Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN PERSALINAN

NORMAL
No.Dokumen :
446.12.1/ /ADMEN
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
UPT PUSKESMAS RAHMI ADITAMA RASYID
Tanda Tangan Kepala UPT
BONTOMARANNU NIP. 198301252009042004
1. Pengetian Asuhan persalinan normal adalah memberikan pelayanan
persalinan normal sesuai dengan standar
2. Tujuan 1. Memudahkan persalinan normal
2. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin
3. Mendukung keinginan klien atau pasangan berkenan
dengan pengalaman melahirkan , mempertahankan
keamanan sesuai prioritas
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Bontomarannu No. tahun 2023
tentang Jenis-Jenis Pelayanan Klinis
4. Referensi Pedoman Pelayanan Maternal Dan Perinatal Pada Rumah
Sakit Tahun 2009 Permenkes No 75 Tahun 2014
5. Prosedur/ 1. Persiapkan Alat dan Bahan :
Langkah- a) Bak Instrumen berisi partus set(Klem 2,gunting tali
langkah pusat1,setengah koher 1,kateter 1)
b) Sarung tangan steri
c) Kom yang berisi kapas & air DTT
d) Oksitosin
e) 1 buah jarum dan catgut chromic
f) Spoit 3 cc
g) 7.Umbilical klem
h) Doppler
i) Kasa steril
j) Kain untuk ibu & bayi
k) Bengkok
l) Betadin
m) Tempat plasenta
n) Ember berisi air DTT
o) Ember berisi cairan klorin 0,5 %
p) Tempat sampah basah & kering
q) Lampu sorot
r) Pita ukur
s) 19.Tetes Mata
2. Langkah-Langkah
1. Mengenali dan melihat adanya tanda persalinan kala II
yang di lakukan adalah : tingkat kesadaran penderita,
pemeriksaan tanda-tanda :
a. ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada
rektum dan vaginanya.
c. perineum menonjol
d. vulva vagina dan sfingter ani membuka
2. Memastikan perlengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial untuk menolong persalinan dan
menatalaksana komplikasi ibu dan bayi baru lahir. untuk
resisutasi, tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3
handuk atau kain bersih dan kering, alat penghisap lendir,
lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas tubuh
bayi.
a. menggelar kain di atas perut ibu dan tempat resusitasi
serta ganjal bahu bayi.
b. menyiapkan oksitosin10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai dalam partus set.
3. Pakai celemek plastik yang bersih
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang di
pakai, mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih
yang mengalir dan mengeringkan tangan dengan handuk
pribadi yang kering dan bersih
5. Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril
untuk pemeriksaan dalam
6. Masukan oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik
(gunakan tangan yang memakai sarung tangan disinfeksi
tingkat tinggi atau steril)
7. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan
hati-hati depan kebelakang dengan menggunakan kapas
yang sudah di basahi air disinfeksi tingkat tinggi.
a. jika introitus vagina, perineum, atau anus
terkontaminasi tinja, bersihkan dengan kasa dari arah
depan ke belakang
b. buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang bersedia.
c. ganti sarung tangan jika terkontaminasi
( dekontaminasi, lepaskan dan rendam dalam larutan
klorin 0,5 %
8. Lakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam
larutan klorin 0.5 % dan kemudian melepaskannya
kedalam keadaan terbalik serta merendamnya selama 10
menit. cuci kedua tangan setelah sarung tangan di
lepaskan.
10.Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi
berakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal.
11.Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik, membantu ibu dalam posisi yang nyaman
sesuai keinginannya
12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
untuk meneran, (pada saat adanya his, bantu ibu dalam
posisi setengah duduk dan pastikan dia merasa nyaman)
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran
14. Ajarkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan
untuk meneran dalam 60 menit
15. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-
6cm meletakkan handuk bersuh di atas perut ibu untuk
mengeringkan bayi
16. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu
17. Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
19. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain
tadi, letakkan tangan yang lain di kepala bayi untuk
menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala,
menganjurkan ibu untuk meneran secara perlahan -
lahan saat kepala lahir
20. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang
sesuai jika terjadi lilitan tali pusat
a. jika tali pusat melilit leher secara longgar,lepaskan
lewat bagian atas kepala
b. jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat
didua tempat dan potong diantara kedua klem tersebut
21. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi
luar secara spontan . lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar , tepatkan
kedua tangan di masing – masinglembut menariknya
kearah bawah dan kearah luar sehingga bahu anterior
muncul di bawah arcus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik kearah atas dan kearah luar untuk
melahirkan bahu posterior. Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu dilahirkan , menelusurkan tangan
mulai kepala bayi yang berada di bagian bawah ke arah
perineum , membiarkan bahu dan lengan posterior lahir
ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku dan
tangan bayi saat melewati perineum, gunakan tangan
bagian bawah saat menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.
menggunakan tangan anterior ( bagian atas ) untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior saat bayi kedua
lahir
24. Setelah tubuh dan lengan lahir , menelusurkan tangan
tang ada di atas (anterior) dari punggung kearah kaki bayi
untuk menyangga saat punggung dan kaki lahir
memegang kedua mata kaki bayi dan dengan hati – hati
membantu kelahiran kaki
25. Menilai bayi dengan cepat , kemudian meletakkan bayi
diatas perut ibu diposisi kepala bayi sedikit rendah dari
tubuhnya (bila tali pusat terlalu pendek , meletakka bayi
di tempat yang memungkinkan)
26. Segera mengeringkan bayi mulai dari muka , kepala, dan
bagian tubuh lainnya kecuali tangan tanpa membersihkan
verniks . ganti handuk basah dengan handuk/kain yang
kering.biarkan bayi diatas perut
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi
bayi dalam uterus (hamil tunggal)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus
berkontraksi baik
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir , sutikkan
oksitosin 10 unit IM (intra muskular) 1/3 paha atas
bagian distal lateral (lakukan aspirasi sebelum
menyuntikkan oksitosin)
30. Setelah 2 menit pasca persalinan , jepit tali pusat dengan
klem kira – kira 3 cm dari pusat bayi. melakukan urutan
pada tali pusat mulai dari klem dari arah bayi dan
memasang klem ke dua 2 cm dari klem pertama kearah
ibu
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit
( lindungi perut bayi ), dan lakukan pemotongan tali
pusat diantara dua klem tersebut
b. ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada.
satu sisi kemudian melingkarkan kembali benang
tersebut dan mengikatnya dengan simpul kunci pada
sisi lainnya
c. lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah
disediakan
32. Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi .
letakkan bayi tengkurap di dada ibu . luruskan bahu bayi
sehingga bayi menempel di dada /perut ibu . usahakan
kepala bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari puting payudara ibu.
33. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi
di kepala bayi
34. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5 – 10 cm dari
vulva
35. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu
, tepat di atas tulang pubis , dan menggunakan tangan ini
untuk melakukan palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus , memegang tali pusat dan klem dengan tangan
yang lain
36.Setelah uterus berkontraksi , tegangkan tali pusat kearah
bawah belakang – atas (dorso – kranial ) secara hati – hati
( untuk mencegah inversio uteri ) . jika plasenta tidak lahir
setelah 30 – 40 detik . hentikan peneganggan tali pusat
dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan
ulangi prosedur diatas
a. jika uterus tidak berkontraksi , minta ibu, suami ,
atau anggota keluarga untuk melakukan stimulasi
puting susu
37. Lakukan penegangan dan dorongan dorso – kranial
hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai
dan kemudian kearah atas , mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorso – kranial )
a. jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem
hingga berjarak sekitar 5 – 10 cm dari vulva dan
lahirkan plasenta
b. jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan
tali pusat
1. beri dosis ulangan oksitosin 10 unit IM
2. lakukan katerisasi (aseptik) jika kandung kemih
penuh
3. minta keluarga untuk menyiapkan rujukan
4. ulangi peregangan tali pusat 15 menit berikutnya
5. jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi
lahir atau bila terjadi perdarahan, segera lakukan
plasenta manual
38. Saat plasenta terlihat diintroitus vagina, lahirkan dengan
menggunakan kedua tangan , pegang dan putar plasenta
hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
tempatkan plasenta pada wadah yang telah disediakan
a. jika selaput ketuban robek , pakai sarung tangan DTT
atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput
kemudian gunakan jari – jari tangan atau klem DTT
atau steril untuk mengeluarkan bagian selaput yang
tertinggal
b. rangsangan taktil (masase) uterus
39. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir ,
melakukan masase uterus , meletakkan telapak tangan
difundus dan melakukan masase dengan gerakan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
( fundus menjadi keras )
a. lakukan tindakan yang diperlukan jika uterus tidak
berkontraksi setelah 15v detik masase
40. Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun
bayi dan pastikan selaput ketuban lengkap dan utuh .
masukan plasenta kedalam plastik atau tempat khusus
41. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
dan segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan
aktif. bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan
aktif segera lakukan penjahitan
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak
terjadi perdarahan vaginam
43. Biarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di
dada ibu paling sedikit 1 jam
a. sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi
menyusu dini dalam waktu 30 – 60 menit . menyusu
pertama biasanya berlangsung sekitar 10 – 15 menit
bayi cukup menyusu dari satu payudara
b. biarkan bayi berada didada ibu selama 1 jam walaupun
bayi sudah berhasil menyusu.
44. Setelah 1 jam , lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir,
beri antibiotika salep mata pencegahan , dan vit k 1 mg IM
di paha kiri anterolateral
45. Setelah 1 jam pemberian vit K berikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral . letakkan bayi
didalam jangkauan ibu agar sewaktu – waktu bisa
disusukan. letakkan kembali bayi pada dada ibu bila bayi
belum berhasil menyusu 1 jam pertama dan biarkan
sampai bayi berhasil menyusu
46. Lakukan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginan
1. 2 – 3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
2. setiap 15 menit pada 1 jam pertama paska persalinan
3. setiap 20 – 30 menit pada jam kedua paska persalinan
4. jika uterus tidak berkontraksi dengan baik , melakukan
asuhan yang sesuai untuk pelaksanaan atonia uteri
47. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi
48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih
setiap 15 menit selama 1 jam pertama paska persalinan
dan setiap 30 menit selama jam kedua paska persalinan
a. memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
selama 2 jam pertama paska persalinan
b. melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang
tidak normal
50. Periksa kembali bayi dan pantau setiap 15 menit untuk
pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40 –
60kali/menit) serta suhu tubuh normal (36,5 – 37,5 oC)
1. jika bayi sulit bernafas , merintih atau retraksi ,
diresusitasi dan segera merujuk kerumah sakit
2. jika bayi nafas terlalu cepat , segera dirujuk.
3. jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat.
kembalikan bayi kulit ke kulit dengan ibunya dan
selimuti ibu dan bayi dengan satu selimut
51. Tempatkan semua peralatan dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit ), mencuci dan membilas
peralatan setelah didekontaminasi
52. Buang bahan – bahan yang terkontaminasi ke dalam
tempat sampah yang sesuai
53. Bersihkan ibu dengan menggunakan iar DTT. bersihkan
sisa cairan ketuban, lendir dan darah.bantu ibu untuk
memakai pakaian yang bersih dan kering
54. Pastikan bahwa ibu nyaman , membantu ibu memberikan
ASI, menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu
minuman dan makanan yang diinginkan
55. Dekontaminasi tempat bersalin dengan klorin 0,5%
56. Mencelupkan sarunga tangan kotor kedalam larutan
klorin 0,5% membalikkan sarung tangan dalam ke luar
dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit
57. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang
mengalir
58. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang,
periksa tanda vital dan asuhan kala IV)
6. Diagram Alir
Mengenali adanya tanda kalaII
Memastikan
perlengkapanperalatan

Membersihkan vulva Pakai celemek,


dan perineum, membersihkan tanggan
melakukan dan menggunakan sarung
pemeriksaan dalam tangan DTT dan
menyiapkan oksitoxin

Memeriksa keadaan janin Memimpin persalinan


dan memastikan jika ada dorongan
pembukaan telah lengkap yang kuat untuk
meneran

Memakai sarung tangan jika kepala bayi


,letakkan tangan untuk membuka vulva dengan
melindungi perineum diameter 5-6 , maka
dan untuk menahan siapkan kain dan
kepala pada posisi periksa kelengkapan alat
defleksi

jika tali pusat


melilit leher secara
longgar,lepaskan
lewat bagian atas
Periksa lilitan tali kepala
pusat

jika tali pusat


melilit leher secara
kuat, klem tali
pusat dan potong
diantarakedua
klem tersebut

Menunggu putaran
paksi luar secara
Menilai dan spontan, lahirkan
membersihkan bayi bahu, lengan, badan
dan kaki

Periksa uterus untuk


memastikan bayi Suntik oksitosin agar
tunggal uterus berkontraksi
baik

Pemotongan tali
Skin to skin pusat

Lahirkan plasenta
Lakukan PTT dan periksa
kelengkapan
plasenta

Masase uterus agar


7. Unit Terkait 1. Kamar bersalin

8. Dokumen 1. Pedoman Pelayanan Maternal Dan Perinatal Pada Rumah


Terkait Sakit Tahun 2009 Permenkes No 75 Tahun 2014

Anda mungkin juga menyukai