I. Pendahuluan
2. Tujuan khusus
a. Penanganan dan pengobatan sesuai standar operasional prosedur
b. Masyarakat yang diare segera berobat kefasilitas kesehatan tingkat
pertama.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang cara pencegahan
diare.
d. Mencegah terjadinya kematian karena diare
IV. Tata Nilai Pelaksanaan Kegiatan
Dalam melaksanakan kegiatan Surveilans Penyakit Diare di Puskesmas
Dilaksanakan dengan kegiatan yang berpedoman dengan tata nilai
CERIA:
C = Cermat : Bekerja dengan teliti dan hati-hati
E = Efisien : Tepat waktu dalam melaksanakan kegiatan
R = Rasional : Bekerja sesuai dengan Standar dan kebutuhan
I = Inovatif : Mempunyai ide – ide untuk kemanjuan kinerja.
A = Adil : Tidak membeda-bedakan klien
VII. Sasaran
Sasaran dalam kegitan ini adalah masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Rawat Inap Tulang Bawang Baru.
VIII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
N BULAN
KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Penemuan kasus √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penderita diare
2 Penatalaksanaan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
diare.
3 Penanganan diare. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 Pencatatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelaporan.
I. Pendahuluan
Peristiwa bertambahnya penderita atau kematian yang disebabkan
oleh suatu penyakit di suatu wilayah tertentu, kadang-kadang dapat
merupakan kejadian yang mengejutkan dan membuat heboh masyarakat
di wilayah itu, secara umum kejadian disebut Kejadian Luar Biasa (KLB),
sedang yang dimaksud penyakit adalah semua penyakit menular yag
dapat menimbulkan KLB, penyakit yang disebabkan oleh keracunan
makanan dan keracunan lainnya.
Untuk mengetahui adanya penderitaan tersangka penderita
penyakit yang dapat menimbulkan KLB, perlu pengamatan yang
dilakukan secara teratur, teliti dan terus menerus, meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisa, interpretasi, penyajian data dan
peloporan. Apabila hasil pengamatan menunjukkan adanya
kemungkinan KLB, maka perlu dilakukan penyelidikan dan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi terjadinya dan penyebarluasan KLB
tersebut,di samping tindakan seperunya.
Hasil penyelidikan epidemiologi dan mengarahkan langkah–langkah
yang harus dilakukan dalam upaya penanggulangan KLB. Upaya
penanggulangan KLB yanng direncanakan dengan cermat dan
dilaksanakan oleh semua pihak yang terkait secara koordinasi dapat
menghentikan atau membatasi KLB, sehingga tidak berkembang menjadi
suatu wabah.
VII. Sasaran
1. Sasaran
a. Kinerja penyelidikan epidemiologi diukur pada semua kasus KLB
yang ada
b. 100% insiden KLB dilaporkan dan ditindaklanjuti
2. Kriteria KLB
a. Timbulnya suatu pemyakit/kesakitan yang sebelumnya tidak
ada/tidak dikenal
b. Peningkatan kejadian penyakit/kematian terus menerus selama 3
kurun waktu berturut-turut menurut jenis penyakitnya
c. Peningkatan kejadian penyakit, 2 kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya
d. Jumlah penderita baru dalam satu bulan menunjukkan kenaikan
dua kali lipat atau lebih jika dibandingkan dengan angka rata-
rata perbulan dari tahun sebelumya
e. Angka rata-rata perbulan selama satu tahun menunjukkan
kanaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan dengan angka
rata-rata perbulan dari tahun sebelumnya.
f. Case fatality rate dari suatu penyakit dalam kurun waktu tertentu
menunjukkan 50% atau lebih dibandingkan CFR dari periode
sebelumnya
g. Proporsi Rate (PR) penderita baru dari suatu periode tertentu
menunjukkan kenaikan dua kali lipat atau lebih dibandingkan
periode yang asma dalam kurun waktu/tahun sebelumya.
h. Beberapa penyakit khusus : kolera, DHF/DSS, SARS, Avian
Influenza, Tetanus, Neonatorum.
- Setiap peningkatan kasus dari periode sebelumnya ( pada
daerah endenmis )
- Terdapat satu atau lebih penderita bari di mana pada periode
4 minggu sebelum daerah tersebut dinyatakan bebas dari
penyakit yang bersangkutan
i. Beberapa penyakit yang dialami 1 atau lebih penderita :
- Keracunan makanan
- Keracunan pestisida
3. Daftar nama penyakit yang masuk dalam kriteria berpotensi KLB
a. Diare akut
b. Malaria konfirmasi
c. Tersangka demam Dengue
d. Pneumonia
e. Diare berdarah
f. Terssangka demam thypoid
g. Joundice acut
h. Tesangka DBD
i. Tersangka Flu Burung pada manusia
j. Tersangka campak
k. Tersangka difteri
l. Tersangka pertusis
m. AFP (Lumpuh layu mendadak)
n. Kasus gigitan hewan penular rabies (GHPR)
o. Tersangka antrak
p. Demam yang tidak diketahui sebabnya
q. Tersangka kolera
r. Kluster penyakityang tidak diketahui
s. Tersangka miningitis
t. Tersangka neonatorum
u. Tersangka tetanus
v.
VIII. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan Tempat BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyelidikan 8 Desa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Epidemiologi
I. Pendahuluan
Polio merupakan salah satu dari beberapa jenis penyakit yang
dapat dibasmi, strategi untuk membasmi polio didasarkan atas
pemikiran bahwa virus polio akan mati bila ia disingkirkan dari tubuh
manusia dengan cara pemberian imunisasi.
VII. Sasaran
Sasaran program dalam hal ini adalah semua anak berusia kurang
dari 15 tahun dengan kelumpuhan yang sifatnya flasid (layuh),terjadi
secara accut (mendadak), bukan karena disebabkan oleh ruda paksa.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Surveilans AFP 8 Desa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
VII. Sasaran
Peserta yang diikutsertakan adalah semua orang yang mampu
memahami penjelasan petugas.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Penyuluhan DBD 8 Desa √
I. Pendahuluan
Dewasa ini, pembangunan kesehatan di Indonesia dihadapkan
pada masalah dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya
perubahan sosial ekonomi dan perubahan lingkungan strategis, baik
secara nasional maupun global. Penerapan desentralisasi di bidang
kesehatan dan pencapaian sasaran Millenium Development Goals (MDGs)
merupakan contoh masalah dan tantangan yang perlu menjadi perhatian
seluruh stakeholder bidang kesehatan, khususnya para pengelola
program, dalam menyusun kebijakan dan strategi agar pelaksanaannya
menjadi lebih efisien dan efektif.
Program pencegahan dan pengendalian penyakit menular telah
mengalami peningkatan capaian walaupun penyakit infeksi menular
masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menonjol
terutama TB, Malaria, HIV-AIDS, DBD dan Diare. Angka kesakitan DBD
masih tinggi, yaitu sebesar 65,57 per 100.000 penduduk pada tahun
2010, sedangkan angka kematian dapat ditekan di bawah 1 persen,
yaitu 0,87 persen. Target pengendalian DBD tertuang dalam dokumen
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan
Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian Kesehatan 2010-2014 dan
KEPMENKES 1457 tahun 2003 tentang Standar Pelayanan Minimal yang
menguatkan pentingnya upaya pengendalian penyakit DBD di Indonesia
hingga ketingkat Kabupaten/Kota bahkan sampai ke desa. Melalui
pelaksanaan program pengendalian penyakit DBD diharapkan dapat
berkontribusi menurunkan angka kesakitan, dan kematian akibat
penyakit menular di Indonesia.
VII. Sasaran
1. Individu, keluarga dan masyarakat di tujuh tatanan dalam PSN yaitu
tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja, tempat-
tempat umum, tempat penjual makanan, fasilitas olah raga dan
fasilitas kesehatan yang secara keseluruhan di daerah terjangkit DBD
mampu mengatasi masalah termasuk melindungi diri dari penularan
DBD di dalam wadah organisasi kemasyarakatan yang ada dan
mengakar di masyarakat.
2. Lintas program dan lintas sektor terkait termasuk swasta/dunia
usaha, LSM dan organisasi kemasyarakatan mempunyai komitmen
dalam penanggulangan penyakit DBD.
3. Penanggungjawab program mampu membuat dan menetapkan
kebijakan operasional dan menyusun prioritas dalam pengendalian
DBD.
4. SDM bidang kesehatan Kabupaten/Kota, Kecamatan dan
Desa/Kelurahan
6 Penyuluhan Puskesmas
√ dan Tempat
Kunjungan
7 Kemitraan/jejaring Wilayah
kerja √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Puskesmas
I. Pendahuluan
Malaria adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh plasmodium
yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual didalam darah. Infeksi malaria ini memberikan gejala berupa
demam, menggigil, anemia, dan splenomegali. Infeksi malaria dapat
berlangsung tanpa komplikasi ataupun mengalami komplikasi sistemik
yang dikenal sebagai malaria berat.
2 Pencatatan dan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelaporan.
I. Pendahuluan
Pemberian Obat Pencegahan secara massal cacingan yang
selanjutnya disebut POPM cacingan adalah pemberian obat yang
dilakukan untuk memastikan cacing secara serentak kepada semua
penduduk sasaran di wilayah berisiko cacingan sebagai bagian dari
upaya pencegahan penularan Cacingan. POPM cacingan dilakukan pada
anak balita, anak usia pra sekolah, dan anak usia sekolah di daerah
kabupatren/kota dengan prevelansi tinggi dan sedang dimana
kabupaten Lampung Utara merupakan termasuk ked ala daerah dengan
prevelensi sedang.
POPM cacingan dapat dilaksanakan secara terintegrasi dengan
kegiatan bulan vitamin A, Pemberian makanan tambahan anak balita,
anak usia pra sekolah dan anak usia sekolah, Penjaringan kesehatan
anak sekolah/usaha kesehatan sekolah dan atau program kesehatan
lainnya.
VII. Sasaran
POPM di Sekolah Dasar : Anak SD kelas 1-6
POPM di TK PAUD : Anak usia pra sekolah
POPM di Posyandu : Balita udsia 1-5 tahun
VIII. Jadwal Pelkasanaan Kegiatan
N BULAN
KEGIATAN
O 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Pelaksanaan POPM √ √