KERANGKA ACUAN
PROGRAM DIARE UPT. PUSKESMAS TEMBUKU II
I. Pendahuluan
Sesuai rekomendasi WHO / UNICEF dan IDAI, untuk menurunkan angka kematian
akibat Diare sejak tahun 2008 kementrian kesehatan memperbaharui tatalaksana Diare yang di
kenal dengan “LINTAS DIARE” (Lima Langkah Tuntaskan Diare ) sebagai salah satu strategi
dalam pengendalian diare di Indonesia. Lintas diare meliputi PemberianOralit, Zink selama 10
hari, teruskan pemberian ASI dan makanan, antibiotika selektif serta nasehat bagi ibu pengasuh.
Study WHO membuktikan bahwa pemberian zink dapat mengurangi durasi diare akut dan
mengurangi durasidiare persisten. Masyarakat telah mengenal oralit sebagai obat diare sejak
tahun 1970, sedangkan penggunaan zink sebagai obat baru dalam tatalaksana diare belum
banyak dikenal sehingga perlusosialisasi zink kepada masyarakat agar masyarakat menggunakan
oralit dan zink sebagai obat diare.
A. Latar Belakang
Hingga saat ini penyakit Diare merupakan masalah kesehatan masyarakat di
Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan diare dari tahun ke
tahun. Di dunia sebanyak 6 juta anak meninggal setip tahun akibat diare, sebagian kematian
tersebut terjadi di Negara-Negara berkembang. Menurut WHO 8 dari 10 kematian tersebut
terjadi pada anak usia <2 tahun. Rata-rata anak usia < 3tahun di negara berkembang
mengalami episode diare 3x dalam setahun (WHO 2005). Hasil survey subdit Diare angka
kesakitan diare semua umur tahun 2000 adalah 301/1000 penduduk, Tahun 2003 adalah
373/1000 penduduk, tahun 2006 adalah 423/1000 penduduk. Kematian diare pada balita
75,3/100.000 balita, dan pada semua umur 23,2/100.000 penduduk (hasil SKRT 2001). Diare
merupakan penyebab kematian no. 4 (13,2%) pada semua umur pada kelompok penyakit
menular.