Anda di halaman 1dari 8

KEPUTUSAN DIREKTUR RS MEDIKA UTAMA MANGGAR

NOMOR : 19/SK/DIR/III/2021
TENTANG : PANDUAN PELAPORAN HASIL KRITIS

BAB I
DEFINISI

Hasil pemeriksaan laboratorium merupakan informasi yang berharga untuk membedakan,


mengkonfirmasikan diagnosis, menilai status klinik pasien, mengevaluasi efektivitas terapi dan
munculnya reaksi obat yang tidak diinginkan. Dalam melakukan ujI laboratorium diperlukan bahan,
seperti : darah lengkap (vena, arteri), plasma, serum, urine, feses, sputum, keringat, saliva, sekresi
saluran cerna, cairan vagina, cairan serobrospinal dan jaringanyang didapat melalui tindakan invansif
atau non invansif.
Hasil pemeriksaan laboratorium dapat dinyatakan sebagai angka kuantitatif, kualitatif atau semi
kuantitatif. Angka kuantitatif yang dimaksud berupa angka pasti atau rentang nilai, sebagai contoh
nilai hemoglobin pada wanita adalah 12 – 16 g/dL. Sedangkan angka kualitatif dinyatakan sebagai
nilai positif atau negatif tanpa menyebut angka pasti, sedangkan angka semikuantutatif dinyatakan
sebagai contoh 1+,2+,3+
Pengertian
1. Proses penyampaian hasil kritis kepada dokter yang merawat pasien.
2. Nilai Hasil Kritis adalah hasil pemeriksaan diagnostic penunjang yang memerlukan penanganan
segera.
3. Pelaporan Hasil Kritis adalah proses penyampaian nilai hasil pemeriksaan yang memerlukan
penanganan segera dan harus dilaporkan ke DPJP /Dokter Jaga dalam waktu kurang dari 30
menit.
4. Pelaporan Nilai Kritis sebelum disampaikan sudah melalui konsultasi dengan Dokter
Penanggung Jawab Laboratorium .
BAB II
RUANG LINGKUP

Panduan ini diterapkan kepada Pelaksana yang terkait yaitu semua tenaga kesehatan (medis,
perawat, farmasi, dan tenaga kesehatan lainnya); staf di ruang IGD, rawat inap, rawat jalan, ICU,
unit medik terkait, dengan prinsip :
1. Terlaksananya proses pelaporan nilai-nilai yang perlu di waspadai (alert values interpretasi
laboratorium, dan radiologi untuk tenaga kesehatan).
2. Mencegah keterlambatan penatalaksanaan pasien dengan hasil kritis.
3. Hasil kritis dapat diterima oleh DPJP yang merawat dan diinformasikan pada pasien sesuai
waktu
BAB IV
TATA LAKSANA

1. Dokter/ petugas laboratorium, radiologi dan perawatan yang melakukan perekaman EKG
menyampaikan hasil kritis ke dokter/ perawat unit rawat inap, rawat jalan dan unit gawat
darurat, dan akan langsung menghubungi DPJP
2. Dokter/ petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat TANGGAL dan WAKTU menelpon,
NAMA LENGKAP PETUGAS KESEHATAN YANG DIHUBUNGI dan NAMA LENGKAP YANG
MENELEPON.
3. Dokter/ perawat ruangan yang menerima hasil kritis menggunakan teknik komunikasi verbal
Tulis (write back)/ Baca (read back) Konfirmasi (Confirmation), proses pelaporan ini ditulis di
dalam rekam medis (form catatan perkembangan terintegrasi).
4. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis langsung menghubungi DPJP
yang merawat pasien.
5. Dokter/ perawat ruangan yang menerima laporan hasil kritis dan menghubungi DPJP yang
merawat pasien harus mencatat tindakan yang diambil untuk pasien atau informasi lain
terkait klinis
6. Semua nilai kritis/ interpretasi selanjutnya disampaikan melalui formulir hasil pemeriksaan
sesuai dengan SPO Penyerahan Hasil.
7. Untuk pasien rawat jalan, hasil kritis harus dilaporkan kepada dokter yang meminta
pemeriksaan dan harus menyampaikan hasil kritis ke pasien.
8. Dokter/ perawat di ruangan yang menerima hasil kritis menerapkan mekanisme pelaporan
hasil kritis sebagai berikut:
a. 15 menit pertama: harus segera melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil
menghubungi, ke langkah berikut:
b. 15 menit ke dua: harus melaporkan pada DPJP, bila belum berhasil menghubungi, ke
langkah berikut:
c. 15 menit ke tiga: Bila hari kerja dapat menghubungi: Divisi departemen terkait Bila di
luar jam kerja/ hari libur menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum berhasil
menghubungi ke langkah berikut:
d. 15 menit ke empat: menghubungi konsulen jaga yang bertugas, bila belum berhasil juga
maka dapat menghubungi urutan pimpinan sebagai berikut:
1. Kepala IGD, jika tidak dapat dihubungi,
2. Kepala ICU, jika tidak dapat dihubungi
3. Manajer Pelayanan Medis
e. Dokter yang dilaporkan tentang hasil kritis yang perlu diwaspadai tersebut,
bertanggungjawab terhadap interpretasi hasil dan pengambilan tindakan terhadap
pasien.
BAB V
PENUTUP

Demikian buku Panduan pelaporan nilai kritis ini dibuat sebagai acuan dalam pelaksanaan asuhan
dan pelayanan bagi petugas dan pemberi layanan pada pasien dan keluarga di lingkungan Rumah
Sakit Medika Utama Manggar.
Lampiran 1
NILAI KRITIS HASIL LABORATORIUM

Dewasa dan Anak

Rendah Tinggi
Haematologi
Haemoglobin < 7 g/dL > 20 g/dL
Leukosit < 1000/uL > 30.000/uL
Haematokrit < 20% > 60%
Trombosit < 50.000/uL > 1.000.000/uL

Kimia Darah
Glukosa < 45 mg/dL > 500 mg/dL

Neonatus

Rendah Tinggi
Haematologi
Haemoglobin < 8 g/dL > 22 g/dL
Leukosit < 2000 u/L > 30.000/uL
Haematokrit < 24% > 65%
Trombosit < 20.000/uL > 1.000.000/uL

Kimia Darah
Glukosa < 40 mg/dL > 200 mg/dL
Bilirubin Total None > 18 mg/dL
Bilirubin Direct None > 1,5 mg/dL

AMBANG NILAI KRITIS HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Parameter Rendah Tinggi


Pemeriksaan Elektrolit
Ion Na < 120 mmol/L > 160 mmol/L
Ion K < 3.0 mmol/L > 6.1mmol/L
Ion Cl < 70 mmol/L > 120mmol/L

Kimia Klinik
Creatinin None > 5.0 mg/dL
Albumin <2 mg/dL > 80 mg/dL
Ureum <1.5 g/dL -
Lampiran 2

FORM EVALUASI WAKTU LAPOR NILAI KRITIS

UNIT KERJA :…………………………………………


BULAN : …………………………………………
Waktu KETEPATAN ALASAN
WAKTU
WAKTU Menerima SELISIH KETIDAKSESUAIAN
NO TANGGAL LAPORAN YA TIDAK
HASIL LAB info Hasil WAKTU
SBAR ke DPJP
dari Lab
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

JUMLAH

Anda mungkin juga menyukai