas menilai Perdarahan
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan memastikan selaput ketuban lengkap
dan utuh
41. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Melakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan aktif
10. Petugas melakukan Asuhan Pasca Persalinan
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan pervaginam
43. Memberikan cukup waktu untuk melakukan IMD
44. Melakukan penimbangan/pengukuran bayi, memberikan
tetes mataantibiotik profilaksis, memberikan suntikan
vitamin K1,1 mg IM dip aha kiri anterolateral setelah 1 jam
IMD
45. Memberikan suntikan imunisasi HB Unijek dipaha kanan
anterolateral ( 1 jam setelah pemberian suntikan vitamin K
)
46. Mengevaluasi
Melanjutka pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20-30menit pada jam kedua pasca persalinan
 Jika uterus tidakberkontraksi dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk menatalaksanaan atonia
uteri
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi
48. Mengevaluasi dan mengentimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap
30 menit kedua pasca persalinan
 Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap 2 jam
pertamapasca persalinan
 Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal
50. Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa
bayi bernafas dengan baik ( 40-60 kali/menit ) serta suhu
tubuh normal( 36,6-37,5°C )
51. Kebersihan dan Keamanan
Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klori 0,5 % untuk dekontaminasi ( 10 menit ). Mencuci dan
membilas peralatan setelah dekontaminasi
52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Membersihkan badan ibu dengan air DTT. Membantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
54. Memastikan ibu merasa nyaman.Membantu ibu
memberikan ASI
55. Mendekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klori
0,5 %
56. Mencelupkan sarung tangan kotorke dalam larutan klorin
0,5 %,membalikkan bagian dalamke luar dan merendam
sarung tangan dalamlarutan klorin 0,5 % selama 10 menit
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang
mengalir, kemudian mengeringkan tangan dengan handuk
kering dan bersih
58. Melengkapi partograf.
6 Diagram alir
Kenali Gejala dan tanda Kala Dua

Siapkan Pertolongan
Persalinan

Pakai celemek plastik

Lepaskan dan menyimpan semua


perhiasaan

Pakai sarung tangan DTT

Masukkan oksitosin 10 unit ke dalam spuit

bersihkan vulva dan perineum

Pemeriksaan Lakukan
ketuban belum amnitomi
Tidak

Dekontaminasi sarung tangan

7 Unit terkait 1. Poned


Periksa denyut jantung janin
2. Loket
3. Laborat
4.beritahu
Apotikpembukaan sudah lengkap
5. Pustu/Polindes
8 Dokumen 1.Buku KIA
minta keluarga untuk membantu
terkait menyiapkan posisi untuk meneran
2.Buku Laporan

3.RekamMedis Bimbing
(RM) meneran

4.Kohort ibu dan bayi


anjurkan
5.Status rawat ibu untuk berjalan-
inap
jalan, berjongkok
6.Buku regester
9 Rekamanhisto
letakkan handuk bersih
risperubahan
No Yang diubah Tanggalmulaidiberlakukan
letakkan kain bersih dibawah bokong
1 Nomor dokumenibu 8 januari 2021

2 Nomor revisi 8 januari 2021


buka tutup partus set
3 Tanggal terbit 8 januari 2021

4 Nama Pakai
kepala puskesmas
sarung tangan DTT 18 januari 2018

5 Kebijakan 8 januari 2021


Setelah tampak kepala bayi, lindungi perineum
6 dengan
Alat dantangan
satu bahandilapisi
serta kain
hal bersih kering,
18 januari 2018
tangan lain menahan kepala bayi
hal yang diperhatikan
dihilangkan
B
7 Ditambah bagan alir 18 januari 2018
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN
DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS GANTRUNG
Jln. P. Diponegoro No.311, Ds. Mojorejo Kec. Kebonsari Kab. Madiun
Tlp. (0351) 367743, E mail: puskgantrung@gmail.com
M A D I U N 63173

DAFTAR TILIK SOP ASUHAN PERSALINAN NORMAL( APN )


Sesuai Dengan
Prosedur
No Tahapan kegiatan/langkah Keterangan
Ya Tidak

1. Apakah petugas mengenal Gejala dan


Tanda Kala Dua ?
1. Mendengar dan melihat
adanya tanda persalinan
Kala Dua
 Ibu merasakan adanya
dorongan kuat untuk
meneran
 Ibu merasakan tekanan
rectum dan vagina semakin
meningkat
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan spingter ani
membuka

2. Apakah petugas menyiapkan


Pertolongan Persalinan ?
2.Memastikan kelengkapan
peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial untuk
menolong persalinan dan
penatalaksanaan komplikasi
ibu dan Bayi Baru Lahir
 Menggelar kain diatas perut
ibu dan tempat resusitasi
serta ganjal bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
dan alat suntik steril sekali
pakai didalam partus set
3. Memakai celemek plastic
4. Melepaskan dan menyimpan
semua perhiasan yang dipakai,
cuci tangan dengan sabun dan
air bersih mengalir, kemudian
keringkan tangan dengan
handuk bersih dan kering
5. Memakai sarung tangan DTT
6. Memasukkan oksitosin 10 unit
ke dalam spuit ( one hand )

3. Apakah petugas memastikan


Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin
Baik ?
7. Membersihkan vulva dan
perineum, dari depan ke
belakang dengan kapas yang
dibasahi nair DTT
 Buang kapas dalam bengkok
 Ganti sarung tangan jika
terkontaminasi
8. Melakukan pemeriksaan
dalamuntuk memastikan
pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban belum
pecah dan pembukaan
sudah lengkaplakukan
amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan
dengan cara mencelupkan
tangan yang masih
menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5
%,kemudian lepaskan dan
rendam sarung tangan dalam
posisi terbalik selama 10
menit.Kemudian cuci tangan
10. Memeriksa Denyut Jantung
Janin ( DJJ ) setelah kontraksi
atau saat relaksasi uterus
untuk memastikan DJJ dalam
batas normal ( 120-160 x/detik )
 Mengambil tindakan yang
sesuai jika tidak normal
 Mendokumentasikan hasil
pemeriksaan dalam, DJJ dan
semua hasil penilaian serta
asuhan pada partograf

4. Apakah petugas menyiapkan Ibu dan


Keluarga Untuk Membantu Proses
Bimbingan Untuk Meneran ?
11. Memberitahu bahwa
pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik dan
bantu ibu dalam
menemukan posisi yang
nyaman dan yang sesuai
dengan keinginan ibu
 Menunggu hingga timbul rasa
ingin meneran,lanjutkan
pemantauan kondisi dan
kenyamanan ibu dan janin
dan dokumentasikan semua
temuan yang ada
 Menjelaskan pada anggota
keluarga bagaimana peran
mereka untuk mendukung
dan member semangat
kepada ibu untuk meneran
secara benar
12. Meminta keluarga untuk
membantu menyiapkan posisi
untuk meneran
13. Melaksanakan bimbingan
meneran pada saat ibu merasa
ada dorongan kuat untuk
meneran
 Bimbing ibu untuk meneran
secara benar
 Dukung dan beri semangat
pada saat meneran dan
perbaiki cara meneran
apabila caranya tidaksesuai
 Bantu ibu untuk mengambil
posisi yang nyaman sesuai
pilihan ibu
 Anjurkan ibu untuk
beristirahat diantara
kontraksi
 Anjurkan keluarga untuk
member dukungan dan
semangat untuk ibu
 Beri cukup asupan cairan
per-oral ( minum )
 Menilai DJJ setiap kontraksi
uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum
atau tidak akan segera lahir
setelah 120 menit ( 2 jam )
meneran ( primigravida ) atau
60 menit ( 1 jam ) meneran
( multigravida )
14. Menganjurkan ibu untuk
berjalan-jalan, berjongkok atau
mengambil posisi yang nyaman
jika ibu belum merasa ada
dorongan untuk meneran dalam
60 menit
5. Apakah petugas mempersiapan
Pertolongan Kelahiran Bayi ?
15. Meletakkan handuk
bersih ( untuk mengeringkan
bayi ) di atas perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6
cm
16. Meletakkan kain bersih yang
dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan
perhatikan kembali
kelengkapan bahan dan alat
18. Memakai sarung tangan DTT
pada kedua tangan
6. Apakah petugas mempersiapan
Pertolongan Kelahiran Bayi ?
19. Setelah tampak kepala
bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva maka
lindungi perineum dengan
satu tangan yang dilapisi
dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain
menahan kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan
mambantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu untuk
meneran perlahan sambil
bernafas cepat dan dangkal
20. Memeriksa kemungkinan
adanya lilitan tali pusat dan
ambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan lanjutkan
proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit di leher
secara longgar, lepaskan
lewat bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher
secara kuat,klem tali pusat di
dua tempat dan potong di
antara dua klem tersebut
21. Menunggu kepala bayi putaran
paksi luar secara spontan
22. Setelah kepala melakukan
putaran paksi luar,pegang
secara biparietal. Anjurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakkan kea
rah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah
arkus pubis dan kemudian
gerakkan kea rah atas distal
untuk mengeluarkan bahu
belakang
Lahirkan badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser
tangan bawah kearah perineum
ibu untuk menyangga kepala,
lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk
menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas
24. Setelah tubuh dan lengan
lahir,penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua
mata kaki ( masukkan telunjuk
diantara kaki dan pegang
masing-masing mata kaki
dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya )

7. Apakah Petugas melakukan penanganan


Bayi Baru Lahir ?
25. Melakukan penilaian
( selintas )
 Apabila bayi menangis kuat
dan atau bernafas tanpa
kesulitan ?
 Apabila bayi bergerak dengan
aktif ?
Jika bayi tidak menangis, tidak
bernafas atau megap-megap
lakukan tindakan resusitasi
( langkah prosedur resusitasi
bayi baru lahir dengan asfiksia )
26. Mengeringkan tubuh bayi di
atas perut ibu
Mengeringkan bayi dari
muka,kepala dan bagian tubuh
lainnya ( tanpa membersihkan
verniks ) kecuali bagian tangan
 Ganti handuk basah dengan
handuk kering
 Memastikan bayi
dalamkondisi yang mantap di
atas perut ibu
27. Memeriksa kondisi perut ibu
untuk memastikan tidak ada
bayi dalam uterus ( hamil
tunggal )
28. Memberitahu ibu bahwa
penolong akan menyuntik
oksitosin ( agar uterus
berkontraksi baik )
29. Menyuntikkan oksitosin 10 unit
( intra muskulear ) di 1/3 paha
atas bagian distal lateral, dalam
waktu 1 menit setelah bayi lahir
30. Menjepit tali pusat dengan klem
pad sekitar 3 cm dari pusar
( umbilicus ) bayi.dari sisi luar
klem penjepit, dorong isi tali
pusat kearah distal ( ibu ) dan
melakukan penjepitan kedua
pada 2 cm distal dari klem
pertama
31. Memotong dan mengikat talu
pusat
 Dengan satu tangan
mengangkat tali pusat yang
sudah dijepit kemudian
menggunting tali pusat
diantara dua klem tersebut
 Mengikat tali pusat dengan
benang DTT/steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan
kembali kesisi berlawanan
danmelakukan ikatan kedua
dengan simpul kunci
 Melepaskan klem dan
meletakkan dalamwadah
berisi larutan klorin
32. Meletakkan bayi di dada ibu
untuk melakukan kontak kulit
ibu dan kulit bayi ( IMD =
Inisiasi Menyusui Dini )
33. Menyelimuti ibu dan bayi
dengan kain hangat dan
memasang topi di kepala bayi
8. Apakah petugas melakukan
Penatalaksanaan Aktif Kala Tiga ?
34. Memindahkan klem
pada tali pusat hingga 5 – 10
cm dari vulva
35. Meletakkan satu tangan diatas
kain pada perut ibu,di tepi atas
simfisis untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali
pusat
36. Setelah uterus berkontraksi,
menegangkan tali pusatke arah
bawah sambiltangan lain
mendorong uterus kea rah
belakang atas ( dorso cranial )
secara hati-hati ( untuk
mencegah inversion uteri ). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-
40 detik, hentikan penegangan
tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan
mengulangi prosedur di atas.
 Jika uterus tidak segera
berkontraksi,meminta ibu,
suami atau anggota keluarga
untuk melakukan stimulasi
putting susu
37. Mengeluarkan Plasenta
Melakukan penegangan dan
dorongan dorso cranial hingga
plasenta terlepas,meminta ibu
meneran sambil penolong
menarik tali pusatn dengan
arah sejajar lantai dan
kemudian kea rah
atas,mengikuti proses jalan
lahir ( tetap lakukan tekanan
dorso cranial )
 Jika tali pusat bertambah
panjang, memindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10
cm dari vulva dan melahirkan
plasenta
 Jika plasenta tidak lepas
setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
g) Memberikan dosis ulang
oksitosin 10 unit IM
h) Melakukan kateterisasi,
jika kandung kemih
penuh
i) Meminta keluarga untuk
menyiapkan
rujukan
j) Mengulangi penegangan
tali pusat 15 menit
berikutnya
k) Segera merujuk jika
plasenta tidak lahir
dalam 30 menit setelah
bayi lahir
l) Melakukan plasenta
manual, jika terjadi
perdarahan
38. Menangkap plasenta dengan
kedua tangan, saat plasenta
muncul di introitus vagina.
Memegang dan memutar
plasenta searah, hingga selaput
plasenta terpilin kemudian
melahirkan dan menempatkan
plasenta pada wadah yang telah
disediakan
 Jika selaput ketuban robek,
pakai sarung tangan DTT
atau steril untuk melakukan
eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari
tangan atau klem DTT atau
steriluntuk mengeluarkan
bagian selaput yang tertinggal
39. Melakukan masase uterus,
dengan meletakkan tangan di
atas fundus dan melakukan
masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi,
segera setelah plasenta lahir

9. Apakah petugas menilai Perdarahan ?


40. Memeriksa kedua sisi
plasenta baik bagian ibu
maupun bayi dan
memastikan selaput ketuban
lengkap dan utuh
41. Mengevaluasi kemungkinan
laserasi pada vagina dan
perineum. Melakukan
penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan aktif
10. Apakah petugas melakukan Asuhan
Pasca Persalinan ?
42. Memastikan uterus
berkontraksi dengan baik
dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
43. Memberikan cukup waktu
untuk melakukan IMD
44. Melakukan
penimbangan/pengukuran bayi,
memberikan tetes
mataantibiotik profilaksis,
memberikan suntikan vitamin
K1,1 mg IM dip aha kiri
anterolateral setelah 1 jam IMD
45. Memberikan suntikan imunisasi
HB Unijek dipaha kanan
anterolateral ( 1 jam setelah
pemberian suntikan vitamin K )
46. Mengevaluasi
Melanjutka pemantauan
kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam
 2-3 kali dalam 15 menit
pertama pasca persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam
pertama pasca persalinan
 Setiap 20-30menit pada jam
kedua pasca persalinan
 Jika uterus tidakberkontraksi
dengan baik, melakukan
asuhan yang sesuai untuk
menatalaksanaan atonia uteri
47. Mengajarkan ibu/keluarga cara
melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
48. Mengevaluasi dan mengentimasi
jumlah kehilangan darah
49. Memeriksa nadi ibu dan
keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama 1 jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30
menit kedua pasca persalinan
 Memeriksa temperatur tubuh
ibu sekali setiap 2 jam
pertamapasca persalinan
 Melakukan tindakan yang
sesuai untuk temuan yang
tidak normal
50. Memeriksa kembali kondisi bayi
untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik ( 40-60
kali/menit ) serta suhu tubuh
normal( 36,6-37,5°C )
51. Kebersihan dan Keamanan
Menempatkan semua peralatan
bekas pakai dalam larutan klori
0,5 % untuk dekontaminasi ( 10
menit ). Mencuci dan membilas
peralatan setelah dekontaminasi
52. Membuang bahan-bahan yang
terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
53. Membersihkan badan ibu
dengan air DTT. Membantu ibu
memakai pakaian yang bersih
dan kering
54. Memastikan ibu merasa
nyaman.Membantu ibu
memberikan ASI
55. Mendekontaminasi tempat
persalinan dengan larutan klori
0,5 %
56. Mencelupkan sarung tangan
kotorke dalam larutan klorin 0,5
%,membalikkan bagian dalamke
luar dan merendam sarung
tangan dalamlarutan klorin 0,5
% selama 10 menit
57. Mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air bersih yang
mengalir, kemudian
mengeringkan tangan dengan
handuk kering dan bersih
58. Melengkapi partograf.

∑Ya
Compliance rate (CR) = X 100%
∑Ya + Tidak

Mengetahui,

Kepala UPT PuskesmasGantrung Pelaksana/Auditor

drg. DYAH ARIANA DARMAYANI ………………………..

NIP. 19781021 201001 2 008 NIP. ………………………...

Anda mungkin juga menyukai