Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN PELAYANAN KERJA

PROGRAM P2 HPISP

PENYUSUN :
DEVI AMMALIA,A.Md.Keb
NIP. 19901205 202012 2 006

PUSKESMAS JAMBESARI DS
KABUPATEN BONDOWOSO
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Program P2 Diare yaitu program pelayanan kesehatan di Puskesmas untuk
pengendalian penyebaran dan dampak penyakit diare melalui upaya pencegahan dan
meningkatkan kualitas pelayanan serta meningkatkan jangkauan program P2 Diare. Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Diare bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian karena diare,khususnya diare pada balita bersama lintas sector dan program
terkait, system kewaspadaan dini, penanggulangan KLB, pemantapan logistic dan monitoring/
evaluasi. Hingga saat ini, penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke
tahun. Diare merupakan penyebab kematian nomor 4 pada semua umur dalam kelompok
penyakit menular.
Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat merupakan sarana kesehatan
yang penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Sesuai fungsinya, petugas puskesmas
melaksanakan pengawasan dan pengendalian kepada masyarakat untuk mencegah penyakit
dan meningkatkan kesehatan setiap individu, keluarga dan lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
UPT Puskesmas Jambesari Darussolah merupakan bagian dari Dinas kesehatan
Kabupaten Bondowoso. Sebagai tombak pelayanan masyarakat, puskesmas telah berupaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu antara lain dengan melaksanakan Program
P2 Diare. Program ini dilaksanakan oleh satu orang bidan yang merupakan pemegang P2
Diare yang dibantu oleh petugas kesehatan lain, baik dokter , bidan, perawat di induk maupun
ponkesdes dan pustu.

1.2 TUJUAN
1.2.1 Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare khususnya pada balita
bersama lintas program dan sector terkait.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan diare pada balita
2. Terlaksananya pemberian oralit pada balita yang menderita diare
3. Terlaksananya pemberian zinc pada balita yang menderita diare
4. Terlaksananya Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)

1.3 SASARAN
Sasaran Program P2 Diare adalah masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Jambesari
Darusholah
1.4 RUANG LINGKUP PELAYANAN
Ruang lingkup pelayanan diare adalah tata laksana penderita diare yang sesuai standar.

1.5 BATASAN OPERASIONAL


Batasan operasional untuk Pelayanan Diare UPTD Puskesmas Jambesari meliputi;
1. Pengertian
Diare adalah kejadian frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan
lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau
dapat pula bercampur lender dan darah atau lender saja dalam satu hari (24 jam).
Dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dansering. Apabila buang air besar
sehari 3 kali tapi tidak cair, maka tidak bias disebut diare, begitu juga apabila BAB
dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga kali dalam sehari, maka itu bukan diare.
Pengertian diare didefinisikan sebagai inflamasi pada membrane mukosa lambung
danusus halus yang dintandai dengan muntah-muntah yang berakibat kehilangan
cairab dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
elektrolit.
2. Definisi Operasional
a. Pelayanan Diare Balita : Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan dan
kader di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
b. Proporsi penggunaan oralit pada balita : Penderita diare balita yang berobat
mendapat oralit di fasilitas pelayanan kesehatan dan kader di wilayah kerja
Puskesmas pada kurun waktu tertentu
c. Proporsi penggunaan zinc : Penderita diare balita yang berobat mendapat
tablet Zinc difasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
d. Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
LROA aktif bila melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 kegiatan LRO, yaitu
1) Layanan konseling rehidrasi diare/promosi upaya rehidrasi oral dan
pemberian Zinc
2) Tata laksana diare
3) Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan upaya
pencegahan dan penanggulangannya.
4) Pemberian pelayanan penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai
sedang
5) Observasi penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang paling
sedikit 3 ( tiga) jam
6) Mengajarkan cara penyiapan oralit dan berapa banyak oralit yang harus
diminum kepada orang tua/pengasuh/keluarganya
1.6 LANDASAN HUKUM

1. Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare 2009


2. Panduan Sosialisasi Tata Laksana Diare Balita 2011
3. Buku Saku Lintas Diare untuk Petugas Kesehatan 2013
4. Pedoman Tatalaksana Diare tahun 2016
5. Buku Studi Epidemiologi dengan Pendekatan Analisis Spasial terhadap Faktor-
faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare Pada Anak 2021

DAFTAR PERUNDANGAN

1. Kepmenkes RI No: 1216/MENKES/SK/XI/2001 Tentang Pedoman Pemberantasan


Penyakit Diare
2. Permenkes RI No. 7 tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Manajemen Terpadu
Balita Sakit Berbasis Masyarakat
3. Permenkes RI No. 1501/MENKES/PER/X/2010 Tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan
BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1 KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Kualifikasi SDM Penanggung Jawab Diare dilaksanakan oleh penanggung jawab
upaya diare dibawah koordinasi program penanggulangan penyakit yang ada di
puskesmas. Penanggung jawab P2 Diare di Puskesmas Jambesari DS adalah Bidan. Tugas
dan Kewenangan Penanggung jawab upaya P2 Diare bertanggung jawab dan
mengkoordinir semua kegiatan yang berhubungan dengan penyakit diare.

2.2 DISTRIBUSI KETENAGAAN

Kegiatan pelayanan Diare dilakukan pada :


1. Dalam Gedung : UKP
Kegiatan dalam Gedung Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada paien rawat jalan
Pemeriksaan dan diagnosis diare Pemantauan pengobatan diare Penyuluhan dan
konseling Rujukan Pencatatan dan pelaporan
2. Luar Gedung : UKM Lintas sector
Kegiatan Luar Gedung
a. Penemuan penderita diare balita baru.
b. Pemeriksaan dan diagnosis diare
c. Pemantauan pengobatan diare meliputi oralit dan zinc
d. Penyuluhan kepada individu, keluarga, dan masyarakat
e. Rujukan
f. Pencatatan dan pelaporan
BAB III

STANDAR FASILITAS

3.1 DENAH RUANG


Ruangan di Puskesmas tidak tersedia ruangan khusus untuk pemeriksaan pasien diare
balita, semua tergabung pada poli KIA, Poli Umum, UGD dan Rawat Inap. Begitu pula
ruangan di Ponkesdes dan Pustu, juga tergabung pada Poli KIA dan Poli Umum.

3.2 SARANA PRASARANA


Fasilitas LROA (Larutan Rehidrasi Oral Aktif)
a. Oralit
b. Gelas
c. Sendok
d. Air matang
BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

4.1 MEKANISME PELAYANAN

4.1.1 Perencanaan
Perencanaan pelayanan program P2 Diare dibuat oleh penanggung jawab pada
awal tahun melalui tahapan:
1. Pengumpulan data dan identifikasi masalah : Penanggung jawab
mengumpulkan data yang diperlukan untuk perencanaan meliputi data capaian
tahun sebelumnya, hasil umpan balik dari masyarakat melalui survey,
pertemuan, keluhan atau pengaduan.
2. Analisis masalah : hasil identifikasi masalah yang ditemukan kemudian
dilakukan analisis oleh penanggung jawab dan pelaksana kegiatan tentang
penyebab danpemecahan masalah. Analisis akar masalah menggunakan
diagram tulang ikan. Pemilihan pemecahan masalah menggunakan metode
USG atau NGT.
3. Penyususnan Rencana Usulan Kegiata (RUK) : Penanggung jawab kemudian
menyusun RUK berdasarkan pemecahan masalah tahun berikutnya (H+1)
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) : Penangggung jawab
kegaiatn menyusun RPK untuk tahun berjalan (H) berdasarkan alokasi dana
yang telah disetujui untuk puskesmas dengan memperhatikan RUK yangtelah
disusun tahun sebelumnya. Penyususnan RPK dilaksanakan secara bersama-
sama melaui pertemuan koordinasi lintas program di puskesmas.
4.1.2 Pelaksanaan
1. Penyususnan Kerangka Acuan Kegaian (KAK) : KAK dibuat untuk setiap
kegaiatan yang tercantum dalam RPK.
2. Penyusunan Jadwal kegiatan dan kesepakatan jadwal kegiatan : Penanggung
jawab berupaya menyusun jadwal kegiatan berdasarkan KAK yang telah
dibuat.
3. Sosialisasi jadwal kegiatan : Jadwal kegiatan yangtelah disusun kemudian
disosialisasikan melalui pertemuan lokakarya mini puskesmas dan atau
distribusi langsung kepada sasaran program.
4. Pelaksanaan kegaiatan
a. Penemuan Pasien : Pasien yang ditemukan karena datang ke Puskesmas
atau pelayanan kesehatan lain seperti ponkesdes, pustu dan posyandu atas
kemauan sendiri atau saran dari orang lain.
b. Pemeriksaan Fisik : Memfasilitasi balita untuk pengobatan diare secara
dini. Pemeriksaaan Anamnesis meliputi: Nama, alamat, dan daerah
asal,keluhan pasien, riwayat penyakit lain/sebelumnya. Pemeriksaan fisik
yakni Pemeriksaan TTV dan Pemeriksaan tanda-tanda dehidrasi kemudian
mengklasifikasikan derajat dehidrasi.
c. Pengobatan : pengobatan disesuaikan dengan derajat dehidrasinya.
Penderita di sarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih
berlangsung. Pemberian oralit untuk menghindari dehidrasi. Pemberian
Zinc pada balita. Pemberian obat diare bila diperlukan.
d. Konseling : Melakukan sosialisasi tentang diare dan bahaya diare dengan
menggunakan media promosi seperti lembar balik diare, leaflet dan poster.
Keluarga pasien diberi penjelasan mengenai penyakit diare dan tanda
tandanta, pentingnya segera berobat dan mematuhi aturan minum obat
diare pada anak.
e. Kunjungan Rumah : melakukan kunjungan rumah kepatuhan minum zinc
pada beberapa anak pasca diare. Penderita diare balita diharapkan dapat
menghabiskan zinc dalam 10 hari tanpa putus.
5. Pencatatan dan pelaporan : Dilakukan pencatatan pada buku KIA anak, Kartu
MTBS, Kartu Anak dan Register. Hasil kegaiatn dan jumlah penderita diare
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan bidan Pengendalian Penyakit Menular
setiap bulannya.
6. Monitoring dan evaluasi : Monitoring dan evaluasi dilakukan secara berkala.
Berdasarkan hasil evaluasi, penanggung jawab membuat RTL untuk perbaikan
kegiatan dan penuyusunan rencana kegaitan yang akan dating. Laporan
kegiatan, hasil evaluasi dan RTL dialporkan kepada Kepala Puskesmas.
BAB V

LOGISTIK

Logistic yang dibutuhkan untuk pengendalian penyakit diare adalah : Oralit, Zinc dan obat KLB
Diare. Kemasan obat yang disediakan :
1. Oralit 200 ml
2. Tablet Zinc 20 mg
3. Ringer laktat 500 ml
4. Infuse set
5. IV Cateter dengan ukuran sesuai kebutuhan
6. Cotrimoksazole 400 mg
7. Tetrasiklin 500 mg
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1 PENGERTIAN
Keselamatan Sasaran Program/ Pasien Pelaksanaan pelayanan UKM
diselenggarakan dengan senantiasa memperhatikan keselamatan pasien/ sasaran program
melalui mekanisme pelaporan sesuai dengan Indeks Keselamatan Pasien (IKP) yang telah
ditetapkan. Mutu pelayanan kesehatan adalah kinerja yang menunjuk pada tingkat
kesempurnaan pelayanan kesehatan, yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada
setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta dipihak lain tata
cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
ditetapkan

6.2 PENERAPAN

Risiko yang mungkin terjadi pada sarana pelayanan upaya penanggulangan penyakit diare
adalah:
1. Risiko yang terkait dengan pelayanan sasaran/ pasien
2. Risiko yang terkait dengan sarana dan prasarana
3. Risiko financial
4. Risiko lain (yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat
transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb).
Untuk mencegah terjadinya kasus diatas maka pelayanan puskesmas dalam melaksanakan
pelayanannya harus senantiasa memperhatikan Keselamatan pasien (patient safety). Upaya
Keselamatan Pasien adalah reduksi dan meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam
sistem pelayanan kesehatan sebisa mungkin melalui praktik yang terbaik untuk mencapai
luaran klinis yang optimum.
Sasaran Keselamatan Sasaran/ Pasien meliputi :
1. Ketepatan identifikasi sasaran/ pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat sasaran/ pasien
5. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan risiko pasien jatuh

6.3 INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


Insiden keselamatan pasien yang terjadi jika diare tidak segera tertangani dengan benar
dan cepat adalah pasien akan mengalami dehidrasi. Baik dehidrasi ringan/sedang maupun
dehidrasi berat.
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1 PENGERTIAN

Keselamatan Kerja Puskesmas merupakan tempat kerja yang mempunyai resiko


kesehatan maupun penyakit akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu petuga puskesmas
tersebut mempunyai resiko tinggi karena sering kontak dengan agent penyakit menular,
dengan darah dan cairan tubuhmaupun tertusuk jarum suntik bekas yang mungkin dapat
berperan sebagai transmisi beberapa penyakit seperti hepatitis B, HIV AIDS dan juga
potensial sebagai media penularan penyakit yang lain

7.2 TUJUAN

Tujuan Keselamatan Kerja


1. Meningkatnya kemampuan tenaga puskesmas memecahkan masalah sekehatan kerja
diwilayah kerja puskesmas. Teridentifikasinya permasalahan kesehatan kerja
dilingkungan Puskesmas
2. Teridentifikasi potensi masyarakat diwilayah kerja puskesmas kawasan
3. Terlaksananya pelayanan kesehatan kerja yang berkualitas.
4. Terselenggaranya kemitraan dengan para pengandil dalam pelayanan
5. Terselenggaranya koordinasi lintas program dan lintas sector

7.3 PROSEDUR KESELAMATAN KERJA

Strategi Keselamatan Kerja


1. Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari pekerjaan
dan lingkungan kerja.
2. Membantu petugas menyesuaikan diri dengan pekerjaannya.
3. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik, mental, maupun social
4. Pakai APD pada tindakan tertentu
5. Senantiasa melaksanakan pelayanan sesuai dengan SOP
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Pengendali Mutu Upaya Program Diare Pengendalian mutu dilaksanakan dengan cara
menentukan sasaran mutu yang ditetapkan berdasarkan standart kinerja/ standart pelayanan
minimal yang meliputi indikator penyelenggaraan upaya puskesmas. Perencanaan disusun dengan
memperhatikan kebutuhan dan harapan sasaran, hak dan kewajiban sasaran, serta upaya untuk
mencapai sasaran kinerja yang ditetapkan.

8.1 TUJUAN
Tujuan Pengendali Mutu Upaya Program Diare
1. Terwujudnya pelayanan berkualitas
2. Untuk meningkatkan kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan di puskesmas
3. Untuk meningkatkan cakupan pelayanan

8.2 MACAM PENGENDALIAN MUTU

Macam Kegiatan Pengendali Mutu Upaya Program Diare


1. Penemuan penderita diare balita yang diobati di puskesmas maupun ponkesdes pustu
2. Menghitung cakupan pelayanan diare balita yang dilayani dalam 1 tahun
3. Menghitung proporsi diare balita yang diberi oralit

4. Menghitung proporsi diare balita yang diberi zinc

5. Menghitung pelaksanna Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)

8.3 INDIKATOR MUTU INTERNAL

Indikator Kinerja

No. Indikator UKM Esensial Target

1. Pelayanan Diare Balita 100%

2. Proporsi penggunaan oralit pada balita 100%

3. Proporsi penggunaan Zinc 100%

4. Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) 100%

Cara Perhitungan
1. Pelayanan Diare Balita : Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan dan kader di
wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Cara perhitungan :
Pelayanan Diare balita = Jumlah balita Diare yang ditemukan x 100%
Target
Target = (20% x 843) x jumlah balita (sesuai BPS) di wilayah kerja Puskesmas
1000

2. Proporsi penggunaan oralit pada balita : Penderita diare balita yang berobat mendapat
oralit di fasilitas pelayanan kesehatan dan kader di wilayah kerja Puskesmas pada
kurun waktu tertentu
Cara perhitungan :
Jumlah penderita diare balita diberi oralit di faskes & kader dibagi x 100%
Total penderita diare balita

3. Proporsi penggunaan Zinc : Penderita diare balita yang berobat mendapat tablet Zinc
difasilitas pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu.
Cara perhitungan :
Jumlah penderita diare balita yang diberi tablet Zinc di faskes x 100%
Total penderita diare balita

4. Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) : LROA aktif bila
melakukan minimal 2 ( dua) dari 6 kegiatan LRO, yaitu
a. Layanan konseling rehidrasi diare/promosi upaya rehidrasi oral dan pemberian
Zinc
b. Tata laksana diare
c. Sosialisasi dan peningkatan kapasitas masyarakat tentang diare dan upaya
pencegahan dan penanggulangannya
d. Pemberian pelayanan penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang
e. Observasi penderita diare dengan dehidrasi ringan sampai sedang paling sedikit 3 (
tiga) jam
f. Mengajarkan cara penyiapan oralit dan berapa banyak oralit yang harus diminum
kepada orang tua/pengasuh/keluarganya.

Cara perhitungan :
- Kegiatan LROA secara terus menerus dalam 3 bulan dengan periode pelaporan per
tribulan.
- Dalam 1 tribulan, laporan bulanan harus ada dan lengkap` Kalau dalam 1 tribulan
hanya ada laporan 1 bulan, maka dianggap tidak ada LROA.
- Kalau dalam 1 tahun hanya lapor tribulan 4 saja, dianggap kinerja mencapai 25%
USULAN DAFTAR INDIKATOR MUTU
PUSKESMAS JAMBESARI 2022
Mutu UKM : Program P2 DIARE

Daftar Indikator Mutu:

1. Pelayanan Diare Balita

Judul Indikator Pelayanan Diare Balita


Dasar Pemikiran 1. Kepmenkes RI No:1216/MENKES/SK/XI/2001tentang
Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare
2. Permenkes RI No. 70 tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Manajemen Terpadu Balita Sakit
Berbasis Masyarakat.
3. Capaian PKP Tahun 2021 Kurang dari Target. Sasaran:
385 Balita. Target: 100%. Capaian Sasaran Riil: 346.
Capaian Target Riil: 89,89%. Kesenjangan Riil: 385 –
346 = 39 balita.
Dimensi Mutu Efektifitas dan keselamatan
Tujuan 1. Meningkatkan capaian PKP Program Diare pada balita
2. Balita diare mendapatkan pengobatan yang tepat di
fasilitas kesehatan
Definisi Operasional Penemuan kasus diare balita di sarana kesehatan dan kader
di wilayah kerja Puskesmas pada kurun waktu tertentu
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator (Pembilang) Jumlah Balita diare yang ditemukan dikali 100
Denumerator (Penyebut) Jumlah target.
Target = (20% x 843/1000)
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi:
Semua bayi balita (0 – 59 bulan) yang datang ke
Puskesmas

Kriteria Ekslusi:
Semua bayi balita (0 – 59 bulan) yang dilayani di luar
gedung Puskesmas (Pustu, Ponkesdes dan Posyandu)
Formula Jumlah balita Diare yang ditemukan dibagi target dikali
100%
Target = (20% x 843/1000) x jumlah balita (sesuai BPS) di
wilayah kerja Puskesmas

Desain Pengumpulan Data Cross Sectional


Sumber Data Poli KIA, Poli BP, Poli UGD, Rawat Inap, Pustu dan
Ponkesdes
Instrument Pengambilan Formulir Laporan Diare
Data
Besar Sampel Semua bayi balita (0 – 59 bulan) dan tercatat dalam Formulir
Laporan Bulanan Puskesmas maupun Pustu Ponkesdes
Frekuensi Pengumpulan Bulanan
Data
Periode Pelaporan Data Bulanan
Periode Analisis Data Triwulanan
Penyajian Data 1. Tabel
2. Grafik
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program Diare

BAB IX
PENUTUP

Setiap petugas puskesmas akan selalu berusaha mewujudkan Visi Puskesmas yaitu
Puskesmas terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna dan merata. Untuk
itu kita akan mengerahkan segenap tenaga dan pikiran serta kemampuan yang kita miliki.
Terlaksananya program P2 Diare pelayanan puskesmas merupakan salah saty jalan untuk
mencapai pelayanan yang bermutu dan mengutamakan kepuasan masyrakat sesuai motto serta
janji layanan puskesmas. Semoga program ini akan banyak bermanfaat bagi pengembangan
puskesmas khususnya bagi masyarakat umum.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai