Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen :
S
No Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman :¼

UPT PUSKESMAS PANAGUAN


BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns
KAB. PAMEKASAN NIP. 1976 0704 199703 1 003

Asuhan Persalinan Normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama
1. Pengertian pengeluaran hasil konsepsi setelah pembuahan berumur lebih dari 37 minggu
dan setelah bayi lahir serta upaya pencegahan komplikasi.

2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk asuhan persalinan normal

SK Kepala UPT Puskesmas Panaguan Nomor : Tentang


3. Kebijakan
Permberlakuan SOP UPT Puskesmas Panaguan

1. Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas.


2. Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi.
4. Referensi 3. Standar Puskesmas Provinsi Jawa Timur 2013.
4. Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Depkes RI, 2006.
5. Asuhan Persalinan Normal, JNPK-KR 2017
5. Persiapan ALAT DAN BAHAN
A. Persiapan perlindungan diri
1. celemek plastik
2. sepatu boot
3. masker
4. Handuk bersih
5. kacamata
6. penutup kepala
B. Peralatan steril atau DTT partus set (Dalam wadah steril yang
berpenutup)
1. 2 klem Kelly/ klem kocher
2. Gunting tali pusat
3. Benang tali pusat / klem plastik
4. Kateter nelaton
5. Gunting episiotomi
6. Klem 1⁄2  kocher
7. 2 pasang sarung tangan
8. Kasa atau kain kecil 5 bh
9. Gulungan kapas basah (1 kom kapas kapas DTT, 1 kom alat DTT)
10. Tabung suntik 2,5 atau 3 ml
11. Penghisap lendir De Lee
C. Peralatan tidak steril
1. Termometer
2. Stetoskop
3. Tensimeter
4. Pita pengukur / meteran
5. Bengkok
6. Waskom tempat plasenta
7. Sarung tangan rumah tangga
8. Wadah untuk larutan klorin 0,5 %
9. Wadah untuk air DTT
10. Tempat sampah (sampah tajam, kering dan basah)
D. Obat-Obat dan bahan habis pakai
1. Oksitosin 1 ml 10 U
2. Lidokain 1%
3. Cairan infus R/L,Nacl, dan Dext 5%
4. Peralatan untuk menginfus
5. Kanula IV no 16-18G
6. Methylergometrin
7. MgSO4 40% (25 gr)
8. Amoxicillin / ampisilin tab 500 gr atau IV 2 gr
9. Vitamin K
10. salep mata tetrasilklin 1 %

6. Prosedur/ I.  MENGENAL GEJALA DAN TANDA KALA DUA


Langkah-Langkah 1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
 Ibu merasakan adanya dorongan kuat untuk meneran
 Ibu merasakan tekanan rektum dan vagina semakin meningkat
 Perineum tampak menonjol
 Vulva dan sfingter ani membuka

II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN


2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan , dan obat-obatan esensial untuk
menolong persalinan dan penatalaksanaan komplikasi ibu dan bayi baru lahir
 Menggelar kain diatas perut ibu dan tempat resusitasi serta ganjal
bahu bayi
 Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam
partu set
3. Memakai celemek plastik
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan tangan dengan
handuk bersih dan kering
5.  Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam
6.  Memasukan oksitosin ke dalam tabung suntik(gunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril), pastikan tidak terjadi kontaminasi
pada alat suntik.

III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN BAIK


7.   Membersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang dengan
menggunakan kapas atau kasa dengan dibasahi air DTT
 Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja,
bersihkan dengan seksama
 Buang kasa atau kapas pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang
tersedia
 Ganti jika sarung tangan terkontaminasi (dekontaminasi) lepas dan
rendam dalam larutan clorin 0,5%
8.  Melakukan pemeriksaan dalam untuk mamastikan pembukaan lengkap
 Bila selaput ketuban belum pecah dan pembukaan sudah lengkap
lakukan amniotomi
9.  Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang
masih menggunakan sarung tangan ke dalam larutan clorin 0,5%,
kemudian lepaskan dan rendam sarung tangan dalam posisi terbalik
selama 10 menit. Kemudian cuci tangan
.

10.  Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus
untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-160 x/menit) Mengambil
tindakan yang sesuai jika tidak normal.
Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam. DJJ dan semua hasil
penilaian serta asuhan pada partograf

IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES


MENERAN
11.  Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan
bantu ibu dalam menemukan posisi yang nyaman dan yang sesuai dengan
keinginannya.
 Tunggu hingga timbul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi
dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase
aktif) dan dokumentasikan temuan yang ada
 Jelaskan pada anggota keluarga bagaimana peran mereka untuk
mendukung dan memberi semangat kepada ibu untuk meneran secara
benar
12.  Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi untuk meneran. (bila
ada rasa untuk meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu untuk
ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu
merasa nyaman)
13.  Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat
untuk meneran:
 Bimbing ibu untuk meneran secara benar
 Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara
meneran apabila caranya tidak sesuai
 Bantu ibu untuk mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya (kecuali dalam posisi terlentang dalam waktu yang lama)
 Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
 Anjurkan keluarga untuk memberi dukungan dan semangat untuk ibu
 Beri cukup asupan cairan per-oral (minum)
 Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
 Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah 120
menit (2 jam) meneran (primigravida) atau 60 menit (1 jam) meneran
(multigravida)
14.  Anjurkan ibu untuk berjalan-jalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit

V.  PERSIAPAN PERTOLONGAN MELAHIRKAN BAYI


15. Letakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di atas perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16.  Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong ibu
17.  Buka tutup partuset dan perhatikan kembali kelengkapan bahan dan alat
18.  Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan

VI.  PERTOLONGAN MELAHIRKAN BAYI


Lahir Kepala
19.  Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran
perlahan sambil bernafas cepat dan dangkal
20.  Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan lanjutkan proses kelahiran bayi
 Jika tali pusat melilit di leher secara longgar, lepaskan lewat bagian atas
kepala bay
ika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan
potong diantara dua klem tersebut

21. Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
Lahirkan Bahu
22.  Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegeng secara biparietal.
Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakan ke
arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal untuk mengeluarkan bahu
belakang
Lahirkan Badan dan Tungkai
23.  Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu untuk
menyangga kepala, lengan, dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas
untuk menelususri dan memegang lengan dan siku sebelah atas
24.  Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke
punggung, bokong, tungkai, dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan
telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari
dan jaro-jari lainnya)

VII.  PENANGANAN BAYI BARU LAHIR


25.  Lakukan penilaian (selintas):
 Apabila bayi cukup bulan?
 Apabila bayi menangis kuat dan/atau bernapas tanpa kesulitan?
 Apabila bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban adalah ‘TIDAK,”lanjut ke langkah resusitasi pada
bayi baru lahir dengan asfiksia.
Bila semua jawaban “YA”, lanjut ke langkah 26
26.  Keringkan dan posisi tubuh bayi di atas perut ibu
Keringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (tanpa
membersikan verniks) kecuali bagian tangan
 Ganti handuk basah dengan handuk yang kering
 Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di atas perut ibu
27. Periksa kondisi perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi kedua dalam
uterus (hamil tunggal)
28. Beri tahu kepada ibu bahwa penolong akan menyuntik oksitosin (agar uterus
berkontraksi baik)
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(intramuskular) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin)
30.  Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat (dua menit setelah bayi lahir)
pada sekitar 3 cm dari pusar (umbilikus) bayi. Dari sisi luar klem penjepit,
dorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan lakukan penjepitan kedua pada
2 cm distal dari klem pertama.
31.  Pemotongan dan pengikatan tali pusat
 Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah dijepit kemudian
lakukan pengguntingan tali pusat (lindungi perut bayi) diantara 2 klem
tersebut
 Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua
menggunakan dengan simpul kunci
 Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32.  Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi
Letakan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel baik di dinding dada-perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu
VIII. PENATALAKSANAAN AKTIF KALA TIGA
33.  Pindahkan klem pada tali pusat hingga 5-10 cm dari vulva

34.  Letakan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis, untuk
mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat
35.  Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil
tangan lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorsokranial) secara
hati-hati (untuk mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan ulangi prosedur di atas
 Jika uterus tidak segera berkontraksi, meminta ibu, suami, atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.
Mengeluarkan Plasenta
36.  Bila pada penekanan bagian bawah dinding uterus kearah dorsal ternyata
diikuti dengan pergeseran tali pusat kearah distal maka lanjutkan dorongan
kearah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik
secara kuat terutama jika uterus tidak berkontraksi) sesuai sumbu jalan
lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas)
 Jika tali pusat bertambah panjang, pinfahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
1.Beri dosisi ulang oksitosin 10 unit IM
2.Lakukan katerisasi (aseptik) jika kandung kemih penuh
3.Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4.Ulangi tekanan dorso kranial dan penegangan tali pusat 15 menit
berikutnya
5.Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi
perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta manual
37.  Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan dua
tangan. Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan
 Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan
atau klem DTT atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal
Rangsang Taktil (Masase) Uterus
38.  Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus,
letakan telapak tangan di atas fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras)
 Lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak berkontraksi setelah
15 detik melakukan rangsangan taktil/masase

IX. MENILAI PERDARAHAN
39. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.
Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera dilakukan
penjahitan.
40. Periksa kedua sisi plasenta (maternal fetal) pastikan plasenta dilahirkan
dengan lengkap. Masukkan plasenta kedalam kantong plastik atau tempat
khusus

X.   MELAKUKAN ASUHAN PASCA PERSALINAN


41.  Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam
42. Pastikan kandung kemih kosong. Jika penuh lakukan kateterisasi

Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan
klorin 0,5 %, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas di air DTT
tanpa melepas sarung tangan kemudian keringkan dangan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
44. Ajarkan ibu/ keluarga cara melakukan cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
45.  Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
46.  Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
47.  Pantau keadaan bayi dan pastikan bayi bernafas dengan baik (40-60/ menit)
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, resusitasi dan segera
merujuk kerumah sakit
 Jika bayi bernafas terlalu cepat, sesak nafas, segera rujuk ke RS
rujukan
 Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali
kontak kulit ibu-bayi dan hangatkan ibu-bayi satu selimut
Kebersihan dan Keamanan
48. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan
air DTT. Bersihkan cairan ketuban, lender dan darah di ranjang atau
disekitar ibu berbaringmenggunakan larutan klorin 0,5 %, lalu bilas dengan
air DTT.Bantu ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
49.  Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan
keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang diingikannya
50.  Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
51.  Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
52.  Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
53. Celupkan tangan yang masih memakaisarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadan terbalik bagian dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit
54.  Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih
55.  Pakai sarung tangan bersih/ DTT untuk memberikan Vitamin K1 (1ml) intra
muskuler di paha kiri bawah lateral dansalep mata Profilaksis infeksi dalam
satu jam pertama kelahiran
56.  Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah satu jam kelahiran bayi).
Pastikan kondisi bayi tetap baik (pernafasannormal 40-60 kali/ menit dan
temperature tubuh normal 36,5-37,5 derajat celcius) setiap 15 menit
57. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan immunisasi
hepatitis B dipaha kanan bawah lateral. Letakkan bayi didalam jangkauan
ibu agar sewaktu-waktu dapat disusukan
58. Lepaskan sarung tangan dalamkeadaan terbalik dan rendam didalam
larutan klorin 0,5 % selam 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang kering dan bersih
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang)

7. Diagram
Mengenal Gejala Dan Menyiapkan Memastikan
Alir
Tanda Kala Dua Pertolongan Pembukaan
Persalinan Lengkap Dan
Keadaan Janin
Baik

Menyiapkan
Pertolongan Persiapan Ibu Dan
Penanganan
Melahirkan Pertolongan Keluarga
Bayi Baru
Bayi Melahirkan Bayi Untuk Proses
Lahir
Meneran

Melakukan Asuhan
Penatalaksanaan Menilai Pasca Persalinan
Aktif Kala Tiga Perdarahan
8. Hal-hal
Yang Perlu
Diperhatikan

9. Unit Terkait 1. Ruang tindakan/IGD,


2. Petugas Ambulan/ sopir ambulan ,
3. Loket

10. Dokumen Buku KIA


Terkait

11. Rekaman Historis

No Halaman Yang Diubah Perubahan Diberlakukan


Tanggal
1 4-6 Urutan Langkah-langkah Langkah 36 - 60 10 Januari 2018

ASUHAN PERSALINAN NORMAL


No. Dokumen :
S
No Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
Halaman :¼

UPT PUSKESMAS PANAGUAN


BANGBANG KURNIADI, S.Kep.Ns
KAB. PAMEKASAN NIP. 1976 0704 199703 1 003

NO KEGIATAN YA TIDAK

1 Apakah bisa mengenal gejala dan tanda kala dua

2 Apakah sudah disiapkan pertolongan persalinan


3 Apakah bisa memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik

4 Apakah sudah disiapkan ibu dan keluarga untuk proses meneran

5 Apakah sudah disiapkan pertolongan melahirkan bayi

6 Apakah sudah dilakukan pertolongan melahirkan bayi

7 Apakah sudah dilakukan penanganan bayi baru lahir

8 Apakah sudah dinilai keluarnya darah

9 Apakah sudah dilakukan asuhan pasca persalinan

Complance Rate (CR) : ………………………

Pamekasan…………………………..
Auditor

Anda mungkin juga menyukai