Anda di halaman 1dari 5

osted on 

April 23, 2017by Healthcare and Hospital Consultant (IKKESINDO Batch 4)


BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara Indonesia merupakan negara berkembang yang membutuhkan perbaikan di
segala bidang, misalnya: Bidang ekonomi, pendidikan, sosial budaya, terutama bidang
kesehatan. Karena kesehatan merupakan kebutuhan dasar manusia yang mutlak
dipenuhi, sebelum memenuhi kebutuhan yang lain. Perbaikan di bidang kesehatan ini
meliputi ; segi pelayanan, tenaga kesehatan, dan fasilitas yang memadai.

Rumah sakit sebagai suatu badan usaha, tentu mempunyai misi tersendiri sama seperti
badan usaha lainnya. Produk utama rumah sakit adalah (a) Pelayanan Medis, (b)
Pembedahan, dan (c) Pelayanan perawatan orang sakit, sedangkan sasaran utamanya
adalah perawatan dan pengobatan nyawa dan kesehatan para penderita sakit. Sebagai
salah satu bagian dari rumah sakit, maka Unit Rawat inap dirumah sakit juga perlu
diperhatikan dalam bidang pelayanan terhadap pasien.

Dengan disusun buku panduan rawat inap ini maka diharapkan dapat membantu
meningkatkan mutu pelayanan di seluruh aspek rumah sakit terutama di ruang rawat
inap untuk mencapa kepuasan bagi pasien dan keluarga yang mendapatkan pelayanan.

Tujuan
Rumah sakit memberikan pelayanan yang baik dan efisien terhadap pelayanan rawat
inap, baik pasien yang perlu perawatan intensif atau observasi ketat karena
penyakitnya.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari panduan pelayanan rawat ini diberlakukan  pada semua staf
pemberi pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.

Definisi
Rawat Inap (opname) adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien oleh tenaga
kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu
ruangan di rumah sakit . Ruang rawat inap adalah ruang tempat pasien dirawat.

Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI, 1997 yang dikutip dari
Suryanti (2002)).
BAB II
TATALAKSANA PANDUAN RAWAT INAP
1. Pasien yang membutuhkan perawatan inap atas sesuai indikasi medis akan
mendapatkan surat perintah rawat inap dari dokter spesialis atau dari UGD.
2. Surat perintah rawat inap akan ditindak lanjuti dengan mendatangi bagian
pendaftaran untuk konfirmasi ruangan sesuai hak peserta dengan membawa KTP
asli dan fotocopy sehingga peserta bisa langsung dirawat.
3. Bila ruang perawatan sesuai hak peserta penuh, maka ybs berhak dirawat 1 (satu)
kelas diatas/dibawah haknya. Selanjutnya peserta dapat pindah menempati kamar
sesuai haknya dan bila terdapat selisih biaya yang timbul maka peserta membayar
selisih biaya perawatan.
4. Bila pasien membutuhkan pemeriksaan penunjang diagnostik lanjutan atau
tindakan medis, maka yang bersangkutan harus menandatangani Surat Bukti
Pemeriksaan dan Tindakan setiap kali dilakukan.
5. Setiap selesai rawat inap, peserta/orangtua peserta bersangkutan harus
menandatangani Surat Bukti Rawat Inap dan pasien akan mendapatkan perintah
untuk kontrol kembali ke spesialis yang bersangkutan.
6. Pasien akan membawa surat perintah kontrol kembali dari dokter spesialis ke
dokter PPK I untuk mendapatkan Surat Rujukan  PPK I ke dokter spesialis di RS
yang ditunjuk.
1. Selanjutnya berlaku prosedur rawat jalan dokter spesialis di RS.
2. Jawaban rujukan dari dokter spesialis dapat diberikan kembali kepada dokter
keluarga di PPK I.
Para pimpinan rumah sakit bersepakat untuk memberikan proses pelayanan yang
seragam. Pasien yang masuk ke rumah sakit dan memerlukan rawat inap, harus
diregrestasi terlebih dulu.  Tujuan selain untuk  mendata pasien, yang lebih penting
adalah untuk menyiapkan perkembangan medis atau catatan perkembangan
penyakitnya melalui file rekam  Medik. Untuk itu tiap pasien memiliki nomor rekam
medik tersendiri. Sehingga jika ada pasien yang sebelumnya sudah tercatat di rumah
sakit tertentu, untuk kunjungan mereka berikutnya cukup dengan menunjukkan nomor
rekam medic melalui kartu berobat yang diberikan sebelumnya oleh pihak rumah sakit.

Kebijakan dan prosedur memandu pemberian pelayanan yang seragam sesuai dengan
undang-undang dan peraturan yang terkait. Pada pendataan pasien ketika akan dirawat
inap, selain identitas pasien seraca lengkap penting pula untuk dicantumkan
penanggungjawab, yang biasanya memiliki hubungan keluarga dengan pasien, seperti 

rang tua, saudara atau paman dan lain-lain. Selain penanggungjawab ini, perlu pula
dipastikan identitas seorang yang bertanggungjawab terhadap pembiayaan selama
dirawat di rumah sakit. Hal ini terutama diperlukan bagi pasien yang tidak ditanggung
asuransi.

Pemberian pelayanan yang seragam memenuhi maksud dan tujuan, yaitu:


1. Akses untuk asuhan dan pengobatan, yang memadai, tidak tergantung atas
kemampuan pasien untuk membayar atau sumber pembiayaan.
2. Akses untuk asuhan dan pengobatan, serta yang memadai, yang tergantung atas
hari-hari tertentu atau waktu tertentu.
3. Ketepatan (aculty) mengenali kondisi pasien menentukan alokasi sumber daya
untuk memenuhi kebutuhan pasien.
4. Tingkat asuhan yang diberikan kepada pasien (misalnya pelayanan anestesia)
sama diseluruh rumah sakit.
5. Pasien dengan kebutuhan asuhan keperawatan yang sama menerima asuhan
keperawatan yang setingkat diseluruh rumah sakit.
Informasi umum yang wajib diketahui pasien atau keluarganya harus disampaikan saat
pendaftaran tersebut. Hak-hak apa yang didapat pasien dan kewajiban apa yang harus
dipenuhi serta aturan rumah sakit yang harus diketahui untuk dipatuhi pasien atau
keluarganya. Ketika ini pula pasien / keluarga diberikan keluluasaan untuk menentukan
kelas perawatan yang dipilih. Tentu sebelumnya dijelaskan pula oleh petugas apa
perbedaan pada masing-masing kelas perawatan. Jika pasien merupakan anggota dari
suatu rekanan kerja sama dengan rumah sakit atau menjadi salah satu tanggungan
asuransi kesehatan, mestinya sudah didata sejak awal. Dan jika penderita merupakan 

pasien yang sudah dirujuk untuk dilakukan tindakan medis, seperti pembedahan,
informasi prakiraan pembiayaan tindakan tersebut sudah dapat diberikan saat pasien
melakukan regristrasi di tempat pendaftaran pasien rawat inap.

Sebelum pasien diantar untuk masuk kamar perawatan,  pasien akan ditempatkan dulu
di ruang tertentu, sambil menunggu kesiapan kamar yang akan ditempatinya.
Terutama  ruangan ini juga biasa diperlukan untuk pasien yang menjalani preoperatif
sesaat setelah terdaftar sebagai pasien rawat inap.

 
BAB III
DOKUMENTASI
Pelayanan rawat inap di Rumah Sakit didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
Hal-hal yang didokumenasikan antara lain:

1. Mulai dengan nama pasien dan berikan latar belakang pasien sebagai informasi
dasar kemudian berikan gambaran umum yang sesuai.
2. Pencatatan laporan secara sistematik menurut hasil kegiatan dan urutan
kronologi
3. Semua tindakan medik atau prosedur kesehatan yang istimewa, misal  ketuban
yang dipecahkan dengan sengaja ataupun spontan dengan jam,dan jumlahnya di
dokumentasikan dengan benar dan hati-hati.
4. Kegiatan akhir dari pendokumetasian adalah pelaporan, variasi laporan menurut
tingkat kebutuhan, misalnya :
A. Laporan shift atau giliran jaga
B. Laporan ini biasanya dibuat dan disampaikan pada setiap pergantian gilir
jaga. Laporan ini terutama mengenai kondisi dan perkembangan pasien. Selain
itu laporan gilir jaga juga dapat berupa serah terima obat-obatan. Dapat juga
pelaporan mengenai peralatan yang sudah terpakai atau dalam persediaan.
C. Laporan harian, biasa berupa jumlah pasien masuk, pasien keluar, pasien
meninggal, pasien tanggungan perusahaan, pasien BPJS dan pasien umum.
D. Laporan bulanan, triwulan atau tahunan.
BAB IV
PENUTUP
Pelayanan rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang
menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi,
rehabilitasi medik dan atau pelayanan medik lainnya (Depkes RI, 1997 yang dikutip dari
Suryanti (2002)).

Panduan rawat inap ini dibuat untuk menjadi acuan bagi seluruh staf dalam melakukan
pelayanan kepada pasien Rumah Sakit . Panduan ini mencakup penjabaran tentang
rawat inap dan tatalaksananya serta pendokumentasian. Semoga dengan adanya
panduan ini dapat meningkatkan layanan yang sesuai prosedur terhadap pasien di
Rumah Sakit .

Anda mungkin juga menyukai