Yaitu pasien dari Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan RSP
USK yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
2. Pasien Rawat Inap Yaitu pasien yang dirawat di ruang perawatan RSP
USK yang memerlukan pemeriksaan laboratorium
3. Pasien Luar
Yaitu pasien dari dokter luar RSP USK maupun dari rumah sakit lain yang
memerlukan pemeriksaan laboratorium.
Yaitu pasien yang berasal dari Instalasi rawat jalan yang melakukan
medical check- up untuk keperluan : pengangkatan pegawai negeri sipil,
pemeriksaan kesehatan calon haji, pemeriksaan kesehatan calon anggota
legislatif dan pemeriksaan kesehatan calon kepala daerah yang ada di
wilayah Kota Madya Banda Aceh yang memerlukan pemeriksaan
laboratorium.
D. Batasan Operasional
1. Pemeriksaan Hematologi
E. Landasan Hukum
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/ Menkes/ SK/ III/ 2008 tentang Pedoman
Akreditasi
Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/ Menkes/ Per/ VIII/ 2009 tentang
Pengiriman dan
Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/ Menkes/ Per/ VIII/ 2009 tentang Jejaring
Laboratorium
Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan Re- Emerging;
BAB II
STANDAR
A. Kualifikasi KETENAGAAN
SDM
B. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSP USK diatur dalam 3 shift
jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 1 ( satu ) orang dengan
rincian :
2. Dinas sore:
a. 1 orang Petugas
Laboratorium
C. Pengaturan
Jaga
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh KA. Instalasi laboratorium,
disetujui oleh Kepala KA. bidang Penunjang Medis dan ditandatangani oleh
Wakil Direktur Pelayanan Medis, Penunjang dan Keperawatan , KA. bidang
Penunjang Medis dan KA. Instalasi Laboratorium. Jadwal dinas dibuat untuk
jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke analis pelaksana laboratorium setiap
satu bulan.
2. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas malam,
libur dan cuti.
Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal tidak dapat jaga sesuai jadwal
yang telah ditetapkan ( terencana ) , maka analis bersangkutan harus
memberitahu KA. Instalasi laboratorium satu hari sebelumnya, dan diharapkan
yang bersangkutan sudah mencari analis pengganti. Apabila analis bersangkutan
tidak mendapatkan analis pengganti, maka KA. Instalasi Laboratorium akan mencari
tenaga analis pengganti.
3. Apabila ada tenaga analis tiba- tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah
ditetapkan ( tidak terencana ) , maka KA. Instalasi Laboratorium akan mencari
analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat analis pengganti, maka analis
yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.
BAB III
STANDAR
A. Denah Ruangan FASILITAS
Laboratorium
2
Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : . . . . m , dengan masing – masing luas
2
ruangan ....m
2
di tambah ruang tunggu pasien kurang lebih . . . . m , terdiri dari :
1. Ruangan Sampling
2. Meja administrasi
Yaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat untuk proses akhir hasil
laboratorium dan tempat mengentry data bahan habis pakai/ reagen yang
dipakai
3. Tempat reagen
Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang barang laboratorium
4. Lemari Arsip
Yaitu tempat untuk penyimpanan stok reagen dan semua barang habis pakai di
laboratorium.
B. Standar fasilitas.
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSP USK antara lain :
TATA LAKSANA
PELAYANAN
A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan
jaminan perawatan masing- masing
b. Untuk Pasien rawat jalan; pasien datang langsung ke Laboratorium dengan
membawa formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan
berkas jaminan yang sesuai dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim ke laboratorium oleh
petugas ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi lengkap.
2. Persyaratan khusus : sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,
seperti puasa, tidak minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk pemeriksaan
Urine Lengkap
Adapun tata laksana pelayanan laboratorium secara rinci dituangkan dalam bentuk
alur pelayanan laboratorium RSP USK dapat dilihat dalam diagram berikut: Poin B.
B. Alur Pelayanan Laboratorium
Pasien
Sampel Sampel dari
Rawat
Dari Ruang IGD
Jala
n Rawat Inap
Sampling Billing
Pasien
IRJ Petugas
Analis billing
Lab
Analis
a
Analis
Lab
Manual Result
Entry
Analis
Lab
Releas
e
Analis
Quality
Autorize
d
Dokter Penanggung
Jawab Lab
Print
Analis
Lab
Pasien / Petugas
IRJ
/ Petugas
IRI
Administra
si
Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan jumlah
pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti permintaan cito
dan permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan laboratorium berdasarkan
permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu tunggu hasil laboratorium sebagai berikut:
Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada dalam
kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel muda karena
perlu konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.
Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur,
Ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
pada computer
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama, umur,
ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien, diberi
nama, umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
4. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau
nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
5. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau
nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien
D. Pengelolaan Spesimen
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan glukosa
3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
a. Darah Vena
1) Catat nama pasien , Tanggal Lahir, No. Registrasi pada tabung sampel
5) Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat darah keluar.
darah
c. Darah Kapiler
1) Lokasi pengambilan 2/ 3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga pada
anak, tumit kaki pada bayi.
4) Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah selanjutnya
diambil.
a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun tidur.
e.
Faeces
E. Pengolahan
Spesimen
HEMATOLOGI :
Darah EDTA 2 ml
1. Darah rutin Setiap hari ≤ 60
Darah EDTA 2 ml 60
2. Darah lengkap Setiap hari
Darah EDTA 2 ml Setiap hari 30
3. Golongan darah
Darah EDTA 2 ml Setiap Hari 2 x 24 jam
4. Gambaran darah tepi Setiap har ≤ 60
5. Malaria
HEMOSTASIS :
1. Waktu pendarahan Darah kapiler Setiap hari ≤ 60
URINALISIS :
1. Urin rutin Urin segar + 10 ml Setiap hari ≤ 60
FAECES :
1. Faeces rutin Faeces Setiap hari ≤ 60
Faeces Setiap hari ≤ 60
2. Darah samar
Kimia
PEMERIKSAAN BAHAN HARI KERJA JANJI
HASIL ( dalam
KARBOHIDRAT : menit)
1. Glukosa puasa Serum 0, 5 ml Setiap hari ≤ 60
LEMAK :
1. Trigliserida Serum 0, 5 ml Setiap hari ≤ 60
4. Kolestrol LDL
FUNGSI GINJAL :
1. Ureum Serum 0, 5 ml Setiap hari ≤ 60
FUNGSI HATI :
1. Bilirubin total Serum 0, 5 ml Setiap hari ≤ 60
Serum 0, 5 ml Setiap hari ≤ 60
2. Bilirubin direk
Serum 0, 5 ml Setiap hari ≤ 60
5. SGPT
ELEKTROLIT :
1. Natrium Serum 0, 5 ml Dirujuk 1 x 24 jam
3. Chlorida
SEROLOGI :
1. WIDAL Serum 0, 5 ml Setiap hari ≤ 140
5. Rapid Antigen
Covid- 19
Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSP USK,
berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di lingkungan RSP USK.
Prosedur Penyampaian Hasil Kritis
Pengertian : Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan laboratorium pada
beberapa parameter dengan hasil diluar rentang normal yang ditetapkan (
terlalu tinggi atau terlalu rendah ) , yang harus segera dilaporkan kepada
dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP ) agar dapat diambil
tindakan segera guna mengatasi keadaan / penyakitnya.
Tujuan : Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang
mengalami kegawatan atau dalam keadaan kritis.
Kebijakan : Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan laboratorium di
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Prince Nayef, harus segera
dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan ( DPJP ) /
Dokter pengirim, atau perawat penanggung jawab sebelum hasil dicetak di
kertas.
Prosedur :
1. analis laboratorium segera menghubungi perawat penanggung jawab ruangan
melalui telepon bila hasil pemeriksaan pasien menunjukkan nilai kritis ( critical value )
.
2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku pelaporan hasil
kritis ( critical value ) .
Nilai kritis
PT : > 20
DETIK APTT : >
70 DETIK Hb : <
5 gr/ dL
3 3
Trombosit : < 50. 000/ mm atau> 1. 000. 000 / / mm
Ureum : > 215 mg/
dL KGD :
- Dewasa : < 40 mg/ dLatau > 400 mg/ dL
- Bayi : < 30 mg/ dLatau > 300 mg/ dL
Elektrolit :
- Na : < 120 mEq/ L atau> 160 mEq/ L
- K : Dewasa : < 2. 5 mEq/ L atau > 6. 5
mEq/ L Bayi : < 2. 5 mEq/ L atau > 8.
0 mEq/ L
- Cl : < 80 mEq/ L atau > 115 mEq/ L
I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus ( Safety
box)
b. Jerigen yang ¾ penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di bawa
ke tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan tusuk,
kemudian diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke tempat pengolahan
limbah.
Tulis nama, umur, jenis kelamin, nomor registerasi, poli, jenis dan jumlah
sampel, jenis pemeriksan pada buku register laboratorium
3. Kwitansi pembayaran
a. Buku kerja QC
QC Kimia Klinik
c. Pisahkan dari masing- masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan urutan
bulan dan tahun.
a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing- masing kertas kerja sesuai
dengan hari dan tanggal pemeriksaan.
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara dingin
dari bagian pendingin.
setiap hari.
2.
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus. Beban
harus di buat seimbang sebelum centrifus di jalankan.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang sebelum
centrifus di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap minggu atau
bila terjadi tumpahan atu tabung pecah.
3. Mikroskop
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol setiap
hari setelah selesai bekerja, terutama bila terkena minyak imersi.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif, karena kotoran
akan mudah masuk.
f. Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh berada
pada satu garis dengan kondensor, karena dapat mengakibatkan lensa
pecah bila ulir makrometer dan mikrometernya sudah rusak.
4. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang sesuai
dengan suhu pemeriksaan.
j. Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan yang
melekat pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang sulit
dihilangkan, bila tersentuh tangan waktu mengganti lampu, segera bersihkan
dengan alcohol.
5. Sheker / rotator
c. Minyaki mesin.
6. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena
pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet, juga
pengeringan seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah bentuk saat
pemanasan.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di dalam rak
pipet.
7. Alat gelas
2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa – sisa larutan extran tidak
tertinggal pada alat yang dicuci.
dapat tersedia dengan tepat, cepat, efektif, efisien dan profesional untuk
meningkatkan mutu laboratorium
C. Ruang lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis
pakai/ reagen ini
PROSES KETERANGAN
tidak
Mulai
1. Laporan bulanan
Ka Instalasi
Laboratorium
ditandatangani oleh:
Buat catatan stok &
evaluasi jumlah
stok
Ka. Instalasi
Ka. bidang Penunjang Medis
Ka. Instalasi
Direktur
Stok
Buat SP ke Wakil Direktur 2. Surat pemesanan ( SP)
administrasi Umum dan barang ditandatangani atau
Keuangan disetujui oleh
Setuj
Wakil Direktur
seles
ai administrasi
Umum dan
ya Ka. Ruangan
Keuangan
Hubungi
Suplier
3. Terima Barang disetujui oleh :
Ka . Instalasi
Suplier
Ambil SP,
ditandatangani 4. Setelah barang datang Ka
& kirim
barang Ruangan
:
Catat di buku penerimaan
Ka. Instalasi
Mengentry
Terima Barang
barang( PO,
Faktur)
OK
Ya Ka Instalasi
PROSES KETERANGAN
Mulai
Ka. Instalasi
Mengambil amprahan
VV
A. Pengertian
B. Tujuan
1. Pedoman umum :
dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
banyak
diinginkan menurun
3. Standar keselamatan
d. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien, salah pemeriksaan dan salah
penggunaan bahan/ reagen.
* Pengendalian lingkungan
* Penanganan linen
a. Kondisi potensial cidera: Kondisi atau situasi yang sangat berpotensi untuk
menimbulkan cidera, akan tetapi belum terjadi insiden. Contoh : jumlah
pasien banyak, jumlah staf kurang, nilai kritis tidak dilaporkan
d. Kejadian tidak cidera : suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien akan
tetapi tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/ SC pasien yang seharusnya
normal tetapi hasil yang dikeluarkan tinggi sehingga pasien menjalani cuci
darah, pasien dengan glukosa normal dikeluarkan hasil glukosa rendah
sehingga dilakukan koreksi glukosa ( terjadi karena salah sampel/ terjadi
gangguan pada proses pemeriksaan) .
a. Biru : Kejadian sangat jarang ( > 5 tahun / kali ) , tidak signifikan, tidak ada
cidera.
d. Kuning : sering/ likely ( beberapa kali/ tahun ) , mayor, cidera luas/ berat
( cacat, lumpuh ) , kehilangan fungsi ( irreversible)
e. Hasil laboratorium / sampel tidak ada( koordinasi dengan bagian yang lain
kurang efektif)
dengan FISHBONE
Faktor Kontribusi
B. Tujuan
1. Pra Analitik
a. Memakai jas laboratorium, sarung tangan, dan masker untuk mencegah
tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan infeksius pada kulit,
mulut, mata atau luka.
b. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan jarum dan semprit pada tempat
khusus untuk limbah tajam ( Sharps Colector) yang tersedia dan cegah
jangan sampe tertusuk jarum tersebut.
c. Sampel darah dimasukkan dalam wadah tertentu anti bocor dan tertutup
rapat dengan label identitas pasien.
e. Petugas sampling dilarang makan, minum, atau merokok pada waktu sampling.
2. Analitik
a. Penggunaan Pipet
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah terbakar,
segera matikan semua api, gas dalam ruangan tersebut dan ruangan
yang berdekatan. Matikan semua peralatan listrik yang mungkin
mengeluarkan bunga api.
c. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan infeksius
3. Pasca Analitik
d. Limbah padat
1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu dipindahkan
ke unit lain. b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
d. Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran yang ada
di rumah sakit ( APAR )
a. Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah
pancuran air selama kurang lebih 1 – 2 menit.
c. Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.
3. Pecahan gelas
angan.
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam ruangan
tersebut dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan api.
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na
bikarbonat.
1. Pengertian : Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan darah/
cairan.
2. Tujuan : Untuk melindungi mata dari cipratan darah/ cairan.
3. Kebijakan : Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari silang
infeksi .
4. Prosedur :
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya jangan
sampai terkena tubuh
2. Tujuan :
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang.
4. Prosedur :
bekerja
G. Pemakaian
Masker
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi silang
4. Prosedur :
dibelakang kepala
gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi bahan
berbahaya/ infeksius
2. Tujuan :
3. Kebijakan :
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan pasien dari
4. Prosedur :
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa dengan
darah, selaput lendir atau kulit yang terluka.
memegang cufnya.
Kesehatan
a. Pengertian :
1. Pemeriksaan darah.
2. Ro Photo Thorax
3.
Immunisasi d.
Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali.
3. Imunisasi
BAB VIII
PENGENDALIAN
MUTU
2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak
semua kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil sembarangan. Hal
– hal yang perlu diperhatikan :
a. Cara pengambilan
b. Jumlah bahan yang
dibutuhkan c. Waktu
pengambilan
d. Tempat
pengambilan e.
Wadah
3. Pemberian identitas
Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam
menerima sampel yang memuat data antara lain :
a. Nama, tanggal lahir dan alamat
pasien. b. No. laboratorium
c. Pengirim
d. Tanggal spesimen
diterima e. Diagnosa
f. Nama petugas penerima
spesimen g. Tanggal spesiman
selesai diperiksa h. Nama
pemeriksa
4. Penyimpan sampel
a. Bahan urin bisa ditambahkan pengawet
b. Serum beku bisa disimpan tiga hari sampai satu bulan didalam
freezer maksimal c. Disimpan dalam suhu 2 – 8 derajat celcius dengan
batas simpan 7 hari
d. Suhu kamar dengan batas simpan 24 jam, kecuali untuk pemeriksaan glukosa,
creatinin dan bilirubin.
1. Pengolahan
sampel :
a. Sampel darah, urin, feses harus segera sampai di
laboratorium. b. darah segera disentrifus
c. Bahan yang lain sesuai dengan permintaan pemeriksaan.
2. Kalibrasi Peralatan :
a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada
timbangan analitik. b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan
kalibrator
c. 1000/ 2000 jam lampu harus sudah diganti sesuai dengan jenis alat.