A. PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi akut yang menyerang organ
saluran pernafasan mulai dari hidung,sinus, laring, hingga alveoli disebut juga
Under Respiratory infeksion (RUI).
Pneumoni adalah proses infeksi akut yang mengenai organ paru-paru(alveoli)
yang dapat dikenali berdasarkan pedomantanda-tanda klinis lainnya dan
pemeriksaan penunjang lainnya.(Rontgen, laboratorium).
Pneumoni dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh
bakteri,virus,jamur,parasite jug adapt disebabkanoleh virus kimia atau fisik dari
paru-paruatau sebagai akibatdari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paruatau
terlalu banyak minum alcohol.
Kesehatan adalah hak dasr manusia yang merupakan karunia Tuhan yang sangat
tingginilainya. Keshatan merupakan salah satu factor pentingdalam menentukan
kwalitas sumber daya manusia, oleh karena itu senantiasa di pelihara dan
ditingkatkan. Kondisi sehat dapat di capai dedngan mengubah prilaku dari yang
tidak sehat menjadi prilaku sehat dan menciptakan lingkungan yang sehat. Untuk
mengubah prilaku yang tidak sehat yang dapat menimbulkan masalah kesehatan
perlu dan wajib dilaksanakan penyuluhan kesehatan.
Diare adalah peningkatan volume ,keenceran staufrekuensi buang air besar.
Diarae yang disebakan oleh masalah kesehatanbiasanya jumlahnya sangat banyak
bias mencapai lebih dari 500 gram. Orang yang banyak makan serat sayuran
dalam keadaan normal bias menghasilkan lebih dari 500 gram, etapi
konsistensinya normal dan tidak cair. Dalam keadaan normal tinja mengandung
60-90% air, pada diare airnya bias mencapai lebih dari90%. Penyakit diare dapat
ditularkan melalui pemakaian botol susu yang tidak bersih. Menggunakan sumber
air yang tercemar, buang air besar di sembarangtempat ,pencemaran makanan
oleh serangga atau oleh tangan yang kotor.
Faktor kebersihan ternyata ikut andil dalam menyebabkan anak diare. Mulai dari
kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air keci/
besar.Semua yang dapat mengenai tangan anak atau langsung masuk ke dakam
mulut anak harus di awasi.
Ada cara yang muadah untuk mencegah terkena diare yaitu dengan mencuci
tangan pakai sabun. Kebiasan mencuci tangan pakai sabun ,jika diterapkan secara
luas akan menyelamatkan orang lebih dari satu juta orang di seluruh dunia
khususnya balita. Tak kalah penting adalah pemberian ASI minimal 6 bulan. Sebab
di dalam asi terdapat antirotavirus yaitu immunoglobulin, Makanya anak – anak
yang minum asi eksklusif jarang menderita diare. Selain asi imunisasi campak
ternyanta bias mencegah diare.
LATAR BELAKANG
Petugas kesehatan dan juga masyarakat ,tokoh masyarakat, dan kader
kesehatan perlu m,engenal Anak-anak yang sakit serius khususnya usia balita0-
59 bulan denagan gejala batuk atau sukar bernafas yang membutuhkan
pengobatan antibiotika, yaitu Pneumoni( infeksi paru ) yang ditandai dengan
nafas cepat dan juga tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam. Diharapkan
dengan meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala
Pneumoni,maka angka kematian balita bias diturunkan dan akan membantu
mempermudah pelacakan kasus balita dan pneumoni.
Diarae merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan tertinggi
pada anak., terutama pada anak usia kurang dri 5 tahun( balita). Di Negara
berkembang sebesar 2 juta anak meninggal tiap tahun karena diare, dimana
sebagian kematian tersebut terjadi di Negara berkembang.
Menurut WHO anka kematian mencapai 13% pada tahun 2001 dari semua kasus
kematian. Angka kematian karena diare telah turun namun angka kesakitan
karena diare teap tinggi baik di Negara maju maupun Negara berkembang. Di
Indonesia dilaporkan bahwa tiap anak mengalami diare sebanyak 1,3 episode
per tahun. Kesakitan balita karena diare makin meningkat sehingga di
khawatirkan terjadi peningkatan kasus Gizi buruk. Kasus diare pada balita di
Indonesia oleh Divisi Research and Science Analitico UIA penyakit diare termasuk
dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan kejadian luar biasa, Berdasarkan
laporan Survaelen Terpadu Penyakit bersumber data KLB( STP KLB) tahun 2010,
diare menempati urutan ke 6 frekwensi KLB.
TUJUAN
Tujuan Umum
1. Menurunkan angka kesakitan ispa, pnumoni, dan diare.
2. Menurunkan angka kematian akibat ispa,pneumoni, dan diare.
Tujuan Khusus
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Syarat
a. Membawa dokumen administrasi yang di perlukan :
i. Penguna BPJS Harus membawa BPJS
ii. Penguna layanan Umum harus membawa KTP,Kartu keluarga
b. Setiap Pelanggan akan di panggil sesuai nomor antrian untuk mendaftar
di loket
c. Setiap Pelanggan akan menunggu di ruang tunggu untk di panggil sesuai
urutan pendaftaran.
2. Biaya
Masyarakat yang akan melakukan Test Hiv tidak di kenakan Biaya(GRATIS)
4. Proseder Pelayanan
a. Pergi Sendiri atau diantar oleh pihak keluarga
b. Membawa rujukan bila di rujuk oleh fasilitas kesehatan lainya
c. Membawa persyaratan dokumen administrasi
d. Melalui alur pendaftaran
5. Produk / hasil pelayanan yang akan di terima pelanggan :
a. Pelayanan Medis
b. Resep Obat
c. Surat Pengantar pemeriksaan laboratorium
d. Mengetahui hasil laboratorium
e. Surat rujukan
f. Konseling Pratesr dan posttest
6. Kompetensi Petugas
Dokter Umum : 3
Perawat : 2
7. Sarana Dan Prasarana
a. Ruang Tunggu
b. Ruang Konseling
c. Alat diagnosis
d. Media informasi
8. Pelayanan Informasi
Pelanggan mendapat informasi mengenai :
a. Penyakit yang di derita
b. Tindakan medis yang akan di lakukan
c. Kemungkinan efek samping obat dan tindakan serta cara mengatasinya.
1. Kegiatan Program HIV AIDS dan IMS pada penyelengaraan UKM
a. Penyuluhan HIV AIDS dan IMS sesuai dengan kegiatan pada perencanaan BOK.
Penyuluhan dapat di lakukan di luar gedung maupun di dalam gedung dengan
mengundang kader kesehatan maupun kelompok resikotinggi dan rentan
tertular HIV-AIDS dan Penyakit IMS
b. Kegiatan mobile VCT dan IMS pada kelompok resiko tinggi, setelah
berkordinasi dengan penjangkau dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka
Barat.
D. SASARAN KEGIATAN
1. Konseling dan test terutama pada :
a. Semua yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi dan rentan
tertular HIV-Aids dan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS),yaitu
wanita penjaja seks (WPS),Lelaki Beresiko Tinggi (LBT)penguna nafza
suntik, waria, LSL dan pasangan beresiko tinggi.
b. Pelanggan yang berkunjung ke puskesmas Simpang teritip yang
menunjukan adanya gejala IMS.
c. Semua Ibu hami baik yang berkunjung ke puskesmas maupun rujukan
dari faskes lain.
d. Pasien TBc Paru.
2. Merujuk pasien dengan HIV positiv ke layanan CST untuk mendapatkan
terapi ARV sebesar 100%
3. Penyuluhan HIV/Aids dan IMS di lakukan minimal 3 kali dalam Setahun
4. Mobile VCT di lakukan minimal 1 kali dalam 1 tahun
5. Laporan Program HIV-Aids dan IMS paling lambat tanggal 5 setiap bulan
E. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
1 Konseling
dan test
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Merujuk
pasien
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
kelayanan
CST
3 Penyuluhan
√ √ √
4 Mobile VCT
5 Laporan
Bulanan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √