PROGRAM P2 HPISP
PENYUSUN :
DEVI AMMALIA,A.Md.Keb
NIP. 19901205 202012 2 006
PUSKESMAS JAMBESARI DS
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare khususnya pada balita
bersama lintas program dan sector terkait.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan diare pada balita
2. Terlaksananya pemberian oralit pada balita yang menderita diare
3. Terlaksananya pemberian zinc pada balita yang menderita diare
4. Terlaksananya Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
1.3 SASARAN
Sasaran Program P2 Diare adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jambesari
Darusholah
1.4 RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup pelayanan diare adalah tata laksana penderita diare yang sesuai standar.
DAFTAR PERUNDANGAN
STANDAR KETENAGAAN
STANDAR FASILITAS
4.1.1 Perencanaan
Perencanaan pelayanan program P2 Diare dibuat oleh penanggung jawab pada
awal tahun melalui tahapan:
1. Pengumpulan data dan identifikasi masalah : Penanggung jawab
mengumpulkan data yang diperlukan untuk perencanaan meliputi data capaian
tahun sebelumnya, hasil umpan balik dari masyarakat melalui survey,
pertemuan, keluhan atau pengaduan.
2. Analisis masalah : hasil identifikasi masalah yang ditemukan kemudian
dilakukan analisis oleh penanggung jawab dan pelaksana kegiatan tentang
penyebab danpemecahan masalah. Analisis akar masalah menggunakan
diagram tulang ikan. Pemilihan pemecahan masalah menggunakan metode
USG atau NGT.
3. Penyususnan Rencana Usulan Kegiata (RUK) : Penanggung jawab kemudian
menyusun RUK berdasarkan pemecahan masalah tahun berikutnya (H+1)
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) : Penangggung jawab
kegaiatn menyusun RPK untuk tahun berjalan (H) berdasarkan alokasi dana
yang telah disetujui untuk puskesmas dengan memperhatikan RUK yangtelah
disusun tahun sebelumnya. Penyususnan RPK dilaksanakan secara bersama-
sama melaui pertemuan koordinasi lintas program di puskesmas.
4.1.2 Pelaksanaan
1. Penyususnan Kerangka Acuan Kegaian (KAK) : KAK dibuat untuk setiap
kegaiatan yang tercantum dalam RPK.
2. Penyusunan Jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan : Penanggung
jawab berupaya menyusun jadwal kegiatan berdasarkan KAK yang telah
dibuat.
3. Sosialisasi jadwal kegiatan : Jadwal kegiatan yangtelah disusun kemudian
disosialisasikan melalui pertemuan lokakarya mini puskesmas dan atau
distribusi langsung kepada sasaran program.
4. Pelaksanaan kegaiatan
a. Penemuan Pasien : Pasien yang ditemukan karena datang ke Puskesmas
atau pelayanan kesehatan lain seperti ponkesdes, pustu dan posyandu atas
kemauan sendiri atau saran dari orang lain.
b. Pemeriksaan Fisik : Memfasilitasi balita untuk pengobatan diare secara
dini. Pemeriksaaan Anamnesis meliputi: Nama, alamat, dan daerah
asal,keluhan pasien, riwayat penyakit lain/sebelumnya. Pemeriksaan fisik
yakni Pemeriksaan TTV dan Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi kemudian
mengklasifikasikan derajat dehidrasi.
c. Pengobatan : pengobatan disesuaikan dengan derajat dehidrasinya.
Penderita di sarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih
berlangsung. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi. Pemberian
Zinc pada balita. Pemberian obat diare bila diperlukan.
d. Konseling : Melakukan sosialisasi tentang diare dan bahaya diare dengan
menggunakan media promosi seperti lembar balik diare, leaflet dan poster.
Keluarga pasien diberi penjelasan mengenai penyakit diare dan tanda
tandanta, pentingnya segera berobat dan mematuhi aturan minum obat
diare pada anak.
e. Kunjungan Rumah : melakukan kunjungan rumah kepatuhan minum zinc
pada beberapa anak pasca diare. Penderita diare balita diharapkan dapat
menghabiskan zinc dalam 10 hari tanpa putus.
5. Pencatatan dan pelaporan : Dilakukan pencatatan pada buku KIA anak, Kartu
MTBS, Kartu Anak dan Register. Hasil kegaiatn dan jumlah penderita diare
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan bidan Pengendalian Penyakit Menular
setiap bulannya.
6. Monitoring dan evaluasi : Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala.
Berdasarkan hasil evaluasi, penanggung jawab membuat RTL untuk perbaikan
kegiatan dan penuyusunan rencana kegaitan yang akan dating. Laporan
kegiatan, hasil evaluasi dan RTL dialporkan kepada Kepala Puskesmas.
BAB V
LOGISTIK
Logistic yang dibutuhkan untuk pengendalian penyakit diare adalah : Oralit, Zinc dan obat KLB
Diare. Kemasan obat yang disediakan :
1. Oralit 200 ml
2. Tablet Zinc 20 mg
3. Ringer laktat 500 ml
4. Infuse set
5. IV Cateter dengan ukuran sesuai kebutuhan
6. Cotrimoksazole 400 mg
7. Tetrasiklin 500 mg
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
6.1 PENGERTIAN
Keselamatan Sasaran Program/ Pasien Pelaksanaan pelayanan UKM
diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan pasien/ sasaran program
melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah
ditetapkan. Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada
setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata
cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan
6.2 PENERAPAN
Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan penyakit diare
adalah:
1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien
2. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
3. Risiko financial
4. Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat
transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb).
Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam melaksanakan
pelayanannya harus senantiasa memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya
Keselamatan Pasien adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam
sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai
luaran klinis yang optimum.
Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi :
1. Ketepatan identifikasi sasaran/ pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh
KESELAMATAN KERJA
7.1 PENGERTIAN
7.2 TUJUAN
PENGENDALIAN MUTU
Pengendali Mutu Upaya Program Diare Pengendalian mutu dilaksanakan dengan cara
menentukan sasaran mutu yang ditetapkan berdasarkan standart kinerja/ standart pelayanan
minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan sasaran, hak dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk
mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.
8.1 TUJUAN
Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare
1. Terwujudnya pelayanan berkualitas
2. Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di puskesmas
3. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan
Indikator Kinerja
Cara Perhitungan
1. Pelayanan Diare Balita : Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan dan kader di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Cara perhitungan :
Pelayanan Diare balita = Jumlah balita Diare yang ditemukan x 100%
Target
Target = (20% x 843) x jumlah balita (sesuai BPS) di wilayah kerja Puskesmas
1000
2. Proporsi penggunaan oralit pada balita : Penderita diare balita yang berobat mendapat
oralit di fasilitas pelayanan kesehatan dan kader di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
Cara perhitungan :
Jumlah penderita diare balita diberi oralit di faskes & kader dibagi x 100%
Total penderita diare balita
3. Proporsi penggunaan Zinc : Penderita diare balita yang berobat mendapat tablet Zinc
difasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Cara perhitungan :
Jumlah penderita diare balita yang diberi tablet Zinc di faskes x 100%
Total penderita diare balita
4. Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) : LROA aktif bila
melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 kegiatan LRO, yaitu
a. Layanan konseling rehidrasi diare/promosi upaya rehidrasi oral dan pemberian
Zinc
b. Tata laksana diare
c. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan upaya
pencegahan dan penanggulangannya
d. Pemberian pelayanan penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang
e. Observasi penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang paling sedikit 3 (
tiga) jam
f. Mengajarkan cara penyiapan oralit dan berapa banyak oralit yang harus diminum
kepada orang tua/pengasuh/keluarganya.
Cara perhitungan :
- Kegiatan LROA secara terus menerus dalam 3 bulan dengan periode pelaporan per
tribulan.
- Dalam 1 tribulan, laporan bulanan harus ada dan lengkap` Kalau dalam 1 tribulan
hanya ada laporan 1 bulan, maka dianggap tidak ada LROA.
- Kalau dalam 1 tahun hanya lapor tribulan 4 saja, dianggap kinerja mencapai 25%
USULAN DAFTAR INDIKATOR MUTU
PUSKESMAS JAMBESARI 2022
Mutu UKM : Program P2 DIARE
Kriteria Ekslusi:
Semua bayi balita (0 – 59 bulan) yang dilayani di luar
gedung Puskesmas (Pustu, Ponkesdes dan Posyandu)
Formula Jumlah balita Diare yang ditemukan dibagi target dikali
100%
Target = (20% x 843/1000) x jumlah balita (sesuai BPS) di
wilayah kerja Puskesmas
BAB IX
PENUTUP
Setiap petugas puskesmas akan selalu berusaha mewujudkan Visi Puskesmas yaitu
Puskesmas terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna dan merata. Untuk
itu kita akan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran serta kemampuan yang kita miliki.
Terlaksananya program P2 Diare pelayanan puskesmas merupakan salah saty jalan untuk
mencapai pelayanan yang bermutu dan mengutamakan kepuasan masyrakat sesuai motto serta
janji layanan puskesmas. Semoga program ini akan banyak bermanfaat bagi pengembangan
puskesmas khususnya bagi masyarakat umum.
LAMPIRAN