Anda di halaman 1dari 11

Asuhan Persalinan Normal

(APN)

No. Dokumen : 126/C/SOP/III/2018


No. Revisi : 00
SOP
Tanggal Terbit : 22 Maret 2018
Halaman : 1/12

dr. Hj. YOSEI SUSANTI


NIP. 19770907 200604 2 027
UPTD . Puskesmas
Toapaya

1. Pengertian Asuhan Persalinan Normal adalah Asuhan yang bersih dan


aman selama pengeluaran hasil konsepsi setelah
pembuahan berumur lebih dari 37 minggu dan setelah bayi
lahir serta upaya pencegahan komplikasi.
2. Tujuan Membantu persalinan supaya bersih dan aman serta
mencegah terjadinya komplikasi dalam persalinan.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas Toapaya Nomor
039/SK/II/2018 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis UPTD
Puskesmas Toapaya
4. Referensi Modul Midwifery update Tahun 2016
5. Alat dan Partus set (dalam wadah steril yang berpenutup)
Bahan 1. Klem 2
2. Gunting tali pusat 1 buah
3. Setengah koher
4. Benang tali pusat
5. Sarung tangan steril
6. Gunting episiotomi
7. Kateter
8. Kasa steril
9. Spuit 3 ml
10. Penghisap lendir
Heacting set
1. Spuit 3 cc
2. 1 pinset anatomi
3. Nall Fulder
4. Catgut kromik ukuran 0,3
Peralatan lain
1. Termometer
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Pita pengukur
5. Doppler
6. Bengkok
7. Tempat plasenta
8. Timbangan bayi
9. Pengukur panjang bayi
10. Baskom tempat larutan clorin
11. Baskom tempat air DTT
12. Tempat sampah kering dan basah
13. Lampu sorot
14. Jam / pencatat waktu
Obat-obatan
1. Oksitosin
2. Lidokain
3. Cairan infus RL
4. Peralatan infus
5. Kanula IV 16-18G
6. Methylergommmetrin
7. Vit K
8. Salep mata
9. Imunisasi hepatitis
Perlindungan diri
1. Celemek plastik
2. Sepatu bood
3. Masker
4. Kacamata
5. Penutup kepala
Perlengkapan ibu dan bayi
1. 1 buah handuk
2. 1/3 kain alas bokong ibu
3. Selimut atau kain untuk ganti bayi dan ibu
4. Pakaian ibu
5. 5 buah kain sarung bersih dan kering
6. Pakaian bayi
7. 2 buah washlap

6. Langkah- I. Mengenali gejala dan tanda kala dua


langkah
1. Petugas Mendengar dan melihat tanda kala dua
persalinan
 Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
 Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat
pada
rektum dan vagina
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfinger ani membuka
a. Menyiapkan pertolongan persalinan
i. Petugas memastikan kelengkapan peralatan, bahan
dan obat-obatan esensial untuk menolong persalinan dan
penatalaksanaan komplikasi segera pada ibu dan bayi
baru lahir.
Untuk asuhan bayi baru lahir atau resusitasi disiapkan :
 Tempat datar,rata,bersih,kering dan hangat
 3 handuk/kain bersih dan kering(termasuk ganjal
bahu
bayi)
 Alat penghisap lendir
 Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60cm dari tubuh
bayi
Untuk ibu :
 Menggelar kain di perut bawah ibu
 Menyiapkan oksitosin 10 unit
 Alat suntik steril sekali pakai dalam partus set
ii. Petugas memakai celemek plastik atau dari bahan
yang tidak tembus pandang
iii. Petugas melepas dan menyimpan semua perhiasan
yang dipakai,cuci tangan dengan sabundan air bersih
mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue
atau handuk yang bersih dan kering
iv. Petugas memakai sarung tangan DTT pada tangan
yang akan digunakan periksa dalam
v. Petugas memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik
(gunakan tangan yang memakai sarung steril dan
pastikan tidak kontaminasi pada alat suntik)
b. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan
janin
7. Petugas membersihkan vulva dan perineum,
menyeka dengan hati-hati dari anterior(depan) ke
posterior(belakang) menggunakan kapas atau kasa
yang di basahi air DTT
 Jika vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja
bersihkan dengan seksam dari arah depan ke belakang
 Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminas)
dalam wadah yang tersedia
 Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi, lepaskan
dan rendam sarung tangan tersebut dalam larutan
klorin 0.5 %
8. Petugas melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan lengkap
9. Petugas mendekontaminasi sarung tangan (celupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%,lepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik,dan rendam dalam klorin 0,5% selama 10
menit).cuci kedua tangan setelah sarung tangan di
lepaskan
10. Petugas memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi
uterus mereda untuk memastikan DJJ masih dalam batas
normal (120-160x/menit)
c. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu
proses meneran
11. Petugas memberitahu ibu bahwa pembukaan lengkap
dan keadaan janin baik,bantu ibu menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai keinginannya
 Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin
meneran,lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyaman
ibu dan janin,dokumentasikan semua temuan yang
ada
 Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran
mereka untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu agar meneran secara benar
12. Petugas meminta keluarga membantu menyiapkan
posisi meneran jika ada rasa ingin meneran yang kuat
pada kondisi ingin meneran yang kuat. Pada kondisi
itu ibu posisikan setengah duduk atau posisi lain yang
diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman
13. Petugas membimbing pada saat ibu merasa meneran
atau timbul kontraksi yang kuat

 Bimbing ibu agar meneran secara benar


 Dukung dan beri semangat pada saat meneran
dan perbaiki cara meneran apabila tidak esuai
 Bantu ibu ambil posisi yang nyaman sesuai
pilihannya
 Anjurkan ibu istirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga memberi dukungan dan
semangat
 Beri cukup asupan cairan(minum)
 Menilai DJJ tiap selesai kontraksi uterus
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak segera
lahir setelah pembukaan lengkap dan di pimpin
meneran 120 menit(2jam) pada primipara atau
60menit (1jam) pada multigravida
14. Petugas menganjurkan ibu ambil posisi nyaman jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran
15. Petugas meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi) diperut bawah ibu,jika kepala bayi telah membuka
vulva 5-6 cm
16. Petugas meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 sebagai
alas bokong ibu
17. Petugas membuka tutup partus set dan memeriksa
kembali peralatan
18. Petugas memakai sarung tangan sarung tangan steril
pada kedua tangan
d. Pertolongan untuk melahirkan bayi Lahirnya kepala
19. Setelah nampak kepala bayi dengan diameter 5-6cm
membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu
tangan uang dilapisi dengan kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya
kepala. Anjurkan ibu meneran efektif jangan bernafas
cepat dan dangkal.
20. Petugas memeriksa adanya lilitan tali pusat (ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi).
 Jika tali pusat melilit leher longgar,lepaskan lilitan lewat
bagian atas kepala bayi
 Jika tali pusat melilit leher kuat,klem tali pusat di dua
tempat dan potong tali pusat di antara dua klem
tersebut
21. Setelah kepala lahir tunggu putar paksi luar yang
berlangsung secara spontan
Lahirnya Bahu
22. Setelah putaran paksi luar, pegang kepala bayi secara
biparetal. Petugas menganjurkan ibu meneran saat
kontraksi dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah
sehingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan
kemudian gerakkan ke atas untuk melahirkan bagu
belakang.
Lahirnya Badan Dan Tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir,Petugas menggeser tangan
bawah untuk menopang kepala dan bahu. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas
berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki, pegang
kedua mata kaki.
e. Asuhan bayi baru lahir
25. Petugas melakukan Penilaian bayi
 Apakah bayi cukup bulan
 Apakah bayi menangis kuat/bernafas tanda kesulitan
 Apakah bayi bergerak aktif
Bila salah satu jawaban’TIDAK’ Lanjut ke langkah
resusitasi,bila semua jaweaban ‘YA’ Lanjut ke 26
26. Petugas mengeringkan tubuh bayi mulai dari
muka,kepala dan tubuh kecuai kedua tangan. Ganti
handuk basah dengan handuk kering. Pastikan bayi
dalam posisi dan kondisi aman dibawah perut ibu.
27. Petugas memeriksa kembali uterus untuk memastikan
hanya satu bayi yang lahir (hamil tunggal) bukan
kehamilan ganda
28. Petugas memberitahukan ibu bahwa akan disuntik
oksitosin agar uterus kontraksi dengan baik.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, petugas
menyuntikkan oksitosin 10 unit IM di 1/3 distal lateral
paha lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin.
30. Setelah 2 menit sejak bayi lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi.
Jari telunjuk dan jari tengah tangan lainnya menjepit tali
pusat dan geser sehingga 3 cm proksimal dari pusar
bayi. Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan
klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah
tangan lainnya untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu
(sekitar 5 cm) dan klem tali pusat sekitar 2 cm dari klem
pertama.
31. Petugas melakukan pertolongan dan pengikatan tali
pusat
 Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah
dijepit (lindungi perut bayi) dan lakukan pengguntingan
tali pusat diantara 2 klem tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/ steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan lagi benang tersebut dan ikat
tali pusat dengan simpul kunci pada sisi lainnya
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang
telah disediakan
32. Petugas meletakkan bayi tengkurap didada ibu untuk
kontak kulit bayi-ibu luruskan bahu bayi sehingga dada
bayi menempel di dada ibu, usahakan kepala bayi
berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari puting ibu.
33. Petugas memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-
10 cm dari vulva
34. Petugas meletakkan satu tangan diatas kain pada perut
bawah ibu (diatas simpisis) untuk mendeteksi kontraksi,
tangan lain memegang klem untuk meregangkan tali
pusat
35. Petugas meregangkan tali pusat kearah dorso kranial
secara hati-hati (untuk mencegah inversion uteri). Jika
plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik hentikan
peregangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi
berikutnya dan ulangi kembali prosedur tersebut.
 Jika uterus tidak segera kontraksi, minta suaminya
atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi
putting susu

Mengeluarkan plasenta
36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan
uterus kearah dorso kranial ternyata dikuti dengan
pergeseran tali pusat maka lanjutkan dorongan kearah
kranial hingga plasenta dapat dilahirkan
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya diregangkan
jangan ditarik secara kuat terutama jika uterus tidak
kontraksi sesuai dengan sumbu jalan lahir kearah
bawah sejajar lantai.
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan lahirkan
plasenta
Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
- lakukan katerilisasi jika kandung kemih penuh
- minta keluarga untuk siapkan rujukan
- ulangi tekanan dorso kranial dan peregangan tali
pusat 15 menit berikutnya
- jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi
lahir atau terjadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual
37.Saat plasenta muncul di introitus vagina lahirkan plasenta
dengan kedua tangan, pegang dan putar plasenta hingga
selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan
 Jika selaput ketuban robek pakai sarung tangan steril
untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan untuk mengeluarkan selaput
yang tertinggal
Rangsangan Taktil uterus
38. Petugas melakukan masase uterus setelah plasenta
lahir letakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
sehingga uterus kontraksi
 Lakukan tindakan yang diperlukan, kompresi
bimanual internal, kompresi aorta abdominalis
jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik
setelah rangsang taktil

f. Menilai perdarahan

39. Petugas memeriksa kedua sisi plasenta pastikan


plasenta lahir lengkap, masukkan plasenta kedalam
kantong plastik
40. Plastic mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi
yang luas yang menimbulkan perdarahan
g. Asuhan pasca persalinan

41. Petugas memastikan uterus kontraksi dengan baik, tidak


ada perdarahan
42. Petugas mencelupkan tangan yang masih memakai
sarung tangan kedalam larutan klorin 0.5 % bersihkan
noda darah dan cairan tubuh lepaskan secara terbalik
dan rendam sarung tangan kedalam larutan klorin 0.5 %
selama 10 menit, cuci tangan dengan sabun dan air
mengalir. Keringkan tangan
Evaluasi
43. Petugas memastikan kandung kemih kosong
44. Petugas mengajarkan ibu atau keluarga melakukan
masase uterus
45. Petugas mengevaluasi jumlah darah
46. Petugas memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan
umum baik
47. Petugas memantau keadaan bayi dan pastikan bernapas
dengan baik 40-60 x/menit
 Jika bayi sulit bernapas, merintih diresusitasi
dan segera rujuk ke rumah sakit
 Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak segera
rujuk
 Jika kaki bayi dingin pastika ruangan hangat.
Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi dan
hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut
Kebersihan dan keamanan
48. Petugas menempatkan semua peralatan bekas pakai
dalam larutan klorin 0.5 % untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
49. Petugas membuang bahan-bahan yang terkontaminasi
ke tempat sampah yang sesuai
50. Petugas membersihkan ibu dari paparan darah dan
cairan tubuh dengan menggunakan air DTT, bersihkan
cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau di sekitar
ibu berbaring. Bantu ibu menggunakan pakaian bersih
dan kering
51. Petugas memastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu
memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu
minuman dan makanan yang diinginkan.
52. Petugas mendekontaminasi tempat bersalindengan
larutan klorin
53. Petugas mencelupkan sarung tangan kedalam larutan
clorin. Balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam
larutan klorin selama 10 menit
54. Petugas mencuci kedua tangan dengan sabun dan air
kemudian keringkan
55. Petugas memakai sarung tangan bersih untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi
56. Dalam satu jam pertama beri salep mata profilaksis
infeksi, vitamin K 1 mg di paha kiri bawah, pemeriksaan
fisik bayi baru lahir, pernapasan normal (40-60x/ menit)
dan suhu tubuh normal (36.5-37.5) tiap 15 menit
57. Setelah 1 jam pemberian vitamin K berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan bawah, letakkan bayi
didalam jangkauan ibu agar sewaktu dapat diberikan
susu.
58. Petugas melepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam didalam larutan clorin selama 10
menit
59. Petugas melepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam didalam larutan clorin selama 10
menit
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman dan belakang) periksa
tanda vital dan asuhan kala IV persalinan
Mengenal
Pastikan tanda
alat Pakai clemek
7. Diagram Alir Gejala
dan obatkala II plastic
lengkap

Masukan oksitosin Melepas


ketabung suntik Memakai sarung
perhiasan dan
tangan
dan masukan cuci tangan
kedalam partus set

Membersihkan vula Lakukan


Mencuci Tangan
dan perenium dengan
Pemeriksaan dalam
Dan
kapas /kassa (VT)
Dekontaminasi

Siapkan posisi ibu Periksa DJJ pemeriksaan


dengan dibantu Beritahu ibu hasil
keluarga
diameter5-6cm
Pimpin ibu meneran Anjurkan ibu jalan, membuka vulva
saat ada kontraksi jonkok bila dalam 60 kepala bayi
menit tidak ada bawah ibu jika
kontraksi bersih di perut
Meletakkan handuk

Pakai sarung tangan Buka partus set dan


DTT/steril pada kedua tangan cek kelengkapan Meletakkan kain
bersih
di lipat 1/3 bagian
dibawah bokong ibu
i perineum
satu tangan Periksa ada
kain bersih tidaknya lilitan
tali pusat Tunggu putar paksi luar
h tampak
bayi 5-6cm setelah kepala lahir

Setelah tubuh lengan Setelah bahu lahir Pegang secara


lahir lakukan geser biparental
penelusuran ke tangan bawah untuk kepala bayi sambil
punggung bokong menopang anjurkan ibu meneran
tungkai dan kaki kepala&bahu saat kontraksi

Lakukan penilaian Mengeringkan Periksa uterus


Bayi Tubuh bayi memastian janin
tunggal/gemeli

Setelah 2 menit ,pegang


tali pusat dengan satu
1 menit setelah Beritahu ibu akan
tangan 5cm dari pusar
lahir suntikkan disuntik oksitosin
bayi,jari telunjuk&jari
oksitosin 10 rahim kontraksi
tengah menjepit tali pusat
unit IM
&geser 3cm daripusar bayi
& di klem

8. Hal-hal yang Pemakaian APD


perlu
diperhatikan
9. Unit terkait 1. Ruang Kesehatan Ibu dan KB
2. Polindes

10. Dokumen 1. Register kohort KB


terkait 2. Kartu KB
11. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai