PENANGGULANGAN TB
DI PUSKESMAS PONDOK CABE ILIR
PENANGGULANGAN TB
B. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain:
M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai
Bakteri Tahan Asam (BTA). Kelompok bakteri Mycobacterium selain Mycobacterium
tuberculosis yang bias menimbulkan gangguan pada saluran nafas dikenal sebagai
MOTT (Mycobacterium Other Than Tuberculosis) yang terkadang bisa mengganggu
penegakan diagnosis dan pengobatan TBC. Hingga saat ini, Tuberkulosis tercatat
sebagai salah satu masalah kesehatan dunia yang masuk dalam Millennium
Development Goals (MDGs).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI masih terus menggaungkan Gerakan
Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Hal itu untuk mengantisipasi terjadinya masalah
kesehatan terutama Stunting, TBC, dan penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
Germas merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI Joko
Widodo dengan mengedepankan upaya promotif dan preventif, serta melibatkan
seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Lintas sektor
diharapkan dapat membuat kebijakan yang dapat mendukung pengimplementasian
Germas.
Germas meliputi kegiatan aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, tidak
merokok, memeriksakan kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, Dan
menggunakan jamban. Germas secara nasional dimulai dengan berfokus pada 3
kegiatan, yakni melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, Mengkonsumsi buah dan
sayur, dan memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagi
upaya deteksi dini penyakit.
Terkait TBC, sesuai data WHO Global Tuberculosis Report 2016, Indonesia
menempati posisi kedua dengan beban TBC tertinggi di dunia. Tren insiden kasus
TBC di Indonesia tidak pernah menurun, masih banyak kasus yang belum terjangkau
dan terdeteksi, kalaupun terdeteksi dan telah diobati tetapi belum dilaporkan. TBC di
Indonesia merupakan salah satu jenis penyakit penyebab kematian nomor empat
setelah penyakit stroke, diabetes dan hipertensi. Kasus penyakit TBC di Indonesia
masih terbilang tinggi yakni mencapai sekitar 450 ribu kasus setiap tahun dan kasus
kematian akibat TBC sekitar 65 ribu orang. Penyakit TBC lebih banyak menyerang
orang yang lemah kekebalan tubuhnya, lanjut usia, dan pasien yang pernah
terserang TBC pada masa kanak-kanaknya. Penyebab penyakit TBC adalah infeksi
yang diakibatkan dari kuman Mycobaterium tuberkulosis yang sangat mudah
menular melalui udara dengan sarana cairan yang keluar saat penderita bersin dan
batuk, yang terhirup oleh orang sekitarnya. Salah satu upaya yang dilakukan
Kementerian Kesehatan RI untuk mengendalikan penyakit TB yaitu dengan
melakukan pengobatan namun berdasarkan data Kemenkes RI tahun 2013
menunjukkan bahwa dari sebanyak 194.853 orang menderita TB paru di Indonesia
dan tingkat kesembuhan untuk pasien TB paru hanya sebanyak 161.365 orang
(82,80%) dengan pengobatan lengkap hanya sebanyak 14.964 kasus (7,70%).
Kasus TB anak di Indonesia memiliki prevalensi yang beragam. Tahun 2010
kasus TB anak dengan BTA positif tercatat sebesar 5,4% dari semua kasus TB anak.
Tahun 2011, data naik menjadi 6,3% dan tahun 2012 angka tersebut turun menjadi
6%. Pada tahun 2013, angka penemuan kasus baru dan kekambuhan tuberkulosis
pada anak usia 0-14 tahun di Indonesia tercatat sebesar 26.054 kasus. Salah satu
upaya yang dilakukan Kementerian Kesehatan RI untuk mengendalikan penyakit TB
yaitu dengan melakukan pengobatan namun berdasarkan data Kemenkes RI tahun
2013 menunjukkan bahwa dari sebanyak 194.853 orang menderita TB paru
diIndonesia dan tingkat kesembuhan untuk pasien TB paru hanya sebanyak 161.365
orang (82,80%) dengan pengobatan lengkap hanya sebanyak 14.964 kasus(7,70%).
Penularan bakteri Mycobacterium Tuberculosis terjadi ketika pasien TB paru
mengalami batuk atau bersin sehingga bakteri Mycobacterium Tuberculosis juga
tersebar ke udara dalam bentuk percikan dahak atau droplet yang dikeluarkan
penderita TB paru. Jika penderita TB paru sekali mengeluarkan batuk maka akan
menghasilkan sekitar 3000 percikan dahak dan percikan dahak tersebut telah
mengandung bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pasien suspek TB paru yang
mengalami gejala batuk lebih dari 48kali/malam akan menginfeksi 48% dari orang
yang kontak dengan pasien suspek TB paru, sedangkan pasien suspek TB paru
yang mengalami batuk kurang dari 12 kali/malam maka akan dapat menginfeksi 28%
dari orang yang kontak dengan pasien yang suspek TB paru. Data Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menyebutkan bahwa TB paru telah didiagnosis pada
kelompok umur < 1 tahun sebesar 2%, kelompok umur 1-4 tahun sebesar 4%,
kelompok umur 5-14 tahun sebesar 0,30%, sedangkan pada kelompok umur orang
dewasa lainnya.
Tuberkulosis TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
menjadi tantangan global. Indonesia merupakan Negara pertama di antara Negara-
negara dengan beban TB yang tinggi di wilayah Asia Tenggara yang berhasil
mencapai target global untuk TB pada tahun 2006 yaitu 70% penemuan kasus TB
BTA positif dan 85 % kesembuhan.
Berdasarkan data tersebut maka dapat diperincikan sebagai berikut:
1. Penemuan penderita kasus TB belum Tercapai Target berdasarkan data
estimasi dari dinas kesehatan kota tangerang selatan
2. Kurangnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat
dalam memeriksakan kesehatannya.
3. Penjaringan suspek TB di poli umum, poli anak, KIA masih kurang
1. Tujuan Umum:
2. Tujuan Khusus
D. RENCANA KEGIATAN
layanan kesehatan.
2. Surveilans TB, Kunjungan rumah pada pasien TB yang mangkir minum obat dan
ivestigasi kontak dengan memeriksakan yang kontak serumah dan sekitar pasien
TB
mengirimkan BTA pasien dengan gejala batuk 3 minggu atau dengan gejala
lainnya.
4. Mengurangi faktor resiko dengan cara pemberian obat pencegahan (TPT) kepada
KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Penyuluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kesehatan
(promkes)
Pemeriksaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
investigasi kontak
pasien TB
(surveilans TB)
Penemuan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penanganan
kasus tb
Pemberian √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kekebalan dan
obat pencegahan
pada kontak
serumah pasien
TB
F. SASARAN
Seluruh masyarakat yang ada di wilayah Kerja Puskesmas Pondok Cabe Ilir
Kepala UPT.Puskesmas
Pondok Cabe Ilir
I. Pendahuluan
Penyuluhan merupakan gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan di mana individu, kelompok,dan
masyarakat ingin hidup sehat.
III. Tujuan
1. Memahami pengertian TB Paru
2. Mengetahui cara penularan TB Paru
3. Mengetahui Pencegahan TB Paru
4. Mengetahui Komplikasi TB Paru
V. SASARAN
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok
4. Masyarakat
KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Penyuluhan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Kesehatan
(promkes)
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif yang saat batuk,bersin
atau berbicara mengeluarkan droplet ( percikan dahak ) yang mengandung kuman
Mycobacterium Tuberculosis.Satu pasien TB paru BTA ( + ) yang tidak diobati secara
tepat dan berkualitas dapat menginfeksi sekitar 10-15 orang per tahun.
Kontak serumah adalah orang yang tinggal serumah minimal satu malam atau
sering tinggal serumah dengan penderita TB dalam 3 bulan terakhir sebelum
penderita mendapat obat anti tuberculosis (OAT ).
Kontak Erat adalah orang yang tidak tinggal serumah tetapi sering bertemu
dengan penderita dalam waktu yang cukup lama,yang intensitas berkontaknya hampir
sama dengan kontak serumah.
TOSS TB ( Temukan Obati Sampai Sembuh ) adalah gerakan untuk
menemukan pasien sebanyak mungkin dan mengobati sampai sembuh sehingga
rantai penularan dimasyarakat bisa dihentikan.
1. Tujuan Umum
G. PELAKSANAAN IMUNISASI
Pelaksanaan Investigasi kontak dilakukan sesuai jadwal yang telah ditentukan
oleh Puskesmas Pondok Cabe Ilir dan menjalankan sesuai jadwal sesuai dengan
kesepakatan antara petugas Kesehatan dan Pasien TB.
H. SASARAN
Masyarakat di sekitar penderita TB yang merupakan kontak serumah daN kontak erat.
BULAN
NO KEGIATAN
J F M A M J J A S O N D
1 Investigas Kontak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Mengetahui Tangerang
Selatan,11Mei 2022
Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir Penanggung Jawab UKM
1.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis Paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman mycobacterrium
tuberkulosis, sebagian besar kuman tuberkulosis menyerang paru- paru dan dapat juga
menyerang organ tubuh lain nya oleh karena itu perlu diupayakan penanggulangan dan
pemberantasan penyakit TB lebih dini.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajad
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Pada awal tahun 1990-an WHO dan IUATLD telah mengembangkan strategi
penanggulangan TB yaitu strategi DOTS (Directly Observed Treatment-Shortcourse) dan
telah terbukti sebagai strategi yang secara ekonomis paling efektif (cost-efective).
Strategi DOTS adalah strategi penyembuhan TB-Paru jangka pendek
dengan pengawasan secara langsung. DOTS menekankan pentingnya pengawasan
terhadap penderita TB-Paru agar menelan obatnya secara teratur sesuai
ketentuan sampai dinyatakan sembuh sehingga dengan strategi ini proses
penyembuhan TB-Paru bisa lebih cepat. Fokus utama DOTS adalah penemuan dan
penyembuhan pasien, prioritas diberikan pada pasien TBC yang menular (hasil
pemeriksaan sputum BTA Positif). Strategi ini diharapkan akan dapat memutus mata
rantai penularan dan dengan demikian akan menurunkan insidens TB di masyarakat.
2. Tujuan khusus
1. Melacak pasien TB yang berhenti mengambil obat.
H. SASARAN
Setiap penderita TB yang mangkir
Pencatatan,Pelaporan dan Evaluasi kegiatan ini akan dilaporkan secara tertulis pada
akhir pelaksanaan kegiatan. Pelaporan dilakukan kepada Penanggung jawab UKM dan
Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir.
Mengetahui
Tangerang Selatan,21Januari 2022
Kepala Puskesmas Pondok Cabe Ilir Penanggung Jawab UKM