Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH TERAPI PENCEGAHAN

PROGRAM TUBERCULOSIS

UPT PUSKESMAS BONTOMARANNU

TAHUN 2023
KERANGKA ACUAN PROGRAM PENEMUAN PENDERITA TBC PARU
UPT PUSKESMAS BONTOMARANNU

A. PENDAHULUAN
Tuberkulosis paru merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia yang memerlukan perharian, karena sampai tahun
1014 Indonesia salah satu dari 5 negara terbesar di dunia sebagai
penyumbang penderita TBC terbanyak setelah Negara India, China. Sejalan
dengan kemajuan teknologi, uapaya pengendalian TBC menggunakan strategi
DOTS (Directy Observed Tretment Shortcourse) dimulai tahun 1995 hingga
saat ini penerapan inovasi baru dalam pengendalian TBC sudah semakin
ditingkatkan seperti penggunaan alat terapis tes diagnostic TBC. Indonesia
telah mencapai kemajuan yang betrmakna dalam upaya pengendalian TBC di
Indonesia.

B. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TBC) tetap menjadi salah satu dari 10 Penyebab kematian
teratas di seluruh dunia dan jauh lebih tinggi dari HIV/AIDS. TBC
mempengaruhi lebih dari 10 juta orang dari seluruh dunia dan
menyebabkan1,4 juta kematian setiap tahunnya, menurut laporan organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) yang diterbitkan pada tahun 2019. Beban penyakit
tertinggi berada di Asia Tenggara dan Afrika, dimana Indonesia memiliki
angka kasus TB tahunan tertingg kedua dari negara manapun secara global.
Pada tanhun 2019 indonesia gagal mencapai target angka keberhasilan
pengobatan (TSR) yang ditetapkan oleh WHO. Kasus yang tidak berhasil
diobati dapat brkontribusi pada register obat, dan sangat penting untuk
mengoptimalkan pengobatan antimikobakteri untuk mengurangi
perkembangan resistensi TB.
Indonesia merupakan salah satu dari 30 negara dengan beban
Multidrug-resistant Tuberkulosis (MDR-TB) yang tinggi di dunia. Pada tahun
2018, tercatat 563.879 kasus TB dalam program, dengan perkiraan 24.000
kasus TB MDR / RR(2,4% kasus baru dan 13 % pasien TB yang pernah di
obati ), namun cakupan pengobatan hanya 67%. Hingga 2019, Manejemen
terprogram layanan TB Resisten obat (PMDT) di Indonesia telah berkembang
pada 198 Rumah Sakit / Puskesmas yang melaksanakan layanan TB resisten
Obat dan 9754 lokasi satelit pengobatan di 34 Provinsi.

C. TUJUAN
Tujuan Umum
Menurunkan angka kematian dan angka kesakitan penyakit TBC dengan cara
memutuskan mata rantai penularan, sehingga penyakit TBC tidak lagi
merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi sumber penularan sedini mungkin


2. Tercapainya cakupan penemuan penderita secara bertahap sehingga dapat
mencapai 70% dari perkiraan semua penderita baru BTA positif.

D. KEGIATAN POKO DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1. Kunjungan Rumah 1. Melakukan kunjungan rumah dalam
untuk terapi rangka melacak penderita yang mangkir
pencegahan TBC berobat.
2. Kunjungan Rumah untuk terapi
pencegahan TBC bagi kontak penderita
nyang terindikasi TB Laten.
3. Memberikan edukasi tentang tahap
pengobatan dan efek samping dari
pengobatan.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Secara umum pelaksanaan kegiatan berdasarkan atas standar operasional
prosedur yang telah di buat.

F. SASARAN
Semua msyarakat yang beresiko mengalami TBC

G. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN

Bulan
No Jenis Kegitan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Kunjungan
Rumah untuk
1 terapi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pencegahan
TBC

1. Kegiatan di dalam gedung


Melakukan penjaringan kepada masyarakat yang berkunjung ke unit
pelayanan kesehatan yang memilki gejala umum TBC setiap harinya.
2. Kegiatan di luar gedung
a. Pengambilan dan pengiriman sampel sputum TB paru
b. Melakukan investigasi kontak pada penderita TBC
c. Kunjungan rumah untuk terapi pencegahan TBC
d. Pelacakan kasus mangkir TBC
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi dilakukan setelah suatu jarak waktu (interval) lebih lama, biasanya
setiap 3 bulan, 6 bulan sampai 1 tahun, dengan evaluai dapat menilai sejauh
mana tujuan dan target yang telah ditetapkan sebelumnya di capai.
Hasil Evaluasi :
1. Angka penjaringaan suspek setiap triwulan.
2. Proporsi pasien penderita TB BTA positif di antara suspek yang diperiksa
sputumnya
setiap triwulan.
3. Proporsi pasien penderita TB BTA positif di antara seluruh pasien TB setiap
triwulan
4. Proporsi pasien penderita TB Anak di antara seluruh pasien TB setiap
triwulan

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dan pelaporan di unit pelayanan kesehatan terutama puskesmas
menggunakan buku register ( fom TB 06) dan melaui aplikasi SITB.

Anda mungkin juga menyukai