Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PROGRAM DIARE

UPTD PUSKESMAS SITURAJA

A. PENDAHULUAN
Diare atau mencret merupakan suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan
konsistensi lembek atau cair dengan frekwensi lebih sering dari biasanya ( lebih dari 3 x dalam
24 jam ).
Bila diare berlansung 2 minggu disebut sebagai diare akut,apabila diare berlangsung 2
minggu atau lebih maka digolongkan pada diare kronik. Diare merupakan masalah kesehatan
yang penting di Indonesia. Penyakit diare berkaitan langsung dengan tingkat pendidikan
kesehatan masyarakat, kemudian sanitasi lingkungan penyediaaan air bersih dan tersedianya
akses untuk pengebotan.
Dampak negatif dari diare pada bayi dan anak antara lain adalah menghambat
proses pertumbuhan anak yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak.
Diare juga berpotensi menyebabkan anak mengalami gangguan gizi (malnutrisi) karena
selama diare sebagian besar zat-zat penting dalam tubuh akan keluar dan diikuti dengan
penurunan asupan makanan serta nutrisi yang mengakibatkan menurunnya berat badan.
Jika tidak segera mendapat asupan makanan bergizi seimbang, anak akan kekurangan gizi
dan pertumbuhannya jadi terhambat.

B. LATAR BELAKANG
Diare merupakan salah satu penyebab kematian utama pada bayi dan balita (menurut
hasil kajian masalah kesehatan berdasarkan siklus kehidupan 2011,oleh litbangkes).berdasarkan
hasil penelitian tersebut estimasi untuk 2015 sebanyak 95.430 balita meninggal karena diare
Sebanyak 7953/bulan,1.988/minggu,284/hari dan 12 orang/jam.
Pada tahun 2000 IR penyakit Diare 301/ 1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi
374 /1000 penduduk, tahun 2006 naik menjadi 423 /1000 penduduk dan tahun 2010 menjadi
411/1000 penduduk,dan pada tahun 2015 rapid morbiditas diare insiden balita 843/1000
balita,insiden semua umur 270/1000 penduduk.
Tujuan Pembangunan Millenium (Millennium Development Goals-MDGs) pada tahun
2015 adalah menurunkan angka kematian Balita (AKABA) hingga dua pertiga dalam kurun
waktu 1990-2015. Angka kematian Balita (AKB) merupakan salah satu tolak ukur untuk
menilai sejauh mana ketercapaian kesejahteraan rakyat sebagai hasil dari pelaksanaan
pembangunan dibidang kesehatan.
Pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan kesehatan
anak. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang
kesehatan yang sangat ini terjadi dinegara Indonesia.
Indonesia masih memiliki angka kematian bayi dan balita yang cukup tinggi.
masalah tersebut terutama dalam periode neonatal dan dampak dari penyakit menular seperti
diare.
Sementara angka kesakitan kasus diare yang di temukan dan di tangani di wilayah
situraja tahun 2018 sebesar, 964 kasus diare atau sebesar 94,6%. Dan untuk kasus diare pada
balita yang di tangani di puskesmas situraja sebanyak 405 balita atau 63,6 %..

C. TUJUAN
Umum :
Menurunkan angka kesakitan dan kematian karena diare bersama lintas program dan
sektor terkait.
Khusus :
1. Tercapainya penurunan angka kesakitan.
2. Terlaksananya talalaksana diare sesuai standar.
3. Diketahui besarnya masalah penyakit diare di masyarakat, sehingga dapat dibuat
perencanaan dalam pencegahan, penanggulangan maupun pemberantasannya di semua
jenjang pelayanan.
4. Terwujudnya masyarakat yang mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat
melalui promosi kesehatan kegiatan pencegahan sehingga kesakitan dan kematian
karena diare dapat dicegah.
5. Tersusunnya rencana kegiatan Pengendalian Penyakit Diare di suatu wilayah kerja
yang meliputi target, kebutuhan logistik dan pengelolaannya.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Penemuan kasus penderita Diare
dengan melakukan pelayanan dan pemeriksaan kesehatan terhadap pasien diare
2. Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit diare
3. Kunjungan rumah pada kasus Diare
Memberikan penyuluhan untuk mencegah timbulnya masalah diare yang
berkelanjutan.
4. Pencatatan dan pelaporan
Laporan di laporkan setiap bulan ke Dinas kesehatan kabupaten sumedang paling lambat
tanggal 5.

E. CARA PELAKSANAAN
1. Pelaksanaan kegiatan dilakukan di dalam gedung,kegiatan dalam gedung di lakukan di
ruang BP dan ruang KIA,dan di puskesmas pembantu oleh tenaga yang berkompeten.
2. Melaksanakan tatalaksana penderita diare yang standar di sarana
Kesehatan melalui Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE)
3. Meningkatkan tatalaksana penderita diare di rumah tangga yang
tepat dan benar (kunjungan rumah).
Melakukan penyuluhan kesehatan kelompok masyarakat mengenai diare.
4. Koordinasi dengan lintas program dan lintas sector
5. Pencatatan dan pelaporan
F. SASARAN
Penderita Diare
1. Balita
2. Semua umur

G. JADWAL PELAKSANA KEGIATAN

NO KEGIATAN J F M A M J J A S O N D
1 Penemuan kasus
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
penderita diare
2 Penyluhan
kelompok
√ √ √ √ √ √ √
mengenai
penyakit diare
3 Kunjungan
Rumah pada √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pasien diare
4 Pencatan dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelaporan

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan program diare dapat di ketahui melalui laporan kegiatan
bulanan dengan melihat data diare.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus ada laporan hasil kegiatan,
masukan/umpan balik dari sasaran/masyarakat terhadap pelaksana
kegiatan, ada bukti kegiatan berupa photo pelaksanaan kegiatan.
2. Laporan Program diare terdiri dari laporan bulanan yang
dikirim ke Dinas Kesehatan kabupaten.
3. Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan sekali dengan melihat capaian
masing – masing indikator serta berdasar analisis sehingga dapat di
ketahui rencana tindakan yang harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai