A. PENDAHULUAN
Penyakit diare hingga saat ini menjadi masalah di Indonesia. Berbagai upaya
penanganan baik secara medik maupun upaya perubahan tingkah laku dengan
melakukan pendidikan kesehatan secara terus menerus. Namun upaya-upaya tersebut
belum memberikan hasil yang menggembirakan setiap tahun.
Penyakit diare merupakan penyakit yang berbasis lingkungan. Beberapa faktor
yang berkaitan dengan kejadian diare yaitu tidak memadainya penyediaan air bersih, air
tercemar oleh tinja, kekurangan sarana kebersihan ( pembuangan tinja yang tidak
higienis ), kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan makanan
kurang matang dan penyimpanan makanan masak pada suhu kamar yang tidak
semestinya. Banyak faktor yang secara langsung maupun tidak langsung menjadi
pendorong terjadinya diare yaitu faktor agen, penjamu, lingkungan dan perilaku. Faktor
lingkungan merupakan faktor yang paling dominan.
B. LATAR BELAKANG
Cakupan penemuan diare di Provinsi Banten pada tahun 2011 mencapai 971.269 kasus
sedangkan pada tahun 2010 mencapai 816.802 kasus. Tingginya kasus diare di Provinsi
Banten di karenakan oleh Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang belum membudaya, Kondisi
sanitasi dasar yang belum optimal dan lingkungan yang kurang sesuai dengan syarat
kesehatan (Dinkes Provinsi Banten 2011)
Kabupaten Pandeglang sebanyak 38.249 penderita. Pada tahun 2009 sebanyak 44.225
penderita. Pada tahun 2010 sebanyak 42.194 penderita. Hingga saat ini penyakit diare masih merupakan
masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Pandeglang, Berdasarkan data yang ada tercatat jumlah
kasus kematian bayi 29 hari–12 bulan secara keseluruhan tercatat sebanyak 41 kasus, kasus kematian
bayi yang berusia 0-7 hari tercatat sebanyak 135 kasus dan kematian bayi yang berusia 8-28 hari tercatat
sebanyak 8 kasus, sehingga totalitas kematian bayi 0-29 hari (neonatal) sebanyak 143 kasus dan
keseluruhan kematian bayi dan neonatal di Kabupaten Pandeglang tahun 2010 sebanyak 187 kasus
dengan gambaran penyebab salah satunya adalah diare (Dinkes Kabupaten Pandeglang, 2010).
Solusi yang mungkin dilaksanakan dalam wilayah kerja puskesmas Cipeucang harus
ditingkatkan lagi koordinasi baik lintas program maupun lintas sektor dalam menekan laju
peningkatan kasus diare, hal ini bisa berupa penyuluhan tentang pengetahuan dan pencegahan
diare sehingga diharapkan pada tahun berikutnya bisa terjadi penurunan kasus diare.
Program P2M Diare merupakan salah satu program pelayanan puskesmas yang
bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare dengan pemberdayaan
masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan program untuk mencegah penyakit dan
meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga serta lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
C. TUJUAN
E. TATA NILAI
- Anamnese
- Pemeriksaan dilakukan dipoli Umum BP Pustu dan BP Induk Puskesmas
Cipeucang.
2. Penatalaksanaan diare.
Langkah yang ditempuh dengan cara :
- Penerapan MTBS pada Balita baik di Puskesmas Induk atau Pustu oleh
petugas.
3. Penanganan diare.
Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Cipeucang
H.Baihaki,SKM.MKM
NIP.196905291990031001