Anda di halaman 1dari 25

PEDOMAN LABORATORIUM

UPTD PUSKESMAS RAWAT INAP BINUANGEUN


KABUPATEN LEBAK
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas berkah dan rahmat-Nya Pedoman
Laboratorium ini dapat terwujud…..

2
DAFTAR ISI

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.43 Tahun 2019 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat disebutkan bahwa Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah
suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan
oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.
Dengan makin berkembangnya teknologi kesehatan, meningkatnya
tuntutan masyarakat akan pelayanan kesehatan yang berkualitas, adanya transisi
epidemiologi penyakit, perubahan struktur demografi, otonomi daerah, serta
masuknya pasar bebas, maka Puskesmas diharapkan mengembangkan dan
meningkatkan mutu layanannya. Untuk meningkatkan mutu pelayanan yang
optimal, maka diperlukan kegiatan yang dapat menentukan diagnosa penyakit
secara pasti yaitu pelayanan laboratorium yang bermutu.
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan, atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas. Laboratorium Kesehatan UPTD Puskesmas Rawat Inap Binuangeun
terdiri dari pelayanan rawat jalan dan pelayanan cito (urgent).

B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pelayanan laboratorium mencakup mulai dari menerima
surat permintaan dari dalam dan luar puskesmas, melakukan pemeriksaan,
melakukan pemantapan mutu eksternal dan internal sampai proses

4
penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien atau dokter
pengirim.

C. BATASAN OPERASIONAL
Laboratorium Puskesmas melaksanakan pengukuran, penetapan, dan
pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, menunjang diagnosis penyakit, penyebaran penyakit, kondisi
kesehatan, atau faktor yang dapat berpengaruh pada kesehatan perorangan dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
1. Tujuan
Melakukan pemeriksaan penunjang kesehatan guna membantu
menegakkan diagnosa penyakit.
2. Kegunaan
Tempat pemeriksaan, pengujian, penetapan dan pengukuran terhadap
bahan (sample) tertentu untuk mendapatkan hasil sebagai informasi guna
membantu menegakkan diagnosa penyakit.

D. LANDASAN HUKUM
1. Peraturan Menteri Kesehatan No.43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat.
2. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 37 Tahun 2013 tentang Cara
Penyelenggaraan Laboratorium Pusat Kesehatan Masyarakat.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No. 411 tahun 2010 tentang Pemantapan Mutu
Eksternal

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. POLA KETENAGAAN
Untuk dapat melaksanakan fungsinya dan menyelenggarakan upaya wajib
Puskesmas, Laboratorium UPTD Puskesmas Rawat Inap Binuangeun mempunyai
pola ketenagaan. Yang dapat dilihat pada table berikut :

Pola ketenagaan dan kualifikasi SDM di Laboratorium adalah :


No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah Keterangan
1. Penanggung jawab Dokter Umum 1
2. Tenaga Teknis ATLM (DIII) 1
3. Tenaga Teknis Terlatih Perawat (DIII/DIV/Ners) 4

B. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB


A. Penanggung Jawab Laboratorium Puskesmas
Penanggung jawab Laboratorium Puskesmas mempunyai tugas dan
tanggung jawab:
1. Menyusun rencana kerja dan kebijakan teknis laboratorium.
2. Bertanggung jawab terhadap mutu laboratorium, validasi hasil
pemeriksaan laboratorium, mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayanan laboratorium.
3. Melaksanakan pengawasan, pengendalian dan evaluasi kegiatan
laboratorium.
4. Merencanakan dan mengawasi kegiatan pemantapan mutu.

6
B. Tenaga Teknis
1. Melaksanakan pelayanan pemeriksaan Laboratorium
2. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan.
3. Menyelenggarakan Pengendalian Mutu Pemeriksaan.
4. Memvalidasi hasil pemeriksaan Laboratorium.
5. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
6. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau
tenaga kesehatan lain.
7. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.

C. Tenaga Teknis Terlatih


1. Membantu tenaga teknis melaksanakan teknis operasional laboratorium
sesuai delegasi dari tenaga teknis.
2. Melaksanakan pelayanan pemeriksaan Laboratorium
3. Melaksanakan kegiatan pencatatan dan pelaporan.
4. Melaksanakan kegiatan kesehatan dan keselamatan kerja laboratorium.
5. Melakukan konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium atau tenaga
kesehatan lain.
6. Menyiapkan bahan rujukan spesimen.

7
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANGAN
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
laboratorium Puskesmas. Ruangan yang ada di laboratorium di Puskesmas Rawat Inap
Binuangeun terdiri dari ruang pengambilan sampel, ruang pemeriksaan sampel, kamar
mandi, dan ruang pemeriksaan Mikrobiologi. Ruangan laboratorium di Puskesmas
Bandar 1 bisa dilihat pada denah berikut ini :

3
1
2

Gambar 1: Denah Ruang Laboratorium Puskesmas Rawat Inap Binuangeun

Keterangan :
1. Ruang Tunggu
2. Ruang pengambilan dan pemeriksaan sampel
3. Kamar mandi
4. Ruang mikrobiologi

8
B. Standar Sarana
Ruangan laboratorium merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan fisik
bangunan/ruangan laboratorium itu sendiri, dalam lingkup ini adalah ruangan
laboratorium Puskesmas. Persyaratan sarana/ruangan laboratorium Puskesmas adalah
sebagai berikut :
a. Ruangan yang ada di laboratorium terdiriri dari 4 ruangan diantaranya ruang
tunggu, ruang pengambilan dan pemeriksaan sampel, kamar mandi dan ruang
mikrobiologi.
b. Langit langit berwarna putih dan mudah dibersihkan.
c. Dinding berwarna terang, berbahan keras, tidak berpori pori, kedap air, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia ( keramik).
d. Lantai terbuat dari bahan yang tidak licin, tidak berpori, warna terang, dan
mudah dibersihkan serta tahan terhadap bahan kimia.
e. Pintu diruang pemeriksaan memakai kaca yang bisa dilihat dari luar.
f. Kamar kecil/WC pasien laboratorium bergabung dengan WC pasien
Puskesmas.

C. Peralatan
Peralatan yang ada di puskesmas :
1. Meja pengambilan sampel darah
a. Menggunakan meja kayu ukuran 2m x 60cm
b. Mempunyai laci
2. Kursi petugas laboratorium dan kursi pasien :
a. Kursi mempunyai sandaran baik, kursi petugas maupum kursi pasien
b. Berbahan material kuat dari besi
3. Bak cuci/sink
a. Wastafel dilengkapi keran yang mengalirkan air bersih
b. Dilengkapi saluran/pipa pembuangan air kotor menuju sistem pengolahan
air limbah Puskesmas.

9
4. Meja pemeriksaan
a. Lebar meja adalah 60 cm dengan panjang 200 cm
b. Meja terdiri dari tiga tempat dalam ruang pemeriksaan. Meja satu untuk
tempat alat hematologi analyzer, meja kedua untuk tempat mikroskop, dan
meja ketiga untuk tempat sentrifuge dan rotator. Meja terbuat dari bahan
keramik berwarna putih
5. Lemari pendingin
a. Berfungsi untuk menyimpan reagen dan sampel
b. Reagent dan sampel disimpan dalam lemari pendingin
6. Rak reagent
a. Fungsi untuk menyimpan reagent
b. ukuran sesuai kebutuhan
c. bahan dapat terbuat dari kayu dilapisi dengan teflon/formika

10
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN LABORATORIUM

A. PROSEDUR PELAYANAN LABORATORIUM


1. Persiapan petugas
Mengenakan perlengkapan keselamatan kerja antara lain masker, jas
laboratorium, sarung tangan sebelum memulai aktifitas, menyiapkan
formulir serta alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Persiapan Pemeriksaan dan Administrasi
 Menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratorium.
 Petugas laboratorium memanggil pasien sesuai nomor urut antrian
untuk pasien rawat jalan sedangkan untuk pasien rawat inap petugas
laboratorium mengambil sampel ke ruangan masing-masing pasien.
 Petugas mencocokkan identitas pasien dan memberikan informasi tarif
pemeriksaan yang diminta untuk pasien non BPJS.
 Petugas laboratorium Memberi penjelasan kepada pasien cara
pengambilan sampel pemeriksaan laboratorium yang akan dilakukan.
 Bila tidak dapat dikerjakan karena keterbatasan alat meminta pasien
kembali ke pengirim/perujuk untuk dirujuk ke tingkat lebih lanjut.
3. Pemeriksaan
 Petugas mengambil sampel sesuai jenis pemeriksaan
 Menulis hasil pemeriksan pada formulir hasil pemeriksaan
laboratorium.
 Petugas menulis identitas pasien dan hasil pemeriksaan pada buku
register dan formulir hasil pemeriksaan serta menandatanganinya.
4. Pembiayaan
 Menuliskan biaya pemeriksaan pada bukti pembayaran dan diserahkan
kepada pasien .

11
5. Penyerahan hasil
 Melakukan verifikasi hasil pemeriksaan sebelum diserahkan.
 Petugas tandatangan pada formulir hasil pemeriksaan
 Menyerahkan hasil pemeriksaan laboratorium kepada pasien dengan
terlebih dahulu menanyakan identitas (nama, tanggal lahir dan alamat)
 Pasien diminta kembali ke pengirim/perujuk (BPU, BPG, KIA) untuk
pasien rawat jalan, sedangkan untuk pasien rawat inap petugas
laboratorium memberikan hasil pemeriksaaan kepada bidan atau
perawat yang jaga

B. ALUR PEMERIKSAAN LABORATORIUM

C. JENIS-JENIS DAN METODE PEMERIKSAAN


1. JENIS-JENIS PEMERIKSAAN
Kemampuan pemeriksaan laboratorium di Puskesmas meliputi
pemeriksaan pemeriksaan dasar seperti :
a. Hematologi : Hemoglobin
b. Kimia klinik : Glukosa, Asam Urat, dan Kolesterol Total.
c. Mikrobiologi : Bakteri Tahan Asam (BTA)
d. Parasitologi : Sediaan Apus Darah Tepi (SADT) Malaria.
e. Imunologi : Golongan darah, Rapid Tes HIV, Rapid Tes HbsAg,
Rapid Tes Syphilis, Rapid Tes Malaria,
f. Urinalisa : Tes Urin Kehamilan, Glukosa urin, dan Protein Urin.

2. METODE
Metode pemeriksaan laboratorium Puskesmas menggunakan metode
manual dan semi automatik.

12
BAB V
PENGADAAN LOGISTIK

1. REAGEN
Reagen yang ada di laboratorium UPTD Puskesmas Rawat Inap
Binuangeun meliputi:
1. Carbol Fuchsin 1% 7. Minyak imersi
2. Methylene Blue 0,1% 8. Anti sera A
3. Asam alcohol 3% 9. Anti sera B
4. Larutan Methanol 10. Anti sera AB
5. Giemsa Stock 11. Anti sera D
6. Larutan Buffer
Penanganan dan penyimpanan reagen sesuai persyaratan antara lain :
a. Perhatikan tanggal kadaluwarsa, suhu penyimpanan.
b. Pemakaian reagen dengan metode first in first out ( seusai urutan
penerimaan ).
c. Sisa pemakaian reagen tidak diperbolehkan dikembalikan ke dalam
sediaan induk.
d. Perhatikan perubahan warna, adanya endapan, kerusakan, yang terjadi
pada sediaan reagen.
e. Segera tutup kembali botol sediaan reagen setelah digunakan.
f. Lindungi label dari kerusakan.
g. Tempatkan reagen dalam botol berwarna gelap dan lemari supaya
tidak kena cahaya matahari langsung.

2. BAHAN LAIN YANG HARUS TERSEDIA


Bahan habis pakai lain yang harus tersedia di Laboratorium UPTD
Puskesmas Rawat Inap Binuangeun antara lain:

13
1. Handscoon 14. Stik Kolesterol
2. Masker dispossible 15. Stik Urin 3 Parameter
3. Swab Alkohol 70% 16. Stik tespack
4. Lancets 17. Stik hemoglobin
5. Spuit 3cc 18. Yellow Tip
6. Mikropore 19. Rapid HIV Kit
7. Jarum Vacum 20. Rapid HbsAg Kit
8. Tabung Antikoagulan 21. Rapid Syphilis Kit
EDTA 22. Rapid Malaria Kit
9. Objek Glass 23. Rapid Antigen Covid-
10. Pot Steril Dahak 19 Kit
11. Pot Urin 24. Spirtus
12. Stik Glukosa Darah 25. Lysole
13. Stik Asam Urat 26. Kartu Golongan darah

14
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Setiap kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas dapat


menimbulkan bahaya/resiko terhadap pasien yang berada di dalam laboratorium
maupun lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi/mencegah bahaya yang terjadi,
setiap petugas laboratorium melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Kegiatan tersebut merupakan program upaya kesehatan dan keselamatan
laboratorium. Program Upaya keselamatan pasien di laboratorium diantaranya
sebagai berikut.
1. Salah memberikan hasil pemeriksaan laboratorium
2. Penggunaan reagen yang sudah kadaluarsa
3. Kesalahan dalan melakukan Tindakan sampling

15
BAB VII
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LABORATORIUM

Hal-hal yang perlu diperhatikan:


A. Di Tempat Kerja dan Lingkungan Kerja
8. Desain Tempat Kerja Yang Menunjang K3
 Ruang kerja dirancang khusus untuk memudahkan proses kerja di
laboratorium
 Tempat kerja disesuaikan dengan posisi atau cara kerja
 Pencahayaan cukup dan nyaman
 Ventilasi cukup dan sesuai
 Prosedur kerja tersedia di setiap ruangan dan mudah dijangkau jika
diperlukan
 Dipasang tanda peringatan untuk daerah berbahaya
9. Sanitasi Lingkungan
 Semua ruangan harus bersih, kering dan higienis
 Sediakan tempat sampah yang sebelah dalamnya dilapisi dengan kantong
plastik dan diberi tanda khusus
 Tata ruang laboratorium harus baik sehingga tidak dapat dimasuki/ menjadi
sarang serangga atau binatang pengerat
 Sediakan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan dibersihkan
secara teratur
 Petugas laboratorium dilarang makan dan minum dalam laboratorium
 Dilarang meletakkan hiasan dalam bentuk apapun di dalam laboratorium

16
B. Proses Kerja, Bahan dan Peralatan Kerja
1. Melaksanakan praktek laboratorium yang benar setiap petugas laboratorium harus
mengerti dan melaksanakan upaya pencegahan terhadap bahaya yang mungkin
terjadi, dapat menggunakan setiap peralatan laboratorium dan peralatan kesehatan
dan keselamatan kerja dengan benar, serta mengetahui cara mengatasi apabila
terjadi kecelakaan di laboratorium.
2. Tersedia fasilitas laboratorium untuk kesehatan dan keselamatan kerja, seperti
tempat cuci tangan dengan air yang mengalir dan alat pemadam kebakaran.
3. Petugas wajib memakai alat pelindung diri (jas laboratorium, masker, sarung
tangan, alas kaki tertutup) yang sesuai selama bekerja.
4. Jas laboratorium yang bersih harus dipakai terus menerus selama bekerja dalam
laboratorium dan harus dilepaskan serta ditinggalkan di laboratorium (hati-hati
dengan jas laboratorium yang berpotensi infeksi).
5. Untuk menghindari kecelakaan, rambut panjang harus diikat ke belakang dengan
rapi.
6. Petugas harus mencuci tangan secara higienis dan menyeluruh sebelum dan
setelah selesai melakukan aktifitas laboratorium dan harus melepaskan baju
proteksi sebelum meninggalkan ruang laboratorium.
7. Dilarang melakukan kegiatan percobaan laboratorium tanpa ijin pejabat yang
berwenang.
8. Dilarang makan, minum (termasuk minum dari botol air) dan merokok di tempat
kerja.
9. Tempat kerja harus selalu dalam keadaan bersih. Kaca pecah, jarum atau benda
tajam dan barang sisa laboratorium harus ditempatkan di bak/peti dalam
laboratorium dan diberi keterangan.
10. Sarung tangan bekas pakai harus ditempatkan dalam bak/ peti kuning (menjadi
limbah medis/ infeksius) yang diberi tanda khusus.
11. Semua tumpahan harus segera dibersihkan.
12. Dilarang menggunakan mulut pada waktu memipet, gunakan karet penghisap.

17
13. Peralatan yang rusak atau pecah harus dilaporkan kepada penanggung jawab
Laboratorium.
14. Tas/kantong/tempat sampah harus ditempatkan di tempat yang ditentukan.
15. Pengelolaan spesimen
 Setiap spesimen diperlakukan sebagai bahan infeksius.
 Setiap petugas mengetahui dan melaksanakan cara pengambilan, pengiriman
dan pengolahan spesimen dengan benar.
 Semua spesimen darah dan cairan tubuh disimpan pada wadah yang memiliki
konstruksi yang baik, dengan karet pengaman untuk mencegah kebocoran
ketika dipindahkan.
 Saat mengumpulkan spesimen harus berhati-hati guna menghindari
pencemaran dari luar kontainer atau laboratorium.
 Setiap orang yang memproses spesimen darah dan cairan tubuh (contoh:
membuka tutup tabung vakum) harus menggunakan sarung tangan dan
masker.
 Setelah memproses spesimen-spesimen tersebut harus cuci tangan dan
mengganti sarung tangan.
 Jarum yang telah digunakan harus diperlakukan sebagai limbah infeksius dan
dikelola sesuai ketentuan yang berlaku.
 Permukaan meja laboratorium dan alat laboratorium harus Didekontaminasi
dengan desinfektan setelah selesai melakukan kegiatan laboratorium.
16. Pengelolaan bahan kimia yang benar
 Semua petugas harus mengetahui cara pengelolaan bahan kimia yang benar
(antara lain penggolongan bahan kimia, bahan kimia yang tidak boleh
tercampur, efek toksik dan persyaratan penyimpanannya).
 Setiap petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai
pengetahuan serta keterampilan untuk menangani kecelakaan.

18
 Semua bahan kimia yang ada harus diberi label/etiket dan tanda peringatan
yang sesuai.
17. Pengelolaan Limbah
a. Limbah Padat
Limbah padat terdiri dari limbah/sampah umum dan limbah khusus seperti
benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, limbah toksik, limbah
kimia, limbah B3 dan limbah plastik.
Fasilitas Pembuangan Limbah Padat:
1. Tempat Pengumpulan Sampah
Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air dan
mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. Mempunyai
tutup yang mudah dibuka dan ditutup, minimal terdapat satu buah untuk
masing-masing kegiatan. Kantong plastik diangkat setiap hari atau
apabila 2/3 bagian telah terisi sampah. Setiap tempat pengumpulan
sampah harus dilapisi plastik sebagai pembungkus sampah dengan label
dan warna.
2. Tempat Penampungan Sampah Sementara
Tersedia tempat penampungan sampah yang tidak permanen, yang
diletakkan pada lokasi yang sudah dijangkau kendaraan pengangkut
sampah. Tempat penampungan sampah sementara dikosongkan dan
dibersihkan sekurang-kurangnya satu kali dalam 24 jam.
3. Tempat Pembuangan Sampah Akhir
 Sampah infeksius, sampah toksik dan sitotoksik dikelola sesuai
prosedur dan peraturan yang berlaku.
 Sampah umum (domestik) dibuang ke tempat pembuangan sampah
akhir yang dikelola sesuai dengan prosedur dan peraturan yang
berlaku.
b. Limbah Cair

19
Limbah cair terdiri dari limbah cair umum/ domestik, limbah cair infeksius
dan limbah cair kimia. Cara menangani limbah cair:
a) Limbah cair umum/domestik dialirkan masuk ke dalam septik tank.
b) Limbah cair infeksius dan Kimia dikelola sesuai dengan prosedur dan
peraturan yang berlaku

20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Untuk menghasilkan pemeriksaan laboratorium yang dapat dipercaya/


bermutu, maka setiap tahap pemeriksaan laboratorium harus dikendalikan.
Pengendalian setiap tahap ini untuk mengurangi atau meminimalisir kesalahan
yang terjadi di laboratorium. Mutu laboratorium klinik meliputi mutu hasil
pemeriksaan dan mutu layanan. Mutu hasil yaitu hasil pemeriksaan laboratorium
yang dapat dipercaya (memenuhi standar mutu), sedangkan mutu layanan adalah
aktivitas yang diberikan sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan (mengatasi
keluhan pasien/pelanggan menurun).
Menurut Permenkes RI nomor 43 tahun 2013, bahwa pelayanan
laboratorium klinik merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
diperlukan untuk menegakkan diagnosis, dengan menetapkan penyebab penyakit,
menunjang sistem kewaspadaan dini, monitoring pengobatan, pemeliharaan
kesehatan, dan pencegahan timbulnya penyakit. Laboratorium klinik perlu
diselenggarakan secara bermutu untuk mendukung upaya peningkatan kualitas
kesehatan masyarakat.
Hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang bermutu menjadi tujuan
kegiatan pemeriksaan laboratorium sehari-hari. sebagai tenaga ATLM
bertanggung jawab atas hasil pemeriksaan laboratorium klinik yang dapat
dipercaya. Untuk mendapatkan hasil tersebut, maka harus dapat melakukan
pengendalian mutu hasil pemeriksaan. Pelayanan laboratorium klinik harus fokus
pada mutu, efektif, efisien dan profesional. 
Hal ini akan menentukan keunggulan kompetitif dan kelangsungan
laboratorium pada era globalisasi sekarang ini. Hasil pemeriksaan yang

21
dikeluarkan oleh laboratorium harus memenuhi standar mutu, agar dapat
dipercaya dan memuaskan pelanggan dengan memperhatikan aspek-aspek teknis
seperti ketepatan (accuracy) dan ketelitian (precision) yang tinggi, serta
didokumentasikan dengan baik sehingga dapat dipertahankan secara ilmiah.

Untuk mendapatkan mutu laboratorium yang diharapkan, maka banyak


hal yang harus diperhatikan, seperti:
a) Staff yang qualified
b) Fasilitas yang mencukupi
c) Tersedianya pemeriksaan yang memadai
d) Tersedianya protokol pemeriksaan yang baik (SOP)
e) Spesimen yang cukup dan memenuhi syarat
f) Penanganan dan penyerahan spesimen yang baik
g) Prossesing spesimen yang baik
h) Identifikasi, aliquoting dan distribusi sampel yang benar
i) Kehandalan hasil pemeriksaan
j) Turn arround time
k) Format pelaporan yang benar
l) Komunikasi yang baik dengan pelanggan

Kinerja pelaksanaan Pemeriksaan Laboratorium dimonitor dan dievaluasi


dengan menggunakan indikator sebagai berikut:

A. PEMANTAPAN MUTU LABORATORIUM


Pemantapan mutu laboratorium adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk
menjamin ketelitian dan ketepatan hasil pemeriksaan Laboratorium Klinik. Kegiatan
pemantapan mutu (quality assurance) terdiri dari:
a. Pemantapan Mutu Internal (PMI)

22
adalah  kegiatan pencegahan  dan  pengawasan  yang dilaksanakan oleh masing-
masing laboratorium secara terus menerus agar tidak terjadi atau mengurangi
kejadian error/penyimpangan sehingga diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat.
Pemantapan Mutu internal di UPTD Puskesmas Rawat Inap Binuangeun
dilakukan oleh tenaga teknis ATLM meliputi kegiatan Quality Kontrol untuk
setiap pemeriksaan yang dilaksanakan secara periodik.
b. Pemantapan Mutu Eksternal (PME)
Pemantapan Mutu Eksternal (PME) adalah kegiatan yang diselenggarakan
secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk
memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan
tertentu. Penyelenggaraan kegiatan Pemantapan Mutu Eksternal dilaksanakan
oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional. Setiap laboratorium kesehatan
wajib mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang diselenggarakan oleh
pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua bidang pemeriksaan
laboratorium, seperti yang terdapat pada Pasal 6 Permenkes nomor 411 tahun
2010 tercantum bahwa laboratorium Klinik wajib melaksanakan Pemantapan
Mutu Eksternal yang diakui oleh pemerintah.

B. EVALUASI BERKALA
Evaluasi secara berkala dilaksanakan oleh tim audit internal maupun eksternal
agar tercipta kegiatan laboratorium yang bermutu. Audit Eksternal dilakukan oleh
pihak luar yaitu akreditasi F-KTP. Evaluasi oleh tim audit internal meliputi:
1. Indeks Kepuasan Pasien oleh observer dari tim INM.
2. evaluasi ketepatan waktu penyampaian hasil.
3. evaluasi insiden di laboratorium oleh tim K3 Puskesmas.
4. evaluasi kepatuhan petugas terhadap penggunaan Alat Pelindung Diri oleh
observer dari tim INM.
5. evaluasi kepatuhan petugas terhadap cuci tangan oleh observer dari tim INM.

23
24
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Laboratorium di Puskesmas ditetapkan sebagai acuan


pelaksanaan Pelayanan Laboratorium di Puskesmas. Untuk keberhasilan
pelaksanaan standar Pelayanan Laboratorium di Puskesmas ini diperlukan
komitmen dan kerja sama semua pihak yang terkait, sehingga hal tersebut akan
menjadikan pelayanan Laboratorium di Puskesmas dapat optimal dan dapat
memberikan kepuasan kepada pasien atau masyarakat.

25

Anda mungkin juga menyukai