Anda di halaman 1dari 10

No.

Dokumen :

No. Revis :
SOP Ka. Puskesmas Perawatan
Tanggal Terbit : Batiknau
Puskesmas Batiknau

Halaman : Dr. Kerinadi Pinem. MM


NIP: 197408042006041010
A. Pengertian Proses Pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup
bulan atu dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir secara S O Pntan
dengan presentasi belakang kepala dan tanpa komplikasi
B. Tujuan Sebagai Pedoman Bidan dalam mengupayakan kelangsungan hidup dan
mencapai derajat kesehatan yang tinggi bagi ibu dan bayinya melalui
berbagai upaya yang terintegrasi dan kualitas pelayanan dapat terjaga pada
tingkat optimal
C. Referensi 1. Buku saku kesehatan ibu
2. Asuhan persalinan normal

D. Alat dan Bahan Persiapan Alat :


1. Persiapan alat perlindungan diri
a. Celemek plastik
b. Sepatu boot
c. Masker
d. Kacamata
e. Penutup kepala
2. Persiapan ibu dan bayi
a. Handuk 2 buah
b. Alas bokong
c. Selimut untuk mrngganti
d. Pembalut dan celana dalam
e. Pakain ibu
f. Kain sarung yang bersih dan kering ( 5 buah )
g. Pakaian bayi, topinya
h. Washlap 2 buah
3. Pencegahan infeksi
a. 1 buah ember yang berisi air dan deterjen
b. 3 buah tempat sampah tertutup, untuk sampah kering, sampah
basah, dan sampah medis
c. 1 Wadah larutan DTT untuk membersihkan ibu setelah persalinan
selesai
d. 2 Wadah larutan klorine 0,5 % , untuk membersihkan tempat ibu
bersalin dari dan untuk mencelupkan tangan saat melakukan
dekontaminasi pada sarung tangan yang sudah digunakan, dan
satunya untuk merendam alat selama 10 menit
4. 2 buah bak instrumen :
a. Partus set:
1) 2 pasang handscoen
2) 1 kateter nelaton
3) 2 buah klem koher
4) 1 buah ½ koher
5) 1 gunting episiotomi
6) 1 buah gunting tali pusat
7) Kain kasa secukupnya
8) Pengikat tali pusat/ umbilikal klem,
b. Heacting set
1) 1 pasang handscoen
2) 1 buah dook
3) 1 pinset sirugik
4) 1 gunting benang
5) Nailpoeder dengan jarumnya ( jarum otot dan jarum kulit
6) Kain kasa secukupnya

5. 1 kom kapas DTT , 1 kom larutan DTT


6. Spuit 3cc, 1 spuit 1cc, 1 spuit5/10 cc
7. Laenec, korentang, bengkok
8. Alat pemneriksaan TTV : tewnsimeter, dan stateskopnya,
thermometer, jam
9. Set infus : cairan RL/D5%, Selang infus, Abocat 16/18 cm , plester
10. Obat – obatan :
a. Lidocain
b. Oxitosin
c. Ergometrin
d. Vit k
e. Tetesmata
f. Hepatitis B 0
g. Benang untuk menjahit
h. Bethadine
11. Tempat plasenta
12. Alat resusitasi
a. Meja yang beresih, datar dan keras
b. 1 buah kain untuk mengalas meja
c. 1 buah kain untuk mengganjal bahu bayi
d. 1 buah kain di gelar diatas perut ibu
e. Lampu sorot 60 watt
f. Alat penghisap lendir ( bola – bola karet / de lee
g. Balon dengan sungkupnya
h. Jam dinding

Persiapan lingkungan
1. Tutup sketsel, jendela dan pintu untuk menjaga privasi pasien
2. Beri penerangan yang cukup untuk memudahkan bidan dalam melakukan
tindakan yang akan di lakukan
3. Siapkan tempat tidur pasien , yang memudahkan bidan memberikan
pertolongan pada persalinan normal

Persiapan pasien
1. Berikan penjelasan tentang prosedur, tujuan dan manfaat
2. Memberitahukan ibu, bahwa bidan akan melakukan pertolongan
persalinan, agar bayi lahir dan ibu melewati proses persalinan dengan
normal agar terhindar dari komplikasi
3. Informed concent
Memberitahukan ibu untuk mrendantangani surat pernyataan bahwa
ibu bersedia dilakukan pertolongan yang akan dilakukan
4. Bantu klien dalam posisi yang nyaman
Dianjurkan ibu pada posisi setengah duduk tidak dianjurkan ibu
untuk tidur terlentang

Persiapan petugas
Mencuci tangan dengan 12 langkah:
1. Basahi tangan dengan air mengalir
2. Ratakan sabun ke seluruh permukaan tangan
3. Gosok telapak dengan telapak
4. Gosok telapak kanan di atas punggung telapak kiri dan sebaliknya
5. Gosok telapak dengan jari saling menyilang
6. Gosok bagian belakang jari pada telapak denganposisi saling
mengunci
7. Gosok jempol dengan gerakan memutar Kelima jari kanan
menguncup dan digosok memutar pada telapak kiri dan sebaliknya
8. Bilas kedua tangan dengan air mengalir
9. Keringkan tangan dengan tisu/handuk bersih dan kering
10. Gunakan tisu/handuk tersebut untuk mematikan keran air, lalu buang
tisu/cuci handuk ke tempat sampah yang tersedia
11. Tangan kini sudah bersih

E. Prosedur Mengenali Gejala dan Tanda Kala II Persalinan

1. Mendengar dan melihat tanda Kala II :


a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
dan/ vaginanya
c. Terlihat perineum menonjol
d. Terlihat vulva-vagina dan anus membuka
e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah per
vaginam
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya adalah:
a. Pembukaan serviks telah lengkap pada pemeriksaan
dalam
b. Terlihatnya bagian kepala bayi melalui introitus vagina

Menyiapkan pertolongan persalinan

2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan


esensial untuk menolong persalinan dan menatalaksana komplikasi segera
pada ibu dan bayi baru lahir siap digunakan:
a. Klem, gunting, benang tali pusat, siap dalam wadahnya
(tidak perlu, hanya disiapkan saja) * penghisap lendir sekarang
tidak dipakai lagi, dipakai hanya saat akan resusitasi,
b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi
Dalam kondisi bersih dan hangat,
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termomete
Dalam kondisi baik dan bersih,
d. Patahkan ampul oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali pakai
di dalam partus set/wadah DTT,
e. Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan
Hangat 3 handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh bayi,
f. Persiapan bila terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan
kristaloid, set infus, set darah.
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih,
sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker, dan kacamata.
4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian keringkan
dengan handuk pribadi atau tisu bersih dan kering.
5. Pakai sarung tangan steril/DTT untuk pemeriksaan dalam.
6. Ambil spuit dengan satu tangan (one hand) yang sudah
bersarung tangan, isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan
kembali spuit tersebut di partus set/wadah DTT atau steril]
tanpa mengontaminasi spuit.

Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik


1. Bersihkan vulva dan perineum, dari depan ke belakang dengan kapas
atau kasa yang dibasahi air DTT.
2. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap. Lakukan amniotomi bila selaput
ketuban belum pecah, dengan syarat: kepala sudah masuk ke dalam
panggul (H III). Perhatikan cairan ketuban (jernih atau ada
mekonium).
3. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%, kemudian lepaskan sarung tangandalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci kedua
tangan
setelahnya.
4. Periksa denyut jantung janin (DJJ) segera setelah kontraksi uterus
mereda (relaksasi) untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal
(120 – 160 x/mnt.
a. . Ambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. . Dokumentasikan hasil-hasil periksa dalam, DJJ,
semua temuan dan asuhan yang diberikan ke dalam
partograf

Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Meneran

1. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin


cukup baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang
nyaman dan sesuai dengan keinginannya
2. Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran jika
ada rasa ingin meneran atau kontraksi yang kuat, bantu ibu
dalam posisi setengah duduk atau posisi lain yang
dinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman,
3. Laksanakan bimbingan meneran saat ibu merasa ingin
meneran atau timbul kontraksi yang kuat:
a. Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
b. Berikan cukup asupan cairan per-oral (minum) Nilai DJJ
setiap kontraksi uterus selesai.
4.Anjurkan ibu berjongkok atau mengambil posisi yang
5. nyaman jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.

Persiapan untuk Melahiran Bayi

1. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi)


di perut bawah ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva
dengan diameter 5-6 cm.
2. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di bawah
bokong ibu.
3. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
4. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
Pertolongan untuk melahirkan Bayi
1. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering, sementara tangan yang lain menahan kepala bayi untuk
mempertahankan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernapas cepat dan dangkal.
2. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan lakukan tindakan
yang sesuai jika hal itu terjadi, segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, lepaskan lilitan
lewat bagian atas kepala bayi. Jika lilitan tali pusat terlalu ketat, klem
tali pusat di dua tempat lalu gunting di antaranya. Jangan lupa untuk
tetap lindungi leher bayi.
3. Setelah kepala lahir, tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran
paksi luar secara S O Pntan.

Membantu Lahirnya Bahu


1. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi
secara biparental. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan ke arah atas dan
distal untuk melahirkan bahu belakang

Membantu Lahirnya Badan dan Tungkai


2. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di
bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan yang berada di atas untuk menelusuri
dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
3. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan
yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki bayi.
Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk di antara kedua kaki dan
pegang masing-masing mata kaki dengan melingkarkan ibu jari pada
satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lainnya agar bertemu
dengan jari telunjuk).

Asuhan Bayi Baru Lahir


4. Perhatikan dan lakukan penilaian segera pada bayi (selintas):
Apakah bayi cukup bulan?
Apakah bayi menangis kuat dan/ bernafas tanpa
kesulitan?
Apakah bayi bergerak dengan aktif?

Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK”, bayi mungkin mengalami asfiksia.
Segera lakukan resusitasi bayi baru lahir sambil menghubungi dokter spesialis
anak. Bila dokter spesialis anak tidak ada, segera persiapkan rujukan. Bila
semua jawaban adalah “YA”, lanjut ke langkah 26. Pengisapan lendir jalan
napas pada bayi tidak dilakukan secara rutin.

5. Keringkan tubuh bayi


Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir
normal. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian
tubuh lainnya (kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk yang kering, dan posisikan tubuh
bayi dalam kondisi aman di perut bagian bawah ibu
6. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada janin kedua dalam
uterus (hamil tunggal).
7. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi
baik.
8. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit
(intramuscular) di 1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikan oksitosin).
9. . Setelah 2 menit sejak bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat
dengan satu tangan pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari
telunjuk dan jari tengah tangan lain menjepit tali pusat dan geser
hingga 3 cm proksimal dari pusar (umbilikus) bayi (kecuali pada
asfiksia neonatus, lakukan sesegera mungkin). Klem tali pusat pada
titik tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari
telunjuk dan jari tengah tangan lain untuk mendorong isi tali pusat ke
arah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm distal
dari klem pertama. (Langkah ini dilewatkan apabila sebelumnya telah
dilakukan pemotongan tali pusat karena lilitan tali pusat pada leher
yang ketat ketika kepala bayi telah lahir seluruhnya dan sebelum
putaran paksi).
10. Pemotongan dan pengikatan tali pusat.
a. Dengan satu tangan, angkat tali pusat yang telah
dijepit kemudian gunting tali pusat diantara 2 klem
tersebut (sambil lindungi perut bayi).
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu
Sisi kemudian lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan
lakukan ikatan kedua menggunakan simpul kunci.
c. Lepaskan klem dan masukan kedalam wadah yang telah
disediakan
d. Jangan membungkus puntung tali pusat atau
mengoleskan bahan apapun ke puntung tali pusat
11. Tempatkan bayi untuk melakukan kontak kulit ibu ke kulit bayi.
Letakkan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu
bayi sehingga bayi menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu.
Usahakan kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting payudara ibu atau areola mamae untuk
inisiasi menyusu dini (IMD).
a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering
dan pasang topi pada kepala bayi. Jangan segera menimbang
atau memandikan bayi baru lahir.
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
sedikit 1 jam.
c. Sebagian besar bayi akan berhasil malakukan IMD
dalam waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan
berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi cukup menyusus dari satu
payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam
walaupun bayi sudah berhasil menyusu

Tata laksana Manajemen Aktif Kala II

12. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm


dari vulva.
13. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu,
tepat di tepi atas simfisis dan tangan lain memegang klem untuk
menegangkan tali pusat.
14. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah
sambil tangan yang lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial
secara hati-hati untuk mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi kembali
prosedur diatas.

Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau anggota
keluarga untuk melakukan stimulasi puting payudara ibu.

15. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan


uterus ke arah dorsal ternyata diikuti pergeseran tali pusat ke arah
distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial hingga plasenta dapat
dilahirkan.
a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan
ditarik secara kuat terutama bila uterus tak berkontraksi) sesuai
dengan sumbu alan lahir (ke arah bawah-sejajar lantai-atas),
b. jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva dan lahirkan plasenta,
c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat:
- Ulangi pemberian oksitosin 10 unit intramuskular,
- Lakukan kateterisasi (gunakan teknik aseptik) jika
kandung kemih penuh
- Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan,
- Ulangi tekanan dorso kranial dan penegangan tali
pusat 15 menit berikutnya
jika plasenta tak lahir dalam 30 menit sejak bayi lahir atau
terjadi perdarahan maka segera lakukan tindakan plasenta
manual

16. Saat plasenta terlihat di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan


kedua tangan. Pegang dan putar plasenta sesuai jarum jam hingga
selaput ketuban terpilin, kemudian lahirkan dan tempatkan plasenta
pada wadah yang telah disediakan.

Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-jari tangan
atau klem ovum DTT/steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal
17. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase
uterus dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan lakukan
masase dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus
berkontraksi (fundus teraba keras).

Lakukan tindakan yang diperlukan (Kompresi Bimanual Internal,


Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-Kateter) jika uterus
tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan taktil/masase.

Menilai Perdarahan

1. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu


maupun janin dan pastikan plasenta telah dilahirkan selaputnya
lengkap dan utuh. Masukan plasenta ke dalam kantung plastic atau
tempat khusus.
2. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi yang luas dan
menimbulkan perdarahan.

Prosedur Standar Manajemen Kala IV

3. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi


perdarahan pervaginam.
4. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh,
lepaskan secara terbalik dan rendam sarung tangan dalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk
pribadi yang bersih dan kering.
5. Pastikan kandung kemih kosong.
6. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
7. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
8. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
9. Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayibernafas dengan baik
(40-60 kali permenit)
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi,
diresusitasi dan segera merujuk ke rumah sakit
b. Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas,
segera rujuk ke rumah sakit
c. Jika kaki bayi teraba dingin, pastikan ruangan
hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu-bayi
dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut.
10. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
11. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
12. Bersihkan badan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
menggunakan air DTT. Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan
darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu ibumemakai
pakaian yang bersih dan kering
13. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI.
Anjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan
yang diinginkannya.
14. Dekontaminasi tempat bersalin dengan mengelap memakai larutan
klorin 0,5%.
15. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikkan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit.
16. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih dan kering
17. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan
fisik bayi
18. Dalam 1 jam beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin K1
1mg IM di paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru
lahir pernafasan bayi normal 40-60 kali / menit) dan temperature
tubuh (normal 36,5 – 37,5° C) setiap 15 menit.
19. Setelah satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan
imunisasi Hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Letakan bayi
dii dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusui
20. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam
didalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
21. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering.
22. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa tanda
vital dan asuhan kala IV
.
• Catatan: Pastikan ibu sudah buang air kecil setelah asuhan
persalinan selesai.

Anda mungkin juga menyukai