Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK

DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WILANGAN
Jl. Raya Nganjuk-Madiun, Desa Mancon, Kec. Wilangan, Kode Pos : 64462
Kode Pos : 64462- Email: puskesmaswilangan@gmail.com

PENETAPAN INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN TAHUN 2022

SASARAN
INDIKATOR KESELAMATAN
No UNIT KESELAMATAN STANDAR
PASIEN
PASIEN

Mengidentifikasi Persentase Pelaksanaan 100%


UGD dan Rawat pasien dengan benar Prosedur Identifikasi Pada
1.
Inap Pemberian Obat Injeksi
Intravena

Komunikasi efektif Pelaksanaan komunikasi 100%


efektif konsultasi pasien
UGD,RANAP dan
2. kepada dokter via telepon di
Ruang Persalinan
ruang UGD/VK menggunakan
SBAR

Mengurangi risiko Kesesuaian jumlah peresepan 100%


kesalahan pemberian dan jumlah pengeluaran obat
3. Ruang Farmasi obat yang memiliki yang memiliki kemiripan bunyi
(Sound Alike)
Pengucapan mirip
(sound alike)

Kepastian tepat Tidak terdapat Insiden rupture 100%


lokasi, tepat prosedur, tendon yang terabaikan
dan tepat pasien yang (Neglected Rupture Tendon)
4. UGD pada pasien luka robek di regio
akan diberi tindakan.
ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah di ruang
UGD akibat kesalahan
prosedur penjahitan luka.
Pengurangan terjadinya Tidak terdapat Insiden pasien 100%
Ruang Rawat Inap resiko infeksi
5. menderita phlebitis selama
dan Ruang Nifas
perawatan di UPT Puskesmas
Wilangan
Tidak terjadinya pasien Tidak terdapat insiden pasien 100 %
6. RANAP jatuh jatuh selama perawatan rawat
inap di Puskemas Wilangan

Disiapkan oleh Diperiksa oleh Disahkan oleh


Ketua KP Ketua Tim Mutu Kepala Puskesmas Wilangan

Sujoko, Amd. Kep Dr. Yanuar Wisnu Wardana dr. Brantas Erawati
NIP. 19930819 202012 1 006 NIP. 19890123 202203 1 003 NIP. 19790811 200801 2 008
PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WILANGAN
Jl. Raya Nganjuk-Madiun, Desa Mancon, Kec. Wilangan, Kode Pos : 64462
Kode Pos : 64462- Email: puskesmaswilangan@gmail.com

PROFIL INDIKATOR KESELAMATAN PASIEN TAHUN 2022

IDENTIFIKASI PASIEN
Judul Indikator
Dasar Pemikiran
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Tipe Indikator
Satuan Pengukuran
Numerator
Denominator
Target Pencapaian
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Formula Pengukuran
Desain Pengumpulan data
Sumber Data
Populasi atau sampel
Frekuensi Pengumpulan data
Periode waktu pelaporan data
Periode Analisa data
Penyajian data
Instrumen pengambilan data
Penanggung jawab indikator
STANDAR Mengidentifikasi pasien dengan benar
JUDUL INDIKATOR Persentase Pelaksanaan Prosedur Identifikasi Pada Pemberian
Obat Injeksi Intravena
TIPE INDIKATOR Struktur √ Proses Outcome Proses &
Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya puskemas dalam menjaga keselamatan pasien
khususnya dalam prosedur pemberian obat injeksi secara intravena
DEFINISI Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan 2 (dua)
OPERASIONAL identitas yaitu nama pasien dan tanggal lahir pasien sebelum
tindakan dilakukan seperti sebelum memberikan obat, sebelum
mengambil sampel darah, sebelum pemberian transfusi darah atau
produk darah, sebelum mengambil specimen yang lain, serta
sebelum melakukan tindakan prosedur dan asuhan keperawatan,
kemudian mencocokkan dengan gelang pasien.
Pemberian obat injeksi adalah pemberian obat secara injeksi baik
intravena
ALASAN/ IMPLIKASI/ Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar
RASIONALISASI di dalam organisasi kesehatan. Kesalahan mengidentifikasi pasien
merupakan salah satu risiko paling serius terhadap keselamatan
pasien.
FORMULA Jumlah pemberian obat intravena yang dilaksanakan prosedur
identifikasi pasien dengan tepat dan benar, menanyakan 2 (dua)
identitas yaitu nama dan nama KK sebelum tindakan (hitung per-
sediaan obat injeksi) : Jumlah seluruh kegiatan pemberian injeksi
obat intravena dalam satu bulan (hitung per-sediaan obat injeksi) x
100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pemberian obat injeksi intravena yang dilaksanakan
prosedur identifikasi pasien dengan tepat benar (hitung per-sediaan
obat injeksi)
DENOMINATOR Jumlah seluruh kegiatan pemberian obat injeksi intravena selama
satu bulan (hitung per-sediaan obat injeksi)
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat / observasi seluruh kegiatan pemberian injeksi obat intravena
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien yang dilaksanakan pemberian injeksi obat intravena
(khususnya shift pagi)
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Dilaksanakan oleh Ketua tim jaga dengan melaksanakan supervisi
pemberian injeksi obat secara intravena.
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh ketua tim jaga
PELAPORAN sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data
akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Data beberapa
Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala
Instalasi Rawat Inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim
Keselamatan Pasien (KP) Puskesmas Wilangan. Data tersebut akan
direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim Keselamatan Pasien (KP)
Puskesmas Wilangan setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada
tim manajemen mutu puskesmas setiap bulannya. Secara umum data
akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen
rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh tim manajemen
mutu puskesmas
AREA Ruang Unit Gawat Darurat dan rawat inap
STANDAR Meningkatkan komunikasi yang efektif
JUDUL Pelaksanaan komunikasi efektif konsultasi pasien kepada dokter via
INDIKATOR telepon di ruang UGD, RANAP dan VK menggunakan SBAR
TIPE Struktur Proses Outcome √ Proses &
INDIKATOR Outcome
TUJUAN Dengan keterbatasan sumber daya manuasia kesehatan yaitu dokter umum
di Puskemas Wilangan, maka perlu peningkatan keselamatan pasien
melalui komunikasi yang efektif selama pelaksanaan konsultasi via
telepon dengan menyertakan informasi yang lengkap yang dibutuhkan
oleh dokter jaga dalam membuat keputusan klinis dan rencana pelayanan
yang tepat.
DEFINISI Konsultasi pasien UGD, RANAP dan VK via konsul merupakan prosedur
OPERASIONAL penyampaian informasi lengkap pasien berupa identitas, riwayat penyakit,
hasil pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dan pemeriksaan umum, riwayat
alergi, riwayat pengobatan, riwayat keluarga, dan pertolongan yang telah
dilakukan

ALASAN/ Pelaksanaan konsultasi pasien via telepon merupakan tindakan yang


IMPLIKASI/ sering dilakukan dalam pelayanan di ruang UGD, RANAP dan VK
RASIONALISASI Puskesmas Wilangan mengingat terbatasnya petugas medis yang dimiliki
saat ini. Konsultasi via telepon sendiri memiliki risiko tinggi untuk
terjadinya kekurangan penyampaian informasi pasien oleh paramedis
kepada dokter yang dikonsultasikan, sehingga dapat membuat penegakan
diagnosis dan rencana pelayanan yang kurang tepat. Oleh Karenaitu perlu
suatu pemberian informasi yang lengkap pada konsultasi via telepon
kepada dokter jaga.
FORMULA Jumlah pelaksanaan konsultasi pasien UGD, RANAP dan VK kepada
dokter umum via telepon yang dilakukan memenuhi cheklist
penyampaian informasi efektif konsultasi pasien via telepon dibagi
dengan jumlah konsul yang dilakukan oleh sub unit pelayanan Puskesmas
Wilangan dalam satu bulan
NUMERATOR Jumlah konsul yang dilakukan oleh suatu sub unit pelayanan di
puskesmas Wilangan dalam satu bulan

DENOMINATOR Jumlah keseluruhan pelaksanaan konsultasi pasien UGD, RANAP dan


VK kepada dokter umum dalam satu bulan

TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
mengevaluasi kelengkapan penyampaian informasi pasien via telepon
pada pasien UGD, RANAP dan VK oleh paramedic yang dikonfirmasi
oleh dokter jaga keesokan harinya
KRITERIA Seluruh prosedur konsultasi pasien via telepon di ruang UGD, RANAP
INKLUSI dan VK dalam satu bulan
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Dilaksanakan oleh setiap ketua tim jaga ruang UUGD, RANAP dan VK
dalam hari yang bersamaan yang dikonfirmasi oleh dokter jaga pada
keesokan harinya
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh penanggungjawab
PELAPORAN ruangan setiap harinya kemudian dilaporkan kepada tim Keselamatan
Pasien (KP). Seluruh data puskesmas akan dianalisis dan direkapitulasi
oleh tim Keselamatan Pasien (KP) dan dilaporkan kepada tim manajemen
mutu puskemas. Secara umum data akan dievaluasi dan diseminasikan
kepada seluruh komponen puskesmas setiap tiga bulannya
AREA UGD, RANAP dan VK
PIC Kepala Tim Keselamatan Pasien (KP)

STANDAR Mengurangi risiko kesalahan pemberian obat yang memiliki


Pengucapan mirip (sound alike)
JUDUL Kesesuaian jumlah peresepan dan jumlah pengeluaran obat yang
INDIKATOR memiliki kemiripan bunyi (Sound Alike)
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses &
Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya puskesmas dalam menjaga keselamatan pasien
dalam pemberian obat yang memiliki pengucapan mirip (sound alike)
DEFINISI Obat-obatan yang memiliki pengucapan mirip adalah beberapa jenis
OPERASIONAL obat yang memiliki susunan huruf yang hampir sama pada
pengucapannya dan berpotensi menimbulkan kekeliruan pemberian
obat oleh petugas kepada pasien yang beresiko menyebabkan dampak
yang tidak diinginkan (adverse event)
Yang termasuk obat yang memiliki soun alike :
A. Metil prednisolone dan metil ergometrin

ALASAN/ Obat yang memiliki sound alike dengan fungsi yang berbeda
IMPLIKASI/ berpotensi menimbulkan kesalahan pemberian obat oleh petugas
RASIONALISASI kefarmasian mengingat terbatasnya sumber daya manusia kesehatan
baik di rawat inap maupun rawat jalan di Puskesmas Wilangan, oleh
karena itu demi keamanan pasien risiko kesalahan pengambilan obat
yang memiliki sound alike perlu dikendalikan sehingga dapat
mengurangi risiko yang dialami pasien

FORMULA Jumlah peresepan obat yang memiliki penggucapan yang mirip


(sound alike) pada resep/ jumlah obat yang memiliki pengucapan
yang mirip (sound alike) yang keluar pada kartu stok
NUMERATOR Jumlah peresepan obat yang memiliki pengucapan yang mirip (sound
alike) pada resep
DENOMINATOR Jumlah obat yang memiliki pengucapan yang mirip (sound alike)
yang keluar pada kartu stok
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
monitoring setiap menerima resep untuk obat yang memiliki
pengucapan yang mirip
KRITERIA INKLUSI Seluruh permintaan obat yang memiliki pengucapan mirip
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Dilaksanakan oleh petugas apotek setiap menerima resep yang
memiliki pengucapan yang mirip (sound alike)
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh koordinator
PELAPORAN apotek sebagai informasi awal untuk unit nya mengenai jumlah
permintaan obat yang memiliki pengucapan yang mirip (sound alike)
kemudian akan dilaporkan kepada Tim Keselamatan Pasien (KP)
Puskesmas Wilangan. Data Puskemas akan direkapitulasi dan
dianalisis oleh Tim Keselamatan Pasien (KP) setiap bulannya yang
akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu Puskesmas Secara umum
data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen
rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Manajemen Mutu
Puskesmas
AREA Unit Apotek
PIC Kepala Tim Keselamatan Pasien (KP)

STANDAR Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien yang
akan diberi tindakan.
JUDUL Tidak terdapat Insiden rupture tendon yang terabaikan (Neglected
INDIKATOR Rupture Tendon) pada pasien luka robek di regio ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah di ruang UGD akibat kesalahan prosedur
penjahitan luka.
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses &
Outcome
TUJUAN Mengurangi insiden kecacatan yang ditimbukan pada pasien luka
robek (Vulnus Appertum) disertai rupture tendon yang terabaikan
(Neglected Rupture Tendon )
DEFINISI Ruptur Tendon Yang terabaikan merupakan suatu insiden yang
OPERASIONAL terjadi apabila diskontinyuitas tendon yang terjadi akibat luka tidak
terevaluasi dan dilakukan penjaritan luka tanpa dilakukan
penjaritan tendon
ALASAN/ Puskesmas Wilangan merupakan Puskesmas rawat inap yang
IMPLIKASI/ berlokasi didaerah pedesaan dimana mayoritas penduduk bekerja
RASIONALISASI sebagai petani dan peternak, yang menyebabkan insiden luka disertai
ruptur tendon cukup sering ditemukan, sehingga risiko terjadinya
ruptur tendon yang terabaikan juga semakin besar
FORMULA Kasus pasien kontrol akibat luka robek (Vulnus Appertum)pada regio
ekstremitas atas dan ekstermitas bawah yang tidak mengalami
keterbatasan gerak sendi akibat rupture tendon yang terabaikan
(Neglected rupture tendon) dalam satu bulan dibagi dengan jumlah
keseluruhan pasien yang luka pada regio ekstremitas dalam satu bulan
NUMERATOR Kasus pasien luka robek (Vulnus appertum) pada regio ekstremitas
atas dan ekstermitas bawah yang mengalami keterbatasan gerak sendi
akibat rupture tendon yang terabaikan (Neglected rupture tendon)
dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah keseluruhan pasien yang luka robek (vulnus appertum) pada
regio ekstremitas dalam satu bulan
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat kondisi pasien kontrol luka dengan riwayat luka robek
(Vulnus appertum) pada regio ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
KRITERIA INKLUSI Seluruh kasus luka robek (vulnus Appertum) pada ekstremitas atas
dan bawah
KRITERIA Pasien post vulnus appertum yang tidak kontrol ke Puskesmas
EKSKLUSI Wilangan
PENCATATAN Dilaksanakan oleh Penanggung jawab ruang UGD
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan olehkepala UGD-RI
PELAPORAN mengenai jumlah tindakan penjaritan luka pada lokasi ekstremitas
bawah dan ekstremitas atas dengan dokumentasi checklist
pemeriksaan tendon yang lengkap kemudian data akan dilaporkan
kepadan tim keselamatan pasien (KP) dan dilakukan analisis setiap
bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu Puskesmas,
secara umum data akan dievaluasi serta diseminasikan kepada seluruh
komponen puskesmas setiap 3 bulannya

AREA Ruang Unit gawat Darurat


PIC Kepala Tim Keselamatan Pasien (KP)

STANDAR Mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan


JUDUL Tidak terdapat Insiden pasien menderita phlebitis selama perawatan di
INDIKATOR UPT Puskesmas Wilangan
TIPE Struktur Proses √ Outcome Proses &
INDIKATOR Outcome
TUJUAN Tergambarnya tujuan program keselamatan pasien yaitu pencegahan
infeksi nosokomial
DEFINISI Plebitis merupakan infeksi yang tejadi pada pembuluh darah yang dapat
OPERASIONAL terjadi akibat pemasangan IV kateter yang tidak sesuai standar.
ALASAN/ Puskesmas Wilangan merupakan puskesmas rawat inap, dimana
IMPLIKASI/ porsedur pemasangan infus (IV cateter) sehingga risiko terjadinya
RASIONALISASI plebitis pada prosedur pemasangan infus yang tidak sesuai standar.
FORMULA Jumlah komulatif pasien yang dirawat di ruang rawat Inap dan nifas
yang tidak mengalami komplikasi flebitis selama perawatan dibagi
dengan seluruh pasien yang dirawat di ruang VK/Rawat Inap selama
satu bulan
NUMERATOR Jumlah komulatif pasien yang dirawat di ruang rawat inap dan nifas
yang tidak mengalami komplikasi flebitis selama perawatan selama satu
bulan
DENOMINATOR Jumlah komulatif seluruh pasien yang dirawat di ruang rawat inap dan
ruang nifas
TARGET ≥80%
SAMPLING Dilakukan dengan total sampling pada pasien yang tidak mengalami
flebitis di ruang rawat inap dan ruang nifas
KRITERIA -
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan dilakukan setiap hari dengan mengidentifikasi terjadinya
kasus flebitis pada pasien dengan pemasangan infus (IV cateter di ruang
rawat inap dan ruang nifas Puskesmas Wilangan)
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan
PELAPORAN rawat inap dan Kepala Ruangan ruang nifas kemudian data akan
kemudian akan dikoordinasikan kepada Tim Keselamatan pasien (KP)
Puskesmas Wilangan akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim
Keselamatan Pasien (KP) setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada
Manajemen Mutu Puskesmas , Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan kepada seluruh komponen rumah setiap tiga bulan
yang dikoordinasikan oleh Unit Manajemen Mutu
AREA Semua Area Klinis
PIC Kepala Tim KESELAMATAN PASIEN (KP)

STANDAR Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh


JUDUL Tidak terdapat insiden pasien jatuh selama perawatan rawat inap di
INDIKATOR Puskemas Wilangan
TIPE Struktur Proses Outcome √ Proses &
INDIKATOR Outcome
TUJUAN Kejadian pasien jatuh yang terjadi selama dirawat di puskesmas
Wilangan dapat menyebabkan konsekuensi yang serius dan bahkan
mengancam keselamatan banyak pasien.
DEFINISI Pasien jatuh adalah pasien yang mengalami insiden secara cepat dan tiba-
OPERASIONAL tiba berpindah posisi dari tempat tidur ke lantai sampai setengah atau
lebih bagian tubuh berada di lantai, sehingga memungkinkan pasien
mengalami cedera ringan sampai berat atau tidak menimbulkan cedera.
ALASAN/ Perawat bertanggung jawab dalam mengidentifikasi pasien yang beresiko
IMPLIKASI/ jatuh dan membuat suatu rencana perawatan untuk meminimalkan resiko.
RASIONALISASI Kekurangan staf, perawat yang tidak berpengalaman, serta tidak memiliki
pengetahuan yang cukup dapat membuat pasien beresiko untuk jatuh dan
mengalami perlukaan. Salah satu upaya untuk mengurangi resiko pasien
jatuh adalah dengan menempatkan perawat profesional pada bangsal-
bangsal tempat perawatan pasien.
Insiden : selalu terjadi insiden setiap bulan.
FORMULA Jumlah pasien jatuh selama satu bulan (orang) : Jumlah hari pasien
dirawat menurut bangsal perawatan dalam bulan yang sama (hari) x
1000‰=___‰
NUMERATOR Jumlah pasien jatuh selama satu bulan
DENOMINATOR Jumlah hari pasien dirawat di ruang rawat inap dan nifas dalam bulan
yang sama
TARGET 0‰
SAMPLING Dicari dengan total sampling setiap ada insiden pasien jatuh dengan
dokumentasi pelaporan yang dapat dicatat berdasarkan format pelaporan
yang ditetapkan puskesmas
KRITERIA Pasien jatuh yang terjadi saat berada di unit rawat inap
INKLUSI
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Pencatatan setiap laporan dilakukan oleh masing-masing unit yang
mengalami insiden pasien jatuh, yang dipantau setiap hari
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh Kepala Ruangan
PELAPORAN Rawat Inap, kemudian data akan kemudian akan dikoordinasikan kepada
Tim Keselamatan pasien (KP) Puskesmas Wilangan akan direkapitulasi
dan dianalisis oleh Tim Keselamatan Pasien (KP) setiap bulannya yang
akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu Puskesmas , Secara umum
data akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen
rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh Unit Manajemen
Mutu
AREA Ruang Rawat Inap
PIC Kepala Tim Keselamatan pasien (KP)

Anda mungkin juga menyukai