Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN PERSALINAN

NORMAL

No. Dokumen :

No. Revisi :
SPO Tanggal Terbit :

Halaman : 1/13

KLINIK RAWAT dr. Eny Prasetyowati


INAP PELITA
HUSADA SIP.
503/107/DU/409.104.5/XI/2017
06

1. Pengertian Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian


secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan
pembukaan untuk mengeluarkan bayi. Dari pengertian tersebut
persalinan adalah proses alamiah dimana terjadi dilatasi servik,
lahirnya bayi dan plasenta dari rahim ibu.
2. Tujuan memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman,
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi.
3. Kebijakan Pelayanan antenatal dapat dilakukan oleh seluru bidan yang berpraktek
dan bidan delima

4. Referensi 1. Buku Kesehatan Ibu dan Anak


2. Buku Standar Alat Pelindung Diri /APD untuk penanganan
Covid-19 di Indonesia Revisi 2
3. Protokol Petunjuk Praktis Layanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Baru Lahir Selama Pandemi Covid-19
4. Buku Acuan APN Tahun 2017

Catatan sebelum pelayanan APN

1. Pastikan hasil swab antigen atau PCR Covid-19 Negatif


2. Penunggu persalinan di VK hanya 1 orang dalam kondisi sehat
3. Penunggu pasca persalinan di ruang perawatan hanya 2 orang
dalam kondisi sehat
4. Tidak ada kunjungan postpartum sampai waktu yang ditentukan

5. Alat dan Bahan PERSIAPAN ALAT


1. Persiapan alat perlindungan diri
a. Celemek plastik
b. Sepatu boot
c. Masker
d. Kacamata
e. Penutup kepala
2. Persiapan Ibu dan Bayi
a. Handuk 2 buah
b. Alas bokong
c. Selimut untuk mengganti
d. Pembalut dan celana dalam
e. Pakaian ibu
f. Kain sarung yang besih dan kering (5 buah)
g. Pakaian bayi dan topi bayi
h. Washlap 2 buah
3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah ember yang berisi air dan deterjen , 3 tempat
sampah tertutup untuk sampah kering, sampah basah
dan sampah medis.
b. 1 wadah larutan DTT untuk membersihkan ibu setelah
persalinan selesai
c. 2 wadah larutan klorin 0,5% untuk membersihkan
tempat ibu bersalin dari dan untuk mencelupkan tangan
saat melakukan dekontaminasi pada sarung tangan yang
sudah digunakan, dan satunya untuk merendam alat
selama 10 menit.
4. 2 buah bak instrumen :
a. Partus set
 2 pasang handscoen
 1 kateter nelaton
 2 buah klem kocher
 1 buah ½ kocher
 1 gunting episiotomi
 1 buah gunting tali pusat
 Kasa secukupnya
 Pengikat tali pusat / umbilikal klem
b. Heacting set
 1 pasang handscoen
 1 duk seril
 1 pinset sirugis
 1 gunting benang
 Nalpuder dengan jarum ( jarum otot dan jarum
kulit)
 Kasa steril secukupnya
5. 1 kom kapas DTT, 1 kom larutan DTT
6. Spuit 3 cc, 1 cc, 5/10cc ( masing-masing 1 buah )
7. Korentang, bengkok
8. Alat pemeriksaan TTV ( Tensimeter, stetoscope, termometer
dan jam )
9. Set infus ( cairan RL/D5%, Selang infus, abokat no.16/18,
plaster)
10. Obat - obatan :
 Lidocain
 Oxitosin
 Ergometrin
 Vit K
 Salep mata
 Hepatitis B 0
 Benang untuk menjahit
 Bethadin
11. Tempat plasenta
12. Alat resusitasi
 Meja yang bersih, datar dan keras
 1 buah kain untuk mengalas meja
 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
 1 buah kain digelar di atas perut ibu
 Lampu sorot 60 watt
 Alat penghisap lendir
 Jam dinding
Persiapan Lingkungan
1. Tutup sketsel, jendela dan pintu untuk menjaga
privasi pasien
2. Beri penerangan yang cukup untuk memudahkan
bidan dalam melakukan tindakan
3. Siapkan tempat tidur pasien yang memudahkan bidan
untuk membeikan pertolongan pada persalinan
normal
Persiapan Pasien
1. Berikan penjelasan mengenai prosdur, tujuan dan manfaat
2. Memberitahukan ibu, bahwa bidan akan melakukan
pertolongan persalinan dengan normal agar terhindar dari
komplikasi
3. Informed concet
Memberitahu ibu untuk menandatangani surat pernyataan
bahwa ibu bersedia menerima pertolongan / tindakan yang
akan dlakukan.
4. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Anjurkan ibu pada posisi setengah duduk, tidak dianjurkan
untuk tidur terlentang

Persiapan Petugas
Mencuci tangan dan memakai APD
1. Basahi tangan dengan air mengalir
2. Ratakan sabun ke seluruh permukaan tangan
3. Gosok telapak dengan telapak
4. Gosok telapak tangan kanan di atas punggung telapak kiri
dan sebaliknya
5. Gosok telapak dengan jari saling menyilang
6. Gosok bagian belakang jari pada telapak dengan posisi
saling mengunci
7. Gosok jempol dengan gerakan memutar
8. Kelima jari kanan menguncup dan digosok memutar pada
telapak kiri dan sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringan tangan dengan tisue/handuk bersih dan kering
11. Gunakan tisu / handuk tersebut untuk mematikan kran air,
lalu buang tisu pada tempatnya/ cuci handuk
12. Pemakaian APD
13. Prosedur/langkah Mengenali tanda dan gejala kala ll persalina
langkah
1. Mendengar dan melihat tanda kala ll
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengn terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum
dan vaginanya
c. Terlihat perineum menonjol
d. Terlihat vulva / vagina dan anus membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
pervaginam
Tanda pasti kala ll ditentukan melalui pemeriksaan dalam yang
hasilnya adalah :
a. pembukaan serviks telah lengkap pada pemeriksaan dalam
b. terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

Menyiapkan Pertolongan Persalinan


1) Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat – obatan
esensial untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan
komplikasi sgera pada ibu dan bayi baru lahir siap
digunakan :
a. Klem, gunting, umbilikal klem siap dalam
wadahnya ( penghisap lendir bisa disiapkan di
tempat resusitasi, karena sekarang tidak dipakai
dalam BBL normal )
b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk
bayi dalam kondisi bersih dan hangat
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi dan
thermometer dalam kondisi baik dan bersih
d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempat
spuit steril sekali pakai di dalam partus set /
wadah DTT
e. Untuk resusitasi : tempat datar, rata, bersih,
kering dan hangat ( 3 handuk/kain yang bersih
dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60
watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi )
f. Persiapan bila terjadi kegawat daruratan pada
ibu : cairan kristaloid, infus set, blood set
2) Kenakan baju penutup / skoret, clemek plastik yang
bersih, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker
bedah, dan kacamata
3) Lepas semua perihasan pada lengan dan tangan lalu cuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan handuk pribadi / tisu bersih
dan kering
4) Pakai sarung tangan steril / DTT untuk pemeriksaan
dalam
5) Ambil spuit dengan satu tangan yang sudah bersarung
tangan, isi dengan oxitosin 10 unit dan letakan kembali
spuit tesebut di partus set / wadah DTT
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
1. Bersihkan vulva dan perenium dari depan ke belakang
dengan kapas / kasa yang dibasahi air DTT
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan servik sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila
selaput ketuban belum pecah, dengan syarat : kepala sudah
masuk ke dalam panggul ( HIII ). Perhatikan cairan ketuban
(jernih / ada mekonium).
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan sarung tangan dengan keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin selama 10 menit
kemudian cuci kedua tangan.
4. Periksa DJJ segera setelah kontraksi uterus mereda /
relaksasi untuk memastikan DJJ dalam batas normal (120-
160)
 Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.
 Dokumentasikan hasil pemeriksaan dalam, DJJ,
semua temuan dan asuhan yang diberikam ke dalam
partograf.
Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses
Meneran
1. Beritahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan kondisi
janin cukup baik, kemudian bantu ibu untuk memilih posisi
yang nyaman
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika
ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, bantu ibu
dalam posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
dan pastikan ibu merasa nyaman
3. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat :
 Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
 Berikan cukup asupan cairan peroral ( minum ) nilai
DJJ setiap kontraksi uterus selesai
4. Anjurkan ibu berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman jika ibu belum merasakan ada dorongan meneran
dalam 60 menit.
Persiapan untuk Melahirkan Bayi
1. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6
cm letakan handuk bersih di perut bawah ibu (untuk
mengeringkan bayi)
2. Letakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu
3. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan
alat dan bahan
4. Pakai sarung tangan DTT / seteril pada kedua tangan.

Pertolongan untuk Melahirkan Bayi


1. Setelah tapak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perenium dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering, sementara tangan yang lain menahan kepala bayi
unuk mempertahankan posisi defleksi dan membantu
lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau
bernafas cepat dan dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan lakukan
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, segera lanjutkan
proses kelahiran bayi. Jika lilitan tali pusat di leher bayi
masih longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala bayi.
Jika lilitan terlalu ketat, klem tali pusat didua tempat lalu
gunting diantaranya. Jangan lupa untuk tetap melindungi
leher bayi.
3. Setelah kepala lahir, tunggu hingga kepala bayi melakukan
putaran paksi luar secara spontan.

Membantu Lahirnya Bahu


 Setelah kepala melakukan putar paksi luar, pegang
kepala bayi secara biparental. Anjurkan ibu meneran saat
kontraksi, dengan lembut gerakan kepala ke arah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus
pubis dan kemudian gerakan ke arah atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
Membantu Lahinya Badan dan Tungkai
1. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang ada di bawah ke
arah perenium ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan yang berada di atas untuk
menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
2. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran
tanganyang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan
kaki bayi. Pegang kedua mata kaki ( masukan telunjuk
diantara kedua kaki dan pegang masing – masing mata kaki
dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari - jari
lainnya pada sisi yang lainnya agar bertemu dengan jari
telunjuk).

Asuhan Bayi Baru Lahir


1. Perhatikan dan lakukan penilaian segera pada bayi
(selintas) :
 Apakah bayi cukup bulan?
 Apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa
kesulitan?
 Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban adalah TIDAK, bayi mungkin
mengalami asfiksisa. Segera lakukan resusitasi bayi baru lahir
sambil menghubungi dokter sepesialis anak. Bila dokter
spesialis anak tidak ada, segera persiapkan rujukan. Bila semua
jawaban adalah YA, lanjutkan ke langkah 26. Penghidapan
lendir pada bayi tidak dilakukan secara rutin.
2. Keringkan Tubuh Bayi
Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru
lahir normal. Keringan tubuh bayi mulai dari muka, kepala
dan bagian tubuh yang lainnya (kecuali kedua tangan ) tanpa
membersihkan verniks. Ganti handuk yang basah dengan
handuk yang kering dan posisikan tubuh bayi dalam kondisi
aman di perut bagian bawah ibu
3. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin
kedua dalam uterus (hamil tunggal).
4. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik.
5. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin
10 unit (intramuscular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
6. Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali
pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi,
kemudian jari telinjuk dan jari tengah tangan lain menjepit
tali pusat dan geser hingga 3 cm proksimal dari pusar bayi
(kecuali ada asfiksi neonatus, lakukan sesegera mungkin).
Klem tali pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini
pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan
lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu (sekitar 5 cm)
dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari klem
pertama. (langkah ini dilewatkan apabila sebelumnya telah
dilakukan pemotongan tali pusat karena lilitan tali pusat
pada leher yang ketat ketika kepala bayi telah lahir
seluruhnya dan sebelum putaran paksi).
7. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian gunting tali pusat diantara dua klem
tersebut sambil lindungi perut bayi.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu
sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi
berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan
simpul kunci atau bisa juga menggunakan cincin
karet seteril / umbilikal klem.
c. Lepaskan klem arteri dan masukan kedalam wadah
yang telah disediakan
d. Jangan membungkus puntung tali pusat atau
mengoleskan bahan apapun ke puntung tali pusat.
8. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit
bayi. Letakan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu.
Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel dengan baik di
dinding dada – perut ibu. Usahakan kepala bayi berada di
antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting
payudara ibu atau areola mamae untuk inisiasi menyusui
dini (IMD).
 Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat yang bersih
dan kering, pasang topi pada kepala bayi. Jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
 Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1 jam.
 Sebagian besar bayi bisa melakukan IMD dalam waktu
30 – 60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusu
dari satu payudara.
 Biarkan bayi beada di dada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu.

Tatalaksana Manajemen Aktif Kala III


1 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 – 10
cm dari vulva.
2 Letakan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di tepi atas simpisis dan tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat.
3 Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan lain mendorong uterus ke arah
dorso-kranial secara hati-hati untuk mencegah terjadinya
inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 – 40
detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga
timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali prosedur
di atas.
Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting payudara
ibu.
4 Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus
ke arah dorsal ternyata diikuti pergeseran tali pusat ke
arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial
hingga plasenta dapat dilahirkan.
 Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya
ditegangkan (jangan ditarik secara kuat terutama
jika uterus tidak berkontrasi) sesuai dengan
sumbu jalan lahir (ke arah bawah - sejajar lantai -
atas).
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan
klem hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva
dan lahirkan plasenta
 Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat :
a. Ulangi pemberian oksitosin 10 unit IM
b. Lakukan kateterisasi (gunakan teknik
aseptik) jika kandung kemih penuh
c. Minta keluarga untuk menyiapkan
rujukan
d. Ulangi dorso kranial dan penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta
manual.
5 Saat plasenta telihat di introitus vagina, lahirkan plasenta
dengan kedua tangan. Pegang dan putar plasenta sesuai
jarum jam hingga selaput ketuban terpilin, kemudian
lahirkan dan tempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau
steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian
gunakan jari-jari tangan atau klem ovum DTT/steril untuk
mengeluarkan bagian selaput yang tertinggal.
6 Segera setelah plasenta dan selaput ketuba lahir, lakukan
masase uterus dengan meletakan telapak tangan di
fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar
secara lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba
keras).
Lakukan tindakan yang diperlukan (kompresi bimanual internal,
kompresi aorta abdominalis, tampon kondom kateter) jika
uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan
taktil/masase.

Menilai Perdarahan
1 Priksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan
selaputnya lengkap dan utuh. Masukan plasenta kedalam
kantong plastik atau tempat khusus.
2 Evaluasi kemungkinan ada laserasi pada vagina dan
perenium. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang
luas dan menimbulkan perdarahan.
Prosedur Standar Manajemen Kala IV
1. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
2. Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5 %, bersihkan noda daarah dan
cairan tubuh, lepas secara terbalik dan rendam sarung tangan
dalam larutan klorin selama 10 menit. Cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir, keringkan tangan dengan
handuk atau tisu pribadi yang bersih dan kering.
3. Pastikan kandung kemih ibu kosong.
4. Ajarkan ibu /keluarga cara masase uterus dan menilai
kontraksi.
5. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
6. Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan ibu baik.
7. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60x/menit).
 Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi,
diresusitasi dan segera rujuk ke rumah sakit
 Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera
rujuk ke rumah sakit
 Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan
hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu bayi dan
hangatkan ibu bayi dalam satu selimut.
8. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah didekontaminasi.
9. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai.
10. Bersihkan badan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh
dengan mengunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban,
lendir, dan darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu
ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
11. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan
makanan yang diinginkannya.
12. Dekontaminasi tempat bersalin dengan mengelap memakai
larutan klorin 0,5%.
13. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan
klorin selama 10 menit
14. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan handuk/tisu bersih dan kering
15. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi.
16. Dalam 1 jam beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, inj. Vit
K1 1mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik
bayi baru lahir pernafasan bayi normal 40-60x/menit dan
temperatur tubuh normal 36,5 °C – 37,5°C setiap 15 menit
17. Satu jam setelah pemberian Vit K, berikan suntikan
imunisasi hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakan
bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu – waktu bisa
disusui
18. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
di dalam larutan klorin selama 10 menit
19. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan handuk/tisu bersih dan kering
20. Lengkapi partograf, periksa tanda vital dan asuhan kala IV

Catatan : Pastikan ibu sudah buang air kecil setelah asuhan


persalinan selesai.
-

14. Bagan Alir


15. Hal yang perlu di -
perhatikan

16. Unit Terkait Ruang bersalin dan ruang perawatan nifas

17. Dokumen Terkait Buku KIA, Buku regristasi INC, lembar status pasien,Partograf

18. Rekaman historis No Yang Di Rubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


perubahan Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai