Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN PERSALINAN

NORMAL

IKATAN
BIDAN INDONESIA No. Dokumen : 01/10/2021
KOTA KEDIRI

Tanggal terbit : Disetujui Oleh


05 Oktober 2021 Praktek Mandiri Bidan
SPO No. Revisi :-

Halaman : 1-11
ERNA SUPRIHARTINI
A. Pengertian Proses Pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang
telah cukup bulan atu dapat hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir secara spontan dengan presentasi belakang kepala
dan tanpa komplikasi
B. Tujuan Sebagai Pedoman Bidan dalam mengupayakan kelangsungan
hidup dan mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan
bayinya melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat optimal
C. Referensi 1. Buku saku kesehatan ibu
2. Asuhan persalinan normal

D. Alat dan Bahan Persiapan Alat :


1. Persiapan alat perlindungan diri
a. Celemek plastik
b. Sepatu boot
c. Masker
d. Kacamata
e. Penutup kepala
2. Persiapan ibu dan bayi
a. Handuk 2 buah
b. Alas bokong
c. Selimut untuk mrngganti
d. Pembalut dan celana dalam
e. Pakain ibu
f. Kain sarung yang bersih dan kering ( 5 buah )
g. Pakaian bayi, topinya
h. Washlap 2 buah
3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah ember yang berisi air dan deterjen
b. 3 buah tempat sampah tertutup, untuk sampah
kering, sampah basah, dan sampah medis
c. 1 Wadah larutan DTT untuk membersihkan ibu
setelah persalinan selesai
d. 2 Wadah larutan klorine 0,5 % , untuk
membersihkan tempat ibu bersalin dari dan untuk
mencelupkan tangan saat melakukan dekontaminasi
pada sarung tangan yang sudah digunakan, dan
satunya untuk merendam alat selama 10 menit

4. 2 buah bak instrumen :


a. Partus set:
1) 2 pasang handscoen
2) 1 kateter nelaton
3) 2 buah klem koher
4) 1 buah ½ koher
5) 1 gunting episiotomi
6) 1 buah gunting tali pusat
7) Kain kasa secukupnya
8) Pengikat tali pusat/ umbilikal klem,
b. Heacting set
1) 1 pasang handscoen
2) 1 buah dook
3) 1 pinset sirugik
4) 1 gunting benang
5) Nailpoeder dengan jarumnya ( jarum otot dan
jarum kulit
6) Kain kasa secukupnya

5. 1 kom kapas DTT , 1 kom larutan DTT


6. Spuit 3cc, 1 spuit 1cc, 1 spuit5/10 cc
7. Laenec, korentang, bengkok
8. Alat pemneriksaan TTV : tewnsimeter, dan
stateskopnya, thermometer, jam
9. Set infus : cairan RL/D5%, Selang infus, Abocat 16/18
cm , plester
10. Obat – obatan :
a. Lidocain
b. Oxitosin
c. Ergometrin
d. Vit k
e. Tetesmata
f. Hepatitis B 0
g. Benang untuk menjahit
h. Bethadine
11. Tempat plasenta
12. Alat resusitasi
a. Meja yang beresih, datar dan keras
b. 1 buah kain untuk mengalas meja
c. 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
d. 1 buah kain di gelar diatas perut ibu
e. Lampu sorot 60 watt
f. Alat penghisap lendir ( bola – bola karet / de lee
g. Balon dengan sungkupnya
h. Jam dinding

Persiapan lingkungan
1. Tutup sketsel, jendela dan pintu untuk menjaga privasi
pasien
2. Beri penerangan yang cukup untuk memudahkan bidan
dalam melakukan tindakan yang akan di lakukan
3. Siapkan tempat tidur pasien , yang memudahkan bidan
memberikan pertolongan pada persalinan normal

Persiapan pasien
1. Berikan penjelasan tentang prosedur, tujuan dan
manfaat
2. Memberitahukan ibu, bahwa bidan akan melakukan
pertolongan persalinan, agar bayi lahir dan ibu
melewati proses persalinan dengan normal agar
terhindar dari komplikasi
3. Informed concent
Memberitahukan ibu untuk mrendantangani surat
pernyataan bahwa ibu bersedia dilakukan pertolongan
yang akan dilakukan
4. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Dianjurkan ibu pada posisi setengah duduk tidak
dianjurkan ibu untuk tidur terlentang
Persiapan petugas
Mencuci tangan dengan 12 langkah
1. Basahi tangan dengan air mengalir
2. Ratakan sabun ke seluruh permukaan tangan
3. Gosok telapak dengan telapak
4. Gosok telapak kanan di atas punggung telapak
kiri dan sebaliknya
5. Gosok telapak dengan jari saling menyilang
6. Gosok bagian belakang jari pada telapak dengan
posisi saling mengunci
7. Gosok jempol dengan gerakan memutar
. Kelima jari kanan menguncup dan digosok
memutar pada telapak kiri dan sebaliknya
9. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
10. Keringkan tangan dengan tisu/handuk bersih
dan kering
11. Gunakan tisu/handuk tersebut untuk mematikan
keran air, lalu buang tisu/cuci handuk ke
tempat
sampah yang tersedia
12. Tangan kini sudah bersih

E. Mengenali Gejala dan Tanda Kala II Persalinan


1. Mendengar dan melihat tanda Kala II :
a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
dan/ vaginanya
c. Terlihat perineum menonjol
d. Terlihat vulva-vagina dan anus membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah per
vaginam
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang
hasilnya adalah:
a. Pembukaan serviks telah lengkap pada pemeriksaan
dalam
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

Menyiapkan pertolongan persalinan

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan


esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana
komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir siap
digunakan:
a. Klem, gunting, benang tali pusat, siap dalam wadahnya
(tidak perlu, hanya disiapkan saja) * penghisap lendir
sekarang
tidak dipakai lagi, dipakai hanya saat akan resusitasi,
b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi
Dalam kondisi bersih dan hangat,
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termomete
Dalam kondisi baik dan bersih,
d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit
steril sekali pakai di dalam partus set/wadah DTT,
e. Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan
Hangat 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat
penghisap lendir lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm
di atas tubuh bayi,
f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan
kristaloid, set infus, set darah.
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih,
sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan
kacamata.
4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan handuk pribadi atau tisu bersih
dan kering.
5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam.
6. Ambil spuit dengan satu tangan (one hand) yang sudah
bersarung tangan, isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan
kembali spuit tersebut di partus set/wadah DTT atau steril]
tanpa mengontaminasi spuit.
Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
1. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang
dengan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Lakukan amniotomi
bila selaput ketuban belum pecah, dengan syarat: kepala
sudah masuk ke dalam panggul (H III). Perhatikan
cairan ketuban (jernih atau ada mekonium).
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, kemudian lepaskan sarung
tangandalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua tangan
setelahnya.
4. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah
kontraksi uterus mereda (relaksasi) untuk memastikan
bahwa DJJ dalam batas normal (120 – 160 x/mnt.
a. . Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. . Dokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ,
semua temuan dan asuhan yang diberikan ke dalam
partograf

Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses


Meneran

1. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin


cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika
ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, bantu ibu
dalam posisi setengah duduk atau posisi lain yang
dinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman,
3. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat:
a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
b. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum) Nilai DJJ
setiap kontraksi uterus selesai.
4.Anjurkan ibu berjongkok atau mengambil posisi yang
5. nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.

Persiapan untuk Melahiran Bayi

1. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi)


di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm.
2. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
3. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
4. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Pertolongan untuk melahirkan Bayi
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
bersih dan kering, sementara tangan yang lain menahan
kepala bayi untuk mempertahankan posisi defleksi dan
membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran
secara efektif atau bernapas cepat dan dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan
lakukan tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, segera
lanjutkan proses kelahiran bayi. Jika lilitan tali pusat di
leher bayi masih longgar, lepaskan lilitan lewat bagian
atas kepala bayi. Jika lilitan tali pusat terlalu ketat,
klem tali pusat di dua tempat lalu gunting di antaranya.
Jangan lupa untuk tetap lindungi leher bayi.
3. Setelah kepala lahir, tunggu hingga kepala bayi
melakukan putaran paksi luar secara spontan.

Membantu Lahirnya Bahu


1. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang
kepala bayi secara biparental. Anjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala
ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di
bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas
dan distal untuk melahirkan bahu belakang

Membantu Lahirnya Badan dan Tungkai


2. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di
bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan yang
berada di atas untuk menelusuri dan memegang lengan
dan siku sebelah atas.
3. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan
penelusuran tangan yang berada di atas ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki bayi. Pegang kedua mata kaki
(masukkan telunjuk di antara kedua kaki dan pegang
masing-masing mata kaki dengan melingkarkan ibu jari
pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lainnya
agar bertemu dengan jari telunjuk).

Asuhan Bayi Baru Lahir


4. Perhatikan dan lakukan penilaian segera pada bayi
(selintas):
Apakah bayi cukup bulan?
Apakah bayi menangis kuat dan/ bernafas tanpa
kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, bayi mungkin
mengalami asfiksia. Segera lakukan resusitasi bayi baru lahir
sambil menghubungi dokter spesialis anak. Bila dokter spesialis
anak tidak ada, segera persiapkan rujukan. Bila semua jawaban
adalah “YA”, lanjut ke langkah 26. Pengisapan lendir jalan
napas pada bayi tidak dilakukan secara rutin.

5. Keringkan tubuh bayi


Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi
baru lahir normal. Keringkan tubuh bayi mulai dari
muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali kedua
tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk
basah dengan handuk yang kering, dan posisikan tubuh
bayi dalam kondisi aman di perut bagian bawah ibu
6. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada
janin kedua dalam uterus (hamil tunggal).
7. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar
uterus berkontraksi baik.
8. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan
oksitosin 10 unit (intramuscular) di 1/3 distal lateral
paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
9. . Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang
tali pusat dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari
pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah
tangan lain menjepit tali pusat dan geser hingga 3 cm
proksimal dari pusar (umbilikus) bayi (kecuali pada
asfiksia neonatus, lakukan sesegera mungkin). Klem tali
pusat pada titik tersebut kemudian tahan klem ini pada
posisinya, gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan
lain untuk mendorong isi tali pusat ke arah ibu (sekitar 5
cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal dari
klem pertama. (Langkah ini dilewatkan apabila
sebelumnya telah dilakukan pemotongan tali pusat
karena lilitan tali pusat pada leher yang ketat ketika
kepala bayi telah lahir seluruhnya dan sebelum putaran
paksi).
10. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian gunting tali pusat diantara 2 klem
tersebut (sambil lindungi perut bayi).
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu
Sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi
berlawanan dan lakukan ikatan kedua menggunakan
simpul kunci.
c. Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang
telah disediakan
d. Jangan membungkus puntung tali pusat atau
mengoleskan bahan apapun ke puntung tali pusat
11. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke
kulit bayi. Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di
dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel
dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting payudara ibu atau areola mamae
untuk inisiasi menyusu dini (IMD).
a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering
dan pasang topi pada kepala bayi. Jangan segera
menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu paling sedikit 1 jam.
c. Sebagian besar bayi akan berhasil malakukan IMD
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama
kali akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi
cukup menyusus dari satu payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu

Tata laksana Manajemen Aktif Kala II

12. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm


dari vulva.
13. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di tepi atas simfisis dan tangan lain memegang
klem untuk menegangkan tali pusat.
14. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke
arah bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus
ke arah dorso-kranial secara hati-hati untuk mencegah
terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah
30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan tunggu
hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali
prosedur diatas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau


anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting payudara
ibu.

15. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan


uterus ke arah dorsal ternyata diikuti pergeseran tali
pusat ke arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah
kranial hingga plasenta dapat dilahirkan.
a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya
ditegangkan (jangan ditarik secara kuat terutama
bila uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu
alan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas),
b. jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta,
c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit
menegangkan tali pusat:
- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit intramuskular,
- Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika
kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan,
- Ulangi tekanan dorso kranial dan penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi
lahir atau terjadi perdarahan maka segera
lakukan tindakan plasenta manual

16. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan


plasenta dengan kedua tangan. Pegang dan putar
plasenta sesuai jarum jam hingga selaput ketuban
terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta pada
wadah yang telah disediakan.

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT


atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari-jari tangan atau klem ovum
DTT/steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal
17. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus dengan meletakkan telapak
tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan
melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus teraba keras).

Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual


Internal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon
Kondom-Kateter) jika uterus tidak berkontraksi dalam
15 detik setelah rangsangan taktil/masase.

Menilai Perdarahan

1. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke


ibu
maupun janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan
selaputnya lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke
dalam kantung plastic atau tempat khusus.
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi
yang luas dan menimbulkan perdarahan.

Prosedur Standar Manajemen Kala IV

3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak


terjadi perdarahan pervaginam.
4. Celupkan tangan yang masih memakai sarung
tangan kedalam larutan klorin 0,5%, bersihkan noda
darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan
rendam sarung tangan dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
5. Pastikan kandung kemih kosong.
6. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
dan menilai kontraksi.
7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
8. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum
ibu baik
9. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik (40-60 kali permenit)
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi,
diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit
b. Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas,
segera rujuk ke rumah sakit
c. Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan
hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi
dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.
10. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi
(10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
11. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai.
12. Bersihkan badan ibu dari paparan darah dan
cairan tubuh dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah di
ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering
13. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan
ASI. Anjurkan keluarga untuk memberi ibu
minuman dan makanan yang diinginkannya.
14. Dekontaminasi tempat bersalin dengan mengelap
memakai larutan klorin 0,5%.
15. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%, balikkan bagian dalam keluar dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
16. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih
mengalir kemudian keringkan dengan tissue atau
handuk pribadi yang bersih dan kering
17. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi
18. Dalam 1 jam beri salep/tetes mata profilaksis
infeksi,
vitamin K1 1mg IM di paha kiri bawah lateral,
pemeriksaan fisik bayi baru lahir pernafasan bayi
normal 40-60 kali / menit) dan temperature tubuh
(normal 36,5 – 37,5° C) setiap 15 menit.
19. Setelah satu jam setelah pemberian vitamin K1,
berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha
kanan bawah lateral. Letakan bayi dii dalam
jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusui
20. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam didalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit.
21. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air
mengalir kemudian keringkan dengan tissue
atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
22. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang),
periksa tanda vital dan asuhan kala IV
.
• Catatan: Pastikan ibu sudah buang air kecil setelah
asuhan persalinan selesai.

Anda mungkin juga menyukai