Anda di halaman 1dari 91

Pengukuran

Indikator Mutu di Fasyankes


Outline pembahasan
• Pengertian indikator
• Penyusunan indikator
• Indikator Nasional Mutu (PMK 30/2022)
• Validasi Indikator
• Analisis Indikator
Mengumpulkan data indikator?

Beban ??????
Atau ?

ASYIIII……...K
Quality (IOM, 2001)
The degree to which health services for
individuals and populations increase the
likelihood of desired health outcomes and
are consistent with current professional
knowledge
(tingkatan bahwa layanan kesehatan bagi individu
dan masyarakat
menunjukkan peningkatan tercapainya luaran
kesehatan yang diharapkan dan konsisten dengan
pengetahuan professional terkini)
Mutu

Mutu Pelayanan Kesehatan adalah


tingkat layanan kesehatan untuk individu dan masyarakat
yang dapat meningkatkan luaran kesehatan yang optimal,
diberikan sesuai dengan standar pelayanan,
dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini,
serta untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien.
(PMK 30/2022, Ps 1 ay 2)
Quality
QUALITY
• Karakteristik (produk/servis) yang menunjukkan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan/outcome yang diharapkan
• Bebas dari kesalahan/defisiensi
• Nyaman digunakan
• Pemenuhan terhadap persyaratan (pengguna)
PENILAIAN (JUDGMENT) TERHADAP MUTU
• Pada umumnya orang menilai sesuatu itu bermutu, dengan suatu gradasi:
• Luar biasa (wow……)
• Sangat baik (jempol)
• Baik (OK….lah)
• Kurang bermutu (payah……)
• Tidak bermutu (pa…yah…banget)

Maka perlu indikator untuk menilai apakah sesuatu itu bermutu


(indikator yang merepresentasikan atau mewakili untuk menilai
mutu produk/layanan)
Quality Improvement
Pengguna menginginkan sesuatu yang memenuhi
kebutuhan/standar bahkan lebih
Maka Penyedia barang/jasa berupaya untuk memenuhi
standar dan mengupayakan
perbaikan/peningkatan,…bahkan menciptakan kebutuhan

Maka Penyedia barang/jasa perlu mengukur


kesesuaian terhadap kebutuhan/standar dan mengukur
keberhasilan suatu perbaikan/peningkatan
INDIKATOR
INDIKATOR

Indikator
Indikator mutu
mutu
adalah
adalah tolok
tolok ukur
ukur mutu
mutu pelayanan
pelayanan
kesehatan
kesehatan yang
yang distandarkan,
distandarkan, berbasis
berbasis
bukti
bukti yang
yang dapat
dapat digunakan
digunakan dengan
dengan
menggunakan
menggunakan datadata administratif
administratif yang
yang
tersedia
tersedia difasyankes
difasyankes untuk
untuk mengukur
mengukur dandan
menelsuri
menelsuri kinerja
kinerja dan
dan luaran
luaran klinis
klinis
Indikator:
Eemen yang dapat diukur dari kinerja praktik, berdasarkan
elemen tsb tersedia bukti atau consensus yang dapat
digunakan untuk menilai mutu, perbaikan mutu dari
pelayanan yang disediakan
Canadian Council on Health Services Accreditation. A guide to the development and use of
perfor-mance indicators. Ottwaw: Canadian Council on Health Services Accreditation1996
Canadian Council on Health Services Accreditation. A guide to the development and use of
perfor-mance indicators. Ottwaw: Canadian Council on Health Services Accreditation1996

Box 2: Indikator mutu:


Perangkat pengukuran, penapisan, atau tanda yang dapat digunakan untuk acuan dalam melakukan
pemantauan, evaluasi dan peningkatan mutu pelayanan pasien, pelayanan penunjang klinis, dan
fungsi-fungsi organisasi yang berdampak pada luaran pasien
Tujuan mengukur dg indikator
• Present state
• Compare to standard
• Compare to competitors
(benchmarking)
• Monitor:
• Stability
• Improvement
• Deterioration
• Opportunity for improvement

Source: Stamatis (1996)


Quality indicator
(Thomas Kötter , Eva Blozik and Martin Scherer, 2012)

•Quality indicators (QIs) are indicators


used in many healthcare settings:
• to measure,
• to compare, and
• to improve quality of care.
(Kötter et al. Implementation Science 2012, 7:21
http://www.implementationscience.com/content/7/1/21 )
PENYUSUNAN
INDIKATOR MUTU
Pertimbangan dalam memilih indikator yang prioritas untuk
menilai kinerja pelayanan

• Dipersyaratkan peraturan
perundangan
• Dipersyaratkan pemilik
(pertanggung jawaban)
• Ketersediaan data
• High risk, high cost, high volume,
problem prone
• Konsensus
• Dipersyaratkan customer
Cara menyusun indikator
• Ada kejelasan tujuan dan latar
belakang
• Kejelasan terminologi yang
digunakan
• Pengumpulan, analisis,
interpertasi data
• Numerator dan denominator
• Threshold (target)
• Ketersediaan data
Langkah penyusunan indikator
1. Kesadaran pentingnya
mengukur:
• Paham latar belakang penyusunan indikator
• Kejelasan tujuan penyusunan indikator
• Identifikasi pendukung dan penghambat dan
bagaimana mengatasinya
• Membentuk tim penyusun
• Pelajari sistem mutu yang ada
• Tentukan sumber informasi yang dibutuhkan
untuk menyusun indikator
• Workshop untuk mendapat dukungan dari
pihak terkait
2. Penyusunan indikator:
• Review indikator yang ada
• Identifikasi unit-unit terkait
• Identifikasi indikator-
indikator yang dapat
dimonitor
• Susun indikator
• Tetapkan metoda
pengumpulan data dan
sumber informasi
• Tentukan metoda analisis
• Sosialisasi
• Tetapkan cara pelaporan
indikator
3. Penerapan indikator:
• Monitor proses
pengumpulan data
• Monitor analisis terhadap
indikator dan
pelaporannya
• Monitor penggunaan
hasil analisis indikator
• Monitor tindak lanjut
4. Review: meninjau kembali
• Review indikator,
• Review cara
pengumpulan data,
analisis, hasil analisis,
pemanfaatan indikator
untuk perbaikan,
tindak lanjut perbaikan
• Perbaikan/penambaha
n/pengurangan
indikator
5. Evaluasi dan ongoing monitoring
PEMETAAN INDIKATOR MUTU DI PUSKESMAS
• Indikator Mutu Puskesmas:
➢ Indikator Mutu Prioritas Puskesmas
Indikator yang dipilih sebagai indikator prioritas pada tingkat
Puskesmas, dipilih berdasarkan prioritas masalah
kesehatan yang ada di wilayah kerja yang akan dilakukan
perbaikan (dapat dikaitkan dengan program prioritas nasional)
→ upaya perbaikannya didukung KMP, UKM, UKP
➢ Indikator Mutu yang dipilih/mewakili untuk menilai mutu
Puskesmas:
• Indikator Nasional Mutu Puskesmas (indikator terpilih yang
mewakili mutu pelayanan puskesmas secara keseluruhan)
• Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) pada level
puskesmas
Indikator mutu prioritas puskesmas
(contoh terkait dengan permasalahan kesehatan:
prevalensi tuberkulosis yang masih tinggi)

• Indikator mutu prioritas puskesmas :


• Case Detection Rate dengan target 100 %, sedangkan pencapaian = 85 %
• Untuk mencapai CDR 100 % harus diupayakan penguatan pada unit-
unit kerja terkait yang diukur juga dengan indikator-indikator:
• Indikator pelayanan UKM untuk mendukung pencapaian indikator prioritas,
misalnya indikator untuk kegiatan promotive
• Indikator pelayanan UKP untuk mendukung pencapaian indikator prioritas
• Indikator manajemen untuk mendukung pencapaian indikator prioritas
INDIKATOR MUTU UNIT KERJA PELAYANAN:

• Indikator Mutu yang dipilih/mewakili untuk menilai mutu unit


kerja/pelayanan tsb
• Indikator Mutu masing-masing unit kerja/program yang
capaiannya tidak tercapai (atau berpeluang untuk ditingkatkan)
• Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (SKP) yang sesuai untuk
masing-masing unit pelayanan tsb
Pelayanan farmasi
• Indikator kinerja farmasi: • Indikator dipilih untuk mewakili
• Ketersediaan tenaga yang menilai mutu pelayanan farmasi:
professional • Ketersediaan obat esensial
• Ketersediaan obat esensial sesuai • Waktu tunggu pelayanan
dengan formularium • Tidak terjadinya kekosongan obat
• Waktu tunggu pelayanan
• Kebersihan dalam
menyediakan/meracik obat • Indikator terpilih untuk
• Ketepatan pemberian obat perbaikan/peningkatan (CQI):
• Ketepatan pemberian informasi obat (misal waktu tunggu belum memenuhi
• Tidak terjadinya kesalahan pemberian target, maka dipilih indikator mutu
obat untuk peningkatan adalah: waktu
tunggu ):
• Tidak terjadinya kekosongan obat
Contoh pemetaan indikator mutu Klinik
• Indikator Nasional Mutu (4 indicator nasional mutu)
• Indikator Prioritas Klinis (misalnya sesuai pelayanan unggulan Klinik):
• Respons time pelayanan gawat darurat untuk pelayanan trauma
• Indikator Sasaran Keselamatan Pasien (6 indicator Sasaran
Keselamatan Pasien):
• Kepatuhan melakukan identifikasi pasien
• Kepatuhan melakukan asesmen jatuh
• Kepatuhan pelabelan obat high alert
• dsb
• Indikator Prioritas untuk tiap-tiap unit kerja:
• Farmasi : Tidak terlayaninya resep akibat kekosongan obat
Format Profil Indikator
Judul Indkator JUDUL
Dasar pemikiran Latar belakang perlunya indikator Besar Sampel Berapa besar sampel (gunakan rumus
Dimensi mutu Diisi dengan dimensi mutu (ambil dari 7 penghitungan sampel atau table)
dimensi mutu) Cara pengambilan sampel Probabilitas atau non probabilitas
Tujuan Maksud penggunaan indicator, diisi
Periode Pengumulan data Jelaskan kapan data harus
dengan : untuk menunjukkan….
dikumpulkan
Definisi Operasional Pengertian-pengertian terkait indikator
Penyajian data Cara penyajian data
Jenis Indikator Strukur, proses, atau outcome
Periode analisis dan Jelaskan kapan periode analisis dan
Satuan Pengukuran Nilai mutlak, persentase pelaporan data kapan indicator harus dilaporkan
Numerator Pembilang Penanggung jawab Siapa penanggung jawab
Denominator Penyebut pengumpulan data, analisis, dan
tindak lanjutnya
Target Target atau standar yang ingin dicapai

Kriteria inklusi & eksklusi Apa yang masuk dan tidak masuk sebagai
sampel
Formula Rumus indikator

Metoda pengumpulan data Cara pengumpulan data

Sumber data Primer atau sekunder

Instrumen Pengambilan Perlu dilampiri instrument untuk


data pengukuran data indikator
Cara menetapkan threshold
(Katz & Green, 1997)
• Sentinel event (kejadian luar biasa, a serious, undesirable, and often avoidable
process or outcome) indicator: target = 0, misalnya pembedahan pada sisi yang
salah
• Rate based indicator:
• Kumpulkan data untuk periode waktu tertentu
• Hitung mean dan standard deviasi
• Tetapkan simpangan yang bisa diterima
• Ingat rate-based indicator tidak pernah 100 %
• Rujukan (referensi) sebagai konsensus nasional atau konsensus profesi
• Jika rate based indicator belum dapat ditentukan, dapat ditetapkan threshold
secara konsensus pada tahun pertama.
• Adakalanya threshold tidak dapat ditetapkan, penilaian terhadap indikator
berdasarkan trend naik atau turun.
INDIKATOR NASIONAL MUTU (INM)

PMK 30/2022 sebagai Dasar


Hukum penguuran INM
Beberapa pengertian (Pasal 1 PMK 30/2022)
• Indikator Nasional Mutu Pelayanan Kesehatan yang selanjutnya
disebut Indikator Mutu adalah tolok ukur yang digunakan untuk
menilai tingkat capaian target mutu pelayanan kesehatan di praktik
mandiri dokter dan dokter gigi, klinik, pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit, laboratorium kesehatan, dan unit transfusi darah.
• Mutu Pelayanan Kesehatan adalah tingkat layanan kesehatan untuk
individu dan masyarakat yang dapat meningkatkan luaran
kesehatan yang optimal, diberikan sesuai dengan standar
pelayanan, dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini, serta
untuk memenuhi hak dan kewajiban pasien.
• Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
• Puskesmas adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif di wilayah kerjanya
• Klinik adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan yang menyediakan pelayanan medik dasar
dan/atau spesialistik secara komprehensif.
• Laboratorium Kesehatan adalah Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang
melaksanakan pengukuran, penetapan, dan pengujian terhadap bahan
yang berasal dari manusia dan/atau bahan bukan berasal dari manusia
untuk penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan
atau faktor risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan perseorangan
dan/atau masyarakat.
• Unit Transfusi Darah yang selanjutnya disingkat UTD adalah Fasilitas
Pelayanan Kesehatan yang menyelenggarakan pendonor darah, penyediaan
darah, dan pendistribusian darah.
• Tempat Praktik Mandiri Dokter dan Dokter Gigi adalah Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang diselenggarakan oleh dokter dan dokter gigi untuk
memberikan pelayanan langsung kepada pasien.
• Pengaturan Indikator Mutu digunakan sebagai acuan bagi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, Tempat Praktik Mandiri
Dokter dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit,
Laboratorium Kesehatan, dan UTD dalam pelaksanaan pengukuran
dan evaluasi mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan Indikator
Mutu yang ditetapkan. (pasal 2)
• Dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan secara berkesinambungan, Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Dokter Gigi, Klinik, Puskesmas, Rumah Sakit, Laboratorium
Kesehatan, dan UTD harus melakukan pengukuran dan evaluasi
mutu pelayanan kesehatan sesuai dengan Indikator Mutu. (pasal 3)
Indikator mutu Puskesmas
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. kepatuhan identifikasi pasien;
• d. keberhasilan pengobatan pasien Tuberkulosis semua kasus sensitif
obat;
• e. ibu hamil yang mendapatkan pelayanan ante natal care sesuai standar;
• f. kepuasan pasien.
Indikator mutu Klinik
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. kepatuhan identifikasi pasien; dan
• d. kepuasan pasien.
Indikator mutu Tempat Praktik Mandiri Dokter
dan Dokter Gigi
• a. kepuasan pasien;
• b. kepatuhan penyediaan sarana dan prasarana kebersihan tangan;
• c. kepatuhan kunjungan pasien hipertensi sesuai jadwal kontrol, untuk
tempat praktik mandiri dokter;
• d. penurunan skor Oral Hygiene Index Simplified (OHIS) pasien, untuk
tempat praktik mandiri dokter gigi.
Indikator Mutu Laboratorium Kesehatan

• a. kepatuhan kebersihan tangan;


• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. kepatuhan identifikasi pasien;
• d. kepatuhan pelaporan hasil kritis;
• e. kejadian sampel/spesimen yang hilang;
• f. pengulangan hasil
• g. kepuasan pasien
Indikator mutu UTD
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. pemenuhan kebutuhan darah oleh UTD;
• d. donasi dari pendonor darah sukarela;
• e. hasil pemeriksaan golongan darah pendonor yang berbeda dengan
uji konfirmasi golongan darah;
• f. suhu penyimpanan produk darah; dan
• g. kepuasan pasien.
Indikator mutu Rumah Sakit
• a. kepatuhan kebersihan tangan;
• b. kepatuhan penggunaan alat pelindung diri;
• c. kepatuhan identifikasi pasien;
• d. waktu tanggap operasi seksio sesarea emergensi;
• e. waktu tunggu rawat jalan;
• f. penundaan operasi elektif;
• g. kepatuhan waktu visite dokter;
• h. pelaporan hasil kritis laboratorium;
• i. kepatuhan penggunaan formularium nasional;
• j. kepatuhan terhadap alur klinis (clinical pathway);
• k. kepatuhan upaya pencegahan risiko pasien jatuh;
• l. kecepatan waktu tanggap komplain; dan
• m. kepuasan pasien.
Dimensi Mutu
• 1. Efektif: menyediakan pelayanan kesehatan yang berbasis bukti kepada masyarakat.
• 2. Keselamatan: meminimalkan terjadinya kerugian (harm), termasuk cedera dan kesalahan
medis yang dapat dicegah, pada pasien-masyarakat yang menerima pelayanan.
• 3. Berorientasi pada pasien/pengguna layanan (people-centred): menyediakan pelayanan yang
sesuai dengan preferensi, kebutuhan dan nilai-nilai individu.
• 4. Tepat waktu: mengurangi waktu tunggu dan keterlambatan pemberian pelayanan kesehatan.
• 5. Efisien: mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan mencegah pemborosan
termasuk alat kesehatan, obat, energi dan ide.
• 6. Adil: menyediakan pelayanan yang seragam tanpa membedakan jenis kelamin, suku, etnik,
tempat tinggal, agama, dan status sosial ekonomi.
• 7. Terintegrasi: menyediakan pelayanan yang terkoordinasi lintas fasilitas pelayanan kesehatan
dan pemberi pelayanan, serta menyediakan pelayanan kesehatan pada seluruh siklus kehidupan.
Profil indikator
•Pengukuran menggunakan profil
indikator mutu (pasal 5 ayat 1)
•Lihat pada lampiran PMK No 30 tahun
2022: hal 13 sd 85
Format Profil Indikator
Judul Indkator JUDUL
Dasar pemikiran Latar belakang perlunya indikator Besar Sampel Berapa besar sampel (gunakan rumus
Dimensi mutu Diisi dengan dimensi mutu (ambil dari 7 penghitungan sampel atau table)
dimensi mutu) Cara pengambilan sampel Probabilitas atau non probabilitas
Tujuan Maksud penggunaan indicator, diisi
Periode Pengumulan data Jelaskan kapan data harus
dengan : untuk menunjukkan….
dikumpulkan
Definisi Operasional Pengertian-pengertian terkait indikator
Penyajian data Cara penyajian data
Jenis Indikator Strukur, proses, atau outcome
Periode analisis dan Jelaskan kapan periode analisis dan
Satuan Pengukuran Nilai mutlak, persentase pelaporan data kapan indicator harus dilaporkan
Numerator Pembilang Penanggung jawab Siapa penanggung jawab
Denominator Penyebut pengumpulan data, analisis, dan
tindak lanjutnya
Target Target atau standar yang ingin dicapai

Kriteria inklusi & eksklusi Apa yang masuk dan tidak masuk sebagai
sampel
Formula Rumus indikator

Metoda pengumpulan data Cara pengumpulan data

Sumber data Primer atau sekunder

Instrumen Pengambilan Perlu dilampiri instrument untuk


data pengukuran data indikator
Tahapan pengukuran indicator mutu

• a. pengumpulan data;
• b. validasi data;
• c. analisis data; dan
• d. pelaporan dan komunikasi.
Pengumpulan data
1. Identifikasi sumber data:
• Primer
• Sekunder
2. Sampling:
• Tehnik sampling:
• Sampling probabilitas
• Sampling non-probabilitas
• Besar sampel:
• Rumus Slovin
• Tabel Krejcie Morgan
3. Instrumen pengumpulan data
4. Frekuensi pengumpulan data
5. Elemen data:
• Numerator
• Denominator
Validasi data indikator
Validasi indikator
Valid: which is acceptable because it is true
Validate: to check to see if something is correct
Validation: act of making something valid,
activity to ensure that something is true
Validity: being valid
Validasi data indikator
Tujuan Validasi untuk menjamin data indikator akurat/sahih, agar dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan, perubahan kebijakan, perbaikan dan memberikan informasi pada
masyarakat
Kapan Validasi dilakukan, jika:
• 1. Indikator baru diimplementasikan;
• 2. Data akan dipublikasikan;
• 3. Terdapat perubahan sistem pengumpulan data indikator, seperti perubahan
instrumen pengumpulan data, atau petugas yang mengumpulkan data bertukar;
• 4. Capaian data berubah tanpa dapat dijelaskan penyebabnya;
• 5. Sumber data berubah, seperti ketika sebagian data diambil secara manual
kemudian diubah menjadi format elektronik;
• 6. Subjek pengumpulan data berubah, seperti perubahan rata-rata umur pasien,
komorbiditas, perubahan protokol penelitian, implementasi panduan praktik
terbaru, atau pengenalan teknologi dan metodologi perawatan terbaru.
Validasi data dapat dilakukan terhadap:
• sumber data,
• definisi operasional numerator dan denominator,
• membandingkan hasil pengukuran ulang dengan sumber
data yang sama, atau
• membandingkan hasil pengukuran dengan menggunakan
sumber data yang lain untuk mencocokkan hasil
pengukuran yang telah dilakukan.
Validasi data (measure result agreement)
• Dilakukan oleh petugas validasi data
• Random dari seluruh populasi atau sampel sumber data yang sama
yang digunakan oleh pengumpul data dengan kamus indicator yang
sama
Validasi kelengkapan rekam medis rawat inap dalam wilayah

RM Penilai 1 Validator RM Penilai 1 Validator

Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian Kesesuaian


kriteria kriteria kriteria kriteria
eksklusi eksklusi eksklusi eksklusi
001 S S 011 S S
002 S S 012 S S
003 S S 013 S S
004 S S 014 S S
005 S S 015 S S
006 S S 016 S S
007 S S
008 S S
15 sesuai dari 16 sampel yang diambil oleh validator
009 S S dari sampel yang diambil oleh pengumpul data
010 S TS
15/16 x 100 % = 93,75 %
• Hasil validator dibagi hasil pengumpul data x 100 %
• Hasil pengumpul data dibagi hasil validator x 100 %
Contoh validasi dengan pengukuran ulang
Rerata kunjungan rawat inap bulan November di Puskesmas X =
100 pasien. Pengukuran Kelengkapan rekam medis, dengan
sample 64 rekam medis didapatkan 52 rekam medis lengkap,
maka hasil pengukuran = 81 %
Dilakukan validasi, diambil ulang 16 sampel dari rekam medis
bulan November diambil ulang , dihitung kelengkapan rekam
medis diperoleh 12 rekam medis lengkap, maka hasil
pengukuran validator = 75 %
Hasil validasi= 75/81 x 100 % = 92,6 %
Jika hasil validasi ≧ 90 % dinyatakan pengukuran valid
Penyebab data tidak valid
• 1. Pemahaman pengumpul data dan petugas validasi data belum
memadai.
• 2. Kamus indikator tidak jelas sehingga menimbulkan salah interpretasi.
• 3. Perbedaan pemahaman tentang definisi operasional.
• 4. Keterbatasan waktu pengumpulan data.
• 5. Kesalahan dalam melakukan penginputan data.
• 6. Penggunaan sumber data yang berbeda.
• 7. Kelalaian.
• 8. Formulir pengumpulan data belum terdesain dengan baik.
Upaya meningkatkan validitas
• 1. Standarisasi pengukuran (menggunakan definisi operasional yang
sama, menggunakan elemen data yang sama).
• 2. Pelatihan pengumpul data dan validator (dilatih dengan cara yang
sama seperti pengumpul data).
• 3. Standarisasi instrumen/alat ukur (menggunakan instrumen/alat
yang sama misalnya form atau kuesioner).
• 4. Mengulang pengukuran (mengumpulkan data ulang oleh orang
yang berbeda dengan sampel yang sama
Analisis data indikator
Penyajian data
• Narasi
• Tabel
• Diagram:
• Run chart
• Control Chart
• Bar Chart
• Pie Chart
Analisis data indikator
• 1. Pencapaian dibandingkan secara serial (dari waktu ke waktu)
• Pencapaian indikator dibandingkan antara periode berjalan dengan periode
sebelumnya/berikutnya sehingga dapat diketahui adanya kesenjangan/kenaikan maupun
penurunan capaian kinerja, analisis dilakukan dengan cara melihat trend.
• 2. Pencapaian dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan.
• 3. Pencapaian dibandingkan dengan pencapaian Fasilitas Pelayanan Kesehatan
sejenis lainnya.
• Pencapaian indikator dibandingkan dengan pencapaian Fasilitas Pelayanan Kesehatan sejenis
lainnya sebagai bentuk benchmark. Perbandingan dilakukan dengan cara membandingkan
pencapaian dengan trend pencapaian. Trend pencapaian dikatakan bagus bila grafik
menunjukkan peningkatan yang lebih baik daripada trend peningkatan lain.
• 4. Pencapaian dibandingkan dengan standar dan referensi yang digolongkan
sebagai best practice/better practice maupun practice guidelines.
Analisis data indikator
• Data harus digabungkan, dianalisis, untuk menghasilkan informasi
• Analisis data dilakukan:
• Perbandingan dengan Puskesmas tersebut sendiri dari waktu ke waktu, misalnya dari bulan
ke bulan atau dari tahun ke tahun;
• Perbandingan dengan Puskesmas sejenis seperti melalui database referensi (kajibanding);
• Perbandingan dengan standar-standar seperti yang ditentukan oleh organisasi profesional
ataupun standar-standar yang ditentukan oleh undang - undang atau peraturan;
• Jika memungkinkan, dengan praktik-praktik yang diinginkan yang dalam literatur digolongkan
sebagai best practice (praktik terbaik) atau better practice (praktik yang lebih baik) atau
practice guidelines (panduan praktik klinik)
• Penggunaan Metoda/Tehnik Statistik untuk analisis data
Teknik statistik dapat berguna dalam proses analisis data, khususnya
dalam menafsirkan variasi dan memutuskan area yang paling
membutuhkan perbaikan.
Bar charts/histograms, Run charts, diagram kontrol (control charts),
dan diagram Pareto adalah contoh metode statistik yang sangat
berguna untuk memahami pola dan variasi dalam pelayanan
kesehatan
Bar chart
(diagram batang)
•Visualisasi distribusi frekuensi
•Perbandingan terhadap target
•Perbandingan pencapaian sebelumnya
•Perbandingan dengan capaian faskes lain
CONTOH BAR DIAGRAM
Chart Title
96

94

92

90

88

86

84

82

80
JANUARI FEBRUARI MARET APRIL
TARGET PUSKESMAS KAJIBANDING
Run chart
Run Charts
SHIFTS
trends
Runs
astronomical
If you have 25 points or more in your data series, you can use run charts to
detect special causes - something beyond the usual variability of the process -
acting on the process.

• Shifts: If you see eight or more consecutive points on one side of the center line, that
indicates that a special cause has influenced the process. Points on the center line don't
count; they neither break the string, nor add to it.
• Trends: Six consecutive jumps in the same direction indicate that a special cause is acting
on the process to cause a trend. Flat line segments don't count, either to break a trend,
or to count towards it.
• Runs: A run is a series of points in a row on one side of the median
• Pattern: If you see a pattern that recurs eight or more times in a row, it is a good idea to
look for a special cause.
• Astronomical: This rule aids in detecting unusually large or small numbers. They are
characterised by data points that are obviously, or even blatantly different from all or
most of the other values, and anyone studying the chart would agree that is unusual.
Control chart
Control Charts
Common cause variation, Special cause variation
The point of making control charts is to look at variation, seeking
special causes and tracking common causes. Special causes can be
spotted using several tests:
• 1 data point falling outside the control limits
• 6 or more points in a row steadily increasing or decreasing
• 8 or more points in a row on one side of the centerline
• 14 or more points alternating up and down
•Kadang-kadang terjadi capaian indicator
mencapai target, atau rerata mencapai
target → jangan berpuas diri
•Harus dilihat trend, fluktuasi pencapaian,
untuk melihat adanya peluang perbaikan
Capaian Y-Values
92

90

88

86

84

82

80

78

76 Target 75 %
74
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bulan
Pelaporan dan komunikasi
1. Pelaporan Internal:
• Bulanan:
• Laporan dari unit pelayanan ke komite/tim mutu
• Laporan komite/tim mutu ke pimpinan fasyankes
• Triwulan:
• Laporan pimpinan fasyankes ke pemilik
2. Pelaporan eksternal:
• Kepada Kementerian Kesehatan secara berkala melalui
aplikasi
Terimakasih
Contoh validasi dengan MCA
(Measure Categogy Agreement)
Validasi kelengkapan rekam medis rawat inap dalam wilayah
Kriteria ekslusi : rawat inap one day care (sebagai kategori yang dicocokkan
kesesuaiannya
RM Penilai 1 Validator Penilai 1 Validator Keterangan

Kesesuaian Kesesuaian
kriteria kriteria
eksklusi eksklusi
001 S S L L
002 S S L L
003 S S TL TL
004 S TS L N/A one day care
005 S S L L
006 S S TL TL
007 S S L L
008 S S L L
009 S S L L
010 S TS L N/A one day care
Contoh MCA
• Measure category assessment (MCA): (kategori kriteria eksklusi)
• Kesesuaian thd MCA = 8/10 x 100 % = 80 %
• Kesesuaian thd hasil penilaian:
• Penilai 1 Kelengkapan rekam medis = 8/10 x 100 % = 80 %

• Penilai 2 (validator): Kelengkapan rekam medis = 6/8 x 100 % = 75 %

• Perbandingan penilai validator dan penilai 1 = 75/80 x 100 % = 93.75 %

• Kesimpulan: berdasar MCA = 80 % valid lebih dari 75 %

• Perbandingan antara validator dg penilai 93.75 % valid lebih dari 90 %

Anda mungkin juga menyukai