Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia yang telah diberikan
kepada kami selaku penanggung jawab program diare, sehingga dapat menyelesaikan
tugas kami sebagai petugas pelaksana program dan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Kutowinangun.
Mudah-mudahan dengan buku pedoman ini setiap orang yang terkena penyakit daire
dapat ditemukan secara dini tanpa cacat dan mempunyai kesempatan yang sama untuk
mendapat pelayanan yang berkualitas, serta dapat meningkatkan hasil cakupan program
di puskesmas.
Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
berperan dalam penyusunan pedoman ini, saran dan masukan sangat kami harapkan agar
pedoman ini lebih sempurna dan mudah dilaksanakan di lapangan.
1
BAB I.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Derajat Kesehatan di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang cukup
bermakna, hal ini ditunjukkan dengan semakin menurunnya angka kematian bayi dan ibu,
menurunnya prevalensi gizi buruk pada balita serta meningkatnya angka harapan hidup.
Namun demikian Indonesia masih mengahadapi beban karena munculnya beberapa
penyakit menular baru, sementara penyakit menular lain belum dapat dikendalikan dengan
tuntas. Salah satu penyakit menular yang belum dapat dikendalikan adalah penyakit diare.
Meskipun penyakit diare saat ini sudah disembuhkan bukan berarti Indonesia sudah
terbebas dari masalah penyakit diare. Hal ini disebabkan karena dari tahun ke tahun
masih ditemukan sejumlah kasus diare. Penyakit diare adalah suatu penyakit menular
yang masih banyak menimbulkan masalah kompleks. Masalah yang dimaksud bukan
hanya dari segi medis tetapi meluas sampai ke masalah social, ekonomi dan budaya.
Penyakit diare sampai saat ini masih banyak terjadi di masyarakat. Hal ini sebabkan
masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang diare serta banyaknya pengertian dan
kepercayaan yang keliru terhadap penyakit diare. Penyakit diare dapat menunjukkan
gejala-gejala yang tanpa dehidrasi sampai dengan dehidrasi berat.
Kecamatan Kutowinangun masih banyak terjadi angka kejadian diare pada balita.
Secara proporsional di Indonesia diare lebih banyak terjadi pada golongan balita
( 55% ).sedangkan di Propinsi kasus diare pada balita sekitar 20,9% dan di kecamatan
Kutowinangun sebesar 0,25%. Adapun kebijakan pemberantasan penyakit diare
dilaksanakan untuk menurunkan angka kesakitan, angka kematian dan penanggulangan
kejadian luar biasa (KLB) dan meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sector
terkait serta partisipasi aktif masyarakat secara luas antara lain organisasi profesi dan
lembaga masyarakat di Pusat maupun Daerah.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum.
2
Menurunkan angka kematian dan kesakitan akibat diare dan sebagai pedoman dalam
melaksanakan tata laksana diare sesuai standar.
2. Tujuan Khusus
C. SASARAN
d. Lintas program
e. Lintas sektor
f. Masyarakat
D. RUANG LINGKUP
E. BATASAN OPERASIONAL
4
BAB II
A. Kualifikasi SDM
3. Jenis Kegiatan
6. Pencatatan dan
5
5. Rujukan pelaporan
6. Pencatatan dan
pelaporan
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Di Puskesmas Kutowinangun tidak tersedia ruangan khusus untuk pemeriksaan pasien diare.
B. STANDAR FASILITAS
1. Media sosialisasi
2. Obat-obatan
3. Alat kesehatan
4. Formulir pencatatan dan pelaporan
6
BAB IV
A. LINGKUP KEGIATAN
Upaya penaggulangan penyakit diare di puskesmas meliputi tatalaksana program
penanggulangan penyakit diare dan tatalaksana pasien diare.
B. METODE
Program diare merupakan panduan tatalaksana terkait kondisi sakit khususnya
diare yang dialami oleh balita. Karena banyak penderita diare yang dapat di
selamatkan dengan melakukan penanganan yang efektif di rumah tangga dan
tatalaksana yang tepat di sarana kesehatan.Untuk mengatasi hal tersebut
Kementrian Kesehatan telah menerbitkan buku Pedoman Pengendalian Penyakit
Diare. Untuk mempermudah Petugas Kesehatan lini terdepan dalam menjalankan
tugasnya tentang Lintas Diare secara praktis dalam bentuk buku saku.
C. LANGKAH KEGIATAN
1. PENEMUAN PASIEN
a. Pengertian
b. Tujun
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
c. Sasaran
b. Pentingnya berobat
2. Keluarga pasien
3. Masyarakat
b. NIK pasien
c. Nama penderita
d. Tanggal lahir
e. Jenis kelamin
f. Alamat
g. Tanggal kunjungan
i. Diagnosa diare
j. Derajat dehidrasi
8
n. Penggunaan antibiotik terapi diare
o. Sratus kematian
p. Konseling
a. Indikator Utama
Adalah jumlah kasus baru yang ditemukan pada periode satu tahun per 100.000
penduduk
Rumus :
Jumlah kasus yang baru ditemukan pada periode satu tahun X 100.000
Jumlah penduduk pada tahun yang sama
1. Diagnosis Diare
Diagnosis penyakit diare hanya dapat didasarkan pada penemuan tanda utama
(cardinal sign), yaitu : Buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan
konsistensi lain dari biasanya.
2. Klaisfikasi Diare
2. 2. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
1. Anamnesa meliputi :
9
b. Keluhan pasien
2.3. PENGOBATAN
1. Tujuan pengobatan
2. Pengobatan Diare
10
BAB V
LOGISTIK
A. Manajemen Logistik
B. Jenis-jenis Logistik
1. Alat tulis
2. Alat kesehatan
11
BAB VI
B. Risiko yang mungkin terjadi pada sasaran pelayanan upaya penanggulangan penyakit
daire adalah :
3. Risiko financial
4. Risiko lain ( yang lain, misalnya yang terkait dengan penggunaan kendaraan/alat
transportasi, misalnya ambulans, vans, sepeda motor dsb ).
12
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
A. Keselamatan Kerja
1. Melindungi petugas dari setiap kecelakaan kerja yang mungkin timbul dari
pekerjaan dan lingkungan kerja.
Semua Kegiatan yang brakaitan dengan keselamatan kerja dicatat dan dilaporkan
kepada pimpinan.
13
BAB VIII
PENGENDALI MUTU
Tatalaksana Target
n diare 2022 2023 2024 2025 2026
sesuai 66 % 73 % 80 % 87 % 94 %
standar
Penatalaksanan Target
diagnose diare 2022 2023 2024 2025 2026
A09 (Diare Non 8% 7% 6% 5% 4%
Spesifik ) tanpa
pemberian
antibiotik
4. Audit Internal
14
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan Puskesmas dan lintas sektor terkait
dalam pelaksanaan upaya penanggulangan penyakit diare dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat.
15