Anda di halaman 1dari 49

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk


hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik
dan biaya yang terjangkau. Menurut keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/
Menkes/SK/X/2003 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pelayanan
Kesehatan di Kabupaten atau Kota, maka untuk itu di pandang perlu disetiap
rumah sakit Umum atau Daerah meningkatkan fasilitas dan pelayanan
Laboratorium yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 411/MENKES/PER/III/2010. Sebagai pelaksanaan ketentuan
Pasal 21 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan,
maka dipandang perlu juga untuk menetapkan Standar Profesi bagi tenaga Ahli
Laboratorium Kesehatan dengan keputusan Menteri Kesehatan Nomor
370/Menkes/SK/III/2007.

Pelayanan Laboratorium Kesehatan merupakan bagian yang tidak


terpisahkan dari pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Laboratorium kesehatan
sebagai unit pelayanan penunjang medis, diharapkan dapat memberikan informasi
yang teliti dan akurat tentang aspek laboratoris terhadap spesimen/sampel yang
pengujiannya dilakukan di laboratorium. Masyarakat menghendaki mutu hasil
pengujian laboratorium terus ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit. Ahli teknologi
laboratorium kesehatan yang terdiri dari para analis kesehatan dan praktisi
laboratorium lainnya harus senantiasa mengembangkan diri dalam menjawab
kebutuhan masyarakat akan adanya jaminan mutu terhadap hasil pengujian
laboratorium dan tuntutan diberikan pelayanan yang prima.

1
Dalam era globalisasi, tuntutan standarisasi mutu pelayanan laboratorium
tidak dapat dielakkan lagi peraturan perundang-undangan sudah mulai diarahkan
kepada seluruh profesi kesehatan dalam menyongsong era pasar bebas tersebut.
Ahli teknologi laboratorium kesehatan indonesia harus mampu bersaing dengan
ahli teknologi laboratorium ( Medical Laboratory Technologist ) dari negara lain
yang lebih maju. Untuk itulah perlu disusun suatu standar profesi bagi para ahli
teknologi laboratorium kesehatan dan pedoman yang jelas tentang pelayanan
laboratorium di Indonesia.

B. Tujuan Pedoman
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Unit laboratorium RSU
Kasih Ibu ini adalah untuk memberikan arah atau standar bagi seluruh petugas
yang bekerja di Unit Laboratorium dalam memberikan pelayanan pada pasien
khususnya pelayanan laboratorium.

2
C. Ruang Lingkup Pelayanan
Laboratorium RSU Kasih Ibu merupakan laboratorium yang
melaksanakan pelayanan pemeriksaan Hematologi, Imunoserologi, Urinalisa,
Faeces, Penanda Jantung, dan Penanda tumor dengan kemampuan pemeriksaan
yang cukup lengkap dengan teknik automatic dan semi automatic. Laboratorium
RSU Kasih Ibu sudah menggunakan Laboratory Information System (LIS) yang
merupakan perangkat lunak (software) yang menangani penerimaan pemeriksaan,
olah data hasil pemeriksaan laboratorium dan proses penyimpanan hasil
pemeriksaan. System ini sudah berinteraksi dengan peralatan laboratorium dan
aplikasi Vesalius yang merupakan software yang mengalirkan data layanan rumah
sakit secara elektronis. Pelayanan kepada pasien dapat dilakukan dengan lebih
cepat, akurat dan transparan yang pada akhirnya bisa memberikan kepuasan
kepada para pasien. Aplikasi Vesalius memiliki dua modul utama informasi, yaitu
Hospital Information System (HIS) mencakupi kebutuhan informasi mulai dari
administrasi pasien pendaftaran system pembayaran kasir termasuk system
informasi laboratorium dan Clinical Information System (CIS) yang mencakup
Elektronik Medical Record (EMR). Keduanya adalah sinergi sistem yang saling
melengkapi.
Dengan system Laboratory Information System (LIS) order pemeriksan
dari aplikasi Vesalius diolah menjadi data permintaan pemeriksaan pada LIS
dalam bentuk barcode sampel, sampel yang sudah melalui proses pengelolaan
specimen atau sampel yang langsung bisa di kerjakan tanpa pengelolaan spesimen
kemudian diberikan barcode sehingga mengurangi kesalahan atau kemungkinan
tertukar sampel dan melakukan pemeriksaan sesuai permintaan. Sample
pemeriksaan yang sudah berisi barcode masuk ke alat secara langsung sudah
dikenali berdasarkan barcode dan dikerjkaan secara otomatis, hasil pemeriksaan
masuk ke dalam system laboratory Information System (LIS), hasil pemeriksaan
laboratorium yang sudah ter validasi oleh petugas laboratorium dapat di lihat pada
Elektronik Medical Record (EMR) pada masing masing unit pelayanan.

3
Ruang lingkup pelayanan Unit Laboratorium RSU Kasih Ibu meliputi:
1. Pasien Rawat Jalan
Yaitu pasien dari Unit Gawat Darurat dan Unit Poliklinik & MCU
yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.
2. Pasien Rawat Inap
Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSU Kasih Ibu Baik
Rawat Khusus atau rawat Inap yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium
3. Pasien dari dokter luar rumah sakit atau atas permintaan sendiri
Yaitu pasien dari luar RSU Kasih Ibu, laboratorium luar atau dari
rumah sakit lain yang memerlukan pemeriksaan laboratorium.

D. Batasan Operasional
Laboratorium RSU Kasih Ibu buka 24 jam, 7 hari seminggu dan menerima
parameter pemeriksaan patologi klinik, beberapa parameter untuk mikrobiologi
sederhana. Parameter yang tidak dapat dikerjakan di laboratorium RSU Kasih Ibu
di rujuk ke laboratorium rujukan yang sudah di tentukan. Spesimen Patologi
Anatomi di rujuk ke laboratorium Patologi Anatomi yang bekerjasama.

E. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tenteng Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4844);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga Negara
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5063);
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri

4
Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re-
Emerging;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan
Biomedik;

5
BAB II

STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
Laboratorium RSU Kasih Ibu yang merupakan laboratorium klinik yang
memiliki seorang dokter spesialis Patologi klinik sebagai penanggung jawab yang
bekerja paruh waktu. Dikordinir kepala Unit seorang analis Kesehatan.
Laboratorium memiliki 4 kepala jaga dan 4 Staf analis pelaksana dan 1 tenaga
Administrasi.
Kualifikasi sumber daya manusia laboratorium adalah sebagai berikut:

No NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA YANG


TERSEDIA

1 Penanggung Jawab S2 Kedokteran 1 Orang


Laboratorium ( Dokter Spesialis Patologi
Klinik )

2. Kepala Unit laboratorium D III Analis Kesehatan 1 Orang

3. Kepala Jaga Laboratorium D III Analis Kesehatan 4 Orang

4. Staff laboratorium DIII Analis Kesehatan 4 Orang

5. Staff Administrasi D III Analis Kimia 1 Orang


Laboratorium

B. Distribusi Ketenagaan

6
Pola pengaturan tenaga di Unit Laboratorium diatur dalam 3 shift jaga dengan
distribusi sebagai berikut
1. Jaga pagi:
Yang bertugas sejumlah 4 orang dengan rincian:
a. Kepala Unit laboratorium
a. 3 Analis Kesehatan (Kepala Jaga dan Staf laboratorium)
2. Jaga sore :
Yang bertugas 3 orang, dengan rincian:
b. 2 Analis Kesehatan (Kepala Jaga dan Staf laboratorium)
c. Administrasi Laboratorium
3. Jaga malam:
Yang bertugas 1 Analis Kesehatan (Kepala jaga atau Staf laboratorium)
C. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal jaga di Unit Laboratorium RSU Kasih Ibu adalah sebagai
berikut:
1. Pengaturan jadwal jaga dibuat oleh Kepala Unit Laboratorium, disetujui oleh
Kepala divisi Penunjang Medis
2. Jadwal jaga dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan di
laboratorium setiap satu bulan.
3. Untuk yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu, maka dapat
mengajukan permintaan jaga melalui Kepala Unit Laboratorium. Permintaan
disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada dan tidak mengganggu
pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal jaga terdiri atas jaga pagi, jaga sore, jaga malam, libur dan cuti.
Apabila ada sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan,
maka yang bersangkutan harus memberitahu kepala Unit Laboratorium satu
hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari
pengganti. Apabila yang bersangkutan tidak mendapatkan pengganti, maka
kepala Unit laboratorium mencari tenaga pengganti.
5. Apabila ada tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan
(tidak terencana), maka kepala Unit laboratorium mencari pengganti yang
libur. Apabila tidak dapat pengganti, maka yang jaga pada shift sebelumnya
untuk menggantikan.
7
BAB III

STANDAR FASILITAS
8
A. Denah Ruangan Laboratorium

3
18
4
1 10
19

11
19
12
5

6
13
2
8 14
7

15

16

9
17

Keterangan:
1. Ruang Laboratorium
2. Ruang sampling
3. Pojok Dahak
4. Wc Pasien
5. Lemari pendingin
6. Alat Vidas (Imuno serologi)
7. Meja kerja untuk Hasil
8. Alat Cobas C311
9. Meja kerja untuk hasil
10. Watafel
11. Meja alat centrifuge
12. Urinalisa (Arkray Ae 4020)
13. Alat sysmex XN 1000 ( Hematologi)
14. Alat Faal hemostasis
15. Analisa Gas Darah
16. Mini Vidas (imunoserologi)
17. Lemari reagen dan bahas habis pakai
9
18. Ruang Arsip,ganti dan Makan/Minum
19. Ruang Tunggu
Ruangan laboratorium luasnya : 46.76 m2, dengan masing – masing luas ruangan
laboratorium 32.40 m2 di tambah ruang pengambilan spesimen pasien dengan luas 14.36
m2 , terdiri dari :

1. Ruangan Sampling yaitu tempat untuk penerimaan dan pengambilan sampel.

2. Ruangan laboratorium tempat untuk pemeriksaan sampel, proses akhir hasil


laboratorium dan penyimpanan reagen atau bahan habis pakai.

B. Standar Fasilitas.

Gedung dan Prasarana

No Jenis kelengkapan Jumlah /keterangan


1. Gedung Permanen
2. Ventilasi 1/4 luas lantai
3. Penerangan lampu 8/baik
4. Air bersih mengalir Ada
5. Tata Ruang

a. Ruang tunggu Ada

b. Ruang arsip,ganti ,makan/minum Ada

c. Ruang pengambilan spesimen Ada

d. Ruang Laboratorium / pemeriksaan Ada

e. Wc pasien Ada

f. Pojok Dahak Ada


6. Tempat penampungn sampah padat Tempat sampah
infeksius,non infeksius
7. Tempat penampungn limbah benda tajam Safety box

Fasilitas alat medis yang dimiliki Unit Laboratorium antara lain:

No Nama Alat Fungsi Jumlah

10
1 SYSMEX XN 1000 Hematology 5 diff 1

2 ARKRAY AE 4020 Urinalisis 1

3 VIDAS Imunologi serologi 1

4 COBAS C311 Kimia Klinik 1

5 STAGO Faal Hemostasis 1

6 Electrolit Analizer 9180 Electrolit 1

7 Blood Gas Analizer i- Analisa Gas darah dan elektrolit 1


STAT

8 VRN – 200 Rotator 1

9 Microskop Olympus CX Sediaan mikroscopis 1


210

10 Microskop Mono Oculer Sediaan mikrocopis 1

11 DIGITAL CENTRIFUGE Sentrifugasi 2

12 Accu-Check Gula darah POCT 4

13 Mikropipet 10 ul,20 ul,50 Memindahkan sampel dalam 1


ul,100 ul,500 ul,1000ul,50 jumblah kecil secara akurat
– 200 ul adjustable

14 Roler Mixer Mengomogenkan specimen 1

No Jenis Peralatan Fungsi Jumlah


keterangan

1 APAR (alat Pemadam Api Pemadam API Ringan 1


Ringan)

2 Spilkit Penanganan pajanan berisifat 1


infeksi

3 Tempat sampah infeksi Pembuangan Limbah infeksi Sesuai kebutuhan


benda tajam benda tajam

11
4 Tempat sampah infeksi Pembuangan limbah infeksi Sesui kebutuhan

5 Tempat sampah non infeksi Pembuangan lmbah non infeksi Sesuai kebutuhan

6 Eyes washer Jika terjadi percikan bahan 1


infeksi atau kimia kemata

7 Jas laboratorium Perlindungan dan mencegah Sesuai kebutuhan


kontaminasi

8 Wastafel dengan sabun cair Perlindungan dan pencegahan Sesuia kebutuhan


kontaminasi

9 Handrub Perlindungan dan pencegahan Sesui kebutuhan


kontaminasi

10 Jas laboratorium Sesuai jumlah petugaslab Ada sesuai


kancing belakang , jumlah
lengan panjang dengan petugas lab
karet pada lengan
11 Alas kaki tertutup Sesuai kebutuhan Ada
sesuaikebutuhan
12 Wastafel dengan Pengendalian infeksi Sesuia
sabuncair kebutuhan
13 Handrub Pengendalian infeksi Ada sesuai
kebutuhan

12
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persyaratan Pemeriksaan

Pasien Unit laboratorium terdiri dari beberapa jenis berdasarkan asal permintaan
pemeriksaan laboratorium, sebagai berikut:
a. Pasien dari unit poliklinik
b. Pasien dari unit UGD
c. Pasien dari Unit Rawat Inap Dan Rawat Khusus
d. Pasien dari dokter luar rumah sakit atau atas Permintaan sendri
e. Pasien Medical Check-Up (MCU)
Persyaratan
1. Pasien sudah terdaftar sesuai dengan jaminan perawatan masing-masing, dan
sudah dilakukan permakluman biaya.
2. Untuk Pasien dari unit poliklinik pasien terlebih dahulu melakukan
13
pendaftran, kemudian datang langsung ke Laboratorium dengan membawa
formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap
3. Untuk Pasien Unit UGD; petugas laboratorium datang langsung ke UGD
meminta formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan
dilakukan pengambilan sampel.
4. Untuk pasien dari Rawat Inap dan rawat khusus; petugas laboratorium datang
langsung ke unit rawat inap atau rawat khusus meminta formulir permintaan
pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan dilakukan pengambilan sampel.
5. Untuk pasien Pasien dari dokter luar rumah sakit atau atas Permintaan sendri
pasien membawa formulir permintaan pemeriksaan ke laboratorium atau
dibuatkan permintaan pemeriksaan laboratorium sesuai permintaan pasien dan
dilakukan pengambilan sampel pemeriksaan di unit laboratorium
6. Untuk pasien dari unit MCU, pendaftaran dilakukan melalui unit MCU,
petugas laboratorium datang langsung ke unit MCU meminta formulir
permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan dilakukan pengambilan
sampel

Adapun tata laksana pelayanan Unit laboratorium RSU Kasih Ibu secara rinci
dituangkan dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat dalam diagram
berikut:

Mulai

Unit Unit Unit Rawat Jalan Unit UGD

Rawat khusus Rawat Inap & MCU Laboratorium

Petugas Laboratorium

Menerima Permintaan
Pemeriksaan
Laboratorium

Petugas Laboratorium
Ya
Dirujuk
Menghubungi
Tidak Laboratorium Rujukan
14
Petugas Laboratorium
Petugas Laboratorium
Mengambil Sampel Rujukan
dan mengerjakan
Menyerahkan Hasil ke
pemeriksaan Petugas Laboratorium
RSU Kasih ibu

Petugas Laboratorium

Verifikasi dan Validasi


hasil

Petugas Laboratorium

Menyerahkan Hasil Laboratorium ke Unit


A/2
Pelayanan/Kepada pasien

15
B. Bahan, jenis specimen & jumlah sampel, Syarat Pemeriksaan, Dan Waktu
Hasil Laboratorium

No Pemeriksaan Jenis specimen Syarat Waktu hasil


dan jumlah pemeriksaan (menit )

1. Darah lengkap Darah dengan Tanpa puasa < 60


EDTA 2 ml
Cyto : < 30

2. Golongan darah Darah kapiler / Tanpa puasa < 60


Darah dengan
EDTA 2 ml

3. Waktu perdarahan dan Darah Beku 3 Tanpa puasa < 90


waktu pembekuan darah ml
Cyto <60

4. Protombin time INR Darah dengan Tanpa puasa < 90


na citrate 2 ml
Cyto <60

5. APTT Darah dengan Tanpa puasa < 90


na citrate 2 ml
Cyto < 60

6. Serum Iron Darah Beku 3 Tanpa puasa < 90


ml

7 Ferritin Darah Beku 3 Tanpa puasa <120


ml

8 TIBC Darah Beku 3 Tanpa puasa < 90


ml

9. Anti HIV Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 90


ml

10. Hbs Ag Kualitatif Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 90


ml

11. Anti Dengue IgG dan IgM Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 90
ml

12. TPHA Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 90


ml

13. VDRL Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 90


ml

14. Malaria Kualitatif Darah EDTA Tanpa Puasa < 90

16
3ml

15. HS CRP Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 120


ml
Cyto < 60

16. NS1 Ag Darah Tanpa Puasa < 90


Beku/EDTA 3
ml

17. Widal Darah Beku Tanpa Puasa < 90


3ml

18. Igm Anti Salmonela Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 90


ml

19. Hbsag Kuantitatif Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 180


ml

20. Anti HCV Kuantitatif Darah Beku 3 Tanpa Puasa <180


ml

21. Procalcitonin Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 120


ml
Cyto < 90

22. D DIMER Darah Citrate Tanpa Puasa <120


2 ml
Cyto < 90

23. Anti HBS Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 120


ml

24. IgG H.PYLORI Darah Beku 3 Tanpa Puasa <180


ml

25. Urine Lengkap Urine Segar 50 Tanpa Puasa < 90


ml
Sampel
diperiksaa

< 60 menit
sejak di ambil

26. Tes Kehamilan HCG Urine Segar 50 Tanpa Puasa < 60


ml

27 Narkoba Test Urine Segar 50 Tanpa Puasa < 120


(Benzodiasephine Test, ml
Cocain Test,
Amphetamine Test, THC
17
Test, Opiates Test)

28 Faeces Lengkap Faeces Segar Tanpa Puasa < 90

Sampel
diperiksaa <
60 menit sejak
di ambil

29 Hematest Faeces Segar Tanpa Puasa < 90

30 CKMB Darah Beku 3 Tanpa Puasa < 120


ml
Cyto < 90

31. Troponin I HS DARAH Tanpa puasa < 120


BEKU 3 ml
Cyto < 90

32. Myoglobin Darah beku 3 Tanpa puasa < 90


ml

33. Ca 125 Darah beku 3 Tanpa puasa < 120


ml

34. PSA Darah beku 3 Tanpa puasa < 120


ml

35 Fungsi hati Darah beku 3 Tanpa puasa < 90


ml
Cyto <60

36. Fungsi ginjal Darah beku 3 Puasa 10 – 12 < 90


ml jam
Cyto <60

37. Lemak jantung Darah beku 3 Puasa 10 – 12 < 90


ml jam
Cyto <60

38. Tiroid Darah beku 3 Tanpa puasa < 180


ml

39. Elektrolit Darah beku 3 Tanpa puasa < 90


ml

Cyto <60

40. Gula darah dan Darah beku 3 tanpa puasa < 90


monitoringny ml kecuali gula
darah puasa 10 Cyto : < 30
18
– 12 jam

41. Analisa Gas darah Darah Arteri Tanpa puasa < 90

Cyto: < 60

42. Pengecatan Gram Tergantung Tanpa puasa <300


permintaan
dokter

43. KOH Tergantung Tanpa puasa < 60


permintaan
dokter

- Untuk permintaan cyto sampel segera di ambil dan dikerjakan

- Waktu Hasil pemeriksaan laboratorium di tetapkan setelah sampel


pemeriksaan sampai di laboratorium.

- Untuk pemeriksaan yang dirujuk bahan, syarat pemeriksaan, dan waktu


hasil pemeriksaan di informaksikan setelah mendapat informasi dari
laboratorium rujukan.

C. Pengelolaan spesimen

Semua specimen dianggap infeksius karena berasal dari manusia yang tidak
diketahui apakah memiliki penyakit infeksius atau tidak. Semua bahan pemeriksaan
diberikan identitas pasien dengan print label. Pada formulir permintaan pemeriksaan
laboratorium juga ditulis:
- Tanggal permintaan pemeriksaan

- Jam pengambilan sampel

- Identitas pasien

- Ruangan tempat dirawat.

- Dokter yang meminta pemeriksaan

- Diagnosis dan keterangan klinis.

- Pemeriksaan laboratorium yang diminta.


Pembutan Serum dengan cara darah tanpa anti koagulan dibiarkan membeku
terlebih dahulu pada suhu kamar selama 15 menit, kemudian dicentrifuge pada 3000 rpm

19
selam 15menit. Serum dipisahkan dari komponen darah dengan menggunkan mikro
pipet. Serum yang memenuhi syarat apabila tidak lisis (kelihatan merah) atau keruh
(lipemik). Pemeriksaan yang di rujuk ke laboratorum luar dengan bahan Serum sebaiknya
dalam bentuk yang relative stabil. Untuk itu persyaratan yang dipenuhi untuk pengiriman
sampel:

- Stabilitas serum tidak melampaui batas waktu yang ditentukan.

- Tidak terkena sinar matahari langsung.

- Dimasukkan ke dalam sumple cup yang tertutup rapat.

- Untuk pemeriksaan mikrobiologi menggunakan media transport.

Darah EDTA adalah Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam
tabung yang telah berisi EDTA dihomogenkan dengan membolak-balikkan tabung
dengan hati-hati sebanyak 8 kali. Pada saat hendak dilakukan pemeriksaan homogenkan
kembali dengan pada roler mixer selama 5 menit
Pengelolaan Plasma Sampel darah yang telah diambil dan mengalir ke dalam
tabung yang telah berisiati koagulan dicampurkan dengan membolak-balikkan tabung
dengan hati-hati sebanyak 8 kali kemudian dipisahkan dari komponen darah. Plasma
dipisahkan tidak boleh lebih dari 2 jam setelah pengambilan sampel. Plasma yang
memenuhi syarat tidak kelihatan merah (lisis) atau keruh (lipemik).

Pengelolaan sampel Urine harus segera dilakukan pemeriksaan dalam waktu


kurang dari 1 jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengelolaan
terlebih dahulu dengan cara Urine sebanyak ± 5 ml dimasukkan ke dalam tabung
centrifuge. Urine dicentrifuge selama 5 menit 3000 rpm Supernatan urine dibuang
kemudiaan dihomogenkan untuk meresuspensikan sedimen.

Faeces di Ambil sedikit, faeces dimasukan ke dalam wadah bersih dan bertutup,
jangan bercampur dengan urine, faeces diperiksan kurang dari 1jam setelah sampel di
tamping.

Sputum BTA dengan metode SPS ( sewaktu, pagi baru bangun tidur, sewaktu).
Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan tertutup. Cairan Pleura dan
20
cairan tubuh lain Tampung semua specimen pada wadah steril dan bermulut lebar. Sekret
/ swab Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung sesuai dengan
permintaan DPJP.

D. Pemeriksaan Laboratorium

1. Hematologi

Pemeriksaan hematologi menggunakan alat SYSMEX XN 1000 dengan kemampuan


5 differensiasi. Pemeriksaan laboratorium lain yang tercakup dalam hematologi adalah
LED dengan metode westergreen , golongan darah dan profil besi yaitu serum iron,TIBC
dengan menggunakan alat COBAS C311 dengan automatic analyzer dengan metode
fotometer ,Feritin dengan menggunakan alat VIDAS analyzer yang bekerja
menggunakan teknologi pembacaan enzyme linked fluorescence (ELFA)

2. Faal hemolstasis

Faal hemostasis adalah pemeiksaan untuk fungsi koagulasi darah yang dapat
dilakukan adalah protombin time, activated partial thromboplastin time (APTT) dengan
menggunkan alat STAGO, waktu perdarahan (CT), Bleding Time (BT).

3. Kimia klinik

Parameter Kimia klinik di laboratorium RSU kasih ibu yang tersedia adalah
parameter untuk pemeriksaan fungsi hati, fungsi ginjal, lemak jantung, diabetes dan
monitoringny alat yang digunakan adalah COBAS C311 dengan automatic analyzer
dengan metode fotometer

4. Penanda jantung

Parameter yang tersedia adalah Troponin I HS, CKMB, dan Myoglobin alat yang
digunakan VIDAS analyzer yang bekerja menggunakan teknologi pembacaan enzyme
linked fluorescence (ELFA)

21
5. Penanda Tumor

Parameter yang tersedia adalah Ca 125 dan PSA alat yang digunakan VIDAS
analyzer yang bekerja menggunakan teknologi pembacaan enzyme linked fluorescence
(ELFA)

6. Tiroid

Parameter yang tersedia adalah TSHS, TSH Neonatus, FT3 dan FT4 alat yang
digunakan VIDAS yang bekerja menggunakan teknologi pembacaan enzyme linked
fluorescence (ELFA)

7. Elektrolite

Pemeriksaan elektrolit dengan menggunakan alat 9180 electrolyte Analyzer dengan


metode ISE (Ion Selective Metode) dengan parameter natrium,k alium dan chlorida,
sedangkan untuk magnesium dan calcium, diperiksaa dengan menggunakan alat Cobas
C311 dengan automatic analyzer dengan metode fotometer.

8. Analisa Gas Darah

Pemeriksaan Analis Gas darah dan analisa gas darah dengan elektrolit di analisa
dengan menggunakan alat I STAT

9. Imunoserologi

Untuk pemeriksaan Imunoserologi dengan menggunakan metode rapid test yaitu anti
HIV, Hbs Ag kualitatif, IgG IgM Dengue, TPHA, VDRL, Malaria ICT, NS1 Antigen,
anti HBS. Pemeriksaan Widal merupakan tes aglutinasi manual dan Igm Anti salmonella
dengan metode magnetic. Untuk anti HCV, Procalsitonin, IgG H PYLORI Dan D
DIMER dengan menggunakan VIDAS analyzer yang bekerja menggunakan teknologi
pembacaan enzyme linked fluorescence (ELFA).

10. Urinalisa

Urinalisa memakai 10 parameter dalam 1 strip urin dengan Metode semi automatic,
karena tes kimiawi dibaca hasilnya dengan alat sedangkan untuk sedimen diperiksa
secara mikroskopis, yaitu pembacaan dengan Mikroskop. Untuk pemeriksaan Narkoba

22
test dengan menggunakan metode rapid test.

11. Bakteriologi dan Parasitologi

Parameter mikrobiologi yang dilakukan dengan pengecatan Gram dan pemeriksaan


faeces secara mikroskopis

12. FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)

Dikerjakan oleh dokter spesialis Patologi Anatomi

13. Selain parameter yang tercantum diatas, maka pemeriksaan laboratorium akan
dirujuk, Laboratorium yang sebagai laboratorium rujukan adalah Laboratorium
Prodia Denpasar , Laboratorium Quantum Sarana Medik dan Laboratorium patologi
Anatomi yang ditetapkan .

E. Nilai Normal dan Nilai Kritis


1. Nilai Normal

No Parameter test Satuan Nilai normal


Hematologi
1. Darah Lengkap

WBC 10˄3 /µL 0 – 1 Minggu : 13.00 – 38.00


1 Minggu – 1 tahun: 5.00 – 18.00
1 tahun – 5 tahun : 5.00 – 14.50
5 Tahun – 12 Tahun: 4.50 – 11.0
>12 Tahun
Laki- laki: 4.50 – 11.00
Perempuan: 4.50 – 11.00
RBC 10˄6 /µL 0 – 1 MINGGU : 4.00 – 6.80
1 Minggu – 1 tahun: 2.80 – 6.10
1 tahun – 5 tahun : 3.70 – 5.70
5 Tahun – 12 Tahun:3.80 – 5.80
>12 Tahun
Laki- laki: 4.60 – 6.20
Perempuan:4.20 – 5.40
HB g/ dl 0 – 1 MINGGU : 15.0 – 24.60
1 Minggu – 1 tahun: 9.0 – 18.0
1 tahun – 5 tahun : 10.7 – 14.7
5 Tahun – 12 Tahun:10.8 – 15.0
>12 Tahun
Laki- laki: 13.5 – 18.0
Perempuan: 12.0 – 16.0
HCT % 0 – 1 MINGGU : 45.0 – 75.0
1 Minggu – 1 tahun: 36.0 – 54.0

23
1 tahun – 5 tahun : 32.0 – 43.0
5 Tahun – 12 Tahun:32.0 – 45.0
>12 Tahun
Laki- laki: 40.0 – 54.0
Perempuan:38.0 – 47.0
MCV fL 0 – 1 MINGGU :
86.0 – 110.0
1 Minggu – 1 tahun: 86.0 – 110.0
1 tahun – 5 tahun : 92.0 – 121.0
5 Tahun – 12 Tahun:86.0 – 110.0
>12 Tahun
Laki- laki: 80.0 – 100.0
Perempuan: 80.0 – 100.0
MCH Pg 0 hari – 1 minggu : 26.0 – 38.0
1 Minggu – 1 tahun: 26.0 – 38.0
1 tahun – 5 tahun : 31.0 – 37.0
5 Tahun – 12 Tahun:26.0 – 38.0
>12 Tahun
Laki- laki: 27.0 – 31.0
Perempuan: 27.0 – 31.0
MCHC g/dl 0 – 1 MINGGU : 31.0 – 37.0
1 Minggu – 1 tahun: 31.0 – 37.0
1 tahun – 5 tahun : 29.0 – 36.0
5 Tahun – 12 Tahun:31.0 - 37.0
>12 Tahun
Laki- laki: 32.0 – 36.0
Perempuan: 32.0 – 36.0
PLT 10˄3 /µL 0 – 1 MINGGU : 150 - 450
1 Minggu – 1 tahun:15 - 450
1 tahun – 5 tahun : 150 - 450
5 Tahun – 12 Tahun:150 - 450
>12 Tahun
Laki- laki: 150 - 440
Perempuan: 150 – 440
RDW/ SD fL 0 – 1 MINGGU : 37.0 – 54.0
1 Minggu – 1 tahun: 37.0 – 54.0
1 tahun – 5 tahun : 37.0 – 54.0
5 Tahun – 12 Tahun:37.0 – 54.0
>12 Tahun
Laki- laki: 37.0 – 54.0
Perempuan:37.0 – 54.0
RDW / CV % 0 – 1 MINGGU : 11.0 – 16.0
1 Minggu – 1 tahun: 11.0 – 16.0
1 tahun – 5 tahun : 14.9 – 18.7
5 Tahun – 12 Tahun:11.0 – 16.0
>12 Tahun
Laki- laki: 11.5 – 14.5
Perempuan: 11.5 - 14.0
PDW fL 0 – 1 MINGGU : 9.0 – 17.0
24
1 Minggu – 1 tahun: 9.0 – 17.0
1 tahun – 5 tahun : 9.0 – 17.0
5 Tahun – 12 Tahun:9.0 – 17.0
>12 Tahun
Laki- laki: 15.5 – 17.1
Perempuan:15.5 – 17.1
MPV fL 0 – 1 MINGGU : 9.0 – 13.0
1 Minggu – 1 tahun: 9.0 – 13.0
1 tahun – 5 tahun : 9.0 – 13.0
5 Tahun – 12 Tahun: 9.0 – 13.0
>12 Tahun
Laki- laki: 6.3 – 11.1
Perempuan: 6.3 – 11.1
P-LCR % 0 – 1 MINGGU : 13.0 – 43.0
1 Minggu – 1 tahun: 13.0 – 43.0
1 tahun – 5 tahun : 13.0 – 43.0
5 Tahun – 12 Tahun:13.0 -43.0
>12 Tahun
Laki- laki: 13.0 – 43.0
Perempuan: 13.0 – 43.0
PCT % 0 – 1 MINGGU : 0.17 – 0.35
1 Minggu – 1 tahun: 0.17 – 0.35
1 tahun – 5 tahun : 0.17 – 0.35
5 Tahun – 12 Tahun:0.17 – 0.35
>12 Tahun
Laki- laki: 0.15 – 0.40
Perempuan: 0.15 – 0.40
NEOTRIFIL# 10˄3 /µL 0 – 1 MINGGU : 6.50 – 28.50
1 Minggu – 1 tahun: 2.50 – 13.50
1 tahun – 5 tahun : 2.50 – 11.00
5 Tahun – 12 Tahun:2.25 – 8.30
>12 Tahun
Laki- laki: 2.25 – 8.30
Perempuan: 2.25 – 8.83
LYMPHOSIT# 10˄3 /µL 0 – 1 MINGGU : 2.60 – 19.00
1 Minggu – 1 tahun: 1.50 – 9.00
1 tahun – 5 tahun : 1.00 – 7.25
5 Tahun – 12 Tahun:0.90 – 5.50
>12 Tahun
Laki- laki: 0.90 – 5.50
Perempuan: 0.90 – 5.50
MONOSIT# 10˄3 /µL 0 – 1 MINGGU : 0.00 – 2.28
1 Minggu – 1 tahun: 0.00 – 5.40
1 tahun – 5 tahun :0.00 – 0.90
5 Tahun – 12 Tahun:0.90 – 0.99
>12 Tahun
Laki- laki: 0.09 – 0.99
Perempuan:0.09 – 0.99
EOSINOFIL# 10˄3 /µL 0 – 1 MINGGU : 4.00 – 6.80
25
1 Minggu – 1 tahun: 0.00 – 4.50
1 tahun – 5 tahun : 0.00 – 0.75
5 Tahun – 12 Tahun:0.05 – 0.55
>12 Tahun :
Laki- laki: 0.05 – 0.55
Perempuan: 0.05 – 0.55
BASOFIL# 10˄3 /µL 0 – 1 MINGGU : 0.00- 0.38
1 Minggu – 1 tahun: 0.00 – 0.90
1 tahun – 5 tahun : 0.00 – 0.15
5 Tahun – 12 Tahun:0.00 – 0.22
>12 Tahun
Laki- laki: 0.00 – 0.22
Perempuan: 0.00 – 0.22
NEOTRIFIL% % 0 – 1 MINGGU : 50.0 – 75.0
1 Minggu – 1 tahun: 50.0 – 75.0
1 tahun – 5 tahun : 50.0 – 75.0
5 Tahun – 12 Tahun:50.0 – 75.0
>12 Tahun
Laki- laki: 50.0 – 75.0
Perempuan:50.0 – 75.0
Lymphosit% % 0 – 1 MINGGU : 20.0 – 50. 0
1 Minggu – 1 tahun: 20.0 – 50.0
1 tahun – 5 tahun : 20.0 – 50.0
5 Tahun – 12 Tahun:20.0 – 50.0
>12 Tahun
Laki- laki: 20.0 – 50.0
Perempuan: 20.0 – 50.0
Monosit% % 0 – 1 MINGGU : 0.00 – 6.0
1 Minggu – 1 tahun: 0.00 – 6.0
1 tahun – 5 tahun : 0.0 – 6.0
5 Tahun – 12 Tahun:2.0 – 9.0
>12 Tahun
Laki- laki: 2.0 – 9.0
Perempuan: 2.0 – 9.0
Eosinofil% % 0 – 1 MINGGU : 0.0 – 5.0
1 Minggu – 1 tahun: 0.0 – 5.0
1 tahun – 5 tahun : 0.0 – 5.0
5 Tahun – 12 Tahun:1.0 – 5.0
>12 Tahun
Laki- laki: 1.0 – 5.0
Perempuan:1.0 – 5.0
Basofil % % 0 – 1 MINGGU : 0.0 - 1.0
1 Minggu – 1 tahun: 0.0 – 1.0
1 tahun – 5 tahun : 0.0 – 1.0
5 Tahun – 12 Tahun: 0.0 – 2.0
>12 Tahun
Laki- laki: 0.0 – 2.0
Perempuan:0.0 – 7.0
LED mm/hour Laki- laki: 0 - 15
26
Perempuan: 0 – 20

1. Protombin Time Detik 11.5 – 15.5

2. APTT Detik 24 – 36.2

3. Waktu Pendarahan Menit 1 –3


(BT)
4. Waktu Pembekuan Menit 5 – 15
(CT)
5. Serum Iron ug/dl 0 – 1 Hari : 100-250
2 Hari – 7 Bulan : 40 – 100
8 Bulan – 16 Tahun : 50 – 120
>16 Tahun: 33-193

6. Feritin ng/ml 0 - 1 hari : 25 -200


2hari – 1 bln: 200 -600
2 bln – 5 bln: 50 - 200
6 bln– 16 thn: 7 – 140
16 thn > 28 - 365
7. TIBC ug/dl 0 – 1Hari: 134 – 318
2 Hari – 1 Minggu : 190-324
2 Minggu – 2 Bulan : 151 – 340
3 Bulan – 12 Bulan : 290-436
1 Tahun – 3 Tahun :274 – 475
4 Tahun – 10 Tahun : 262-497
11 Tahun – 16 Tahun : 290 – 441
>16 tahun : 228 – 428

Imuno Serologi

1. Anti Hiv Kualitatif - Negatif

2. HBS Ag Kualitatif - Negatif

3. Anti Dengue IgG - Negatif


IgM
4. Ns1 Ag - Negatif

5. Vdrl - Negatif

6. TPHA - Negatif

7. Malaria ICT - Negatif

8. CRP HS mg/L 0 – 1 Bulan:0.1 - 4.1


2 Bulan – 15 Tahun : 0.1-2.8
>16Tahun: <=5
27
9. WIDAL

Salmonella Typhi O - Negatif


Salmonella Paratyphi - Negatif
AO
Salmonella Paratyphi - Negatif
BO
Salmonella Paratyphi - Negatif
CO
Salmonella Typhi H - Negatif
Salmonella Paratyphi - Negatif
AH
Salmonella Paratyphi - Negatif
BH
Salmonella Paratyphi - Negatif
CH
10. IgM Anti Salmonela - 2 : Negatif
3 : Borderline
Ulangi pengujian, apabila tetep
inconclusive, sampling beberapa waktu
kemudian
4-5: Positif
Indikasi infeksi typhoid
6 : Positif
Indikasi kuat infeksi typhoid aktif

11. Anti Hcv Kuantitaif TV Non Reakif TV < 1.00


Reaktif TV > = 1.00
12. Procalsitonin ng/ml 0 – 0.05

13. D Dimer ng/ml <= 500

14. Anti Hbs - Negatif

15. Ig G H.Pylori TV Negative : TV < 0.75


Eguivocal : 0.75 ≤ TV < 1.00
Positive : TV ≥ 1.00

Urinalisis
1. Urine Lengkap

Warna -
Impurty -
pH - 5.0 – 8.5
Bj - 1.000 – 1.030
Leukosit - Negatif
Eritrosit - Negatif

28
Protein - Negatif
Glukosa - Negatif
Urobilin - Negatif
Urobilinogen - Negatif
Bilirubin - Negatif
Keton - Negatif
Nitrit - Negatif
Sedimen
Leukosit /LP 1 – 2/LP
Eritrosit /LP 0 – 1/LP
Epitel Squamous /LP 1 – 2/LP
Epitel Renal Tubular /LP 0 – 1/LP
Silinder - Negatif
Kristal - Negatif
Bakteri - Negatif
Sel Jamur - Negatif
2. Benzodiasephine - Negatif
Test
3. Cocain Test - Negatif

4. Amphetamin Test - Negatif

5. THC Test - Negatif

6. Opiates Test - Negatif

7. Test Kehamilan - -
HCG

Faeces
1. Faeces Lengkap

Warna - -
Bau - -
Konsisteni - -
Lendir - Negatif
Darah - Negtif
Leukosit / LP 1–2
Eritrosit /LP 0-1
Amoeba Vegetative - Negatif
Amoeba kista - Negatif
Karbohidrat - -
Lemak - -
Serat - -
Bakteri - -
Sel jamur - -
2. Hema test - Negatif

29
Penanda Jantung
1. CKMB ng/ml <=5.1

2. Troponin I ng/ml 1. Apabila hasil hs Troponin I < 2 ng/L: tidak


mengidentikasikan adanya intyrak miokard
akud
2. Bila hasil hs Troponin I ≥ 100 ng/L: ,
Mengindikasikan adanya infark miokard
akut
3. Bila ahasil ada dalam rentang 2 – 99 ng/L:
ulangi pemeriksaan 2 – 3 jam kemudian

Bila hasil pengulanagn sebagai berikuit:


1. Bila hasil hs Troponin I kedua di
kurangi hasil pertama ≥ 10:
Mengindikasikan adanya infark
miokard akut
2. Bila hasil hs Troponin I pertama dan
kedua sama- sama < 6: tidak
mengidentifiksaikan adanya infark
miokard akut
Note: Dilakukan dengan pengenceran 10x
terhadap sampel.
3. Myoglobin ng/L 0 - 46

Penanda Tumor
1. Ca 125 U/ml < 35.00

2. PSA ng/ml Umur < 40 : 0.21 – 1.72


Umur 40 – 49 : 0.21 – 2.19
Umur 50 – 59 : 0.27 – 3.42
Umur 60 – 69 : 0.22 – 6.16
Umur > 69 : 0.21 – 6.77

Fungsi hati
1. Total Protein g/dl 6.3 – 8.2

2. Albumin g/dl 3.5 – 5.2

3. Globulin g/dl 1.5 – 3.3

4. Bilirubin Total mg/dl 0 – 1 bln: <= 10.00


Laki- laki:
>1bulan: 1.4
Perempuan:
>1bulan: 1.0
30
5. Bilirubin Direk mg/dl <= 0.3

6. SGOT U/L Perempuan: <= 32


Laki-laki: <=40

7. SGPT U/L Perempuan: <=33


Laki-laki: <=41
8. Alkali Phospatase U/L Perempuan : 35- 105
Laki-laki: 40 – 130
9. Gamma GT U/L <= 40

10. Amilase U/L 15 - 53

11. Apo B mg/dl Laki-laki : 60 -133


Perempuan : 60 - 117
12. Lipase U/L 13 - 60

Fungsi Ginjal
1. Ureum mg/dl Laki laki :0.6 – 1.2
Perempuan : 0.5 – 1.0
2. Creatinin mg/dl <= 50.0

3. Asam Urat mg/dl 2.4 – 5.7

Lemak Jantung
1. Cholesterol Total mg/dl <= 200

2. Trigliserida mg/dl <= 150

3. HDL Cholesterol mg/dl 40 – 60

4. LDL Cholesterol mg/dl <= 100

Tiroid
1. Tshs mIU/ml 0.27 – 4.7

2. Tsh Neonatus mIU/ml <= 20

3. Ft4 pmol/l 9 - 20

4. Ft3 pmol/l 4 – 8.3

Elektrolit

31
1. Natrium mmol/L 137 - 145

2. Kalium mmol/L 3.5 – 5.1

3. Chorida mmol/L 98 - 107

4. Magnesium mg/dl 1.7 – 2.55

5. Calcium g/dl 8.6 – 10.2

6. Fosfor anorganik mg/dl 2.5 – 4. 5

Gula Darah
1. Gula Darah Puasa mg/dl 74 – 125

Gula Darah 2 Jpp mg/dl 74 - 154


2.

3. Gula Darah Acak mg/dl 0 – 1 hari : 40 – 60


>1 hari : 74 – 199

4. HB A1C % <= 6.5

Analisa gas darah


1. Ph - 7.37 – 7.45

2. Pco2 mmHg 35.0 – 45.00

3. Po2 mmHg 80.00 – 105.00

4. Be mmol/L (-2) - 3

5. Hco3 mmol/L 22.00 – 26.00

6. Tco2 mmol/L 23.00 – 27.00

7. O2 Saturasi - 95.00 – 98.00

8. Sodium ( Na) mmol/l 138 .00 – 146.00

9. Potassium (K) mmol/l 3.5 – 4.9

32
2. Nilai Kritis
Penetapan nilai kritis dilakukan oleh Dokter penanggung jawab laboratorium,
berdasarkan sumber/standar yang berlaku
Kimia Klinik

Parameter Umur Hasil Satuan

pH (AGD) Semua umur < 7.2 atau > 7.6 pH units


Natrium Semua umur < 125 atau > 150 mmol/L
Kalium Neonatus (<28 hari) < 2.5 atau > 7.0 mmol/L

Anak dan Dewasa < 2.5 atau > 6.5

Klorida Semua umur < 80 atau > 115 mmol/L


Kalsium Semua umur < 7 atau > 12 mg/dL

Glukosa Neonatus (<28 hari) < 40 atau > 400 mg/dL

Laki-laki dewasa < 50 atau > 400

Perempuan dewasa < 40 atau > 400

Hematologi

Parameter Umur Hasil Satuan

Trombosit Semua umur < 50.000 atau /L

> 1.000.000

Hemoglobin Neonatus (<28 hari) < 10 atau > 22 g/dL

Dewasa < 7 atau > 20

Hematokrit Neonatus (<28 hari) < 33 atau > 71 %

Dewasa < 20 atau > 60

WBC Semua umur < 2,5 ribu atau > 30 /L


ribu

APTT Semua umur >100 detik

33
PT INR Semua umur >5.0 INR detik

Imunologi

Parameter Umur Hasil Satuan

Troponin I Semua umur bila hasil positif

Nilai kritis (critical value) pemeriksaan mikrobiologi adalah ditemukan MRSA


pada Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Darah.
Nilai kritis (Critical Value) pemeriksaan patologi anatomi adalah semua hasil
pemeriksaan patologi

Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )

Pengertian:
Tata cara atau metode menyampaikan hasil laboratorium yang nilainya memiliki
resiko tinggi atau mengancam jiwa sehingga harus segera dilaporkan..

Tujuan :

1. Menjamin keselamatan pasien

2. Laporan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium dapat segera dilaporkan


kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan untuk segera ditindaklanjuti.

3. memberikan pelayanan medis kepada pasien secara tepat sesuai dengan


kondisinya.

4. Pedoman untuk petugas/perawat dalam melaporkan nilai kritis hasil pemeriksaan


laboratorium

34
Kebijakan :
SK Direktur RSU Kasih Ibu Nomor 054/RSUKI/KEP/XII/2018 tentang Kebijakan
Sasaran Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Kasih Ibu
SK Direktur RSU Kasih Ibu Nomor 073/RSUKI/KEP/XII/2018 tentang Nilai Kritis
Hasil Pemeriksaan Laboratorium dan Radiologi RSU Kasih Ibu
Prosedur :

1. Petugas laboratorium/analis melakukan pemeriksaan ulang guna memastikan nilai


hasil laboratorium benar-benar termasuk kriteria kritis.
2. Jika nilai kritis tetap terjadi maka petugas Laboratorium harus segera melaporkan
hasil pemeriksaan yang masuk dalam daftar nilai kritis laboratorium
3. Hasil laboratorium yang merupakan nilai kritis ditandai dengan tanda bintang dua
( ** ) dan di blok merah pada LIS
4. Petugas laboratorium/analis menghubungi perawat ruangan/perawat poliklinik/dokter
UGD dan atau DPJP untuk melaporkan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Bukti pelaporan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium dicatat pada buku
pelaporan hasil pemeriksaan nilai kritis (critical value) di unit laboratorium ( meliputi
tanggal, nomor, identitas paisen waktu,unit pengirim,parameter & hasil,pelapor &
jam pelapor penerima laporan, paraf dan tindak lanjut)
6. Petugas laboratorium akan menghubungi kembali petugas yang menerima laporan
untuk menanyakan tindak lanjut pelaporan (apakah sudah menghubungi DPJP,
apakah sudah melihat hasil laboratorium nilai kritis ).
7. Jika hasil laboratorium belum bisa dilihat pada EMR pasien, maka petugas
laboratorium akan mencetak hasil pemeriksaan laboratorium kritis dan membubuhi
stempel nilai kritis.
8. Perawat ruangan/perawat poliklinik/dokter UGD mencatat nilai kritis hasil
pemeriksaan laboratorium termasuk nama petugas laboratorium yang melaporkan,
tanggal dan waktu pelaporan, perawat/ dokter umum yang menerima laporan, paraf di
buku pelaporan nilai kritis (critical value)
9. Perawat ruangan/perawat poliklinik/dokter UGD segera menghubungi Dokter
Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP).
10. Apabila tidak bisa juga, perawat ruangan/perawat poliklinik/dokter UGD
menghubungi kembali 15 menit setelah menghubungi kedua

35
11. Apabila tidak bisa, perawat ruangan/perawat poliklinik akan menghubungi dokter
UGD untuk penanganan emergency.
12. Dokter UGD dapat mengambil keputusan untuk penanganan emergency sambil tetap
menghubungi DPJP.
13. Perawat ruangan/perawat poliklinik/dokter UGD melaporkan nilai kritis pemeriksaan
laboratorium dengan teknik SBAR (Situasi, Backgroun, Asesmen dan Rekomendasi)
14. Pelaporan hasil kritis didokumentasikan di rekam medis pasien pada form Catatan
Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) dan diverifikasi oleh pemberi instruksi
dalam kurun waktu 24 jam
15. Pastikan nilai kritis hasil pemeriksan laboratorium segera ditindak lanjuti dalam
waktu kurang dari 1 jam (60 menit)
16. Jelaskan kepada pasien tentang nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium dan
sampaikan instruksi DPJP kepada pasien..
17. Untuk Pasien Poliklinik jika DPJP tidak bisa dihubungi, sampaikan kepada pasien
hasil pemeriksaan laboratorium termasuk nilai kritis.
18. Sarankan pasien untuk ke UGD atau jika pasien sudah pulang sarankan untuk segera
ke rumah sakit
19. Jika pasien tidak bisa dihubungi dalam waktu satu jam, segera lakukan kunjungan
rumah.

Pemeriksaan Mikrobiologi dan Patologi Anatomi


1. Jika Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi darah ditemukan MRSA maka laboratorium
luar segera melapor ke laboratorium RS Kasih Ibu untuk segera dilaporkan kepada
DPJP agar segera ditindaklanjuti sesuai SPO pelaporan nilai kritis
2. Jika Hasil pemeriksaan Patologi Anatomi menunjukkan keganasan, maka
laboratorium Patologi anatomi rujukan agar segera melapor ke laboratorium untuk
segera dilaporkan kepada DPJP agar segera ditindaklanjuti sesuai SPO pelaporan nilai
kritis.
3. Hubungi segera jika pasien sudah pulang/pasien rawat jalan untuk tata laksana
selanjutnya.
4. Jika pasien tidak dapat dihubungi lakukan kunjungan rumah.
5. Dokumentasikan pada buku pelaporan hasil pemeriksaan nilai kritis (critical value) di
unit laboratorium oleh petugas laboratorium yang melaporkan.
36
F. Pengelolaan Limbah
Limbah di pisahan menjadi 2 jenis limbah yaitu sampah infeksius dan sampah
non infeksius
a. Sampah infeksius padat ditampung pada tempat sampah dengan kantong
warna kuning yang sudah di isi label Sampah Infeksius, sampah ini adalah
sampah yang terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh pasien,dan
sampah yang dihasilkan dari sisa pengerjaan pemeriksaan. Untuk limbah
benda tajam seperti jarum bekas dan limbah kaca dimasukan ke dalam
wadah khusus benda tajam yang tahan tusukan sharps Container
b. Untuk limbah cair infeksius di salurkan langsung ke saluran pembungan
yang terhubung dengan Ipal, limbah ini di hasilkan oleh alat medis
laboratorium.
c. Untuk sampah non infeksius ditampung pada tempat sampah dengan
kantong warna hitam yang sudah di isi label sampah non infeksius seperti
kertas, plastic pembungkus spuit, tisu dan lain lain yang tidak
terkontaminasi dengan darah dan cairan tubuh pasien.
d. Jika tempat sampah sudah terisi ¾ bagian langsung laporkan kepada
petugas cleaning service untuk di buang ketempat pembungan akhir dan di
ganti dengan kantong yang baru.
G. Arsip
Setiap kegiatan yang dilakukan di laboratorium di dokumentasi berupa buku
register, hasil pemeriksaan yang tidak di ambil, laporan bulanan laporan tahunan dan
formulir permintaan pemeriksaan.
 Dokumen berupa buku register dan lain lain di arsipkan selama 1 tahun jika sudah
melewati 1 tahun akan di musnahkan
 Hasil pemeriksaan laboratorium yang tidak di ambil melebihi 3 bulan akan di
musnahkan,hasil pemeriksaan laboratorium yang di rujuk atau yang di kerjakan di
laboratorium di simpan dalam bentuk digital pada EMR dan sytem LIS dan bisa
di cetak kembali bila di perluakn
 Laporan bulanan dan tahunan di simpan selama 1 Tahun
 Formulir Permintaan Pemeriksaan Laboratorium Disimpan Selama 3 Bulan.

H. Trouble Shooting
37
Pemecahan masalah dalam laboraotrium terutama masalah dengan pemeriksaan
diatur dalam panduan troubleshooting pada buku panduan manual pada masing masing
alat.

38
BAB V

LOGISTIK

A. Permintaan Bahan Habis Pakai

Melakukan order pada aplikasi Vesalius untuk bahan habis pakai medis di amprah
pada unit farmasi dan untuk barang habis pakai logistik (alat tulis dan lain lain) pada unit
Logistik. Kebutuhan barang habis pakai di sesuaikan dengan kebutuhan dan stok
minimal. Permintaan amprahan disetujui oleh kepala unit (verbal).

B. Permintaan Reagen
1. Mengisi form amprahan rangkap tiga.
2. Di buat oleh kepala unit, form diserahkan ke unit farmasi dengan persetujuan
dari petugas pengendalian stok
3. Form permintaan yang sudah disetujui unit farmasi dan pengendalian stok
disimpan oleh unit farmasi, unit pengendalian stok dan laboratorium
menyimpan form copy nya.
4. Permintaan reagen disesuiakan dengan stok minimal dan jumlah kunjungan
laboratorium

39
BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

Keselamatan Pasien / Patient Safety adalah keadaan dimana pasien bebas dari
harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit, cedera fisik, psikologis, sosial,
penderitaan, cacat, kematian dan lainnya. Di Laboratorium, Keselamatan Pasien bertarti
semua standar prosedur operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan pelayanan
laboratorium harus ditaati, tidak ada kesalahan pengambilan specimen, tidak ada
kesalahan analisa, tidak ada kesalahan pencetakan hasil dan penyerahan hasil, serta tidak
ada kesalahan ekspertisi hasil. Melaporkan segera nilai kritis merupakan salah satu
tindakan untuk keselamatan pasien.

Keselamatan pasien di laboratorium, berarti juga semua fasilitas yang dipakai


adalah fasilitas yang aman untuk pasien. Dimulai dari standar bangunan, peralatan
pengambilan specimen sampai alat-alat analiser yang dipilih adalah alat yang menunjang
mutu dan keselamatan pasien.

Keselamatan pasien di laboratorium juga meliputi pencegahan infeksi nosokomial


yang berhubungan dengan tindakan laboratorium dengan mengikuti standar pengendalian
infeksi mulai dari cuci tangan dan penggunaan alat pengaman diri (APD).

Tujuan Memenuhi standar keselamatan pasien di laboratorium RS adalah


menurunkan angka Kejadian Tidak Diharapkan di Laboratorium RS, mengumpulkan ,
menganalisa, mengevaluasi data dan mengusulkan jalan keluar pemecahan KNC, KTD
dan Sentinel Event yang terjadi yang berhubungan dengan laboratorium, serta
menganalisa resiko klinis dari suatu sistem yang diterapkan di Laboratorium.

TATA LAKSANA KESELAMATAN PASIEN.

Tata laksana keselamatan pasien di laboratorium adalah sebagai berikut:

1. Mulai dengan membuat Standar Prosedur Operasional (SPO).

2. Melakukan SPO di semua pelayanan laboratorium.

3. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang tidak
diharapkan (KTD).

4. Kepala Unit bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap KTD,
40
mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga lebih baik dan lebih
aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan mensosialisasikan tindak lanjut
untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi system yang baru tersebut.

5. Melakukan semua standar pengendalian infeksi.

6. Memilih peralatan yang bermutu dan aman bagi pasien

41
BAB VII

KESELAMATAN KERJA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomer 43 tahun 2013 Bab VIII
menyatakan bahwa Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) laboratorium merupakan
bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium melakukan
berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan specimen yang berasal dari
manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan
specimen, maka berpotensi terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga terjadi dari
petugas ke petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi
bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami
keamanan laboratorium, mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan
pengamanan sehubungan dengan pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol
bahan/specimen secara baik menurut praktik laboratorium yangbenar.

Undang-undang no 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk


menjamin

1. Setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan dalam


melakukan kerja.

2. Agar pegawai dan setiap orang yang berada di tempat kerja selalu berada
dalam keadaan sehat dan selamat.

3. Agar faktor-faktor produksi dapat dipakai dan dijalankan secara efisien.

Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya setiap
pekerja laboratorium aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari paparan
cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya

A. gedung

1. Design laboratorium harus memiliki system ventilasi yang memadai dengan


sirkulasi udara yang adekuat.

42
2. Design laboratorium harus mempunyai alat pemadam api yang tepat bahan
kimia berbahaya.

3. Design laboratorium harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menghindari


panas sejauh mungkin, dengan memakai alat pembakar gas yang terbuka
untuk menghindari bahaya kebakaran

4. Dua pintu / jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran dan terpisah
sejauh mungkin.

5. Tempat penyimpanan reagen didesign untuk mengurangi resiko sampai


sekecil mungkin

6. Sistem pembuangan limbah yang aman.

B. Peralatan Laboratorium.

Semua alat di laboraotirum memiliki kemanan sedemikian rupa sehingga pekerja


tidak terpapar aliran listrik

C. Alat Pengaman Diri.

Jenis alat pelindung yang digunakan petugas laboratorium meliputi:


sarung tangan, jas laboratorium, masker, sepatu. Sarung tangan harus selalu
dipakai pada saat melakukan tindakan diperkirakan terjadi kontak dengan darah,
cairan tubuh, secret, dan benda yang terkontaminasi. Cuci tangan harus selalu
dilakukan pada saat sebelum memakai dan melepas sarung tangan. Sarung tangan
harus berbeda untuk setiap pasien.

Jas laboratorium merupakan salah satu jenis pakaian kerja wajib


digunakan selama di laboratorium. Tujuan pemakaian jas laboratorim untuk
melindungi petugas dari kemungkinan percikan darah atau cairan tubuh pasien
dan yang dapat mencemari seragam kerja. Seragam kerja harus segera diganti bila
terkena darah atau cairan tubuh yang lain, Sepatu kerja digunakan di area
pemeriksaan laboratorium sehingga dapat mencegah terperciknya sampel ke kaki
petugas dan mencegah terlukanya kaki petugas karena terkena tusukan benda
tajam jika terjadi

43
D. Monitoring Kesehatan

Keadaaan kesehatan petugas laboratorium harus memenuhi standar kesehatan


yang telah ditentukan di laboratorium. Untuk menjamin kesehatan para petugas
laboratorium dilakukan hal-hal sebagai berikut

1. Pemeriksaan foto toraks bagi pegawai yang bekerja dengan bahan yang
diduga mengandung bakteri tuberculosis.

2. Pemberian imunisasi

3. Petunjuk Pencegahan Infeksi Untuk Petugas Kesehatan.

4. Mencegah penyebaran bahan infeksi.

5. Melakukan dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan yang


sesuai setiap habis kerja.

6. Menempatkan sisa specimen dalam wadah yang tahan bocor.

7. Mencegah bahan infeksi tertelan atau terkena kulit serta mata selama
bekerja

8. Mencuci tangan dengan sabun/desinfektan sebelum dan sesudah bekerja.

9. Menggunakan alat pelindung mata/muka jika terjadi resiko percikan bahan


infeksi saat bekerja.

D. Mencegah infeksi melalui tusukan dan paparan cairan tubuh pasien

1. Cuci dengan air mengalir dengan sabun atau anti septik tanpa melakukan
pemencetan

2. Segera lapor ke atasan

3. Buat laporan

4. Investigasi lapangan oleh team PPI.

5. Petugas dan sumber dilakukan pengecekan darah Anti HCV, HIV dan
HbsAg

44
6. Perawatan dan pengawasan dokte

45
BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL

Pra analitik adalah suatu rangkaian kegiatan sebelum specimen siap diperiksa.
Cakupan kegiatan pranalitik adalah persiapan pasien, penulisan permintaan pemeriksaan
laboratorium, identitas pasien, persiapan pengambilan specimen, metode pengambilan
specimen, waktu pengambilan specimen, pemilihan tabung / wadah specimen,
transportasi specimen, penempelan identitas pada tabung specimen , pengelolaan
specimen sebelum dilakukan pemeriksaan pada alat analitik. Kegiatan-kegiatan pra
analitik diatas sangat mempengaruhi hasil akhir suatu hasil laboratorium.

Pengendalian mutu pre analitik harus dimulai dari sejak persiapan pasien
sampaipengelolaan specimen. Hal-hal yang diukur untuk melihat mutu preanalitik
adalah:

1. Apakah persiapan pasien sudah benar?

2. Puasa?

3. Apakah form permintaan berisi identitas pasien?

4. Apakah permintaan pemeriksaan sudah benar?

5. Berapa tusukan yang dilakukan saat pengambilan darah?

6. Apakah jumlah specimen dan tabung / tempat specimen sudah


benar?

7. Apakah sampel hemolitik?

46
Kegiatan analitik dimulai dengan memastikan reagen dan alat yang dipakai dalam
kondisi baik sebelum pemeriksaan dilakukan. Cara memastikan alat dan reagen dalam
kondisi baik adalah dengan cara melakukan pemeliharaan Quality Control dengan
langkah sebagai berikut:

1. Nyalakan alat sesuai standar prosedur operasional

2. Lakukan pemeliharanan

3. Lakukan pemeriksaan bahan Quality Control

4. Cek Hasil Quality Control apakah sesuai dengan nilai jarak nilai yang
ditetapkan

5. Lihat grafik control harian , apakah sesuai dengan “rule” yang ditetapkan ,
bila sesuai alat dan reagen siap untuk dipakai

6. Bila hasil tidak sesuai dengan jarak nilai yang ditetapkan , cek bahan
Quality Control , cek reagen , cek panjang gelombang pada alat, pada cek
cuvet baca pada alat, cek lampu ada alat, perbaiki semua hal ini bila
dianggap ada masalah.

7. Lakukan kalibrasi, cocokan nilai kalibrasi.

Kegiatan mutu pos analitik adalah kegiatan untuk memastikan hasil laboratorium
tertera dengan benar pada formulir hasil dan diterima oleh pasien yang benar dalam
waktu yang tepat. Kegiatan mutu pos analitik termasuk didalamnya adalah:

1. Verifikasi dan Validasi hasil pemeriksaan laboratorium

2. Ekpertisi dokter

3. Validasi Penyerahan hasil laboratorium

47
B. PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL

Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain
diluar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai penampilan
laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan

48
BAB IX

PENUTUP

Pedoman pelayanan Unit Laboratorium disusun sebagai acuan dalam


melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RSU Kasih Ibu

Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai salah satu


bagian penunjang medik diharapkan dapat memberikan informasi yang teliti dan akurat
tentang aspek labolatoris terhadap spesimen atau sampel yang dilakukan pengujian,
sehingga mutu hasil pengujian laboratorium terus dapat ditingkatkan seiring dengan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan penyakit.

49

Anda mungkin juga menyukai