Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No Dokumen : /SOP/KM/2023
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 02 JANUARI 2023
Halaman : 1/10
UPTD Puskesmas
Ns.Firman,S.Kep.,MM
Poli - Polia NIP. 19700216 200003 1 001

1. 1. Pengertian Asuhan persalinan normal adalah memberikan Pelayanan Persalinan


Normal sesuai dengan standar.
2. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan Asuhan
Persalinan Normal
3. 3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Poli-Polia Nomor:
Tentang Pemberian Pelayanan Klinis Di Puskesmas Poli-Polia
4. 4.Referensi Pedoman Pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir terpadu
kementrian Kesehatan RI Direktorat Bina Kesehatan 2020.
5. 5. Alat dan bahan 1. Bak Instrumen berisi partus set (klem2, gunting tali pusat 1,
Setengah koher 1,kateter ).
2. Sarung tangan steril.
3. Kom yang berisi kapas dan air DTT.
4. Pengisap lender atau delee.
5. Oksitosin.
6. Spuit 3 cc.
7. Umbilical klem.
8. Dopler
9. Kassa steril.
10.Kain untuk ibu dan bayi.
11.bengkok.
12.Tempat placenta.
13.Baskom berisi air DTT dan washlap.
14.Baskom berisi cairan klorin0,5%.
15.Tempat sampah basah dan kering.

1/10
6. 6.Langkah-Langkah A. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA II
1. Petugas mendengar dan melihat Tanda Kala Dua Persalinan
 Ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran
 Ibu mereasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum Dan
vagina.
 Perineum tampak menonjol.
 Vulva dan spincter ani Membuka.

B. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2. Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat obatan
esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir.
 Untuk asuhan bayi baru lahir siapkan:
 Tempat datar,rata,kering dan hangat
 handuk/kain bersih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi)
 Alat menghisap lender
 Lampu sorot 60watt, dengan jarak 60cm dari tubuh bayi.
 Untuk Ibu :
 Menggelar kain diperut ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai didalam partus set.
3. Memakai celemek plastic atau bahan yang tidak tembus cairan
4. Petugas melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,
cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Petugas memakai sarung DTT pada tangan yang akan digunakan
untuk periksa dalam.
6. Petugas memasukan oksitosin kedalam tabung suntik (gunakan
Tangan yang memakai sarung tangan DTT atau steril dan Pastikan
tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik).
C. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN
JANIN
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan Hati-
hati dari depan kearah belakang menggunakan kapas atau Kassa
yang dibasahi dengan air DTT.
8. Petugas melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap
 Bila selaput ketuban masih utuh saat pembukaan sudah lengkap
maka lakukan amniotomi.

2/10
9. Petugas melakukan dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kedalam Larutan clorin
0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan Terbalik, dan
rendam dalam clorin0,5% selama10 menit). Cuci Kedua tangan
setelah sarung tangan dilepaskan
10. Memeriksa detak jantung janin ( DJJ ) setelah kontraksi uterus
mereda untuk memastikan DJJ masih dalam batas normal( 120-
160x/ menit)
 Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
 Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ,semua
Temuan pemeriksaan dan asuhan yang diberikan kedalam
Partograf.

D. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU


PROSES MENERAN.
11. Petugas memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap
dan Keadaan janin cukup baik,kemudian bantu ibu
menemukan Posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran,
Lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan
janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif) dan
Dokumentasikan semua temuan yang ada.
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk
mendukung dan member semangat pada ibu dan meneran
Secara benar.
12. Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran
jika ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada
kondisi itu, Ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain
yang diinginkan. Dan pastikan ibu merasa nyaman.
13. Petugas melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa
ingin meneran atau timbul kontraksi yang kuat :
 Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya
(kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang lama)

3/10
 Anjurkan ibu beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Berikan cukup asupan cairan peroral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak segera lahir setelah
pembukaan lengkap dan dipimpin meneran (120 menit untuk
primigravida atau 60 menit untuk multigravida)
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika belum merasa dorongan untuk meneran dalam selang
waktu 60 menit.
E. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
15. Letakan handuk bersih ( untuk mengeringkan bayi ) di perut bawah
ibu, jika kepala telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
F. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
19. Lindungi premium dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm
membuka vulva sementara tangan yang lain menahan belakang kepala
untuk mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapass cepat dan dangkal.
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat ( ambil tindakan yang
sesuai bila hal itu terjadi ), segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
 Jika tali pusat melilit leher secara longgar lepaskan lilitan lewat
bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua
tempat dan potong di antara kedua klem.
21. Tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan setelah
bayi lahir

4/10
22. Setelah putaran paksi luar selesai Pegang kepala bayi secara
biparietal Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawa arkus pubis dan kemudian gerakkan kea arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Lanjutan penyusuran ke punggung, bokong, tungkai, dan kaki
setelah tubuh dan lengan lahir. Pegang kedua mata kaki (masukan
telunjuk diantara kedua kaki dengan melingkar ibu jari pada satu
sisi dan jari- jari yang lainnya pada yang lain agar bertemu dengan
jari telunjuk)

G. ASUHAN BAYI BARU LAHIR

25. Melakukan penilaian selintas


 Apakah bayi cukup bulan
 Apakah bayi menangi kuat atau bernapas tanpa kesulitan
 Apakah bayi bergerak dengan aktif
Bila salah satu jawaban adalah “tidak” lanjut kelangkah
resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia (lihat penuntun
belajar resusitasi bayi asfiksia) bila semua jawaban “iya” lanjut
langkah 26
26. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti
handuk basah dengan handuk kering .pastikan bayi dalam posisi
dan kondisi aman diperut bagian bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang
lahir (hamil tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitoksin agar uterus
berkontraksi dengan baik
29. Menyuntikan 10 unit oksitoksin (intramuskuler) 1/3 distal lateral
paha dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir (lakukan aspirasi
sebelum dilakukan penyuntikan oksitoksin).
30. Pegang tali pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusat
bayi setelah 2 menit setelah bayi lahir, kemudian jari telunjuk dan
ibu jari tengah lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm
proksimal dari pusat bayi.

5/10
Klem tali pusat pada titik tersebut tahan klem ini pada posisinya,
gunakan jari telunjuk dan tengah lain untuk mendorong isi tali pusat
kearah ibu (sekitar 5 cm ) dan klem tali pusat sekitar 2 cm distal dari
klem pertama.
31.Mengikat dan memotong tali pusat
a) Dengan satu tangan pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi
perut bayi) dan lakukan pengguntingaan tali pusat di antara 2 klem
tersebut
b) Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul
kunci pada sisi lainnya
c) Lepaskan klem dan masukan dalam wadah yang telah disediakan
32. Letakan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu bayi.
Luruskan bahu bayi sehingga bahu bayi menempel pada dada
ibunya. Usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari putting atau areola mamae ibu.
 Selimuti bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di
kepala bayi
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam
 Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu
30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan berlangung 10-
15 menit. Bayi cukup menyusu dari satu payudaraBiarkan bayi
berada di dada ibu selama 1 jam walapun bayi sudah berhasil
menyusu.
H. MANAJEMEN AKTIF KALA III

33.Klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva


34. Letakkan satu tangan diatas kain pada perut bawah ibu (diatas
sympisis) untuk mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem
untuk menegangkan tali pusat.
35. Menegangkan tali pusat kearah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus kearah belakang atas ( dorso cranial ) setelah
uterus berkontraksi secara berhati-hati ( untuk mencegah inversio
uteri ). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi timbul
berikutnya dan ulangi kembali prosedur diatas.

6/10
Jika uterus tidak segera berkontraksi minta ibu, suami dan anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi putting susu.
36. Lanjutkan dorongan kerah cranial hingga plasenta dapat dilahirkan
bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus kearah
dorsal ternyata di ikuti dengan pergeseran tali pusat kearah dorsal
ternyata di ikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal.
 Anjurkan ibu untuk meneran tapi tali pusat hanya ditegangkan
(jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tak
berkontraksi sesuai sumbu jalan lahir (ke arah bawah sejajar
lantai bawah)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga
berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit maka lakukan
tindakan berikut :
 Ulangi pemberian oksitoksin 10 unit secara intramuscular
 Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika kandung
kemih penuh
 Lakukan persiapan rujukan
 Ulangi tekanan dorso cranial dan penegangan tali pusat 15
menit berikutnya
 Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan manual
plasnta
37. Lahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta di introitus
vagina. Pegangdanputarplasentahinggaselaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang
telah disediakan.
 Jika selaput ketuban pecah, pakai sarung tangan DTT /Steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan
jari-jari tangan atau klem ovum DTT/steril untuk
mengeluarkan selaput yang tertinggal.
38. Lakukan masase uterus letakan telapak tangan di fundus dan
lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras),segera
setelah plasenta dan selaput ketuban lahir.

7/10
 Lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi bimanual eksternal),
kompresi aorta abdominal, tampon kondom kateter, jika uterus
tidak berkontraksi selama 15 detik setelah masase.
I. MENILAI PERDARAHAN
39. Periksa kedua sisi plasenta, pastikan plasenta telah dilahirkan
lengkap. Masukan plasenta kedalam kantung plastik atau tempat
khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum.Lakukan penjahitan jika terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan.Bila ada robekan yang menimbulkan
perdarahan aktif, segera lakukan penjahitan.
J. ASUHAN PASCA PERSALINAN
41. Masukan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%,bilas kedua tangan tersebut dengan air
DTT dan keringkan dengan kain yang bersih dan kering.
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pevaginam.
43. Pastikan kandung kemih kosong
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
45. Evaluasi jumlah kehilangan darah
46. Periksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantaua keadaan umum bayi dan pastikan bayi bernapas dengan baik
(40-60 kali/menit)
 Jika bayi sulit bernapas, merintih atau retraksi, di resusitasi dan
segera merujuk ke rumah sakit
 Jika bayi bernapas dengan cepat atau sesak nafas, segera rujuk
kerumah sakit rujukan.
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
Lakukankembali kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan
dalam satu selimut
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit).Cuci dan bilas peralatan
setelah di dekontaminasi.
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT.Bersihkan cairan ketuban,lendir dan

8/10
darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering.
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI , anjurkan
keluarga untuk memberikan ibu makan dan minum.
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0.5 %
53. Celupkan sarung tangan tangan kotor kedalam larutan klorin
0,5%,balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan tangandengan tissuatauhandukpribadiyang bersih
dan kering.
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi.
56. Berikan salep/tetes mata profilaksis infeksi,vitaminK1 mg IM di
paha kiri bawah lateral,pemeriksaan fisik bayi baru
lahir,pernafasan bayi (normal 40-60x/menit) dan temperature
tubuh setiap 15 menit. Dilakukan dalamsatu jam pertama.
57. Berikan suntikan imunisasi hepatitis B dipaha kanan bawah
lateral satu jam setelah pemberian vitamin K. Letakan bayi
didalamjangkauan ibu agarsewaktu-waktu dapat disusukan.
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi.
60. Lengkapi partogra (halaman depan belakang)periksa tanda vital dan
pemantauan kala IV persalinan.
7. Diagram Alir
-
7. 7. DokumenTerkait Rekam Medis

8. 9. Unit Terkait Ruangan bersalin

9/10
10.Rekaman Historis perubahan

No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl.Mulai Diberlakukan

10/10

Anda mungkin juga menyukai