pada tahun 1972 hingga 26,9% pada tahun1980, 26,4% tahun 1986 hingga 13% tahun 2001 dari
semua kasus kematian.Walaupun angka kematian karena diare telah menurun, angka kesakitan karena
diaretetap tinggi baik di negara maju maupun negara berkembang. Di Indonesia,
dilaporkan bahwa tiap anak mengalami diare sebanyak 1,3 episode per tahun (Depkes, 2003).Berdasarkan
Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2002
–
2003, prevalensi diare pada anak-anak dengan usia kurang dari 5 tahun di Indonesia adalah: laki-
laki 10,8 % dan perempuan 11,2 %. Berdasarkan umur, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6
–
11 bulan(19,4%), 12
–
23 bulan (14,8%), dan 24
–
35 bulan (12,0%) (Biro Pusat Statistik,2003).Kesakitan balita karena diare makin meningkat sehingga
dikhawatirkan terjadi peningkatan kasus Gizi buruk Kasus Diare pada Balita di Indonesia oleh Divisi
Research andScience Analitico UIÂ Penyakit diare termasuk dalam 10 penyakit yang seringmenimbulkan
kejadian luar biasa. Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu
Penyakit bersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6 frekuensi KLBterban
yak setelah DBDDiare paling banyak diderita oleh kelompok umur 1-4 tahun disusul dengankelompok
umur dibawah 1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa penderita diare
paling banyak terdapat pada kelompok umur di bawah 5 tahun. Tabel 2 Persentase kasus diare berdasarka
nDiare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya (self limitingdisease). Meskipun
demikian, jangan remehkan diare karena dapat mengancam jiwa. Dua
pembunuh terbesar anak-anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-paru.
III.
DASAR KEBIJAKAN (Peraturan Terkait Program dan Kegiatan)1.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaga Negara
Tahun2009 Nomor 144,Tambahan Negara Nomor 5063),2.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total
BerbasisMasyarakat3.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 Tentang Puskesmas.4.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 Tentang
PedomanPenyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan
Keluarga5.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 Tentang Standar
PelayananMinimal Bidang Kesehatan6.
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 Tentang Wabah Penyakit Menular
PeraturanMenteri Kesehatan Nomor 560 Tahun 1989.7.
Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Petunjuk
TeknisPenggunaan Dana Alokasi Khusus Puskesmas Bidang Kesehatan Tahun
Anggaran20178.
KEMENKES Nomor 1116 Tahun 2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
SystemSurveilans Epidemiologi Kesehatan9.
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1216/MENKES/SK/XI/2001
tentangPedoman Pengendalian Penyakit Diare.10.
Pedoman Pencegahan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut.IV.
PROSES PELAKSANAAN KEGIATAN :1.
Indikator Kinerja Utama Program / Kegiatan :
-
2.
Jenis Kegiatan
-
Pelacakan Kasus ISPA, Pneumonia, dan Diare.
-
Motivasi Pasien untuk perawatan dan mendapat pelayanan di PuskesmasMasohi.3.
Tujuana.
Tujuan Umum :
-
Menurunkan angka kesakitan ISPA, Pneumonia dan Diare
-
Menurunkan angka kematian akibat ISPA, Pneumonia dan Diareb.
Tujuan Khusus1.
Membatasi penularan ISPA, Pneumonia dan Diare dengan mengendalikanpenyebab
penyakit tersebut.
2.
Mengetahui dan memahami penyebab timbulnya penyakit ISPA/Pneumonia danDiare pada pasien yang
terjadi di masyarakat.
3.
Mengetahui dan memahami terapi dan pencegahan yang dilakukan pada pasienyangmenderita
ISPA/Pneumonia dan Diare yang terjadi dimasyarakat.
4.
SasaranBayi dan Balita yang menderita penyakit ISPA, Pneumonia dan Diare.5.
Waktu Dan Tempata.
Waktu : Bulan Juli, Agustus dan September 2017b.
Tempat : Kelurahan Namasina, Namaelo, Ampera dan Lesane Kecamatan
KotaMasohi.6.
Ruang Lingkup Kegiatan / Jenis Kegiatana.
Pelacakan Kasus ISPA, Pneumonia dan Diareb.
Pengobatan Kasus ISPA, Pneumonia dan Diare7.
Penanggung Jawab pelaksana kegiatan ini adalah petugas ISPA/Pneumonia
danPetugas Diare Puskesmas Masohi8.
Biaya pelaksanaan kegiatanBaya Pelaksdanaan kegiatan ini diambil dari Dana BOK
Puskesmas Masohi tahun2017 sebesar ..................................9.
Biaya Pelaksana Kegiatana.
Rincian Pelaksana Kegiatan1)
Pemberitahuan Ke Kelurahan2)
Kunjungan Rumah3)
Penemuan kasus ISPA/Pneumonia dan Diare4)
Pencacatan dan Pelaporanb.
Metode Yang digunakan untuk menunjung proses kegiatan ini antara Lain :yaitu
random samplingc.
Hasil Cakupan yang dicapai antara lain :1)
Jumlah rumah yang diperiksa di Kelurahan Namasina keseluruhan 5 rumah(10
kasus).2)
Jumlah rumah yang diperiksa di Kelurahan Namaelo keseluruhan 5 rumah(10
kasus).3)
Jumlah rumah yang diperiksa di Kelurahan Ampera keseluruhan 5 rumah(10
kasus).4)
Jumlah rumah yang diperiksa di Kelurahan Lesane keseluruhan 5 rumah
(10kasus).d.
Permasalahan yang ditemukan1)
Semua kasus yang ditemukan, baik ISPA, Pneumonia maupun Diare adalhpenyakit
diakibatkan karena hygiene lingkungan kurang diperhatikan.2)
Kurangnya kesadaran masyarakat tentang hidup perilaku hidup bersih dansehat
3)
Masyarakat belum memahami tentang penyebab penyakit.e.
Rekomendasi / Rencana Tindak Lanjut1)
Sosialisasi dan penyuluhan penyakit ISPA, Pneumonia dan Diare dimasyarakat.2)
Kegiatan pembinaan kader ISPA, Pneumonia dan Diare3)
Kerjasama lintas sektor perlu ditingkatkan4)
Kerjasama lintas sektor program perlu ditingkatkan untuk menyampaikanhal-hal
yang terkait dengan PHBS dan agar masyarakat tetap menjalankankhususnya
dengan program Perkesmas dan Promkes.10.
Hasil Analisis Cakupan Indikator Kinerja Utama antara lain :1.
Persiapan Pengumpulan Data : 40 rumah2.
Kunjungan Rumah (Kasus ISPA/Pneumonia dan Diare) : 40 rumah3.
Pengkajian Kasus ISPA/Pneumonia dan Diare) : 40 kasus4.
Motivasi pada keluarga yang menderita ISPA/Pneumonia, Diare : 40 keluarga