Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN PROGRAM TB

NOMOR: 001/KAK/2023

I. PENDAHULUAN
Tuberkulosis ( TB ) merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia
terutama negara yang sedang berkembang. Merupakan laporan dari WHO
Global Report tahun 2014, saat ini Indonesia menempati urutan ke 5 di dunia
sebagai penyumbang penderita TB setelah Negara India, China, Nigeria dan
Pakistan.
Salah satu kunci dari Strategi DOTS adalah menemukan dan
menembuhkan pasien TB hingga tuntas. Strategi ini akan memutuskan rantai
penularan TB dan menurunkan insiden Tb di masyarakat. Untuk Melaksanakan
strategi ini maka di perlukan komitmen politis di level pengambilan keputusan
dalam bentuk dukungan dan kebijakan maupun dukungan pembiayaan program
TB. Sehingga komitmen politis merupakan komitmen penting yang menunjang
terlaksananya komponen lain Dalam Strategi DOTS seperti pemeriksaan
mikroskopis, adanya laboratorium yang berkwalitas, jaminan ketersediaan obat,
pengawasan pengobatan dan pencatatan serta pelaporan.
II. LATAR BELAKANG
Penyakit tuberculosis paru merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi
masalah kesehatan Masyarakat. Di Indonesia maupun di berbagai belahan
dunia . Di beberapa negara telah terjadi penurunan angka kesakitan dan
kematiannya. Angka kematian berkisar dari kurang 5- 100 kematian per 100.000
penduduk pertahun. Angka kesakitan dan kematian meningkat menurut umur.
Di Amerika Serikat pada tahun 1974 di laporkan angka insiden sebesr 14,2 per
100.000 penduduk. Penyakit tuberculosis merupakan penyakit menular yang
kejadiannya paling tinggi di jumpai di India sebanyak 1,5 juta orang, urutan ke
dua di jumpai di China yang mencapai 2 juta orang dan di Indonesia menduduki
urutan ketiga dengan penderita 583.000 orang.
Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang di sebabkan bakteri
berbentuk batang ( basil ) yang di kenal dengan nama Mycobakterium
tuberculosis.. Penularan penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak
penderita yang mengandung basil tuberculosis paru. Pada waktu penderita
batuk butir-butir air ludah berterbangan di udara dan terhisap oleh orang yang
sehat dan masuk ke dalam paru nya. Yang kemudian penyebabkan penyakit
uberculosis paru.
Untuk kedisiplinan pasien dalam menjalankan pengobatan juga perlu di
awasi oleh anggota keluarga terdekat yang tinggal serumah. Yang setiap saat
dapat mengingatkan penderita untuk minum obat. Apabila pengobatan terputus
tidak sampai enam bulan, penderita sewaktu-waktu akan kembali penyakitnya
dan kuman tuberculosis menjadi resisten sehingga membutuhkan biaya besar
untuk pengobatannya. Penyakit tuberculosis ini di jumpai di semua bagian
penjuru dunia.
Penyakit TB merupakan penyakit yang berdampak multi dimensional, karna
itu penanganannya harus melibatkan semua lapisan masyarakat,siapapun dia
tidak mengenal status yang ia miliki. Kinerja penanggulangan Tb di Indonesia
selama 5 tahun terakhir menunjukan hasil yang memadai sehingga pada tahun
2006 telah di capai 76 % penemuan kasus dan angka kesembuhan 86 %.
Sedangkan target global adalah 70 % penemuan kasus dan 85 % angka
kesembuhan.
Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular bertujuan untuk
mencegah berjangkitnya penyakit, menurunkan angka kematian dan sedapat
mungkin menghilangkan angka kesakitan serta akibat buruk dari penyakit
menular. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu di selenggarakan upaya
kesehatan yang bersifat menyeluruh,terpadu,merata,terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat,melalui peningkatan,pencegahan,penyembuhan dan
pemulihan penderita. Belum kita bisa menurunkan dapat di capai angka CDR
nasional, saat ini sudah ada penderita TB MDR dimanapasien TB sudah kebal
terhadap obat TB yang ada saat ini. Pengobatan berlangsung cukup laman yaitu
setidaknya 6 bulan pengobatan dan selanjutnya di evaluasi oleh dokter apakah
perlu di lnjutkan atau berhenti, karna pengobatan yang cukup lama sering kali
membuat pasien putus berobat ataw menjalani pengobatan nya secara tidak
teratur,kedua hal ini fatalyaitu pengobatannya tidak berhasil dan kuman menjadi
kebal disebut MDR ( multi drugs resistance ),kasus ini memerlukan biaya berlipat
dan lebih sulit dalam pengobatannya sehingga di harapkan pasien disiplin dalam
berobat setiap waktu demi pengentasan tuberculosis di Indonesia.
Tuberculosis ataw TB masih merupakan masalah kesehatan masyarakat
yang menjadi tantangan global. Indonesia merupakan negara pertama diantara
negara-negara dengan beban TB yang tinggi di wilayah Asia Tenggara yang
berhasil mencapai target Global untuk TB pada tahun 2006 yaitu 70 %
penemuan kasus baru TB BTA positif dan 85 % kesembuhan. Saat ini peringkat
Indonesia telah turun dari peringkat ketiga menjadi peringkat ke lima diantara
negara dengan beban TB tertinggi di dunia.. Meskipun demikian, berbagai
tantangan baru yang perlu menjadi perhatian yaitu TB/HIV, TB/MDR, TB pada
anak dan masyarakat rentan lainnya. Hal ini memacu pengendalian TB nasional
telah melakukan intensifikasi,akselerasi,ekstensifikasi dan inovasi program.
III. Tujuan Umum dan Khusus
Tujuan Umum
Menurunkan Angka Kesakitan dan angka kematian dengan cara memutuskan
mata rantai penularan sehingga penyakit TB tidak lagi merupakan masalah
kesehatan masyarakat.
Tujuan Khusus
- Tercapainya pelayanan terduga TB sesuai standar menggunakan TCM.
- Tercapainya Cakupan penemuan penderita TB
- Tercapainya Angka kesembuhan penderita TB
- Tercapainya Cakupan TB – HIV
- Tercapainya Indeks Kasus yang dilakukan Investigasi Kontak
- Tercapainya cakupan pemberian Terapi Pencegahan ( TPT )
- Tercapainya penemuan dan pengobatab TB ( TC )
- Tercapainya angka keberhasilan TB
- Tercapainya cakupan pengobatan TB Resisten Obat
- Tercapainya Angka keberhasilan TB Resisten Obat
IV KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Upaya untuk mensuskseskan program DOTS di UPT puskesmas Karawaci Baru
direncanakan akan diadakan kegiatan sbeagai berikut :
1. Skrining dan Pemeriksaan TCM dari setiap terduga TB
2. Kunjungan rumah dan Investigasi kontak penderita TB
3. Melakukan Pemberian TPT
4. Melakukan Pemberdayaan Masyarakat
5. Memperkuat dan meningkatkan koordinasi dengan linprog dan linsek
6. Pemeriksaan skrining terduga
7. Melakukan rujukan lanjutan serta kolaborasi terkait TB – DM , TB – HIV dan
TB dengan penyakit autoimun lainnya
8. Melakukan Pemeriksaan HIV dan Gula darah pada semua penderita TB.
9. Melakukan pencatatan dan pelaporan melalui SITB.
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Upaya untuk mensuskseskan program DOTS di UPT puskesmas Karawaci Baru
direncanakan akan diadakan kegiatan sebagai berikut :
1. Penjaringan terduga TB di semua poli dilakukan setiap hari kerja
2. Pemeriksaan TCM dari setiap Terduga
3. Kunjungan rumah dan Investigasi kontak pada pasien TB oleh kader
4. Melakukan skiring terduga kontak serumah dan Masyarakat umum melalui
sobat TB atau secara langsung
5. Melakukan perluasan jejaring dan pemberdayaan Masyarakat
6. Melakukan MOU dengan DPS atau fasilitas Kesehatan lain
7. Kolaborasi TB-HIV
8. Melakukan kerjasamapada pelayanan TB-HIV dimana semua pasien di
anjurkan untuk pemeriksaan HIV.Demikian juga sebaliknya
9. Melakukan pemeriksaan HIV dan Gula drah pada semua pasien TB
10. Memberikan TPT dan pemantauan Efek samping TPT
11. Melakukan koordinasi dengan berbagai pihak baik lintas program maupun
lintas sektoral serta rumah sakit jejaring atau rujukan
VI. SASARAN
Seluruh masyarakat yang ada di wilayah kerja puskesmas cibodasari
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

NO KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Apr Agu Sep Okt Nov Des
1. Penjaringan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
terduga TB
dan
pemberdayaan
masyarakat
2. Pemeriksaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
TCM
3. Pemantauan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penderita TB
dan pemberian
TPT
4. Skrining umum √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
atau KE
serumah
5. Kolaborasi TB √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
– HIV dan DM
6. Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
dan pelaporan
SITB

VIII. MONITORING PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Monitoring merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala
dan terus menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam
melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan supaya dapat dilakukan
tindakan perbaikan.
Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program
pemantauan dengan mengolah laporan pengamatan.
IX. PENCATATAN ,PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Sistem pencacatan dan pelaporan digunakan untuk sistematika evaluasi
kemajuan pasien dan hasil pengobatan.
Sistem pencatatan dan pelaporan dilakukan melalui SITB.

Mengetahui Tangerang, Januari 2023


Kepala UPT Puskesmas Karawaci Baru Pemegang Program TB

dr. Dece Feriyeni Lusia Prihatini Ekasari, S.Kep., Ns.


NIP. 197712072006042021 NIP. 199409202019032014

Anda mungkin juga menyukai