PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laboratorium kesehatan merupakan salah satu sarana kesehatan yang diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang terbaik terhadap individu dan masyarakat dalam rangka
mewujudkan masyarakat sehat tahun 2020 yang berperan sebagai pendukung maupun
penegak dari sebuah diagnosis penyakit dalam upaya peningkatan kesehatan yang optimal.
Menurut Permenkes Nomor 37 Tahun 2012 Laboratorium Puskesmas adalah sarana
pelayanan kesehatan di puskesmas yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia dan penentuan jenis penyakit,
penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan
perorangan dan masyarakat. Sebagai bagian yang intergral dari pelayanan kesehatan,
pelayanan laboratorium sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan berbagai program dan upaya
kesehatan, dan dimanfaatkan untuk keperluan penegakkan diognosis, pemberian pengobatan
dan evaluasi hasil pengobatan serta pengambilan keputusan lainnya.
Oleh karena itu mutu pelayanan laboratorium kesehatan haruslah baik dan bermutu agar
dapat memberikan hasil pemeriksaan laboratorium yang tepat, teliti, benar, dapat dipercaya
dan memuaskan pengguna jasa. Dalam penatalaksanaan pasien yang diawali dengan
anemnese pasien dan pemeriksaan fisik. Dalam kasus ringan mungkin dokter atau pengguna
jasa lain dapat segera menentukan diagnosa sehingga langsung dapat memberikan terapi.
Namun pada kasus-kasus yang lebih serius pemeriksaan laboratorium menjadi sangat
dibutuhkan dalam penentuan diagnosa, prediksi, terapi dan pemantauan suatu penyakit.
Maka sebagai konsekuensi hasil laboratorium yang berkualitas / bermutu sangat diperlukan
oleh dokter agar diagnosa dapat ditegakkan dan terapi yang diberikan menjadi lebih tepat
dan efisien.
Unit Laboratorium Puskesmas Plandaan memberikan pelayanan untuk pasien rawat
jalan dan rawat inap. Laboratorium Puskesmas Plandaan juga terlibat dalam mendukung
kegiatan lintas program TB, program kusta, program ANC terpadu, program UKS, Prolanis
dan VCT.
B. TUJUAN PEDOMAN
1. TujuanUmum :
Untuk menunjang diagnosis penyakit di dalam tubuh manusia
2. Tujuan Khusus :
Pemeriksaan laboratorium juga sebagai ilmu terapan untuk menganalisa cairan tubuh
dan jaringan guna membantu petugas kesehatan dalam mendiagnosis dan mengobati
pasien.
1
3. Tujuan Pemeriksaan Laboratorium
untuk menunjang diagnosis klinis
uji skrening (deteksi awal penyakit)
sebagai pedoman terapi
panduan prognosis
menyingkirkan suatu kemungkinan diagnosis
C. SASARAN PEDOMAN
Pedoman pelayanan laboratorium ini digunakan sebagai acuan petugas dan pihak terkait
dalam pelaksanaan pelayanan laboratorium sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan
dan mutu laboratorium serta meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas.
E. BATASAN OPERASIONAL
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah pemeriksan yang mencakup beberapa pemeriksaan
antara lain : Darah Lengkap ( DL ) Analyzer , Hemoglobin, Hitung Lekosit dan Hitung
Trombosit
2. Pemeriksaan Faal Hemostasis
Pemeriksaan Faal Hemostasis meliputi Waktu Perdarahan dan Waktu Pembekuan
3. Pemeriksaan Mikrobiologi
Pemeriksaan Mikrobiologi meliputi pemeriksaan Malaria, pemeriksaan BTA sputum,
pemeriksaan BTA kusta, dan pemeriksaan Jamur.
4. Pemeriksaan Faeses Lengkap
Pemeriksaan Feses Lengkap adalah memeriksaan faeses meliputi Makroskopis dan
Mikroskopis
5. Pemeriksaan Imuno-Serologi
Pemeriksaan Imuno-Serologi meliputi pemeriksaan Widal, Golongan Darah, HBs Ag,
HIV, Syphilis.
6. Pemeriksaan Kimia Klinik
2
Pemeriksaan Kimia Klinik meliputi kadar Gula Darah (puasa , 2 JPP, dan kadar gula
acak), Profil Lipid ( Cholesterol Total ), Faal Ginjal ( Asam Urat ).
7. Pemeriksaan Urine Lengkap
Pemeriksaan Urine Lengkap meliputi PH, BJ, Protein, Reduksi, Bilirubin, Urobilin,
Keton, nitrit dan Sedimen urine
8. Pemeriksaan Tes Kehamilan
3
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
Tenaga Teknis
Tenaga teknis laboratorium puskesmas mempunyai tugas dan tanggung jawab :
1. Melaksanakan kegiatan teknis operasional laboratorium sesuai kompetensi dan
kewenangan berdasarkan pedoman pelayanan dan standar prosedur operasional.
2. Melaksanakan kegiatan mutu laboratorium
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga kesehatan
lain
6. Menyiapkan bahan rujukan specimen
4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Distribusi ketenagaan di laboratorium:
Petugas terdiri dari 1 orang koordinator pelayanan sekaligus bertindak sebagai tenaga teknis
laboratorium
C. JADWAL KEGIATAN
Kegiatan pelayanan laboratorium
Hari Senin – Kamis : Pukul 07.30 – 12.00
Hari Jum’at : Pukul 07.30 – 10.30
Hari Sabtu : Pukul 07.30 – 11.30
5
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANGAN
MEJA PEMERIKSAAN
M
E
J
A
P
E Meja
3m M
E
R
1
K
S
A
A
N Lemari Es
55 cm
B. STANDAR FASILITAS
1. Perlengkapan
a. Kursi pengambilan sampel darah
b. Meja pengambilan sampel darah
c. Kursi petugas laboratorium
d. Bak cuci /sink
1.) Dilengkapi keran untuk mengalirkan air bersih
2.) Ukuran 50cm x 40 cm dengan kedalaman 15 cm
3.) Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengelolaan air
limbah puskesmas
e. Meja Pemeriksaan
f. Lemari pendingin ( refrigerator )
g. Lemari alat
h. Rak reagent
i. Meja administrasi
6
2. Peralatan
Daftar Peralatan Laboratorium Puskesmas Plandaan
7
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. RUANG LINGKUP
1. Tata laksana Pelayanan Pemeriksaan Laboratorium
a. Alur pelayanan laboratorium
KASIR
Laboratorium
Pengambilan /
penerimaan spesimen
Pemeriksaan
Validasi hasil
pemeriksaan
Penyerahan Hasil
Untuk Pasien BPJS (ASKES PNS, JKM, MANDIRI), KJS, JKD, KIS
8
2. Tata laksana pengambilan specimen pemeriksaan laboratorium
Sebelum dilaksanakan pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium
diperhatikan tentang persiapan pasien ( yang membutuhkan persiapan ) lalu dilakukan
permintaan persetujuan untuk tindakan medis laboratorium terlebih dahulu.
Jenis –jenis kegiatan pengambilan specimen antara lain :
a. Penggambilan specimen Darah Vena
Pengambilan darah vena adalah pengambilan darah dari pembuluh vena
b. Penggambilan Darah Kapiler
Pengambilan darah kapiler adalah darah yang diambil dari pembuluh kapiler
c. Pengambilan specimen Urine
Pengambilan specimen urine adalah kegiatan dalam penampungan sampel/specimen
urin sewaktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan fungsi ginjal dan saluran kencing
d. Penggambilan specimen Tinja
Pengambilan specimen/sampel tinja adalah kegiatan dalam pengumpulan sampel
yang di perlukan untuk pemeriksaan tinja
e. Penggambilan specimen Dahak
Pengambilan sputum adalah pengambilan sampel dahak dari penderita suspek TBC
f. Penggambilan specimen Morbus Hansen /kusta
Pengambilan specimen Morbus Hansen(MH /kusta/lepra) adalah pengambilan
spesiment skin smear pada cuping telinga kanan dan kiri dan juga pada kelainan
kulit(lesi) yang aktif pada pasien suspek kusta
3. Tata laksana pemeriksaan laboratorium.
Tata laksana laboatorium meliputi:
a. Pemeriksaan Hematologi
b. Pemeriksaan Kimia Klinik
c. Pemeriksaan Urinalisa
d. Pemeriksaan Parasitologi
e. Pemeriksaan Mikrobiologi
f. Pemeriksaan Imuno-serologi
4. Tata laksana Rujukan laboratorium
Jika laboratorium yang tidak mampu melakukan pemeriksaan maka specimen atau pasien
dikirim ke laboratorium lain
Specimen yang akan dirujuk harus diberi label berisi nama pasien, umur, jenis kelamin,
jenis pemeriksaan dan disertai formulir pemeriksaan kemudian sampel diambil oleh
petugas laboratorium rujukan
5. Tata laksana program TB
Tata laksana program TB dilakukan sesuai dengan program DOTs
6. Tata laksana pencatatan dan pelaporan hasil pemeriksaan
9
a. Pencatatan
Pencatatan selain untuk pemantauan data juga untuk evaluasi.
Macam – macam pencatatan antara lain :
Buku register laboratorium
Blangko hasil pemeriksaan
Buku rujukan
Buku serah terima hasil pemeriksaan laboratorium
b. Pelaporan
Pelaporan yang harus disampaikan secara berkala ke dinas kesehatan kabupaten / kota
berupa laporan bulanan yang merupakan hasil rekapitulasi pencatatan harian. Laporan
triwulan dan tahunan sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaporan hasil laboratorium untuk
penyakit tertentu menggunakan formulir baku yang sudah ditentukan oleh program
B. METODE
Metode pemeriksaan laboratorium di Puskesmas menggunakan metode manual, semi
automatik dan automatik.
C. LANGKAH KEGIATAN
10
4. Sampel diberi etiket/label sesuai dengan identitas pasien
5. Sampel diantar oleh perawat ke laboratorium.
6. Sampel segera dianalisa oleh petugas laboratorium.
7. Formulir Hasil Pemeriksaan diserahkan kembali kepada petugas Rawat Inap
8. Hasil pemeriksaan dicatat dalam Buku Register Hasil
11
● PENGAMBILAN SPESIMEN URINE
1. Petugas menyiapkan pot urine
2. Pot urine diberi label nama, alamat
3. Petugas memberi informasi cara pengambilan sampel yang benar (urin yang keluar
pertama dibuang kemudian urin selanjutnya ditampung kira-kira 10 ml pada pot
urine sebagai sampel dan sisa urin selanjutnya dibuang)
4. Petugas menyuruh pasien untuk mengambil sampel urin dikamar mandi
5. Petugas menerima sampel dari pasien
6. Petugas mencatat pada buku register, nama, umur, jenis kelamin, dan alamat pasien
7. Petugas memberi informasi waktu pengambilan hasil
8. Petugas cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
12
7. Pagi hari setelah bangun tidur biasanya rangsangan batuk sangat kuat, maka pasien
diminta menahannya dan tarik nafas dalam-dalam
8. Kemudian segera batukkan kuat-kuat agar dahak keluar
9. Dahak ditampung di pot sputum yang sudah disediakan
10. Sputum dibawah ke lab untuk diserahkan ke petugas lab
13
a. Petugas laboratorium menekan tombol [MENU], masuk ke menu COUNT lalu
tekan tombol [SAMPLE MODE] dan pada layar muncul pemeriksaan dengan
metode (whole blood / prediluted) dengan display warna biru.
b. Petugas laboratorium menekan tombol [ID] untuk mengisi/menuliskan data
pasien.
c. Petugas laboratorium mengocok sample darah dengan anti koagulan EDTA.
d. Petugas laboratorium menekan tombol [OPEN] masukkan sample ke lubang
posisi 1 ( ↑ ), tutup dan tekan tombol [ASPIRATE].
e. Hasil akan tampil pada layar. Untuk mencetak hasil tekan tombol [PRINT] dan
akan hasil akan tercetak secara otomatis.
4. Mematikan alat :
a. Petugas laboratorium menekan tombol [MENU] pilih SHUTDOWN. Proses
mematikan alat akan bekerja lalu muncul perintah pada layar untuk menghisapkan
“E-Z CLEANSER” yang diletakkan dalam tabung pada lubang posisi 1 ( ↑ ).
b. Petugas laboratorium menutup dan menekan tombol [ASPIRATE]. Bila proses
selesai, tabung akan keluar secara otomatis Lalu tekan tombol [OFF] dan alat akan
mati dengan sendirinya.
14
9. Baca pada mikroskop dengan pembesaran lensa objektif 40x untuk mengetahui
kandungan sedimen secara mikroskopis.
10. Catat hasil pada Buku Register Hasil Urine Lengkap
● PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN
1. Siapkan sampel darah.
2. Isi tabung sahli dengan HCl 0,1 N sampai tanda 2
3. Hisap darah menggunakan pippet sahli sampai tanda garis (20 mikro liter)
4. Bersihkan dengan tisu, bagian luar pippet yang terkena darah sampel.
5. Masukkan darah kedasar tabung sahli yang telah diisi HCl 0,1 N dengan pelan - pelan
6. Bilas pipet dengan bagian atas cairan HCl yang bening.
7. Kocok sampai homogen
8. Diamkan 5 menit
9. Encerkan pelan- pelan sambil diaduk sampai perubahan warna yang terjadi sama
dengan warna standart.
10. Nilai Hb dilihat dari skala yang ditunjukkan batas atas cairan
11. Catat hasil pemeriksaan pada buku register
15
● PEMERIKSAAN GOLONGAN DARAH
1. Ambil darah kapiler dari ujung jari pasien dengan menggunakan Blood Lancet
2. Teteskan darah kapiler pada cover glass di tiga tempat berbeda.
3. Pada tetesan darah 1 tambahkan 1 tetes anti A (warna biru)
4. Pada tetesan darah 2 tambahkan 1 tetes anti B (warna kuning)
5. Pada tetesan darah 3 tambahkan 1 tetes anti AB ( tidak berwarna )
6. Baca Hasil :
a. Gol. Darah A : Aglutinasi pada tetes darah 1 dan 3
b. Gol Darah B : Aglutinasi pada tetes darah 2 dan 3
c. Gol. Darah AB : Aglutinasi pada semua tetes darah
d. Gol Darah O : Tidak ada Aglutinasi pada semua tetes darah
7. Catat hasil pada Buku Register
● PEMERIKSAAN KOLESTEROL
1. Masukkan strip pemeriksaan cholesterol pada alat
2. Tunggu sampai terlihat tanda tetes darah pada layar
3. Teteskan darah pada stik
4. Tunggu beberapa saat, hasil akan terlihat pada layar
5. Catat hasil pada buku Register
16
4. Tutup dengan cover glass
5. Lihat pada mikroskop perbesaran 45 X , lihat adanya telur cacing, larva, bakteri,
Amuba, erytrosit, lekosit dan lain lain
6. Hasil dicatat pada buku register hasil Feaces Lengkap
● PEMERIKSAAN BTA
A. PEMBUATAN SEDIAAN
1. Kaca obyek diberi No. Kode pada sisi kanan kaca obyek.
2. Pilih bagian dahak yang kental, warna kuning kehijauan, atau pus. Ambil sedikit
bagian tersebut dengan memakai ose / tusuk gigi.
3. Ratakan di atas kaca obyek dengan ukuran 2 – 3 cm. Apusan dahak jangan terlalu
tebal/tipis. Keringkan pada suhu kamar.
4. Setelah itu sediaan langsung diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelsen.
B. PEWARNAAN ZIEHL NEELSEN
1. Letakkan sediaan diatas rak pewarna, kemudian tuang larutan Carbol Fuchsin
sampai menutupi seluruh sediaan.
2. Panasi sediaan secara hati-hati diatas api selama 3 menit sampai keluar uap tetapi
jangan sampai mendidih. Biarkan selama 5 menit
3. Cuci dengan air mengalir
4. Tuang HCL-Alkohol 3% sampai warna merah dari Fuchsine hilangtunggu2 menit
5. Cuci dengan air mengalir.
6. Tuangkan larutan Methyline Blue 0,1 % dan tunggu 10 – 20 detik.
7. Cuci dengan air mengalir
8. Keringkan di rak pengering.
C. PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS
1. Siapkan sediaan BTA
2. Letakkan pada meja mikroskop
3. Set objektif 10 X
4. Periksa dan cari lapang pandang yanglekosit merata
5. Teteskan oil emersi
6. Putar objektif ke pembesaran 100 x
7. Cari bakteri tahan asam ( batang warna merah ) dalam 100 lapang pandang.
8. Laporkan. Menurut skala IUATLD
Negatif bila tidak ditemukan
Pos 1 bila ditemukan 10 – 99 dalam 100 LP
Pos 2 bila ditemukan 1-9 / LP
Pos 3 Bila ditemukan >10 / LP
Hasil pemeriksaan dicatat di Buku Register Hasil
17
● PEMERIKSAAN MALARIA
Pembuatan sediaan
1.1. Sediaan Darah Tebal
1.1.1. Letakkan Obyek glass dengan 2 tetes darah diatas meja dengan tetesan darah
menghadap keatas.
1.1.2. Ambil obyek glass lain, tempelkan ujungnya pada tetesan darah dan lebarkan
dengan arah melingkar berlawanan jarum jam, sampai sediaan berdiameter ± 1
cm
1.1.3. Biarkan sampai kering
1.1.4. Beri identitas (nama, umur, alamat pasien) pada obyek glass dengan
menggunakan pensil kaca.
1.1.5. Setelah tetesan darah pada obyek glass benar2 kering, rendam dalam aquadest
sampai tetesan tadi berwarna pucat (pemisahan hemoglobin).
1.1.6. Keringkan sediaan
Pewarnaan sediaan
Dilakukan dengan pewarnaan giemsa :
2.1. Encerkan larutan giemsa stok (0,75 %) 1 bagian dengan larutan buffer 9 bagian
2.2. Letakkan sediaan diatas rak pewarna, kemudian tuangi dengan larutan giemsa
sebanyak ± 2,5 ml dan biarkan selama 30 menit.
2.3. Tuangi aquadest diatas sediaan tadi, sampai zat pewarna hilang.
2.4. Keringkan sediaan
Pembacaan Sediaan
3.1. Sediaan yang sudah diwarnai dan sudah kering diperiksa dibawah mikroskop
3.2. Baca sediaan pada pembesaran obyektif 100x dan okuler 10x
18
3.3. Baca sediaan secara zig-zag, yaitu dari sisi kesisi yang lain kemudian kembali kesisi
semula dan begitu seterusnya.
3.4. Catat hasil di Buku register.
19
10. Kepala Puskesmas menerima laporan hasil Penilaian ketepatan waktu
penyerahan hasil dari tim mutu Puskesmas,
11. Kepala Puskesmas meminta untuk merencanakan tindak lanjut terhadap hasil
penilaian,
12. Tim manajemen mutu pelayanan klinis Puskesmas membuat rencana tindak lanjut
terhadap hasil penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil.
● PENGELOLAAN REAGEN
1. Petugas menggunakan kaidah pertama masuk –pertama keluar (FIFO ) first in first
out yaitu reagen yang lebih dulu masuk persediaan harus digunakan lebih dahulu
2. Petugas menggunakan reagen yang mempunyai masa kadaluwarsa pendek untuk
dipakai terlebih dahulu. (FEFO) first expire first out guna menjamin barang tidak
rusak akibat penyimpanan lama
3. Petugas menyimpanlarutan berwarna dan larutan organik dalam botol coklat/ botol
plastik putih susu
4. Petugas menempatkan reagen pada tempat sesuai petunjuk reagen.
5. Petugas menyimpan reagen pada tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
6. Petugas menyimpan reagen padasuhu kamar atau suhu dingin ( 2o C – 8o C)
tergantung jenis reagen
7. Petugas membuat kartu stok pemakaian reagen.
20
NO NAMA REAGEN KEMASAN SUHU
● PENGELOLAAN LIMBAH
1. Persyaratan wadah limbah.
Terbuat dari bahan kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, permukaan halus.
21
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
Wadah limbah kuning untuk limbah medis
Wadah limbah hitam untuk limbah non medis.
Wadah limbah merah untuk limbah B3.
Untuk limbah medis, B3 dan non medis lapisi kantong plastic untuk memudahkan
pembuangan ke penampungan.
Untuk limbah medis tajam gunakan safety box sekali pakai
23
1. Hemoglobin dewasa gr/dl <5 -
2. Hematokrit % < 15 -
3. Trombosit /µl <30.000 -
Jika mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium seperti tersebut diatas tetapkan
sebagai nilai kritis
24
3. Koordinator yannis mancatat hasil monitoring dalam laporan hasil evaluasi laporan
pemeriksaan lab yg kritis,
4. Koordinator yannis menganalisa hasil monitoring
5. Koordinator yannis melakukan crosceck kepada petugas lab dan peminta
pemeriksaan terhadap hasil lab kritis yang dilaporkan segera
6. Koordinator yannis menyampaikan hasil temuan pada saat rapat puskesmas,
7. Koordinator yannis menanyakan permasalahan yg ada sehubungan dengan hasil
temuan,
8. Koordinator yannis dan anggota rapat menganalisa penyebab masalah,
9. Koordinator yannis dan anggota rapat menentukan tindak lanjut,
10. Koordinator yannis menekankan kepada petugas lab segera melaporkan hasil
pemeriksaan lab yang kritis kepada peminta pemeriksaan,
Notulen mendokumentasikan hasil rapat untuk menentukan tindak lanjut dari
masalah.
2. PENYIMPANAN
2.1. Reagent yang datang disimpan sesuai dengan prosedur penyimpanan yang tertera
dalam kemasan Reagent.
2.2. Kulkas tempat penyimpanan reagent harus selalu diperiksa suhunya agar sesuai
dengan syarat penyimpanan reagent dengan cara :
a Letakkan termometer dalam kulkas
b. Atur suhu kulkas sesuai dengan syarat suhu dalam penyimpanan reagent
c. Di cek suhunya tiap hari pada pagi hari, catat pada buku pemantauan suhu.
d. Usahakan agar kulkas selalu dalam keadaan hidup
e. Bersihkan kulkas setiap dua bulan
2.3. Reagent yang sudah dibuka bisa bertahan sampai masa kadaluarsa habis bila
disimpan pada suhu (2-8)0 C
2.4. Jika suhu penyimpanan di lemari pendingin di luar (2-8) 0C maka reagen yang
belum terbuka dapat bertahan 1 minggu, sedangkan reagen yang sudah dibuka
25
dapat bertahan 3 hari. Kemudian segera pindahkan terlebih dahulu reagen ke lemari
pendingin unit lain dan minta ke bagian sarana untuk perbaikan lihat Protap Alur
Laporan Kerusakan Dari Bagian-bagian
3. KONTROL KADALUARSA
o Reagent yang baru datang diperiksa masa kadaluarsanya
o Bila mendekati masa kadaluarsanya (tiga bulan) maka segera dikembalikan ke
supplier untuk diretur
o Reagen yang lama di cek masa kadaluwarsanya tiap bulan, kalau sudah Kadaluwarsa
buat berita acara pemusnahan.
4. DISTRIBUSI REAGEN
1. Distribusi reagen dilakukan bila ada permintaan pemeriksaan laborat di bagian
laborat sendiri.
2. Distribusi berdasarkan prinsip first in first out
● PELABELAN
1. Petugas membuat kartu stock penggunaan reagen .
2. Petugas membuatkan label pada setiap reagen yang tidak ada labelnya atau reagen
yang dibuat sendiri.
3. Petugas menuliskan tanggal penerimaan reagen pada label.
4. Petugas menuliskan nama reagen pada label.
5. Petugas menuliskan tanggal pertama kali dibuka pada label.
6. Petugas menuliskan Expired Date pada label.
7. Petugas menuliskan konsentrasi reagen pada label.
8. Petugas menuliskan jumlah kandungan isi reagen pada label.
9. Petugas menuliskan tanda bahaya berupa pictogram tanda hitam pada latar belakang
oranye untuk reagen yang berbahaya
10. Petugas menuliskan symbol bahaya( E untuk zat yang mudah meledak, O untuk zat
yang mengalami oksidasidan F untuk zat yang mudah terbakar )
11. Petugas memastikan label terpasang benar dan tidak mudah lepas
● EVALUASI REAGENT
1. Perhatikan tanggal kadaluarsa reagensia
2. Catat tanggal kadaluarsa reagensia pada kartu stok ketika menerima barang.
3. Catat tanggal kadaluarsa reagensia ketika mengeluarkan barang untuk digunakan
pelayanan.
4. Musnahkan/buang reagensia yang telah melewati masa kadaluarsa.
26
5. Catat tanggal pada botol ketika mulai menggunakan.
6. Untuk stik urine dan reagensia kimia klinik, musnahkan bila sudah 4 bulan sejak
dibuka untuk digunakan
27
6. Lakukan evaluasi, tindak lanjut dan perbaikan atas hasil PME
7. Dokumentasikan seluruh proses kegiatan PME dalam file
● PERBAIKAN ALAT
1. Petugas mendapatkan alat dengan hasil yang menyimpang ketika dilakukan
kaliberasi/ validasi,
2. Petugas menginventaris alat – alat yang menyimpang tersebut (rusak),
3. Petugas memisahkan alat yang rusak untuk segera dilakukan perbaikan.
4. Petugas membuat laporan mengenai alat dan barang yang rusak,
5. Petugas memberikan laporan alat yang rusak kepada pengelola barang,
5. Petugas membuat surat pengajuan perbaikan alat untuk alat – alat yang rusak,
6. Kepala Puskesmas menyetujui rencana perbaikan alat
7. Petugas meminta kepada pengelola barang untuk dilakukan perbaikan.
8. Petugas menginformasikan kepada klinisi bahwa alat masih dalam perbaikan.
9. Petugas menerima alat yang sudah diperbaiki dari kordinator barang,
10. Petugas mengajukan alat yang sudah diperbaiki kepada Kepala Puskesmas untuk
dilakukan kaliberasi ulang
28
4. Petugas menggunakan handscoun dan sarung tangan yang tebal untuk mengambil
forsep/ pecahan untuk mencegah penularan specimen yang infeksius.
5. Petugas menggunakan pipet otomatis dan tidak menggunakan pemipetan mulut
karena dapat menyebabkan tertelannya organisme pathogen.
6. Petugas menggunakan alat masker guna melindungi terhirupnya partikel
mikroorganisme patogen
7. Petugas menggunakan jas laborat yang telah terstandar.
8. Petugas menggunakan sterilisator pada alat laborat untuk menghindari kontaminasi
mikroorganisme yang patogen
9. Petugas menggunakan insenerator untuk penanganan limbah hasil pemeriksaan
laborat
10. Petugas melakukan desinfektan disebelum dan sesudah pemeriksaan laboratorium
29
1. Ka TU melaporkan kepada Kepala puskesmas bahwa akan ada pelatihan dan
pendidikan untuk prosedur, bahan yang berbahaya ataupun alat yang baru bagi
petugas laboratorium.
2. Kepala puskesmas mengintruksikan kepada petugas laboratorium untuk mengikuti
pelatihan dan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat yang
baru.
3. Petugas melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa pelatihan dan pendidikan
untuk prosedur yang baru, bahan berbahaya dan alat yang baru telah dilaksanakan.
4. Petugas membuat laporan hasil pelatihan pendidikan untuk prosedur yang baru,
bahan berbahaya dan alat yang baru
5. Petugas menyampaikan hasil pelatihan dan pendidikan melalui rapat lokmin
puskesmas.
6. Petugas membuat SPO penggunaan prosedur yang baru, bahan berbahaya atau alat
yang baru
7. Petugas menerapkan pelatihan pendidikan untuk prosedur yang baru, bahan
berbahaya dan alat yang baru melalui kegiatan pelayanan di laboratorium.
8. Petugas berusaha meningkatkan kinerja pelayanan laborat di puskesmas sesuai SPO.
9. Koordinator layanan klinis melakukan evaluasi pelaksanaan penggunaan prosedur
yang baru, bahan berbahaya atau alat yang baru menggunakan daftar tilik.
10. Koordinator layanan klinis melaporkan kepada kepala puskesmas bahwa telah
dilakukannya evaluasi
30
10. Petugas menyimpan semua berkas dokumen yang telah diverivikasi oleh pengelola
K3
BAB V
LOGISTIK
31
A. Manajemen Logistik
Pengelolan logistik Laboratorium Puskesmas Plandaan dimulai dari pembuatan perencanaan
kebutuhan reagen dan bahan habis pakai yang diperlukan selama 1 tahun termasuk untuk
buffer stok berdasarkan analisis kebutuhan tahun lalu ditambah 10 %. Dari rencana usulan
kebutuhan tersebut kita ajukan untuk pembuatan RUK tahun yang akan datang dengan
menggunakan anggaran dana JKN kapitasi. Setelah RUK tersebut disetujui dan sudah
menjadi DPA (Dokumen Pelaksana Anggaran) baru kita laksanakan pengadaan kebutuhan
logistik. Setiap bahan yang datang dilakukan dulu proses pemeriksaan oleh tim pemeriksaan
pengadaan barang Dinkes Kab.Jombang setelah itu baru diserahkan ke Bendahara Barang
Puskesmas untuk didistribusikan di Gudang Farmasi lalu diserahkan ke unit Laboratorium.
Bahan laboratorium yang sudah ada harus ditangani secara cermat dengan
mempertimbangkan :
1. Perputaran pemakaian dengan menggunakan kaidah :
a. Pertama masuk pertama keluar ( fifo-first in-first out )
b. Masa kadaluarsa pendek dipakai dahulu ( fefo-first expired first out )
Hal ini untuk menjamin barang tidak rusak akibat penyimpanan yang terlalu lama
2. Tempat penyimpanan
3. Suhu/kelembapan
4. Sirkulasi udara
5. Incompatibility/bahan kimia yang tidak boleh bercampur
6. Lakukan pencatatan dan pelaporan semua logistik yang masuk penggunaannya setiap
bulan sehingga diketahui kondisi logistik setiap reagen melalui lidian harian dan LPLPO
laboratorium.
32
Jenis-jenis logistik yang ada di Laboratorium Puskesmas Plandaan meliputi bahan-bahan
essensial dan non essensial adalah :
NO. NAMA REAGENT DAN BAHAN LAIN
1. Alkohol 70 %
2. Aquadest
3. Cat Giemsa
4. Cat Ziehl Nelsen
5. Rinse
6. EZ Cleanser
7. Diluent
8. Lyse
9. EDTA
10. HCL 0,1 N
11. Probe cleaner
12. Lar.KOH 10 %
13. Larutan methanol
14. NaCl 0.85 %
15. Reagen Salmonella typhi O
16. Reagen Salmonella typhi H
17. Reagen Paratyphi AO
18. Reagen Paratyphi BO
19. Reagent Golongan darah anti-A
20. Reagent Golongan darah anti-B
21. Stik Asam Urat
22. Stik Cholesterol
23. Stik Gula Darah
24. Stik Hbs Ag
25. Stik Urine 3 P
26. Stik Urine Lengkap 10 P
27. Test kehamilan
28. Reagen Anti-HIV SD
29. Reagen HIV Fokus
30. Reagen HIV Vikia
31. Syphillis
32. Lar. Turk
33. Lar. Rees Ecker
34. Stik Hb
33
1. Spuit 3 cc
2. Blood lancet
3. Kartu golongan darah
4. Handscoon
5. Kapas
6. Plaster
7. Masker
8. Safety box
9. Mess
10. Needle 25”
11. Tusuk gigi
12. Cover glass
13. Objek glass
14. Yellow tipe
15. Blue tipe
16. Bayclin.
BAB VI
34
KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN
Patient safety atau keselamatan pasien didefinisikan sebagai upaya pencegahan terjadinya
bahaya pada pasien atau pencegahan terjadinya luka atau kecelakaan yang disebabkan oleh
tindakan medis atau dalam bahasa yang lebih sederhana patient safety adalah pencegahan
error/kesalahan dan kejadian merugikan bagi pasien terkait layanan kesehatan.
Patient safety dan kualitas layanan merupakan faktor yang sangat penting dari setiap layanan
kesehatan. Patient safety menjadi prioritas dari setiap tindakan diagnosa, penanganan dan
perawatan di Puskesmas, termasuk di laboratorium klinik dan tempat layanan kesehatan lainnya.
Patient safety menjadi tanggung jawab dokter, perawat, analis kesehatan dan semua orang
yang bekerja dalam bidang layanan kesehatan yang sudah berkomitmen untuk merawat ,
menolong, menjaga, menjaga dan menghadirkan kenyamanan bagi pasien. Pasien memperoleh
manfaat terbesar dari penyedia layanan kesehatan terbaik, terhindar dari penderitaan dan cidera
yang tidak perlu, berkurangnya biaya yang harus dibayar dan perbaikan akses kesehatan. Petugas
kesehatan pun diuntungkan karena memiliki lingkungan dan budaya kerja yang lebih sehat,
sedangkan manajemen akan memperoleh benefit operasional yang lebih efisien dan
meningkatkan kinerja keuangan.
Kesalahan atau “error” merupakan salah satu hal yang dapat mengancam keselamatan
pasien atau patient safety. Ada beberapa jenis sumber kesalahan yang dapat terjadi dalam
layanan kesehatan secara umum yaitu :
1. Kesalahan komunikasi ( kegagalan komunikasi pasien atau yang mewakili pasien dengan
praktisi, praktisi dengan staf non medis, atau antar sesama praktisi )
2. Manajemen pasien ( delegasi atau penugasan yang tidak sesuai, kegagalan menelusuri,
rujukan yang salah, dll )
3. Kinerja klinis ( sebelum, sesudah dan intervensi )
Error atau kesalahan pada tingkat fatal dapat mengakibatkan pasien mengalami kesakitan
lebih lama atau bahkan kematian, pasien dan keluarga dirugikan secara material dan
psikologis, dan hal ini menyebabkan hilangnya kepercayaan terhadap profesional
kesehatan.
Sasaran utama patient safety di laboratorium klinik adalah meningkatkan keselamatan
pasien dan mengurangi kesalahan pada seluruh tahapan proses pemeriksaan. Fokus
keselamatan pasien adalah tahap pre analitik ( sebelum pemeriksaan ) dan pasca analitik
( setelah pemeriksaan )
Salah satu contoh keselamatan pasien di laboratorium adalah proses sampling yang aman
dan nyaman, penatalaksaan terhadap nilai kritis, serta bagaimana prosedur penyampaian
hasil pemeriksaan cyto.
35
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien
2. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien
3. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
4. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas
5. Tidak terjadinya pasien jatuh
BAB VII
36
KESELAMATAN KERJA
37
5. Tidak makan, minum dan merokok didalam laboratorium
6. Tidak menyentuh mata dan mulut saat sedang bekerja
7. Tidak diperbolehkan menyimpan makanan di dalam lemari pendingin yang
digunakan untuk menyimpan bahan-bahan klinik atau riset
8. Tidak diperbolehkan melakukan pengisapan pipet melalui mulut gunakan peralatan
mekanik ( seperti penghisap karet ) atau pipet otomatis
9. Tidak membuka sentrifuge sewaktu masih berputar
10. Membersihkan semua peralatan bekas pakai dengan desinfektan larutan klorin 0,5%
dengan cara merendam selama 10-15 menit
11. Membersihkan ( didekontaminasi ) permukaan tempat bekerja/ meja kerja dan alat
laboratorium setiap kali selesai bekerja dengan menggunakan larutan desinfektan
( lar.klorin 0.05 %)
12. Memakai sarung tangan rumah tangga sewaktu membersihkan alat-alat laboratorium
dari bahan gelas
13. Memisahkan sampah medis dan non medis pada tempat yang disediakan
14. Semua wadah bekas dahak diberi larutan klorin setelah pengambilan specimen
38
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya.
Mempunyai tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah
untuk masing-masing kegiatan.
Kantong plastik diangkat setiap hari atau apabila 3/4 bagian telah terisi sampah.
Setiap tempat pengumpulan sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus
sampah dengan label dan warna seperti digambarkan pada tabel 7 sebagai
berikut :
2. Limbah cair
39
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/domestik, limbah cair infeksius dan limbah
cair kimia.
Cara menangani limbah cair :
a. Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
b. Limbah cair infeksius dan kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan
yang berlaku, dengan bekerja sama dengan pihak yang ditunjuk sebagai
pengelola limbah medis yang ditunjuk
40
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
A. Pengendali Mutu Program
Demi menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu dari waktu ke waktu diperlukan bakuan
mutu yaitu meliputi :
1. Tiap pelaksana laboratorium memiliki pegangan yang jelas tentang apa dan bagaimana
prosedur melakukan suatu aktifitas.
2. Ada standar yang tertulis untuk memudahkan proses pelatihan bagi tenaga pelaksana
baru yang akan dipercayakan untuk mengerjakan suatu aktifitas
3. Kegiatan yang dilaksanakan dengan mengikuti prosedur baku yang tertulis akan
menjamin konsistensinya mutu hasil yang dicapai.
4. Kebijakan mutu dibuat oleh penanggung jawab laboratorium.
5. Standar operasional prosedur dan instruksi kerja dibuat oleh tenaga teknis laboratorium
dan disahkan oleh penanggung jawab laboratorium puskesmas.
B. Tujuan Pengendali Mutu Program
Untuk menjamin tercapai dan terpeliharanya mutu layanan laboratorium yang tepat dan
akurat .
C. Jenis-jenis Kegiatan Pengendali Mutu Program
1. Pemantapan Mutu Internal meliputi :
a. Tahap Pra Analitik adalah tahap mulai mempersiapkan pasien, menggambil
spesimen, menerima spesimen, memberi identitas spesimen, mengirim spesimen
rujukan sampai dengan menyimpan spesimen
Persipan pasien
Sebelum spesimen diambil harus diberikan penjelasn kepada pasien
mengenai persiapan dan tindakan yang dilakukan
Penerimaan spesimen
Petugas penerimaan spesimen harus memeriksa spesimen kesesuaian
spesimen yang diterima dengan formulir pemeriksaan dan mencatat kondisi
spesimen saat diterima antara lain volume, warnah, kekeruhan, dan
konsitensi. Spesimen yang tidak sesuai memenuhi persyaratan hendaknya
ditolak
Penanganan spesimen
Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan
spesimen sudah tepat, penanganan spesimen sudah benar untuk pemeriksaan
– pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar
Pengiriman spesimen
41
Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan
sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta.
Penyimpanan spesimen
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan
memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa
Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain :
o Disimpan pada suhu kamar
o Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0° C - 8° C
o Dapat diberikan bahan pengawet
o Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum
b. Tahap Analitik
Adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan memelihara alat
laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol dan
pemeriksaan spesimen
Persiapan reagen
Reagen memenuhi syarat sesuai standart yang berlaku, masa kedaluarssa
tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara
pengenceran sudah benar
Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan
Harus dilakukan kalibrasi dan pemeliharaan peralatan laboratorium secara
teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi
Beberapa alat laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah :
# Lemari Es
# Micropipet
# Centrifuge
# Fotometer
Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol
Pemeriksaan spesimen menurut metode dan prosuder sesuai SOP masing –
masing parameter
c. Tahap Pasca Analitik
Adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan validasi hasil
serta memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan.
Kegiatan pemantapan mutu internal lainnya yang dilakukan di puskesmas antara lain :
1. Pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen
2. Pembuatan SOP untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis pemeriksaan
42
2. Pemantapan Mutu Eksternal
Adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain diluar laboratorium
yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam
bidang pemeriksaan tertentu
3. Peningkatan Mutu
Adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh laboratorium sebagai tindak
lanjut dari pemantapan mutu internal dan pemantapan mutu eksternal untuk
meningkatkan kinerja labortaorium
43
BAB IX
PENUTUP
44
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, Pedoman Pelayanan Laboratorium Puskesmas Plandaan telah dapat diselesaikan.
Saat ini standart pelayanan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting. Khususnya
di instansi laboratorium. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi petugas untuk menyelenggarakan
pelayanan kesehatan kepada pasien sesuai dengan batasan dan tanggung jawab masing – masing.
Disamping itu dalam rangka meningkatkan mutu Puskesmas Plandaan dan melaksanakan visi
dan misinya, diperlukan panduan pelayanan untuk pemeriksaan laboratorium agar senantiasa
dapat menjaga mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien.
Kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi – tingginya kepada semua
pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan pedoman ini. Saran serta kritik
membangun tentunya sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dan perbaikan dimasa
mendatang.
Akhir kata semoga pedoman ini bermanfaat bagi tenaga Laboratorium dalam
memberikan pelayanan di Puskesmas Plandaan
DAFTAR ISI
45
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...….1
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….....1
B. TUJUAN PEDOMAN :…………………………………………………………………...1
1. TUJUAN UMUM
2. TUJUAN KHUSUS
C. SASARAN PEDOMAN………………………………………………………………..…2
D. RUANG LINGKUP PEDOMAN…………………………………………………...…….2
E. BATASAN OPERASIONAL……………………………………………………….…….2
BAB II STANDAR KETENAGAAN……………………………………………………….……4
A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA………………………………………
…..4
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN……………………………………………………….…..5
C. JADWAL KEGIATAN…………………………………………………………………...5
BAB III STANDAR FASILITAS…………………………………………………………….…..6
A. DENAH RUANG…………………………………………………………………………6
B. STANDAR FASILITAS……………………………………………………….……….....7
BAB IV TATALAKSANA PELAYANAN………………………………………………………8
A. LINGKUP KEGIATAN…………………………………………………………………..8
B. METODE………………………………………………………………………………...10
C. LANGKAH KEGIATAN………………………………………………………………..10
BAB V LOGISTIK………………………………………………………………………………32
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN……………………………….…...……..35
BAB VII KESELAMATAN KERJA………………………………………………………...….37
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU…………………………………………………………..41
BAB IX PENUTUP……………………………………………………………………………..44
46
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PELAYANAN LABORATORIUM
PUSKESMAS PLANDAAN
PUSKESMAS PLANDAAN
KABUPATEN JOMBANG
TAHUN 2019
47