Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM KERJA TB DOTS RUMAH SAKIT BALI JIMBARAN

BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainya. TB disebarkan melalui
droplet pernafasan transmisi timbul akibat kontak erat dengan individu yang
terinfeksi. Kontak dengan pasien yang telah terbukti memiliki TB dalam
sputumnya memiliki risiko 25% untuk tertular TB. Sekali batuk dapat dapat
menyebarkan sekitar 3.500 kuman dan ketika bersin menyebarkan 4.500-
1.000.000 kuman yang terkandung dalam percikan dahaknya. Penularan terjadi
melalui dahak yang dapat bertahan selama beberapa jam dalam ruangan yang
tidak terkena sinar matahari dan lembab.
Dalam pemberantasan penyakit TB Paru, langkah-langkah sebagai acuan
pemegang program adalah penjaringan TB pada pasien yang batuk lebih dari 2
minggu dengan pemeriksaan dahak yang dilakukan dengan sistem SP (Sewaktu,
Pagi), dilanjutkan dengan pengobatan OAT dalam paket FDC, pelacakan pasien
TB mangkir minum obat dan penyuluhan di masyarakat dengan cara perorangan
ataupun kelompok.

1
BAB II
LATAR BELAKANG

Menurut World Health Organization (1999) jumlah pasien


Tuberkulosis (TB) di Indonesia sekitar 10% jumlah pasien di dunia
dan merupakan ke 3 terbanyak di dunia setelah India dan China.
Diperkirakan saat ini jumlah pasien TB di Indonesia sekitar 5,8%
dan total jumlah pasien TB di dunia dan setiap tahun terdapat
539.000 kasus baru.
Kondisi ini diperparah oleh kejadian HIV yang semakin
meningkat dan bertambahnya kasus kekebalan ganda kuman TB
terhadap OAT atau MDR-TB. Keadaan ini akan memicu epidemi TB
yang sulit dan terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang
utama.
Pada tahun 1993, WHO telah menyatakan bahwa TB
merupakan keadaan darurat dan pada tahun 1995 merekomendasikan
strategi DOTS sebagai salah satu langkah yang efektif dan efisien
dalam penanggulangan TB.
Intervensi dengan strategi DOTS ke dalam pelayanan
kesehatan dasar (Puskesmas) telah dilakukan sejak tahun 1995.
Khusus untuk institusi pelayanan rumah sakit dan Balai Kesehatan
Paru Masyarakat (BKPM)/Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
(BBKPM), intervensi baru dilakukan sejak tahun 2000. Hasil survei
prevalensi TB tahun 2004 menunjukkan bahwa pola pencarian
pengobatan TB ke rumah sakit ternyata cukup tinggi, yaitu sekitar
60% pasien TB ketika pertama kali sakit mencari pengobatan ke
rumah sakit, sedangkan sisanya ke Puskesmas dan Praktisi Swasta.

2
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum Rumah Sakit melaksanakan penanggulangan TB sesuai dengan


pedoman strategiDOTS.

2. Tujuan Khususa.Meningkatkan kualitas pelayanan khususnya TB dengan


strategi DOTSb.Memberikan pelayanan pada pasien secara
komprehensifc.Meningkatkan kualitas petugas dalam memberikan pelayanan
kepada pasiend.Meningkatkan fasilitas rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kepada pasien

3
BAB IV
KEGIATAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan pelayanan TB meliputi promosi kesehatan, surveilans TB ,


pengendalian faktor risiko TB, penemuan dan penanganan kasus TB,
danpemberian obat pencegahan TB.
.

I. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Promosi kesehatan: dilakukan dengan melakukan penyuluhan tentang
TB melalui kelompok masyarakat maupun perorangan dan
berkoordinasi dengan PKMRS, memberikan leaflet maupun
pemasangan poster TB pada tempat-tempat layanan kesehatan
2. Surveilans TB: dilakukan dengan pengumpulan data secara sistematis
dan terus menerus dilanjutkan dengan pengolahan, analisis dan
interpretasi data untuk menghasilkan informasi sehingga dapat
digunakan sebagai dasar untuk melakukan perencanaan pelayanan TB
selanjutnya
3. Pengendalian faktor risiko TB: dilakukan dengan edukasi pasien dan
pengunjung poli TB DOTS tentang etika batuk, cara penularan TB,

4
pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan penggunaan alat pelindung
diri (APD)
4. Penemuan dan penangangan kasus TB: dilakukan dengan
meningkatkan kolaborasi dan koordinasi penemuan kasus dengan
PKM dan jejaring eksternal dan internal (memperluas cakupan pasien
suspek pada orang-orang kontak TB) dan meningkatkan komunikasi
dengan melakukan monitor evaluasi dan pertemuan HDL serta
komunikasi pengobatan TB melalui form TB09.
5. Pemberian obat pencegahan TB: dilakukan dengan meningkatkan
pelacakan kontak anak dalam keluarga atau lingkungan pasien TB
(TB15)

BAB V
SASARAN KEGIATAN

II. SASARAN KEGIATAN


No Jenis Kegiatan Sasaran Kegiatan
1. Promosi kesehatan Tercapainya 100% sosialisasi
2. Surveilans TB Tercapainya 100% sosialisasi
3. Pengendalian faktor risiko TB Tercapainya 85% 
4. Penemuan dan penanganan kasus Tercapainya 100% 
TB
5. Pemberian obat pencegahan TB Tercapainya 85% 

III. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


No Program Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Promosi kesehatan √ √
2. Surveilans TB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3. Pengendalian faktor risiko √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TB
4. Penemuan dan penangangan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

5
kasus TB
5. Pemberian obat pencegahan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TB

BAB VI
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN

Kegiatan TB DOTS dievaluasi setiap 3 bulan untuk dinilai apakah


pelaksanaan kegiatan mencapai sasaran dan perencanaan, hasil evaluasi ini
kemudian digunakan sebagai dasar untuk rencana tindak lanjut dan sebagai
program kerja tahun selanjutnya

6
BAB VII
PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN

PENCATATAN DAN PELAPORAN KEGIATAN


1. Promosi kesehatan: bukti dan dokumentasi penyuluhan
2. Surveilans TB: bukti dan dokumentasi pencatatan pasien TB harian
3. Pengendalian faktor risiko TB: buku edukasi pasien dan keluarga
tentang etika batuk dan penggunaan APD
4. Penemuan dan penanganan kasus TB: buku register TB06 dan TB03
serta kartu TB01 dan TB02, bila pasien dirujuk ke UPK lain
memastikan adanya balasan TB09 dari UPK tersebut, undangan,
daftar hadir dan notulen serta dokumentasi acara monev dan HDL
5. Pemberian obat pencegahan TB: buku dan form pemberian INH pada
anak TB01.P, TB15, TB16

7
BAB VIII
PENUTUP

Kegiatan program kerja TB DOTS diharapkan menjadi satu kegiatan yang


kolaboratif dan terintegrasi antara jejaring eksternal TB yaitu RS dan UPK lain
(PKM), antara jejaring internal yaitu seluruh pelayanan TB di RS yang berpusat
pada poli TB DOTS (bersama poli VCT, poli Anak dan PPI)

Anda mungkin juga menyukai