DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WILANGAN
Jl. Raya Nganjuk-Madiun, Desa Mancon, Kec. Wilangan, Kode Pos : 64462
Kode Pos : 64462- Email: puskesmaswilangan@gmail.com
SASARAN
INDIKATOR KESELAMATAN
No UNIT KESELAMATAN STANDAR
PASIEN
PASIEN
Sujoko, Amd. Kep Dr. Yanuar Wisnu Wardana dr. Brantas Erawati
NIP. 19930819 202012 1 006 NIP. 19890123 202203 1 003 NIP. 19790811 200801 2 008
PEMERINTAH KABUPATEN NGANJUK
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS WILANGAN
Jl. Raya Nganjuk-Madiun, Desa Mancon, Kec. Wilangan, Kode Pos : 64462
Kode Pos : 64462- Email: puskesmaswilangan@gmail.com
IDENTIFIKASI PASIEN
Judul Indikator
Dasar Pemikiran
Dimensi Mutu
Tujuan
Definisi Operasional
Tipe Indikator
Satuan Pengukuran
Numerator
Denominator
Target Pencapaian
Kriteria Inklusi
Kriteria Eksklusi
Formula Pengukuran
Desain Pengumpulan data
Sumber Data
Populasi atau sampel
Frekuensi Pengumpulan data
Periode waktu pelaporan data
Periode Analisa data
Penyajian data
Instrumen pengambilan data
Penanggung jawab indikator
STANDAR Mengidentifikasi pasien dengan benar
JUDUL INDIKATOR Persentase Pelaksanaan Prosedur Identifikasi Pada Pemberian
Obat Injeksi Intravena
TIPE INDIKATOR Struktur √ Proses Outcome Proses &
Outcome
TUJUAN Tergambarnya upaya puskemas dalam menjaga keselamatan pasien
khususnya dalam prosedur pemberian obat injeksi secara intravena
DEFINISI Prosedur identifikasi pasien adalah kegiatan menanyakan 2 (dua)
OPERASIONAL identitas yaitu nama pasien dan tanggal lahir pasien sebelum
tindakan dilakukan seperti sebelum memberikan obat, sebelum
mengambil sampel darah, sebelum pemberian transfusi darah atau
produk darah, sebelum mengambil specimen yang lain, serta
sebelum melakukan tindakan prosedur dan asuhan keperawatan,
kemudian mencocokkan dengan gelang pasien.
Pemberian obat injeksi adalah pemberian obat secara injeksi baik
intravena
ALASAN/ IMPLIKASI/ Kesalahan identifikasi pasien diakui sebagai masalah yang terbesar
RASIONALISASI di dalam organisasi kesehatan. Kesalahan mengidentifikasi pasien
merupakan salah satu risiko paling serius terhadap keselamatan
pasien.
FORMULA Jumlah pemberian obat intravena yang dilaksanakan prosedur
identifikasi pasien dengan tepat dan benar, menanyakan 2 (dua)
identitas yaitu nama dan nama KK sebelum tindakan (hitung per-
sediaan obat injeksi) : Jumlah seluruh kegiatan pemberian injeksi
obat intravena dalam satu bulan (hitung per-sediaan obat injeksi) x
100% = ___%
NUMERATOR Jumlah pemberian obat injeksi intravena yang dilaksanakan
prosedur identifikasi pasien dengan tepat benar (hitung per-sediaan
obat injeksi)
DENOMINATOR Jumlah seluruh kegiatan pemberian obat injeksi intravena selama
satu bulan (hitung per-sediaan obat injeksi)
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat / observasi seluruh kegiatan pemberian injeksi obat intravena
KRITERIA INKLUSI Seluruh pasien yang dilaksanakan pemberian injeksi obat intravena
(khususnya shift pagi)
KRITERIA EKSKLUSI -
PENCATATAN Dilaksanakan oleh Ketua tim jaga dengan melaksanakan supervisi
pemberian injeksi obat secara intravena.
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh ketua tim jaga
PELAPORAN sebagai informasi awal untuk unit masing-masing, kemudian data
akan dilaporkan kepada Kepala Instalasi Rawat Inap. Data beberapa
Ruangan Rawat Inap akan direkapitulasi dan dianalisis oleh Kepala
Instalasi Rawat Inap, kemudian akan dilaporkan kepada Tim
Keselamatan Pasien (KP) Puskesmas Wilangan. Data tersebut akan
direkapitulasi dan dianalisis oleh Tim Keselamatan Pasien (KP)
Puskesmas Wilangan setiap bulannya yang akan dilaporkan kepada
tim manajemen mutu puskesmas setiap bulannya. Secara umum data
akan dievaluasi serta dideseminasikan kepada seluruh komponen
rumah setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh tim manajemen
mutu puskesmas
AREA Ruang Unit Gawat Darurat dan rawat inap
STANDAR Meningkatkan komunikasi yang efektif
JUDUL Pelaksanaan komunikasi efektif konsultasi pasien kepada dokter via
INDIKATOR telepon di ruang UGD, RANAP dan VK menggunakan SBAR
TIPE Struktur Proses Outcome √ Proses &
INDIKATOR Outcome
TUJUAN Dengan keterbatasan sumber daya manuasia kesehatan yaitu dokter umum
di Puskemas Wilangan, maka perlu peningkatan keselamatan pasien
melalui komunikasi yang efektif selama pelaksanaan konsultasi via
telepon dengan menyertakan informasi yang lengkap yang dibutuhkan
oleh dokter jaga dalam membuat keputusan klinis dan rencana pelayanan
yang tepat.
DEFINISI Konsultasi pasien UGD, RANAP dan VK via konsul merupakan prosedur
OPERASIONAL penyampaian informasi lengkap pasien berupa identitas, riwayat penyakit,
hasil pemeriksaan fisik tanda-tanda vital dan pemeriksaan umum, riwayat
alergi, riwayat pengobatan, riwayat keluarga, dan pertolongan yang telah
dilakukan
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
mengevaluasi kelengkapan penyampaian informasi pasien via telepon
pada pasien UGD, RANAP dan VK oleh paramedic yang dikonfirmasi
oleh dokter jaga keesokan harinya
KRITERIA Seluruh prosedur konsultasi pasien via telepon di ruang UGD, RANAP
INKLUSI dan VK dalam satu bulan
KRITERIA -
EKSKLUSI
PENCATATAN Dilaksanakan oleh setiap ketua tim jaga ruang UUGD, RANAP dan VK
dalam hari yang bersamaan yang dikonfirmasi oleh dokter jaga pada
keesokan harinya
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan oleh penanggungjawab
PELAPORAN ruangan setiap harinya kemudian dilaporkan kepada tim Keselamatan
Pasien (KP). Seluruh data puskesmas akan dianalisis dan direkapitulasi
oleh tim Keselamatan Pasien (KP) dan dilaporkan kepada tim manajemen
mutu puskemas. Secara umum data akan dievaluasi dan diseminasikan
kepada seluruh komponen puskesmas setiap tiga bulannya
AREA UGD, RANAP dan VK
PIC Kepala Tim Keselamatan Pasien (KP)
ALASAN/ Obat yang memiliki sound alike dengan fungsi yang berbeda
IMPLIKASI/ berpotensi menimbulkan kesalahan pemberian obat oleh petugas
RASIONALISASI kefarmasian mengingat terbatasnya sumber daya manusia kesehatan
baik di rawat inap maupun rawat jalan di Puskesmas Wilangan, oleh
karena itu demi keamanan pasien risiko kesalahan pengambilan obat
yang memiliki sound alike perlu dikendalikan sehingga dapat
mengurangi risiko yang dialami pasien
STANDAR Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien yang
akan diberi tindakan.
JUDUL Tidak terdapat Insiden rupture tendon yang terabaikan (Neglected
INDIKATOR Rupture Tendon) pada pasien luka robek di regio ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah di ruang UGD akibat kesalahan prosedur
penjahitan luka.
TIPE INDIKATOR Struktur Proses √ Outcome Proses &
Outcome
TUJUAN Mengurangi insiden kecacatan yang ditimbukan pada pasien luka
robek (Vulnus Appertum) disertai rupture tendon yang terabaikan
(Neglected Rupture Tendon )
DEFINISI Ruptur Tendon Yang terabaikan merupakan suatu insiden yang
OPERASIONAL terjadi apabila diskontinyuitas tendon yang terjadi akibat luka tidak
terevaluasi dan dilakukan penjaritan luka tanpa dilakukan
penjaritan tendon
ALASAN/ Puskesmas Wilangan merupakan Puskesmas rawat inap yang
IMPLIKASI/ berlokasi didaerah pedesaan dimana mayoritas penduduk bekerja
RASIONALISASI sebagai petani dan peternak, yang menyebabkan insiden luka disertai
ruptur tendon cukup sering ditemukan, sehingga risiko terjadinya
ruptur tendon yang terabaikan juga semakin besar
FORMULA Kasus pasien kontrol akibat luka robek (Vulnus Appertum)pada regio
ekstremitas atas dan ekstermitas bawah yang tidak mengalami
keterbatasan gerak sendi akibat rupture tendon yang terabaikan
(Neglected rupture tendon) dalam satu bulan dibagi dengan jumlah
keseluruhan pasien yang luka pada regio ekstremitas dalam satu bulan
NUMERATOR Kasus pasien luka robek (Vulnus appertum) pada regio ekstremitas
atas dan ekstermitas bawah yang mengalami keterbatasan gerak sendi
akibat rupture tendon yang terabaikan (Neglected rupture tendon)
dalam satu bulan
DENOMINATOR Jumlah keseluruhan pasien yang luka robek (vulnus appertum) pada
regio ekstremitas dalam satu bulan
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat kondisi pasien kontrol luka dengan riwayat luka robek
(Vulnus appertum) pada regio ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
KRITERIA INKLUSI Seluruh kasus luka robek (vulnus Appertum) pada ekstremitas atas
dan bawah
KRITERIA Pasien post vulnus appertum yang tidak kontrol ke Puskesmas
EKSKLUSI Wilangan
PENCATATAN Dilaksanakan oleh Penanggung jawab ruang UGD
ANALISA & Rekapitulasi dan analisa sederhana dilaksanakan olehkepala UGD-RI
PELAPORAN mengenai jumlah tindakan penjaritan luka pada lokasi ekstremitas
bawah dan ekstremitas atas dengan dokumentasi checklist
pemeriksaan tendon yang lengkap kemudian data akan dilaporkan
kepadan tim keselamatan pasien (KP) dan dilakukan analisis setiap
bulannya yang akan dilaporkan kepada Manajemen Mutu Puskesmas,
secara umum data akan dievaluasi serta diseminasikan kepada seluruh
komponen puskesmas setiap 3 bulannya