Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

KUNJUNGAN RUMAH UNTUK TERAPI PENCEGAHAN


TBC,
PEMANTAUAN MINUM OBAT TBC
UPTD PUSKESMAS SURADE TAHUN 2023

A. Pendahuluan
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterrium
tuberkulosis, sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru-paru dan dapat juga menyerang organ
tubuh lain nya oleh karena itu perlu diupayakan penanggulangan dan pemberantasan penyakit TBC lebih
dini.
Indonesia merupakan negara dengan beban TBC tertinggi ketiga di dunia. Permasalahan lain yang
timbul adalah beban Infeksi Laten TBC (ILTB). Cakupan pemberian TPT di Indonesia pada setiap
kategori usia masih jauh daritarget yang diharapkan. Komitmen Global dan Nasional dalam mengakhiri
TBCdituangkan dalam End TBC Strategy pada tahun 2030 hanya dapat dicapai dengan
mengkombinasikan upaya pengobatan TBC aktif secara efektif dan upaya pencegahan TBC dengan
pemberian TPT pada kasus ILTB.
Program TBC adalah sebagai salah satu pelayanan kesehatan menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di
wilayah kerjanya. Upaya kesehatan masyarakat tingkat pertama salah satunya meliputi upaya kesehatan
esensial. (Pemenkes no 75 tahun 2014)
Penjaringan suspek TBC dilakukan didalam gedung dan luar gedung sehingga penemuan suspek di
dalam dan diluar gedung terjaring lebih cepat ,adapun untuk meningkatkan penemuan suspek didalam dan
diluar gedung diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral serta sektor terkait dan partipasi
aktif masyarakat secara luas.dalam upaya mendukung terwujudnya Puskesmas yang dapat memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat secara merata, adil, nyaman, terjangkau, aman, dan profesional
menuju Kecamatan Sukaraja sehat..

B. Latar belakang
Tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan global hingga sekarang. Sebagai penyakit menular,
TBC menjadi pembunuh yang paling mematikan di dunia. Insidensi tuberkulosis dalam
100.000 penduduk, pada tahun 2022 mencapai 354 per 100.000 penduduk (berdasarkan global TB Report
tahun 2022) dari target 321 per 100.000 penduduk.Saat ini Indonesia menempati posisi kedua setelah India
dengan kasus tuberkulosis (TBC) sebanyak 969.000 serta jumlah kematian sebanyak 144.000 per tahun.
Dari estimasi tersebut, berdasarkan data SITB per 30 Januari 2023 baru sejumlah 717,941 kasus TBC
yang ternotifikasi atau 74% dan menyisakan 26% kasus TBC yang belum ternotifikasi, serta mencapai
angka keberhasilan pengobatan TBC sebesar 85% dari target 90%.

1
Ditambah, beban Infeksi Laten TBC (ILTB) didunia pada tahun 2014 ada sekitar 1,7milyar orang
yang diperkirakan memiliki ILTB dan berisiko berkembang menjadi penyakit TBC aktif seumur hidup.
dimana 35% diantaranya berasal dari wilayah Asia Tenggara. Berdasarkan review sistematis yang
dilakukan terhadap 11 penelitian di Asia Tenggara menunjukkan 24,4% sampai 69,2% anak dibawah
umur 15 tahun berkontak dengan orang TBC aktif dan 3,3% sampai 5,5% diantaranya akan berkembang
menjadi TBC aktif. Indonesia merupakan negara Asia Tenggara dengan beban masalah TBC aktif
terbanyak di dunia makaada banyak penderita yang mengalami TBC aktif didalamnya akibatnya banyak
populasi yangberisiko terkena ILTB. Kita ketahui bersama bahwa, cakupan pemberian TPT di Indonesia
pada setiap kategori usia masih jauh dari target yang diharapkan. Berdasarkan data SITB tahun 2022, data
kontak serumah per Maret 2023 pada anak usia <5 tahun cakupannya sebesar 5,7%, sedangkan pada anak
usia 5-14 tahun sebesar 1,1% dan lebih dari 14 tahun cakupannya tidak mencapai 1%. Sehingga cakupan
total kontak serumah pemberian TPT sebesar 1,3%.
Komitmen Global dan Nasional dalam mengakhiri Tuberkulosis dituangkan dalam End TBC
Strategy pada tahun 2030 hanya dapat dicapai dengan mengkombinasikan upaya pengobatan TBC aktif
secara efektif dan upaya pencegahan TBC dengan pemberian TPT pada kasus ILTB. Indonesia turut
menyatakan komitmennya untuk memberikan TPT pada 1,5 juta orang hingga tahun 2022.
Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) merupakan program Pengendalian Tuberkulosis (P2TB)
Nasional dalam penanganan kasus ILTB. Program ini sudah diperkenalkan sejak tahun 2016 sesuai
dengan sasaran populasi yang tertuang dalam Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang Tuberkulosis.
Namun, masih terbatas pada populasi anak kontak usia dibawah 5 tahun dan ODHIV.
Pada tahun 2020, Program pengendalian TBC Nasional yang tertuang dalam Strategi Nasional
menjelaskan bahwa sasaran populasi tidak hanya anak kontak dibawah 5 tahun ODHIV, melainkan kontak
serumah diatas 5 tahun dan kelompok risiko lainnya (WBP, pasien immunokompremais, petugas
kesehatan, barak militer, sekolah berasrama, pengguna narkoba suntik dll). Pada tahun 2021, diharapkan
program sudah berjalan sesuai dengan petunjuk teknis penanganan ILTB.

2
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Untuk mencegah terjadinya penularan dan pemantauan minum obat

b. Tujuan Khusus
- Mencegah terjadinya penularan kontak serumah dan kontak erat
dengan cara pemberian obat TPT
- Mengawasi pasien disiplin minum obat dengan memberikan penkes
kepada PMO
- Memberikan pemahaman tentang ILTB
D. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
1. Fasilitator
Kegiatan kunjungan kontak serumah TB ini setiap kegiatan di danai oleh dana BOK
(APBD).

3
2. Kegiatan

NO Kegiatan Rincian Kegiatan


Pokok
A. Kunjungan 1. Mengusulkan kegiatan kontak serumah lewat
rumah untuk dana BOK .
terapi 2. Petugas tb mendata penderita TB.
pencegahan tbc, 3. Melakukan pelacakan di setiap anggota
Pemantauan keluarga supaya di anjurkan untuk
minum obat tbc pemeriksaan TCM, Mantoux Test atau
Rontgen bila ada anggota keluarga yang di
curigai suspek TB.
4. Petugas TB melakukan penyuluhan kepada
keluarga pasien tentang penyakit TB,cara
penularan, pengobatan, TPT dan ILTB
5. Petugas TB menjelaskan tugas PMO kepada
keluarga pasien

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

Kegiatan Pokok Pelaksana Lintas Program Lintas Sektoral Ket


Program terkait terkait
Kunjungan Petugas TB bidan desa dan Kader memberi Sumber
rumah untuk melaksanakan lintas program informasi jika biaya BOK
terapi kunjungan melaporkan ada warga
pencegahan tbc, rumah kontak apabila ada pasien TB di
Pemantauan serumah TB di suspek yang wilayah nya
minum obat tbc wilayah diketahui ada
puskesmas indeks penderita
Surade TB

F. Sasaran
Keluarga pasien penderita TB paru dan PMO

4
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Kunjungan
rumah untuk
terapi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pencegahan
1
tbc,
Pemantauan
minum obat
tbc

H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan


Laporan pelaksanaan kegiatan dibuat setelah semua pelaksanaan kegiatan selesai
pada minggu ke-4 setiap bulan, dibuat oleh pelaksana TB dalam bentuk format laporan
evaluasi kegiatan program TBC, mulai jenis kegiatan, hasil kegiatan, menjelaskan
masalah, prioritas masalah dan penyebab masalah yang ada, selanjutnya untuk dibuat
rencana tindak lanjut dan di entry ke dalam SITB.

I. Pencatatan, Pelaporan dan Evaluasi Kegiatan


Pencatatan kegiatan program meliputi data pasien yang dilacak,keluarga pasien
yang dilakukan investigasi dan di entry ke dalam SITB.

Anda mungkin juga menyukai