Anda di halaman 1dari 10

PERSALINAN NORMAL

No. Dokumen :
No. Revisi :
SOP Tanggal Terbit : 16 Maret 2016
Halaman : 1/5
UPT
dr. Titis Sulistyowati
PUSKESMAS NIP.196903312006042003
AJUNG
1. Pengertian Persalinan Normal adalah proses persalinan yang melalui kejadian secara
alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui dengan pembukaan
untuk mengeluarkan bayi.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan
persalinan normal
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Ajung Nomor
440/C/IX/016 /414.20/2016 tentang Standar Prosedur Layanan Klinis
di UPT Puskesmas Ajung
4. Referensi Pedoman Pelayanan Klinis UPT Puskesmas Ajung Tahun 2016
5. Prosedur 1. Alat :
a. Duk steril,
b. Partus set (beserta alat episiotomi),
c. Apron, sarung tangan steril, lampu sorot
d. Alat resusitasi, alat penghisap lendir,
e. Dopler untuk mendeteksi denyut jantung janin
f. Stetoskop, Tensimeter
g. Partograf
2. Bahan :
a Handuk atau kain bersih dan kering
b Kasa, wadah,
c DTT/Klorin 0,5%
6. Langkah - 1. Identifikasi adanya tanda dan gejala persalinan kala dua.
langkah a Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan
atau vaginanya
c Perineum menonjol dan menipis
d Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial
a Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap lendir steril siap dalam
wadahnya
b Semua pakaian, handuk, selimut dan kain untuk bayi dalam kondisi
bersih dan hangat
c Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan termometer dalam
kondisi baik dan bersih
d Patahkan oksitosin 10 unit dan tempatkan spuit steril sekali pakai
di dalam partus set/ wadah DTT
e Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3
handuk atau kain bersih dan kering, alat penhisap lendir, lampus
sorot 60 watt dengan jarak 60 cm di atas bayi.
PERSALINAN NORMAL
UPT
No. Dokumen :
PUSKESMAS
No. Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit : 16 Maret 2016
Halaman : 2/5
f Persiapan bilan terjadi kegawatdaruratan pada ibu: cairan
kristaloid, set infus.
3. Gunakan apron, sepatu tertutup kedap air, tutup kepala, masker,
kacamata.
4. Pastikan lengan dan jari tidak memakai perhiasan, mencuci tangan
dengan sabun dan air bersih kemudian keringkan dengan handuk atau
kain bersih.
5. Gunakan sarung tangan DTT /steril untuk pemeriksaan dalam.
6. Ambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin 10 unit dan letakkan kembali ke dalam wadah partus set.
7. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas yang dibasahi air DTT
dengan gerakan dari arah vulva ke perineum.
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan serviks
sudah lengkap.
9. Lakukan amniotomi bila selaput ketuban belum pecah, dengan syarat:
kepala sudah masuk ke dalam panggul dan tali pusat tidak teraba.
10. Celupkan tangan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya
ke dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan
setelahnya.
11. Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai (pastikan
DJJ dalam keadaan batas normal 120-160 x/menit). Ambil tindakan
yang sesuai bila DJJ tidak normal.
12. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
13. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran
(pada saat ada his bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ia merasa nyaman, anjurkan ibu untuk minum cukup).
14. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
a Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai
b Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
15. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam
60 menit.
16. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5- 6 cm.
17. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.
18. Buka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
19. Gunakan sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
20. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi
dan membantu lahirnya kepala. (Anjurkan ibu meneran sambil
PERSALINAN NORMAL
UPT
No. Dokumen :
PUSKESMAS
No. Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit : 16 Maret 2016
Halaman : 3/5
bernafas cepat dan dangkal)
21. Periksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin. Lakukan tindakan
yang sesuai bila hal tersebut terjadi.
a Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih longgar, selipkan tali pusat
lewat kepala bayi
b Jika lilitan terlalu ketat, klem tali pusat di dua titik lalu gunting di
antaranya.
22. Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar
secara spontan.
23. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparental. Anjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan
lembut gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan
muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakan ke atas dan distal
untuk melahirkan bahu belakang.
24. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan
tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah
atas.
25. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan
yang berada di atas ke punggung ke arah bokong dan tungkai dan kaki
bayi (pegang kedua mata kaki, masukan telunjuk diantara kedua kaki
dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jari0jari
lainnya).
26. Lakukan penilaian selintas (30 detik): apakah kehamilan cukup bulan?
apakah bayi menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
Apakah bayi bergerak aktif?
27. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen bayi baru lahir
normal. Keringkan dan posisikan tubuh bayi di atas perut ibu.
a Keringkan bayi mulai dari bagian muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya (kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks).
b Ganti handuk yang basah dengan yang kering.
c Pastikan bayi dalam posisi mantap di atas perut ibu.
28. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi lain dalam
uterus (hamil tunggal).
29. Beritahu ibu bahwa penolong akan menyuntikkan oksitosin untuk
membantu uterus berkontraksi dengan baik.
30. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan oksitosin 10
unit IM di sepertiga paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
31. Jepit tali pusat menggunakan klem, 2 menit setelah bayi lahir, kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke
arah ibu).
32. Pegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari gunting
PERSALINAN NORMAL
UPT
No. Dokumen :
PUSKESMAS
No. Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit : 16 Maret 2016
Halaman : 4/5
dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
a Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian
lingkarkan kembali benang ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan
kedua menggunakan simpul kunci
b Lepaskan klem dan masukkan ke dalam larutan klorin 0.5%
33. Tempatkan bayi dalam posisi tengkurap di dada ibu, luruskan bahu
bayi agar menempel dengan baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan
posisi bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah
dari putting payudara ibu.
34. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan kering dan pasang topi
pada kepala bayi.
35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
36. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis
dan tegangkan tali pusat dan klem dengan tangan yang lain.
37. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah,
sementara tangan yang lain menekan uterus dengan hati-hati ke arah
dorsokranial. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta keluarga
untuk menstimulasi puting susu.
38. Lakukan penegangan tali pusat terkendali sambil menahan uterus ke
arah dorsokranial hingga plasenta terlepas, lalu meminta ibu meneran
sambil menarik plasenta dengan arah sejajar lantai dan kemudian ke
arah atas, mengikuti poros jalan lahir dengan tetap melakukan tekanan
dorsokranial.
39. Setelah plasenta tampak pada introitus vagina, teruskan melahirkan
plasenta dengan hati-hati dengan kedua tangan.
40. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri
dengan cara mengusap fundus uteri secara sirkuler hingga kontraksi
uterus baik (fundus teraba keras).
41. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta untuk memastikan
bahwa seluruh selaput ketuban lengkap dan utuh.
42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan
penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan aktif.
43. Nilai ulang uterus dan memastikan kontraksi baik dan tidak terdapat
perdarahan per vaginam.
44. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk melakukan kontak kulit
ibu-bayi (di dada ibu minimal 1 jam).
45. Setelah IMD selesai:
a Timbang dan ukur bayi
b Beri bayi tetes mata antibiotika profilaksis
c Suntik vitamin K1 1 mg di paha kiri anterolateral bayi
d Pastikan suhu tubuh normal (36.5-37.5oC)
e Berikan gelang pengenal pada bayi
f Lakukan pemeriksaan adanya cacat bawaan dan tanda-tanda
bahaya pada bayi
PERSALINAN NORMAL
UPT
No. Dokumen :
PUSKESMAS
No. Revisi :
AJUNG SOP Tanggal Terbit : 16 Maret 2016
Halaman : 5/5
46. Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan suntikan imunisasi
hepatitis B di paha kanan anterolateral bayi.
47. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah pendarahan per
vaginam.
48. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi, mewaspadai tanda bahaya ibu, serta kapan harus
memanggil bantuan medis
49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
50. Periksa tekanan darah, nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.
51. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik serta suhu tubuh normal (tunda proses memandikan
hingga 24 jam setelah suhu stabil).
52. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
53. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang
sesuai.
54. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Bersihkan sisa cairan
ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai pakaian bersih dan
kering.
55. Pastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu
apabila ibu ingin minum.
56. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.
57. Bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan
sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan
klorin 0,5%.
58. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
59. Lengkapi partograf
7. Bagan Alir -
8. Unit Terkait Kamar bersalin, Pustu , Polinde
9. Dokumen Buku rekam medik, Blanko resep
Terkait

10. Rekaman Historis Perubahan

No. Yang Di Ubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan


DAFTAR TILIK

DAFTAR KEGIATAN YA TIDAK KET


1. Identifikasi adanya tanda dan gejala persalinan
kala dua.
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin
meningkat pada rektum dan atau vaginanya
c. Perineum menonjol dan menipis
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-
obatan esensial
a. Klem, gunting, benang tali pusat, penghisap
lendir steril siap dalam wadahnya
b. Semua pakaian, handuk, selimut dan kain
untuk bayi dalam kondisi bersih dan hangat
c. Timbangan, pita ukur, stetoskop bayi, dan
termometer dalam kondisi baik dan bersih
d. Patahkan oksitosin 10 unit dan tempatkan
spuit steril sekali pakai di dalam partus set/
wadah DTT
e. Untuk resusitasi: tempat datar, rata, bersih,
kering dan hangat, 3 handuk atau kain bersih
dan kering, alat penhisap lendir, lampus sorot
60 watt dengan jarak 60 cm di atas bayi.
f. Persiapan bilan terjadi kegawatdaruratan
pada ibu: cairan kristaloid, set infus.
3. Gunakan apron, sepatu tertutup kedap air, tutup
kepala, masker, kacamata.
4. Pastikan lengan dan jari tidak memakai perhiasan,
mencuci tangan dengan sabun dan air bersih
kemudian keringkan dengan handuk atau kain
bersih.
5. Gunakan sarung tangan DTT /steril untuk
pemeriksaan dalam.
6. Ambil alat suntik dengan tangan yang bersarung
tangan, isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan
kembali ke dalam wadah partus set.
7. Bersihkan vulva dan perineum dengan kapas yang
dibasahi air DTT dengan gerakan dari arah vulva
ke perineum.
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan
pembukaan serviks sudah lengkap.
9. Lakukan amniotomi bila selaput ketuban belum
pecah, dengan syarat: kepala sudah masuk ke
dalam panggul dan tali pusat tidak teraba.
10. Celupkan tangan yang bersarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%, membuka sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya ke
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
Mencuci kedua tangan setelahnya.
11. Periksa denyut jantung janin setelah kontraksi
uterus selesai (pastikan DJJ dalam keadaan batas
normal 120-160 x/menit). Ambil tindakan yang
sesuai bila DJJ tidak normal.
12. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik
13. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi
ibu untuk meneran (pada saat ada his bantu ibu
dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia
merasa nyaman, anjurkan ibu untuk minum
cukup).
14. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran.
a Perbaiki cara meneran apabila caranya tidak
sesuai
b Nilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai.
15. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau
mengambil posisi yang nyaman, jika ibu belum
merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
16. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan
bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5- 6 cm.
17. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
bawah bokong ibu.
18. Buka tutup partus set dan memperhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan.
19. Gunakan sarung tangan DTT atau steril pada
kedua tangan.
20. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan
diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi kain bersih dan kering, tangan
yang lain menahan kepala bayi untuk menahan
posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala.
(Anjurkan ibu meneran sambil bernafas cepat dan
dangkal)
21. Periksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin.
Lakukan tindakan yang sesuai bila hal tersebut
terjadi.
a Jika lilitan tali pusat di leher bayi masih
longgar, selipkan tali pusat lewat kepala bayi
b Jika lilitan terlalu ketat, klem tali pusat di dua
titik lalu gunting di antaranya.
22. Tunggu hingga kepala janin selesai melakukan
putaran paksi luar secara spontan.
23. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,
pegang secara biparental. Anjurkan kepada ibu
untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakan kepala ke arah bawah dan distal hingga
bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian gerakan ke atas dan distal untuk
melahirkan bahu belakang.
24. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah ke
arah perineum ibu untuk menyanggah kepala,
lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan
atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan
siku sebelah atas.
25. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, lanjutkan
penelusuran tangan yang berada di atas ke
punggung ke arah bokong dan tungkai dan kaki
bayi (pegang kedua mata kaki, masukan telunjuk
diantara kedua kaki dan pegang masing-masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari0jari lainnya).
26. Lakukan penilaian selintas (30 detik): apakah
kehamilan cukup bulan? apakah bayi menangis
kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan? Apakah
bayi bergerak aktif?
27. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan manajemen
bayi baru lahir normal. Keringkan dan posisikan
tubuh bayi di atas perut ibu.
a Keringkan bayi mulai dari bagian muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks).
b Ganti handuk yang basah dengan yang
kering.
c Pastikan bayi dalam posisi mantap di atas
perut ibu.
28. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak
ada bayi lain dalam uterus (hamil tunggal).
29. Beritahu ibu bahwa penolong akan menyuntikkan
oksitosin untuk membantu uterus berkontraksi
dengan baik.
30. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan
suntikan oksitosin 10 unit IM di sepertiga paha
atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
31. Jepit tali pusat menggunakan klem, 2 menit
setelah bayi lahir, kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
ke arah ibu dan memasang klem kedua 2 cm dari
klem pertama (ke arah ibu).
32. Pegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi
bayi dari gunting dan memotong tali pusat di
antara dua klem tersebut.
a Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada
satu sisi kemudian lingkarkan kembali benang
ke sisi berlawanan dan lakukan ikatan kedua
menggunakan simpul kunci
b Lepaskan klem dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0.5%
33. Tempatkan bayi dalam posisi tengkurap di dada
ibu, luruskan bahu bayi agar menempel dengan
baik di dinding dada-perut ibu. Usahakan posisi
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi
lebih rendah dari putting payudara ibu.
34. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan
kering dan pasang topi pada kepala bayi.
35. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-
10 cm dari vulva.
36. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut ibu,
di tepi atas simfisis dan tegangkan tali pusat dan
klem dengan tangan yang lain.
37. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat
ke arah bawah, sementara tangan yang lain
menekan uterus dengan hati-hati ke arah
dorsokranial. Jika uterus tidak segera berkontraksi,
minta keluarga untuk menstimulasi puting susu.
38. Lakukan penegangan tali pusat terkendali sambil
menahan uterus ke arah dorsokranial hingga
plasenta terlepas, lalu meminta ibu meneran
sambil menarik plasenta dengan arah sejajar lantai
dan kemudian ke arah atas, mengikuti poros jalan
lahir dengan tetap melakukan tekanan
dorsokranial.
39. Setelah plasenta tampak pada introitus vagina,
teruskan melahirkan plasenta dengan hati-hati
dengan kedua tangan.
40. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase
pada fundus uteri dengan cara mengusap fundus
uteri secara sirkuler hingga kontraksi uterus baik
(fundus teraba keras).
41. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta
untuk memastikan bahwa seluruh selaput ketuban
lengkap dan utuh.
42. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan
perineum. Lakukan penjahitan bila laserasi
menyebabkan perdarahan aktif.
43. Nilai ulang uterus dan memastikan kontraksi baik
dan tidak terdapat perdarahan per vaginam.
44. Mulai IMD dengan memberi cukup waktu untuk
melakukan kontak kulit ibu-bayi (di dada ibu
minimal 1 jam).
45. Setelah IMD selesai:
a Timbang dan ukur bayi
b Beri bayi tetes mata antibiotika profilaksis
c Suntik vitamin K1 1 mg di paha kiri anterolateral
bayi
d Pastikan suhu tubuh normal (36.5-37.5oC)
e Berikan gelang pengenal pada bayi
f Lakukan pemeriksaan adanya cacat bawaan
dan tanda-tanda bahaya pada bayi
46. Satu jam setelah pemberian vitamin K1, berikan
suntikan imunisasi hepatitis B di paha kanan
anterolateral bayi.
47. Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
pendarahan per vaginam.
48. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase
uterus dan menilai kontraksi, mewaspadai tanda
bahaya ibu, serta kapan harus memanggil bantuan
medis
49. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.
50. Periksa tekanan darah, nadi ibu dan keadaan
kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam
pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.
51. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan
bahwa bayi bernafas dengan baik serta suhu
tubuh normal (tunda proses memandikan hingga
24 jam setelah suhu stabil).
52. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5% untuk dekontaminasi (10
menit). Cuci dan bilas peralatan setelah
didekontaminasi.
53. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai.
54. Bersihkan ibu dengan menggunakan air DDT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lendir dan darah.
Bantu ibu memakai pakaian bersih dan kering.
55. Pastikan ibu merasa nyaman dan beritahu
keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.
56. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan
klorin 0,5%.
57. Bersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin
0,5%, lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan rendam dalam larutan klorin 0,5%.
58. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
59. Lengkapi partograf.

Anda mungkin juga menyukai