Anda di halaman 1dari 32

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN CIANJUR

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS SUKANAGALIH
Jalan : Tegal Tengah Nomor: 02 Telepon: (0263) - 581331
Desa Sukanagalih – Pacet 43253
Email: pkmsukanagalih2015@gmail.com

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKANAGALIH


NOMOR : 010/SK/PKM-SKGH/I/2023

TENTANG
INDIKATOR MUTU PRIORITAS PELAYANAN (IMPEL)

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKANAGALIH

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan


mempertahankan mutu di UPTD Puskesmas Sukanagalih dan
jaringan perlu dilakukan monitoring dan penilaian kinerja;
b. bahwa dalam rangka pelaksanaan monitoring dan penilaian kinerja
perlu adanya Indikator Mutu Prioritas Pelayanan (IMPEL);
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a
dan b perlu ditetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Sukanagalih Tentang Indikator Mutu Prioritas Pelayanan (IMPEL);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;


2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
4. Undang-undang Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting;
5. Peraturan Presiden nomor 82 tahun 2018 Tentang Jaminan
Kesehatan;
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
585/Menkes/SK/VI/2007 tentang Pedoman Pelaksanaan Promkes di
Puskesmas;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2012 tentang
Pengobatan Tradisional;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 Tentang
Penyelenggaraan Surveilens Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2014 dan Nomor 81
Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah;
11. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2015 tentang Penyelenggaraan Layanan Kesehatan Lingkungan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Tahun
2015 tentang Upaya Gigi dan Mulut;
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang
Pedoman Manajemen Puskesmas;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang
Keselamatan Pasien;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Penyelenggaraan Imunisasi;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 tahun 2019 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan;
18. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;
19. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2021 Tentang Upaya
Kesehatan Ibu dan Anak;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKANAGALIH TENTANG


INDIKATOR MUTU PRIORITAS PELAYANAN (IMPEL) DI UPTD
PUSKESMAS SUKANAGALIH

KESATU : Indikator Mutu Prioritas Pelayanan dan profil indikator di UPTD


Puskesmas Sukanagalih terdapat dalam lampiran keputusan ini.

KEDUA : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Sukanagalih Nomor 010/SK/PKM-


SKGH/I/2022 tentang Indikator Mutu Prioritas Pelayanan (IMPEL)
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

KETIGA : Indikator Mutu Prioritas Pelayanan (IMPEL) merupakan indikator yang


dirumuskan berdasarkan prioritas masalah kesehatan di unit masing –
masing pelayanan.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkan dan apabila terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, akan dilaukan perubahan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Sukanagalih
Pada tanggal : 03 Januari 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKANAGALIH

HENDRA
Lampiran 1 : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Sukanagalih Tentang Indikator Mutu
Prioritas Pelayanan
Nomor : 010/SK/PKM-SKGH/I/2023
Tanggal : 03 Januari 2023

Indikator Mutu Prioritas Pelayanan (IMPEL) di UPTD Puskesmas Sukanagalih

No Unit Indikator Target

1 Indikator Mutu Kepimimpinan Mengkoordinir dan mengawasi surat masuk 100%


Manjemen Puskesmas (KMP) dan surat keluar

2 Indikator Mutu Upaya Kesehatan Kelengkapan Identitas Pendaftaran 80%


Perseorangan (UKP)
Laboratorium, dan Kefamasian Kelengkapan informed consent sebelum 100%
melakukan prosedur / tindakan medis di
ruang Tindakan / ruang gawat darurat

Kelengkapan pengisian rekam medis 90%


pemeriksaan umum secara terintegrasi

Kelengkapan pengisian Odontogram di Poli 100%


Gigi

Kelengkapan pengisisn Formulir 80%


MTBS/MTBM

Pelaksanaan Ante Natal Care (ANC) sesuai 100%


standar di poli KIA

Kesesuaian penyerahan sampel, hasil dan 100%


identitas pasien di Laboratorium

Waktu tunggu pelayanan di Farmasi

Waktu tunggu obat langsung <15 menit 90%

Waktu tunggu obat racik <30 menit 90%

Kelengkapan pengisian rekam medis 90%


pemeriksaan poli lansia secara terintegrasi

Pasien/keluarga yang mendapatkan 80%


pelayanan komunikasi interpersonal dan
konseling (KIP/K) tentang kesehatan

Kepatuhan dalam pengisian register TB 01 100%


di Ruang TB

Kepatuhan petugas dalam pengisian 100%


partograph di Ruang Persalinan

3 Upaya Kesehatan Masyarakat Promosi Kesehatan


(UKM) Esensial
Pemberdayaan masyarakat 70%
Kesehatan Lingkungan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 80%

Kesehatan Keluarga

Pertolongan Persalinan di Fasilitas 100%


Kesehatan

Gizi

Stunting <21%

Program Pengendalian Penyakit (P2P)

Imunisasi Dasar Lengkap 80%

4 Upaya Kesehatan Masyarakat Kesehatan Tradisional


(UKM) Pengembangan
Pembinaan upaya kestrad 100%

Upaya Kesehatan Gigi

Cakupan Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut 100%


Masyarkaat Desa (UKGMD)

5 Sasaran Keselamatan Pasien Mangidentifikasi pasien secara benar 100%

Meningkatkan komunikasi yang efektif 100%

Meningkatan Keamanan Obat-obatan Yang 100%


Perlu Diwaspadai

Memastikan Lokasi Pembedahan Yang 100%


Benar, Prosedur Yang Benar, Pembedahan
Pada Pasien Yang Benar

Mengurangi Risiko Infeksi Akibat Perawatan 100%


Kesehatan

Mengurangi Risiko Cedera Pasien Akibat 100%


Terjatuh

6 Pencegahan dan Pengendalian Pengelolaan peralatan perawatan pasen 90%


Infeksi dan alat medis lainnya

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKANAGALIH,

HENDRA
Lampiran 2 : Keputusan Kepala UPTD Puskesmas
Sukanagalih Tentang Indikator Mutu
Prioritas Pelayanan
Nomor : 010/SK/PKM-SKGH/I/2023
Tanggal : 03 Januari 2023

PROFIL INDIKATOR
INDIKATOR MUTU PRIORITAS PELAYANAN (IMPEL)
UPTD PUSKESMAS SUKANAGALIH
TAHUN 2023

KEPEMIMPINAN MANAJEMEN PUSKESMAS (KMP)

Mengkoordinir dan mengawasi surat masuk dan surat keluar

Judul Indikator Mengkoordinir dan mengawasi surat masuk dan surat


keluar
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 95
Tahun 2016 tentang Sistim Administrasi
Perkantoran

Dimensi Mutu Efektif


Tujuan 1. Memastikan surat masuk dan surat keluar
terkoordinir dengan baik

Definisi Operasional 1. Surat Masuk adalah informasi yang diterima


melalui surat yang disampaikan dari pihak internal
maupun pihak eksternal, baik dari individu,
lembaga atau organisasi lainnya.
2. Surat Keluar adalah urat yang dibuat, dan
didistribusikan oleh bagian Tata Usaha dan
Kearsipan.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah surat masuk dan surat keluar dalam satu periode
observasi
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh surat dalam satu periode
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
- Surat yang masuk diperuntukan bagi instansi
Puskesmas Sukanagalih/Kepala
Puskesmas/Penanggung Jawab/Koordinator
Pelayanan/Programmer
- Surat yang keluar diperuntukan bagi luar instansi dan
ditanda tangani oleh Kepala Puskesmas Sukanagalih

Kriteria Eksklusi :
- Surat masuk dan keluar yang tidak diperuntukan bagi
dan oleh Puskesmas Sukanagalih

Formula Jumlah surat masuk dan surat


keluar dalam satu periode
x 100 %
Jumlah seluruh surat dalam satu periode

Metode Pengumpulan Data Observasi


Sumber Data Register Book Surat Masuk dan Surat Keluar
Instrumen Pengambilan SOP Surat Masuk dan Surat Keluar
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Sampel Non Probability Sampling – Consecutive Sampling
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab KMP

UPAYA KESEHATAN PERSEORANGAN (UKP), LABORATORIUM, DAN


KEFARMASIAN

Pendaftaran

Kelengkapan Identitas Pendaftaran

Judul Indikator kelengkapan identitas pendaftaran


Dasar pemikiran Pelayanan Pendaftaran adalah pelayanan yang
memusatkan pada pelayanan pasien yag
mendokumentasikan riwayat kunjungan pasien
mulai dari identitas lengkap pasien, penyakit,
tindakan, dan tunjangan lainnya
Dimensi mutu keselamatan pasien
Tujuan Tersedianya pelayanan Pendaftaran yang sebenar-
benarnya tentang pasien dan terjaganya
kerahasiaan data pasien
Definisi Operasional Informasi tentang identitas, diagnosa, riwayat
penyakit, riwayat pemeriksaan dan riwayat
pengobatan pasien harus dijaga kerahasiaan nya
oleh dokter, dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu,
petugas pengelola dan pimpinan sarana pelayanan
Puskesmas
Jenis indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah pasien dengan identitas lengkap dalam 1
bulan
Denominator Jumlah pasien yang dilayani dalam 1 bulan
Target Pencapaian 80%
Kriteria inklusi dan eksklusi -
Formulasi Pengukuran jumla h pasien dengan identitas
lengkap dalam1 bulan
x 100%
jumla h seluru h p a sien yang dilayani
dalam 1 bulan

Desain pengumpulan data Total Sampling


Sumber data Aplikasi rekam medis elektronik
Populasi/ sample Pasien yang mendaftar berobat
Frekuensi pengumpulan data Setiap hari
Periode waktu pelaporan data Setiap bulan
Periode analisis data Setiap 3 bulan
Penyajian Data Table
Instrument pengambilan data Rekam medis elektronik
Penanggung Jawab Indikator Unit Pendaftaran

Ruang Gawat Darurat

Kelengkapan informed consent sebelum melakukan prosedur / tindakan medis

Judul Indikator Kelengkapan informed consent sebelum melakukan


prosedur / tindakan medis
Dasar pemikiran/ Seluruh tindakan bedah wajib dilengkapi dengan inform
alasan pemilihan consent sebagai bentuk pemberian informasi dari petugas
indikator kepada pasien serta pemberian persetujuan tindakan oleh
pasien
Dimensi mutu Efektif, Keselamatan pasien, Kehormatan dan harga diri
Tujuan Menurut Permenkes RI No.290/Menkes/PER/III/2008 ---
Memberi perlindungan pada pasien terhadap tindakan
dokter yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik
tidak ada dasar pembenarannya yang dilakukan tanpa
sepengetahuan pasien.
Definisi Operasional Pasien yang mendapatkan pelayanan tindakan bedah wajib
memperoleh informasi tindakan dan memberikan inform
consent
sebelum dilakukan tindakan
Tipe indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Pasien yang mendapatkan tindakan oleh petugas dengan
dilengkapi inform consent
Denominator Seluruh pasien yang memperoleh tindakan bedah
Target Pencapaian 100 %
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi Seluruh pasien yang medapatkan tindakan bedah

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formulasi Pengukuran Pasien yang mendapatkan tindakan oleh petugas dengan
dilengkapi inform consent dibagi Seluruh pasien yang
memperoleh tindakan bedah
Desain pengumpulan Data sekunder dari rekam medis
data
Sumber data Rekam medis pasien yang memperoleh tindakan bedah
Populasi/ sample Seluruh pasien yang PPU yang medapatkan tindakan bedah
Frekuensi Setiap bulan
pengumpulan data
Periode waktu Setiap tiga bulan
pelaporan data
Periode analisis data Setiap tiga bulan
Penyajian Data Table atau grafik
Instrument
pengambilan data
Penanggung Jawab Koordinator ruang gawat darurat / tindakan
Indikator
BP Umum

Kelengkapan pengisian rekam medis pemeriksaan umum secara terintegrasi

Judul Indikator Kelengkapan pengisian rekam medis pemeriksaan umum


secara terintegrasi dan multidisiplin profesi kesehatan sesuai
kebutuhan (indikasi) pasien
Dasar pemikiran/ Permenkes 269/2008 tentang Rekam Medis
alasan pemilihan Rekam medis harus ditulis secara lengkap dan jelas secara
indikator multidisiplin
Kelengkapan pengisian rekam medis di puskesmas belum
100%
Dimensi mutu Efektivitas, kesinambungan, manfaat
Tujuan Rekam medis terisi lengkap.
Memudahkan telusur riwayat pasien.
Definisi Operasional Rekam medis di pelayanan pemeriksaan umum yang
lengkap setelah pelayanan selesai diisi oleh tenaga medis
dan paramedis serta kesehatan lain (gizi, kesling dan
promkes) dengan menggunakan warna pulpen berbeda
sesuai standar prosedur yang sudah ditetapkan puskesmas
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah rekam medis pada pelayanan pemeriksaan umum
yang diisi lengkap
Denominator Jumlah rekam medis rawat jalan di pelayanan pemeriksaan
umum
Target Pencapaian 90%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi :
eksklusi Kunjungan pasien di pelayanan pemeriksaan umum dengan
menghadirkan pasien

Kriteria eksklusi :
Kunjungan yang tidak menghadirkan pasien (missal pasien
jiwa dalam pengobatan)
Formulasi Pengukuran Jumlah rekam medis pada pelayanan pemeriksaan umum
yang diisi lengkap dibagi Jumlah rekam medik rawat jalan di
pelayanan pemeriksaan umum
Desain pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Sensus harian kelengkapan rekam medis di pemeriksaan
umum
Populasi/ sample Pemeriksaan umum
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode waktu 1 bulan
pelaporan data
Periode analisis data 3 bulan
Penyajian Data Table capaian dan analisisnya
Instrument Sensus harian kelengkapan rekam medis
pengambilan data
Penanggung Jawab Coordinator pemeriksaan umum dan coordinator rekam
Indikator medis
R. Pemeriksaan Gigi

Kelengkapan pengisian odontogram

Judul Indikator Kelengkapan pengisian odontogram di poli gigi


Dasar pemikiran/ Permenkes 269/2008 tentang Rekam Medis
alasan pemilihan Rekam medis harus ditulis secara lengkap dan jelas secara
indikator multidisiplin
Kelengkapan pengisian rekam medis di puskesmas belum
100%
Dimensi mutu Efektivitas, kesinambungan, manfaat
Tujuan Odontogram terisi lengkap.
Memudahkan telusur riwayat pasien.
Definisi Rekam Medis adalah catatan tertulis yang berisi riwayat
Operasional kesehatan pelanggan mulai dari odontogram, anamnesa,
pemeriksaan fisik, diagnosa, dan rencana terapi.
Kelengkapan Rekan Medis meliputi Identitas pelanggan,
Tanggal kunjungan, Odontogram, Anamnesa dan
Pemeriksaan fisik, Tindakan penunjang, Diagnosa dan
kode, Terapi, Kunjungan Baru, Lama, Kunjungan Kasus
Lama ( B / L / KKL ), Paraf petugas dan Nama Terang.
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah pengisian odontogram pada pelayanan pemeriksaan
gigi yang diisi lengkap
Denominator Jumlah pengisian odontogram rawat jalan di pelayanan
pemeriksaan gigi
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi :
eksklusi Kunjungan pasien di pelayanan pemeriksaan gigi dengan
menghadirkan pasien

Kriteria eksklusi :
Kunjungan yang tidak menghadirkan pasien (misal pasien
jiwa dalam pengobatan)
Formulasi Jumlah pengisian odontogram pada pelayanan
Pengukuran pemeriksaan gigi yang diisi lengkap dibagi Jumlah pengisian
odontogram rawat jalan di pelayanan pemeriksaan gigi
Desain Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Sensus harian kelengkapan rekam medis di pemeriksaan
gigi
Populasi/ sample Pemeriksaan gigi
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode waktu 1 bulan
pelaporan data
Periode analisis 3 bulan
data
Penyajian Data Table capaian dan analisisnya
Instrument Sensus harian kelengkapan odontogram
pengambilan data
Penanggung Jawab koordinator pemeriksaan gigi dan koordinator rekam medis
Indikator
R. MTBS

Judul Indikator Kelengkapan pengisian Formulir MTBS/MTBM


Dasar pemikiran/ PeraturanMenteriKesehatan RI Nomor 25 Tahun 2014
tentang Upaya Kesehatan Anak.
alasan pemilihan
indikator
Dimensi mutu Efektifitas dan integrasi
Tujuan Dapat diketahui riwayat pasien dengan jelas melalui
pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) dan
Manajemen Terpadu Bayi Muda ( MTBM )
Definisi Operasional Kelengkapan isian rekam medis pasien Anak dengan
Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) dan Manajemen
Terpadu Bayi Muda ( MTBM ) sesuai klasifikasinya.
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase %
Numerator Jumlah Form MTBS/MTBM yang di buat dibandingkan
dengan jumlah pasien yang ada.
Denominator Jumlah Pasien yang berkunjung ke poli anak ( 1 Bulan )
Target Pencapaian 80 %
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :Pasien anak umur kurang dari 2 bulan untuk
MTBM
eksklusi
Pasien anak umur 2 bulan -5 tahun untuk MTBS
KriteriaEksklusi :
Orang tua / pendamping anak

Formulasi Jumlah form MTBS/MTBM yang di dapat


───────────────────────── X 100
Pengukuran
Semua pasien Poli Anak
Desain pengumpulan Concurrent (Survei harian)
data
Sumber data Register MTBS dan MTBM
Populasi/ sample Total sampling
Frekuensi Dilakukan Kurun 1 bulan
pengumpulan data
Periode waktu Tiga Bulanan
pelaporan data
Periode analisis data Tiga Bulanan
Penyajian Data Tabel atau grafik
Instrument Rekam Medis
pengambilan data
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Pelayanan MTBS/MTBM
Indikator
R. KIA/KB

Pelayanan Antenatal Care (ANC) Sesuai Standar

Judul Indikator Ibu Hamil yang Mendapatkan Pelayanan ANC Sesuai


Standar
Dasar Pemikiran 1. Peraturan Presiden mengenai RPJMN.
2. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Pelayanan
Kesehatan Ibu.
3. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan.
4. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai Puskesmas.
5. Hasil SUPAS 2015 menyebutkan Angka
Kematian Ibu (AKI) 305/100.000 kelahiran hidup
(KH) sedangkan target pada RPJMN 2020-2024
adalah 183/100.000 KH dan pada akhir SDGs 2030
adalah 131/100.000 KH.
6. Jika ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC sesuai
standar, maka risiko pada kehamilan dapat sejak awal
diketahui dan dilakukan tata laksana, sehingga faktor
risiko dapat dikurangi agar tidak terjadi komplikasi.
1. ANC sangat penting dilakukan untuk
kelangsungan hidup baik bagi ibu maupun bayi serta bayi
dapat lahir sehat, berkualitas dan tercegah dari risiko
stunting.
Dimensi Mutu 1. Efektif, Keselamatan, Berorientasi pada Pasien/
Pengguna Layanan
Tujuan 1. Mendorong penurunan angka kematian ibu di
Indonesia
1. Mendapatkan gambaran pelayanan ANC yang
sesuai standar
Definisi 1. Ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ANC sesuai
Operasional standar adalah ibu hamil yang telah bersalin serta
yang mendapatkan pelayanan ANC lengkap sesuai
dengan standar kuantitas dan standar kualitas selama
periode kehamilan di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan
2. Standar kuantitas adalah kunjungan 4 kali selama
periode kehamilan (K4) terdiri dari:
a. 1 (satu) kali kunjungan sedini mungkin pada
trimester ke-1 (satu)/ 0-12 minggu
b. 1 (satu) kali kunjungan pada trimester ke-2 (dua)/
> 12-24 minggu, dan
c. 2 (dua) kali kunjungan pada trimester ke-3 (tiga)/
24 minggu-sampai dengan kelahiran
3. Standar kualitas yaitu pelayanan antenatal yang
memenuhi 10T meliputi:
a. Timbang berat badan dan tinggi badan
b. Ukur tekanan darah
c. Nilai status gizi (ukur LILA)
d. Ukur tinggi fundus uteri (setelah
kehamilan 24 minggu)
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin
f. Skrining status imunisasi dan berikan suntikan
tetanus toksoid (TT) bila diperlukan
g. Beri tablet tambah darah
h. Pemeriksaan laboratorium meliputi:
1) Golongan darah
2) Kadar Hemoglobin
3) Gluko-Protein urin
4) termasuk pemeriksaan HIV
i. Tata laksana
j. Temu wicara/ konseling
4. Waktu pemeriksaan 10T mengikuti daftar
pemeriksaan ANC sesuai ketentuan yang berlaku.
 Sasaran Indikator adalah semua ibu bersalin yang
telah mendapatkan pelayanan ANC sesuai standar pada
masa kehamilan pada tahun berjalan.
Jenis Indikator Hasil
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah ibu hamil y ang telah mendapatkan pelayanan ANC
(pembilang) lengkap sesuai standar di wilayah kerja Puskesmas pada
tahun berjalan
Denominator Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin di
(penyebut) wilayah kerja puskesmas pada tahun berjalan
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh ibu hamil yang telah bersalin di wilayah kerja
Puskesmas pada tahun berjalan

Kriteria Eksklusi :
1. Ibu hamil dengan K1 bukan di trimester 1
2. Ibu hamil yang pindah domisili (drop out)
3. Ibu hamil yang tidak menyelesaikan masa
kehamilan (abortus)
4. Ibu hamil pindahan yang tidak memiliki catatan riwayat
kehamilan lengkap
5. Ibu hamil meninggal sebelum bersalin
Ibu hamil yang bersalin sebelum menyelesaikan K4
(premature).
Formula Jumlah ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ANC lengkap sesuai standar di
wilayah kerja Puskesmas pada tahun
berjalan
x 100 %
Jumlah seluruh ibu hamil yang telah bersalin yang
mendapatkan pelayanan ANC di wilayah kerja Puskesmas
pada tahun berjalan
Metode Observasional retrospektif
Pengumpulan Data
Sumber Data 1. Kohort Ibu, Kartu Ibu, PWS KIA, Buku Register Ibu
e-Kohort
Instrumen Data Sekunder
Pengambilan Data
Besar Sampel Total sampel

Cara Pengambilan Total sampel


Sampel

Periode Bulanan
Pengumpulan Data

Penyajian Data Tabel


Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Program KIA


Laboratorium

Kesesuaian penyerahan sampel, hasil dan identitas pasien

Judul Kesesuaian penyerahan sampel, hasil dan identitas


pasien

Dasar pemikiran/ alasan 1. Peraturan Menteri Kesehatan mengenai


pemilihan indikator Keselamatan pasien
2. Ketepatan identifikasi menjadi sangat penting untuk
menjamin keselamatan pasien selama proses
pelayanan dan mencegah insiden keselamatan
pasien
3. Untuk menjamin ketepatan identifikasi pengguna
layanan maka diperlukan idikator yang mengukur
dan memonitor tingkat kepatuhan pemberi
pelayanan akan menjadikan identifikasi sebagi
proses rutin dalam proses pelayanan.
Dimensi mutu Keselamatan

Tujuan Tergmbarnya ketelitian pelayanan laboratorium

Definisi Oprasional Kesalahan adminitrasi dalam pelayanan laboratorium


meliputi kesalahan identifikasi, kesalahan registrasi,
kesalahan pelabelan sampel dan kesalahan penyerahan
hasil laboratorium

Tipe indikator Proses

Satuan pengukuran Persentase

Numerotor Jumlah pasien yang diperiksa tanpa kesalahan


administrasi dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang diperiksa di laboratorium dalam


bulan tersebut

Frekuensi pengumpulaan 1 bulan


data
Target pencapaian 100%

Kriteria inklusi dan ekslusi Kriteria inklusi :


Semua pasien yang mendapatkan pelayanan di
laboratorium kesehatan
Kriteria eksklusi ;
-
Formulasi pengukuran Jumlah pasien yang diperiksa tanpa kesalahan
administrasi dalam satu bulan di bagi Jumlah pasien
yang diperiksa di laboratorium dalam bulan tersebut
Desain pengumpulan data Audit harian

Populasi / sampel Jumlah pasien yang mendapatkan pelayana


laboratorium
Frekuensipengumpulan 1 bulan
data
Periode waktu pelaporan 3 bulan
data
Penyajian data Tabel

Instrumen pengambilan data Formulir observasi

Sumber data Unit laboratorium

PenanggungJawab Kordinatorlaboratorium

FARMASI

Waktu tunggu pelayanan farmasi

Judul Indikator Waktu tunggu pelayanan farmasi.


a. Obat jadi/paten (lebih dari 5 menit)
b. Obat 1 racikan (kurang dari 10 menit)
Dasar pemikiran/ 1. Permenkes No 26 Tahun 2020 Tentang Standar
alasan pemilihan
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas
indicator
2. Standar Akreditasi
Dimensi mutu Efektivitas, keamanan, kepuasan pasien
Tujuan Meningkatkan efektivitas pelayanan untuk menjamin
kenyamanan pasien
Definisi Waktu tunggu pelayanan obat jadi/ racikan adalag waktu
Operasional tunggu mulai pasien menyerahkan resep sampai dengan
menerima obat jadi/racikan
Resep paten : resep yang terdiri dari obat yang tanpa
racikan
Resep racikan :resep yang terdiri dari obat yang dikemas
ulang dan di produksi kembali menjadi puyer atau kapsul.
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah resep dengan waktu tunggu pelayanan obat pasien
yang di survei dan tercapai dalam satu bulan.
Denominator Jumlah pasien yang disurvei dalam bulan tersebut.
Target Pencapaian 90%
Kriteria inklusi dan -
eksklusi
Formulasi Jumlah resep dengan waktu tunggu pelayanan obat pasien
Pengukuran yang survei dan tercapai dalam satu bulan/ jumlah pasien
yang survei dalam bulan tersebut x 100%
Desain Retrospektif
pengumpulan data
Sumber data Data harian
Populasi/ sample Poli farmasi
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode waktu Setiap bulan
pelaporan data
Periode analisis Setiap tiga bulan
data
Penyajian Data Table
Instrument Formulit audit
pengambilan data
Penanggung Jawab Koordinator poli Farmasi
Indikator

LANSIA

Kelengkapan pengisian rekam medis pemeriksaan poli lansia secara terintegrasi

Judul Indikator Kelengkapan pengisian rekam medis pemeriksaan poli


lansia secara terintegrasi dan multidisiplin profesi kesehatan
sesuai kebutuhan (indikasi) pasien
Dasar pemikiran/ Permenkes 269/2008 tentang Rekam Medis
alasan pemilihan Rekam medis harus ditulis secara lengkap dan jelas secara
indikator multidisiplin
Kelengkapan pengisian rekam medis di puskesmas belum
100%
Dimensi mutu Efektivitas, kesinambungan, manfaat
Tujuan Rekam medis terisi lengkap.
Memudahkan telusur riwayat pasien.
Definisi Operasional Rekam medis di pelayanan pemeriksaan lansia yang
lengkap setelah pelayanan selesai diisi oleh tenaga medis
dan paramedis serta kesehatan lain (gizi, kesling dan
promkes) dengan menggunakan warna pulpen berbeda
sesuai standar prosedur yang sudah ditetapkan puskesmas
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator Jumlah rekam medis pada pelayanan pemeriksaan lanisa
yang diisi lengkap
Denominator Jumlah rekam medis rawat jalan di pelayanan pemeriksaan
lansia
Target Pencapaian 90%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi :
eksklusi Kunjungan pasien di pelayanan pemeriksaan lansia dengan
menghadirkan pasien

Kriteria eksklusi :
Kunjungan yang tidak menghadirkan pasien (missal pasien
jiwa dalam pengobatan)
Formulasi Pengukuran Jumlah rekam medis pada pelayanan pemeriksaan lansia
yang diisi lengkap dibagi Jumlah rekam medik rawat jalan di
pelayanan pemeriksaan lansia
Desain pengumpulan Retrospektif
data
Sumber data Sensus harian kelengkapan rekam medis di pemeriksaan
umum
Populasi/ sample Pemeriksaan umum
Frekuensi 1 bulan
pengumpulan data
Periode waktu 1 bulan
pelaporan data
Periode analisis data 3 bulan
Penyajian Data Table capaian dan analisisnya
Instrument Sensus harian kelengkapan rekam medis
pengambilan data
Penanggung Jawab Coordinator pemeriksaan umum dan coordinator rekam
Indikator medis
KLINIK TERPADU

Pasien/keluarga yang mendapatkan pelayanan komunikasi interpersonal dan konseling


(KIP/K) tentang kesehatan

Judul Indikator Pasien/keluarga yang mendapatkan pelayanan


Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) tentang
Kesehatan
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
585/Menkes/SK/V/2007 Tentang Pedoman
Dimensi Mutu Kontinuitas
Tujuan
Terselenggaranya pelayanan yang optimal dan aman
Definisi Operasional Komunikasi Interpersonal dan Konseling (KIP/K) di
Puskesmas adalah pengunjung/pasien yang harus
mendapat tindak lanjut dengant KIP/K di klinik khusus atau
klinik terpadu KIP/K, terkait tentang Gizi, P2M, sanitasi,
PHBS, penyuluhan kesehatan gigi dan lain-lain. Sesuai
kondisi/masalah dari pengunjung/pasien dengan
didukung alat bantu media KIP/K.
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah pengunjung/pasien Puskesmas yang
mendapatkan KIP/K
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh pengunjung/pasien Puskesmas dalam
kurun waktu 1 bulan
Target Pencapaian 80%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Pengunjung/pasien Puskesmas mendapatkan KIP/K
Kriteria Eksklusi :
Pengunjung/pasien Pasien yang mendapatkan pelayanan
rawat jalan pengobatan mendapatkan rujukan internal ke
ruang Konseling

Formula Jumlah pengunjung/pasien Puskesmas yang


mendapatkan KIP/K
X 100
Jumlah seluruh pengunjung/pasien Puskesmas dalam
kurun waktu 1 bulan
Desain Pengumpulan Data Pengumpulan Data Rekam Medis
Sumber Data Status/Rekam Medik
Populasi/Sampel seluruh pengunjung/pasien Puskesmas Sukanagalih
Frekuensi Pengumpulan Setiap Bulan
Data
Periode Waktu Pelaporan Bulanan
Data
Periode Analisis dan Bulanan
Pelaporan Data
Penyajian Data Grafik
Instrumen Pengambilan Rekam Medis
Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab ruang Konseling
R. TB PARU

Kepatuhan dalam pengisian register TB 01

Judul Indikator Kepatuhan dalam pengisian register TB 01


Dasar pemikiran/ Kelengkapan pengisian register TB 01 menjadi sangat
alas an pemilihan penting untuk menjamin keselamatan pasien selama proses
indikator pelayanan dan mempermudah dalam pelaksanaan evaluasi
pengobatan pasien.
Dimensi mutu Keselamatan, efekstif dan efisien
Tujuan Mengukur kepatuhan pemberi pelayanan untuk melakukan
pengisian register TB 01 dalam pelaksanaan pelayanan.
Definisi 1. Pemberi pelayanan terdiri dari tenaga medis dan tenaga
Operasional kesehatan
2. Pengisian register TB 01 adalah proses penulisan yang
dilakukan terhadap pasien tuberkulosis sesuai ketentuan.
Tipe indikator Proses dan outcome
Satuan Persentase (%)
Pengukuran
Numerator Jumlah register TB 01 yang terisi lengkap dalam periode
observasi
Denominator Jumlah pasien yang diobati dalam periode observasi
Target Pencapaian 100 %
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi :
eksklusi Semua pasien Tuberkulosis
Kriteria Eklusi
Tidak Ada
Formulasi
Pengukuran jumlah register TB 01 yang terisi lengkap dalam
periode observasi
x 100 %
Jumlah pasien yang diobati dalam periode observasi
Desain Observasi
pengumpulan data
Sumber data Hasil Observasi
Populasi/ sample Total Sampel
Frekuensi Setiap Bulan
pengumpulan data
Periode waktu Setiap bulan
pelaporan data
Periode analisis Bulanan, Triwulan dan Tahunan
data
Penyajian Data Tabel / grafik dan hasil analisisnya
Instrument Formulir Observasi kelengkapan pengisian register TB 01
pengambilan data
Penanggung Koordinator Pelayanan TB
Jawab Indikator
PERSALINAN

Kepatuhan Petugas Dalam Pengisian Patograf

Judul Indikator Kepatuhan petugas dalam pengisian patograf


Dasar pemikiran/ Dalam pemantauan persalinan normal, petugas perlu
alasan pemilihan mencatat hasil observasi, kemajuan persalinan serta
indikator tindakan yang dilakukan selama proses persalinan.
Dimensi mutu Keselamatan,
Tujuan  Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan
dengan menilai pembukaan servik melalui pemeriksaan
dalam
 Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal
 Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi
ibu, kondisi bayi, grafik kemajuan proses persalinan,
membuat keputusan klinik dan asuhan atau tindakan
yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara rinci
pada status atau rekam medik ibu bersalin.
Definisi Operasional Partograf adalah catatan grafik mengenai kemajuan
persalinan untuk memantau keadaan ibu dan
janin. Partograf digunakan untuk mendeteksi jika ada
penyimpangan/masalah dari persalinan, sehingga menjadi
partus abnormal dan memerlukan tindakan bantuan lain
untuk menyelesaikan persalinan.
Tipe indikator Proses & Outcome
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah persalinan yang menggunakan patograf
Denominator Jumlah persalinan dalam 1 bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi : Seluruh persalinan yang tercatat dalam
eksklusi patograf

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formulasi Pengukuran Jumlah persalinan yang menggunakan Patograf : Jumlah
persalinan dalam 1 bulan x 100%
Desain pengumpulan Concurrent (Survei harian)
data
Sumber data Sumber data primer
Populasi/ sample Pengumpulan data dilakukan melihat dokumen
Frekuensi Harian (jika ada)
pengumpulan data
Periode waktu Tribulanan
pelaporan data
Periode analisis data Semester
Penyajian Data Tabel
Instrument Ceklist kepatuhan petugas mengisi patograf dalam
pengambilan data pelayanan persalinan
Penanggung Jawab Penanggung Jawab Ruang Persalinan
Indikator

UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT ESENSIAL

Promosi Kesehatan

Pemberdayaan Masyarakat

Judul Indikator Pemberdayaan Masyarakat yang diwujudkan melalui


Desa Siaga
Dasar Pemikiran 1. Permenkes No 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen Puskesmas
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
585/Menkes/SK/V/2007 Tentang Pedoman

Dimensi Mutu Kompetensi Teknis dan partisipasi masyarakat


Tujuan
Untuk mengetahui peningkatan tahapan desa siaga aktif
Definisi Operasional Merupakan salah satu upaya yang dilakukan utuk
mempercepat terwujudnya masyarakat desa yang
perduli, tanggap dan mampu mengatasi maslah
kesehatan secara mandiri sehingga derajat kesehatan
meningkat
Jenis Indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah Desa Ber-strata
Denominator (penyebut) Seluruh Desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sukanagalih
Target Pencapaian 70%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh desa ber strata
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada

Formula Jumla h desa ber strata


x 100 %
seluru h desa di wilayah kerja Puskesmas
Metode Pengumpulan 1. instrumen
Data 2. wawancara
3. observasi
4. dokumen
Sumber Data Laporan data dasar profil promkes
Instrumen Pengambilan Instrumen penilaian strata desa
Data
Besar Sampel Seluruh desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Sukanagalih
Cara Pengambilan Sampel Total sampling
Periode Pengumpulan 4 bulan
Data
Penyajian Data Grafik
Periode Analisis dan Setiap Bulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Petugas Promkes
Kesehatan Lingkungan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Judul Indikator Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)


Dasar Pemikiran Permenkes No. 03 Tahun 2014 tentang sanitasi total
berbasis masyarakat
Dimensi Mutu Efisien dan efektif
Tujuan
Untuk mencapai desa STBM
Definisi Operasional Masyarakat malakukan 5 Pilar STBM
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah desa yang melakukan 5 pilar STBM
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh desa yang ada di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Sukanagalih
Target Pencapaian 80%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Seluruh Masyarakat melakukan 5 pilar STBM
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada

Formula N/D x 100%


1/3 x 100 % = 33 %
Metode Pengumpulan Data 1. kuisioner
2. wawancara
3. observasi
4. dokumen
Sumber Data Masyarakat yang ada di tiap desa wilayah kerja UPTD
Puskesmas Sukanagalih
Instrumen Pengambilan Format STBM
Data
Besar Sampel Seluruh masyarakat di desa wilayah kerja UPTD
Puskesmas Sukanagalih
Cara Pengambilan Sampel Seluruh masyarakat di desa wilayah kerja UPTD
Puskesmas Sukanagalih
Periode Pengumpulan Data Bulanan
Penyajian Data Grafik
Periode Analisis dan Setiap Bulan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Sanitarian

Kesehatan Keluarga

Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan

Judul Indikator Cakupan Pertolongan Persalinan di Fasilitas Kesehatan


Dasar pemikiran/ 1. Peraturan Mentri Kesehatan nomor 97 tahun 2019
alasan pemilihan tentang pelayanan kesehatan masa sebelum hamil, masa
indikator hamil, persalinan, dan masa sesudah melahirkan,
penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi, serta pelayanan
kesehatan seksual.
Dimensi mutu 1. Efektif
2. Keselamatan
3. Berorientasi pada pasien/ pengguna layanan
Tujuan Tercapainya sasaran persalinan normal di fasilitas
kesehatan
Definisi Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
Operasional adalah persentase ibu bersalin yang mendapatkan
pertolongan oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di wilayah kerja puskesmas pada
kurun waktu 1 tahun
Tipe indikator Hasil
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah ibu bersalin di fasilitas kesehatan
Denominator Jumlah seluruh Ibu bersalin yang ada diwilayah UPTD
Puskesmas Sukanagalih
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi Jumlah Ibu ibu bersalin di fasilitas kesehatan

Kriteria Eksklusi :
Jumlah Ibu ibu bersalin di fasilitas kesehatan
yang ada diwilayah puskesmas
Formulasi Jumlah ibu bersalin di fasilitas
𝑥 100%
Pengukuran kesehatan di wil kerja puskesmas
Jumlah seluruh ibu bersalin di
wilayah kerja puskesmas
Desain Laporan bulanan KIA
pengumpulan data
Sumber data Kohort ibu, laporan PWS
Populasi/ sample Semua ibu yang bertsalin yang ada wilayah kerja UPTD
Puskesmas Sukanagalih dengan masalah Kesehatan.
Frekuensi 1 Bulan
pengumpulan data
Periode waktu Januari -Desember 2023
pelaporan data

Periode analisis Bulanan dan Tahunan


data

Penyajian Data Grafik


Instrument Form laporan bulanan
pengambilan data
Penanggung Jawab Penanggung jawab program KIA
Indikator

Gizi

Stunting

Judul Indikator Stunting (pendek dan sangat pendek) pada balita


Dasar pemikiran/ Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan
alasan pemilihan Stunting
indikator
Dimensi mutu Efektifitas, efisiensi, people centered
Tujuan Untuk mencegah dan menurunkan angka kejadian Stunting
pada Bayi dan Balita

Untuk evaluasi perkembangan status gizi balita


Definisi Operasional Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita
akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari
Pertama Kehidupan (HPK), dengan dasar pengukuran
indeks panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi
badan menurut umur (TB/U) yang mempunyai nilai ZCore
dibawah - 2 SD dan menjadi buruk apabila
berada dibawah - 3 SD
Tipe indikator Output
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah balita stunting
Denominator Seluruh balita yang dilakukan pemantauan tumbuh kembang
Target Pencapaian <21&
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi Semua balita di wilayah kerja puskesmas Sukanagalih
Kriteria Eksklusi :
Balita luar wilayah puskesmas
Formulasi juma h balita stunting
Pengukuran
x 100 %
seluru h balita yang dilakukan penimbangan
Desain pengumpulan Pengukuran langsung
data
Sumber data Hasil observasi dan e-PPGBM
Populasi/ sample Seluruh balita yang berada di wilayah puskesmas
sukanagalih
Frekuensi Bulanan
pengumpulan data
Periode waktu Februari dan Agustus
pelaporan data
Periode analisis data Maret dan September
Penyajian Data Grafik
Instrument Formulir pengukuran balita berdasarkan e-PPGBM
pengambilan data
Penanggung Jawab Nutrisionis
Indikator

Program Pengendalian Penyakit (P2P)

Imunisasi Dasar Lengkap

Judul Indikator Pelayanan imunisasi dasar lengkap


Dasar Pemikiran Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indosesia no 12
tahun 2017 tentang pelayanan imunisasi.

Dimensi Mutu Keselamatan, akses dan keterjangkauan


Tujuan Menurunkan angka kesakitan, kematian serta kecacatan
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
Definisi Operasional Imunisasi dasar lengkap pada bayi usia 0 - <12 bulan
meliputi imunisasi HB0,BCG,DPTHBHIB,OPV,IPV dan MR
Jenis Indikator output
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah bayi yang sudah diberikan imunisasi dalam
kurun waktu satu tahun
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh sasaran bayi pada kurun waktu satu tahun
yang sama
Target Pencapaian 95%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Semua sasaran bayi usia 0-<12 bulan

Kriteria Eksklusi
Sasarn bayi usia > 12 bulan
Sasaran bayi yang sedang sakit
Formula Jumlah sasaran bayi yang diberi
imunisasi
x 100 %
Jumlah seluruh sasaran bayi UPTD puskesmas
sukanagalih
Metode Pengumpulan Data Survey bulanan
Sumber Data Laporan bulanan imunisasi
Instrumen Pengambilan Formulir pencatatan dan pelaporan imunisasi
Data
Besar Sampel Total sampel
Cara Pengambilan Sampel Probability Sampling
Periode Pengumpulan Bulanan
Data
Penyajian Data Tabel
Periode Analisis dan Bulanan, Triwulanan, Tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Penanggung jawab program imunisasi

PENGEMBANGAN

Kesehatan Tradisional

Pembinaan Upaya Kesehatan Tradisional

Judul Indikator Pembinaan Kesehatan Tradisional


Dasar Pemikiran PP No.103 Tahun 2014
Dimensi Mutu kualitas, kompetensi
Tujuan Meingkatkan derajat kesehatan tradisional
Definisi Operasional Wilayah kerja puskesmas sukanagalih
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah seluruh SD 1 kali dalam periode observasi
Denominator (penyebut) Jumlah seluruh SD
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
SD yang mendapatkan pembinaan 1X dalam setahun
Formula
Metode Pengumpulan Data Laporan tiap bulan
Sumber Data Laporan kesehatan tradisional
Instrumen Pengambilan Format Laporan
Data
Besar Sampel Semua SD yang ada di wilayah puskesmas
Cara Pengambilan Sampel Laporan
Periode Pengumpulan Tiap bulan
Data
Penyajian Data Tiap bulan
Periode Analisis dan Bulanan dan tahunan
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator kesehatan tradisional

Upaya Kesehatan Gigi

Cakupan Upaya kesehatan gigi dan mulut masyarakat desa (UKGMD)

Judul Indikator Cakupan UKGMD


Dasar Pemikiran Undang undang nomor 36 tahun 2009
Dimensi Mutu Kuantitas, kualitas, kompetensi
Tujuan
Meingkatkan derajat kesehatan gigi dan mulut masyarakat
dalam suatu wilaya tertentu
Definisi Operasional Desa dengan binaan wilayah UKGMD
Jenis Indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase
Numerator (pembilang) Jumlah UKBM yang dilakukan pembinaan di wilayah kerja
puskesmas
Denominator (penyebut) jumlah UKBM yang ada di wilayah kerja puskesmas
Target Pencapaian 100%
Kriteria Kriteria Inklusi :
Desa yang mendapatkan pelayanan UKGMD
Kriteria Eksklusi :
Desa yang belum mendapatkan pelayanan UKGMD
Formula Jumlah UKBM yang dilakukan pembinaan di wilayah
kerja puskesmas
x 100 %
jumlah UKBM yang ada di wilayah kerja puskesmas
Metode Pengumpulan Data Laporan UKGMD stiap bulan
Sumber Data Laporan UKGMD
Instrumen Pengambilan Format Laporan
Data
Besar Sampel Semua desa yang ada di puskesmas
Cara Pengambilan Sampel Laporan
Periode Pengumpulan bulanan
Data
Penyajian Data Laporan tiap bulan
Periode Analisis dan Bulanan, Tiap tribulan dan setahun sekali
Pelaporan Data
Penanggung Jawab Koordinator gigi

SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

SKP 1 Mengidentifikasi pasien dengan benar

Judul Indikator Persentase pelaksanaan prosedur identifikasi pada


pemberian layanan kesehatan
Dasar pemikiran/ Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
alasan pemilihan keselamatan pasien khususnya dalam prosedur pemberian
indikator pelayanan (pemeriksaan, pemeriksaan lab, tindakan,
pemberian obat, dan rujukan).

Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang


terbesar di dalam organisasi Kesehatan. Kesalahan
mengidentifikasi pasien merupakan salah satu risiko paling
serius terhadap keselamatan pasien.
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mencegah terjadinya kesalahan dalam melakukan
identifikasi pasien serta meningkatkan ketelitian dan
kecocokan layanan dengan individu yang mendapat
layanan Kesehatan.
Definisi Operasional Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan 2
(dua) identitas yaitu nama pasien dan tanggal lahir pasien
sebelum melakukan pelayanan atau tindakan. Contohnya
adalah sebelum memberikan obat, sebelum mengambil
sampel darah, sebelum pengambilan specimen yang lain
serta sebelum melakukan prosedur tindakan kemudian
mencocokan dengan status rekam medis
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah pasien yang dilakukan prosedur identifikasi pasien
dengan tepat
Denominator Jumlah pasien di setiap unit dalam 1 hari
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi Seluruh pasien yang mendapatkan pelayanan Kesehatan di
Puskesmas Sukanagalih
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formulasi Pengukuran (Jumlah Pasien yang dilakukan prosedur identifikasi dengan
tepat dalam 1 hari : Jumlah pasien di setiap unit dalam 1 hari
) x 100%
Desain pengumpulan Concurrent (survey harian)
data
Sumber data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Populasi/ sample Total Sampling
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode analisis data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrument Formulir kepatuhan identifikasi pasien
pengambilan data
Penanggung Jawab Ketua Tim Keselamatan Pasien
Indikator

SKP 2 Meningkatkan komunikasi yang efektif

Judul Indikator Pelaksanaan komunikasi efektif pada saat konsultasi pasien


kepada dokter via telepon dengan metode SBAR
Dasar pemikiran/ Pelaksanaan konsultasi pasien via telepon merupakan
alasan pemilihan tindakan yang sering dilakukan dalam pelayanan di ruang
indikator tindakan dan di ruang bersalin mengingat terbatasnya
petugas medis yang tersedia di Puskesmas Sukanagalih
saat ini. Konsultasi via telepon sendiri memiliki risiko tinggi
untuk terjadinya kekurangan penyampaian informasi pasien
oleh paramedis kepada dokter yang dikonsultasikan.
Sehingga, membuat penegakan diagnosis dan rencana
pelayanan yang kurang tepat. Oleh karena itu, perlu suatu
pemberian informasi yang lengkap pada konsultasi via
telepon kepada dokter.
Dimensi mutu Keselamatan, efektif
Tujuan Untuk menjembatani kesenjangan dalam komunikasi,
termasuk konsultasi dan laporan pasien via telepon
sehingga keselamatan pasien dapat tercapai
Definisi Operasional Komunikasi SBAR (Situation – Background – Assesment -
Recommendation ) adalah kerangka teknik komunikasi yang
disediakan untuk petugas kesehatan dalam menyampaikan
kondisi pasien.
S : Situation, Situasi
a. Sebutkan nama anda dan dari unit apa
b. Sebutkan nama pasien,umur,diagnosis medis, dan
tanggal masuk
c. Jelaskan secara singkat masalah kesehatan pasien
dan keluhan utama
B : Background, Latar belakang
a. Sebutkan riwayat alergi, obat-obatan, dan cairan
infus yang digunakan
b. Jelaskan pemeriksaan yang mendukung dan hasil
laboratorium
c. Jelaskan informasi klinis yang mendukung
d. Tanda vital pasien
A: Assesment, Penilaian
a. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien
terkini seperti status mental, status emosional,
kondisi kulit dan saturasi oksigen.
b. Nyatakan kemungkinan masalah, seperti gangguan
pernafasan, gangguan neurologi, gangguan perfusi,
dan lain-lain.
R : Recommenation, Reomendasi
a. Mengusulkan dokter untuk melihat pasien

Tipe indikator Proses


Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator jumlah pasien dengan proses komunikasi SBAR sesuai
standar

Denominator Jumlah pasien dengan proses komunikasi SBAR

Target Pencapaian 100%


Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi Semua prosedur konsultasi pasien via telepon di ruang
tindakan dan ruang bersalin dalam satu bulan

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formulasi Pengukuran (jumlah pasien dengan proses komunikasi SBAR sesuai
standar : Jumlah pasien dengan proses komunikasi SBAR
) x 100%
Desain pengumpulan Concurrent (Survei harian)
data
Sumber data Sumber data primer yaitu melalui observasi
Populasi/ sample Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu
dengan mengevaluasi kelengkapan penyampaian informasi
pasien via telepon pada pasien ruang tindakan dan ruang
bersalin oleh paramedis yang dikonfirmasi oleh dokter umum
keesokan harinya.
Frekuensi Harian (jika ada)
pengumpulan data
Periode waktu Tribulanan
pelaporan data
Periode analisis data Semester
Penyajian Data Tabel
Instrument Checklist penyampaian informasi efektif konsultasi pasien
pengambilan data via telepon
Penanggung Jawab Ketua Tim Keselamatan Pasien
Indikator

SKP 3 Peningkatan Keamanan Obat yang Perlu Diwaspadai

Judul Indikator Kepatuhan petugas dalam melakukan penandaan obat-


obatan yang perlu diwaspadai (High Alert) dan obat LASA
oleh farmasi
Dasar pemikiran/ 1. Obat high alert adalah obat yang harus diwaspadai
alasan pemilihan karena sering menyebebkan terjadinya kejadian serius
indikator ( sentinel event) dan obat yang berisiko tinggi
menyebabkan reaksi obat yang tidak diinginkan yang
dapat membahayakan keselamatan pasien.
2. Obat-obat high alert ini harus dikelola dengan
penanganan khusus baik dari segi penyimpanan dan
pelayanannya kepada pasien. Sehingga dapat
mengurangi kejadian yang tidak diinginkan dan tercipta
peningkatan kualitas mutu dan keselamatan pasien
Dimensi mutu Keselamatan, efektif
Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
keselamatan pasien dengan cara melakukan penandaan
obat yang diwaspadai dan obat-obat LASA.
Definisi Operasional Obat-obatan yang perlu di waspadai (high-alert medications)
adalah obat yang presentasinya tinggi dalam menyebabkan
terjadi kesalahan/eror dan/kejadian sentinel ( sentinel
event ), obat yang berisiko tinggi menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan
Tipe indikator ■Proses
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah jenis obat-obat yang perlu diwaspadai dan obat-
obatan yang diberikan penandaan LASA di ruang farmasi
Denominator Jumlah keseluruhan jenis obat-obat yang perlu diwaspadai
dan obat-obatan LASA yang tersedia di ruang farmasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi : Semua obat-obatan yang ada di ruang
eksklusi farmasi yang tergolong obat High Alert dan LASA.
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formulasi Pengukuran Jumlah obat high alert dan LASA yang di beri penanda :
Jumlah seluruh jenis obat high alert dan LASA*100%
Desain pengumpulan Concurrent (Survei harian)
data
Sumber data Pengamatan langsung (Audit )
Populasi/ sample Pengumpulan data dilakukan dengan sampling.
Pengamatan secara langsung penyimpanan obat-obatan
yang perlu di waspadai.
Frekuensi Harian (jika ada)
pengumpulan data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode analisis data Tribulanan
Penyajian Data Tabel
Instrument Ceklist kepatuhan penyimpanan obat yang perlu di waspadai
pengambilan data
Penanggung Jawab Ketua Tim Keselamatan Pasien
Indikator

SKP 4 Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat operasi

Judul Indikator Kepatuhan petugas terhadap SOP tindakan.


Dasar pemikiran/  Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada
alasan pemilihan kualitas mutu pelayanan dan keselamatan pasien yang di
indikator berikan oleh pemberi layanan
 Upaya menjaga keselamatan pasien adalah dengan
menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
setiap tindakan perawatan
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga
keselamatan pasien dan mengetahui tingkat kepatuhan
petugas terhadap pelaksanaan SOP tindakan di tiap
ruangan.
Definisi Operasional Standar Operasional Prosedur (SOP) adalah suatu
pedoman atau acuan dalam melaksanakan suatu tindakan
sesuai dengan tata kerja prosedural.
Tipe indikator ■Proses
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator jumlah pasien yang mendapatkan tindakan sesuai SOP

Denominator jumlah pasien yang dilakukan tindakan


Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi : Semua tindakan pelayanan kesehatan di
eksklusi
tiap ruangan.
Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formulasi Pengukuran Jumlah Pasien yang mendapatkan tindakan sesuai SOP :
Jumlah pasien keseluruhan * 100%
Desain pengumpulan Observasi
data
Sumber data Daftar tilik penilaian SOP
Populasi/ sample Total Sampling
Frekuensi Harian (jika ada )
pengumpulan data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode analisis data Tribulanan
Penyajian Data Tabel
Instrument Ceklist daftar tilik
pengambilan data
Penanggung Jawab Ketua Tim Keselamatan Pasien
Indikator

SKP 5 Penanganan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Judul Indikator Kepatuhan Kebersihan Tangan


Dasar pemikiran/ Infeksi dapat ditransmisikan lebih dari satu cara salah
alasan pemilihan satunya melalui kontak langsung melalui tangan. Menjaga
indikator kebersihan tangan dapat membantu mencegah penyebaran
HAIs.

Permenkes No.11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien


pada pasal 5 ayat 5 mengamanatkan bahwa setiap
fasyankes harus mengurangi risiko infeksi akibat perawatan
Kesehatan.

Permenkes No.27 Tahun 2017 tentang Pencegahan dan


Pengendalian Infeksi di Fasyankes, pasal 3 ayat 1 setiap
fasyankes harus melaksanakan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI).
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Untuk mencegah penyebaran penyakit melalui kontak
langsung antar pasien maupun dari pasien ke petugas
Kesehatan.

Untuk mengukur kepatuhan pemberi layanan kesehatan


sebagai dasar untuk memperbaiki dan meningkatkan
kepatuhan agar dapat menjamin keselamatan pasien
dengan cara mengurangi risiko infeksi yang terkait
pelayanan kesehatan.
Definisi Operasional Petugas tahu kapan kebersihan tangan dilakukan (five
moments) dan kebersihan tangan dilakukan secara
konsisten 6 langkah kebersihan tangan sesuai petunjuk
WHO.

Kebersihan tangan dilakukan dengan mencuci tangan


menggunakan sabun dan air mengalir bila tangan jelas kotor
atau terkena cairan tubuh, atau menggunakan alcohol
(alcohol based handrubs) bila tangan tidak tampak kotor.

Moment adalah penilaian saat pelaksanaan kebersihan


tangan harus dilakukan.

Pemberi pelayanan Kesehatan yang dinilai adalah semua


tenaga mediss dan tenaga Kesehatan yang bertugas di
ruang pelayanan pasien serta tenaga penunjang yang
bekerja sebagai cleaning service, sopir ambulance, dan
tenaga penunjang yang kontak erat dengan pasien/
specimen

Auditor adalah orang yang paham dan memiliki kompetensi


untuk melakukan penilaian kepatuhan kebersihan tangan
dengan metode dan tool yang ditentukan.

Sesi adalah lama waktu untuk observasi yang dihitung sejak


mulai sampai selesai.

Pengamatan dilakukan maksimal 15 menit dalam satu


periode pengamatan
Tipe indikator Proses
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah petugas yang melakukan cuci tangan sesuai indikasi
five moments
Denominator Jumlah orang yang diamati/ observasi
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria Inklusi :
eksklusi Seluruh tenaga medis dan tenaga Kesehatan yang bertugas
di ruang pelayanan pasien serta tenaga penunjang yang
bekerja sebagai cleaning service, sopir ambulan, dan tenaga
penunjang yang kontak erat dengan pasien atau specimen
yang akan diobservasi.

Kriteria Eksklusi :
Tidak ada
Formulasi Pengukuran (Jumlah orang yang melakukan kebersihan tangan sesuai
dengan indikasi five moments : jumlah orang yang diamati
atau diobservasi ) x 100%
Desain pengumpulan Concurrent (survei harian)
data
Sumber data Hasil observasi dengan formulir kepatuhan kebersihan
tangan
Populasi/ sample Jumlah seluruh tenaga medis dan tenaga Kesehatan yang
bertugas di ruang pelayanan pasien serta tenaga penunjang
yang bekerja sebagai cleaning service, sopir ambulan, dan
tenaga penunjang yang kontak erat dengan pasien/
specimen yang akan di observasi yang dibagi dalam
beberapa periode
Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode waktu Bulanan
pelaporan data
Periode analisis data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrument Formulir kepatuhan kebersihan tangan
pengambilan data
Penanggung Jawab Ketua Tim PPI
Indikator
SKP 6 Pengurangan Risiko Pasien Jatuh

Judul Indikator Pelaksanaan Pemasangan penanda pada pasien berisiko


jatuh
Dasar pemikiran/  Petugas bertanggungjawab dalam mengidentifikasi pasien
alasan pemilihan yang berisiko. Salah satu upaya dalam mengurangi resiko
indikator pasien jatuh adalah dengan pemasangan stiker skiring
visual rawat jalan oleh petugas penerima pasien
 Pasien yang jatuh akan menimbulkan cedera perlukan
bahkan dapat menjadi kejadian sentinel.
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mencegah terjadinya pasien mengalami KTD/Insiden pasien
jatuh.
Definisi Operasional Penanda resiko jatuh adalah suatu penanda yang diberikan
kepada pasien yang didapatkan dari hasil pengkajian resiko
jatuh dengan menempelkan stiker berwarna
Tipe indikator  Proses
Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah pasien yang terpasang stiker berwarna kuning
Denominator Jumlah pasien yang berpotensi/beresiko jatuh pada waktu 1
bulan
Target Pencapaian 100%
Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi : Semua pasien yang beresiko jatuh.
eksklusi
Kriteria eksklusi : Tidak ada
Formulasi Pengukuran Jumlah pasien yang terpasang stiker berwarna kuning :
jumlah pasien yang berpotensi/beresiko jatuh dalam 1 bulan
x 100%
Desain pengumpulan Concurrent (survei harian)
data
Sumber data Hasil observasi dengan formulir survey kepatuhan
pemasangan kalung penanda risiko jatuh
Populasi/ sample Pasien yang tertempel stiker
Frekuensi Setiap hari
pengumpulan data
Periode waktu Setiap bulan
pelaporan data
Periode analisis data Triwulan
Penyajian Data Tabel
Instrument Survey
pengambilan data
Penanggung Jawab Ketua Tim Keselamatan Pasien
Indikator

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

Pengelolaan Peralawat Perawatan Pasien dan Alat Medis lainnya

Judul Indikator Pelaksanaan pengelolaan peralatan perawatan pasien

Dasar pemikiran/  Puskesmas harus menerapkan pengelolaan peralatan


alasan pemilihan perawatan pasien dan alat medis sesuai dengan standar
indikator PPI
 Pengelolaan peralatan perawatan pasien dan alat medis
lainnnya proses pengelolaan
Dimensi mutu Pengendalian dan pencegahan infeksi

Tujuan Monitoring pelaksanaan program PPI pada perawatan dan


pemeliharaan alat kesehatan
Definisi Operasional adalah kegiatan petugas kegiatan petugas melaksanakan
pengelolaan perawatan peralatan pasien dan alat medis
lainnya sampai dengan pengemasan sesuai dengan kategori
alat

Tipe indikator  Proses


Satuan Pengukuran Persentase (%)
Numerator Jumlah alat yang digunakan

Denominator Jumlah alat yang digunakan dan dikelola sesuai dengan


kategorinya

Target Pencapaian 90%


Kriteria inklusi dan Kriteria inklusi : seluruh petugas yang melaksanakan
eksklusi pelayanan kesehatan

Kriteria eksklusi : Tidak ada


Formulasi jumla h alat yang digunakan
Pengukuran
x 100 %
jumla h alat yang digunakandan dikelola
sesuai dengan kategorinya
Desain pengumpulan Prospektif
data

Sumber data Data Primer


Populasi/ sample Seluruh Petugas yang melaksanakan pelayanan kesehatan

Frekuensi Harian
pengumpulan data
Periode waktu bulanan
pelaporan data
Periode analisis data Triwulan
Penyajian Data Tabel grafik
Instrument Lembar observasi
pengambilan data
Penanggung Jawab Ketua Tim PPI
Indikator

KEPALA UPTD PUSKESMAS SUKANAGALIH,

HENDRA

Anda mungkin juga menyukai