Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PROGRAM ISPA DIARE


PUSKESMAS KADUPANDAK
TAHUN 2023

I. PENDAHULUAN

Infeksin saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi akut yang


menyerang organ saluran pernafasan mulai dari hidung, sinus, laring, hingga
alveoli disebut juga Under Respiratory infection (RUI).
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air
besar. Diare yang disebabkan oleh masalah kesehatan biasanya jumlahnya
sangat banyak, bisa menycapai lebih dari 500cgram/hari. Orang yang banyak
makan serat sayuan, dalam keadaan normal bisa menghasilkan lebih dari
500 gram, tetapi konsistensinya normal dan tidak cair. Dalam keadaan
normal, tinja mengandung 60-90% air,pada diare airnya bisa mencapai lebih
dari 90%. Penyakit diare dapat ditularkan melalui pemakaian botol susu yang
tidak bersih, menggunakan sumber air yang tercemar, buang air besar di
sembarangan tempat, pencemaran makanan oleh serangga (lalat, kecoa,
dll) atau oleh tangan yang kotor.
Faktor kebersihan ternyata ikut adil dalam menyebabkan anak diare.
Mulai dari kebersihan alat makan anak sampai kebersihan setelah buang air
kecil/buang air besar. Semua yang dapat mengenai tangan anak atau
langsung masuk kedalam mulut anak harus diawasi.
Ada cara yang mudah untuk mencegah terkena diare yaitu mencuci
tangan dengan sabun, Kebiasaan sederhana mencuci tangan dengan sabun,
jika diterapkan secara luas, akan meyelamatkan lebih dari satu juta orang di
seluruh dunia, khususnya balita Tak kalah penting adalah pemberian ASI
minimal 6 bulan. Sebab, didalam ASI terdapat antirotavius yaitu
imunoglobulin . Makanya, Anak Anak yang minum ASI eksklusif jarang
menderita Diar. Selain ASI, Imunisasi campak ternyata bisa mencegah diare.
Penyebab utama diare pada orang dewasa adalah baktri yang
mengkontaminasi makanan dan minuman, sehingga mencegah diare pada
orang dewasa adalah dengan menghentikan kebersihan makanan dan
minuman. Jadi pilihlah makanan yang tetap dalam keadaan baik.

II. LATAR BELAKANG

Petugas kesehatan dan juga masyarakat, tokoh masyarakat, dan kader


kesehatan perlu mengenal anak-anak yang sakit serius khususnya usia balita 0-
59 bulan dengan gejala batuk atau sukar bernafas yang membutuhkan pengobatan d
engan Antibiotika, yaituPneumonia (Infeksi Paru) yang ditandai dengan nafas cepat
dan mungkin juga tarikkandinding dada bagian bawah ke dalam. Diharapkan dengan
meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang tanda dan gejala Pneumonia, maka
angka kematian Balita bisaditurunkan dan akan membantu mempermudah
pelacakkan kasus Balita dengan Pneumonia.
Diare merupakan salah satu penyebab angka kematian dan kesakitan
tertinggi padaanak, terutama pada anak berumur kurang dari 5 tahun (balita). Di
negara berkembang,sebesar 2 juta anak meninggal tiap tahun karena diare, dimana
sebagian kematian tersebutterjadi di negara berkembang (Parashar, 2003).
Berdasarkan laporan WHO, kematian karenadiare di negara berkembang
diperkirakan sudah menurun dari 4,6 juta kematian pada tahun1982 menjadi 2
juta kematian pada tahun 2003 (WHO, 2003). Di Indonesia, angka kematiandiare
juga telah menurun tajam. Berdasarkan data hasil survei rumah tangga,
kematiankarena diare diperkirakan menurun dari 40% pada tahun 1972 hingga
26,9% pada tahun1980, 26,4% tahun 1986 hingga 13% tahun 2001 dari semua
kasus kematian .Walaupun angka kematian karena diare telah menurun, angka
kesakitan karena diare tetap tinggi baik di negara maju maupun negara berkembang.
Di
Indonesia,dilaporkan bahwa tiap anak mengalami diare sebanyak 1,3 episode per ta
hun (Depkes, 2003).Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun
2002 – 2003, prevalensi diare pada anak-
anak dengan usia kurang dari 5 tahun di Indonesia adalah: laki-laki 10,8 % dan pere
mpuan 11,2 %. Berdasarkan umur, prevalensi tertinggi terjadi pada usia 6 –11
bulan(19,4%), 12 – 23 bulan (14,8%), dan 24–35 bulan (12,0%) (Biro Pusat
Statistik,2003).Kesakitan balita karena diare makin meningkat sehingga
dikhawatirkan terjadi peningkatan kasus Gizi buruk Kasus Diare pada Balita di
Indonesia oleh Divisi Research andScience Analitico UI Penyakit diare
termasuk dalam 10 penyakit yang sering menimbulkan kejadian luar biasa.
Berdasarkan laporan Surveilans Terpadu
Penyakit bersumber data KLB (STP KLB) tahun 2010, diare menempati urutan ke 6
frekuensi KLB terbanyak setelah DBD. Diare paling banyak diderita oleh kelompok
umur 1-4 tahun disusul dengan kelompok umur dibawah 1 tahun. Hal
ini menunjukkan bahwa penderita diare
paling banyak terdapat pada kelompok umur di bawah 5 tahun. Tabel 2 Persentase
kasus diare berdasarkanDiare termasuk penyakit yang dapat sembuh dengan sendiriny
a (self limitingdisease). Meskipun demikian, jangan remehkan diare karena dapat
mengancam jiwa. Dua
 pembunuh terbesar anak anak balita (bawah lima tahun) adalah diare dan radang paru-
paru.

I. TUJUAN
1. Tujuan Umum :
- Untuk mengetahui perbedaan antara usia dan tempat tinggal pada
penderita diare dan ISPA di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kadupandak pada tahun 2022
2. Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui usia penderita diare dan ISPA di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kadupandak .
- Untuk mengetahui tempat tinggal penderita diare dan ISPA di
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kadupandak .
- Untuk mengetahui penderita diare dan ISPA di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kadupandak .
- Untuk menganalisis perbedaan antara usia dan tempat inggal
pada penderita diare dan ISPA di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kadupandak .

II. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan


1 Penyuluhan penyakit Ispa dan diare Meningkatkan pengetahuan Anak SD
pada anak SD
2 Pelacakan di lapangan/penemuan Penemuan sedini mungkin kasus ispa
kasus ispa dan diare dan diare
3 Pengobatan kasus ispa dan diare Menekan angka kesakitan & kematian
akibat ispa dan diare

4 Pemberian penyuluhan pada kader meningkatkan pengetahuan


tentang ispa dan diare kader/keluarga tentang ispa dan diare
5 Pencatatan Membuat laporan setiap bulan dan dikirim
k Email dan SIHEPI

III. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

NO KEGIATAN LINTAS LINTAS KET


PROGRAM SEKTOR
TERKAIT TERKAIT
1 Penyuluhan Ispa diare Posyandu ,
kader dan
masyarakat
2 Pemeriksaan tindak lanjut Ispa diare Posyandu ,
yang terkena penyakit ispa kader dan
diare masyarakat
Kader

3 Pencatatan dan Pelaporan - -

IV. SASARAN
Pada semuah umur

V. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


NO RENCANA KEGIATAN PELAKSANAAN
1 Kegiatan dalam gedung Setiap hari kerja
2 Kegiatan luar gedung
VI. RENCANA PEMBIAYAAN
Kegiatan ini dibiayai oleh anggaran BOK

VII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan sesuai tempat,
sasaran, Dan pelaporan dikirim setiap bulannya sesuai dengan pelaporan
hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut ke Dinas Kesehatan kabupaten
Cianjur melalui pelaporan Email dan SIHEPI

IX. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Ispa diare dilakukan secara


manual dan/atau menggunakan sistem informasi manajemen Ispa diare oleh
Petugas Pelaksana Ispa diare maupun oleh Petugas Puskesmas. Hasil pencatatan
ini dianalisis untuk pelaporan , sekaligus melaporkan ke instansi terkait secara
berjenjang dan secara online. Hasil pencatatan dan pelaporan kegiatan Ispa diare
merupakan sumber data yang penting untuk pemantauan dan penilaian
perkembangan kegiatan Ispa diare. Laporan hasil kegiatan bulanan/ tahunan yang
berisi laporan tingkat perkembangan. Cakupan Ispa diare di tingkat Puskesmas,
kab /kota, provinsi dan nasional. Melalui kegiatan Ispa diare, dilakukan analisis
secara sistematis dan terus menerus terhadap peyakit ispa diare melalui proses
pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada
penderita, penyelengara program maupun pihak yang bertanggung jawab terhadap
kegiatan Ispa diare.

Cianjur, 02 januari 2022


Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Pemegang Program
Kadupandak

Suryana, Amd.Kep, SKM. Lusti Nur Pratiwi


NIP : 197404021994031003

Anda mungkin juga menyukai